Disusun oleh:
Awara Biladiah
NIM: 422021728009
1. LATAR BELAKANG
Dendeng batokok merupakan salah satu olahan atau kuliner khas Sumatera
Barat atau suku Minang yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Dendeng
batokok merupakan masakan tradisional Indonesia yang masih mempertahankan
keunikan rasa dan cara pembuatannya hingga saat ini. Dendeng batokok sering
dibuat dari daging sapi atau kerbau. (Aprilia.2022) Dendeng batokok adalah
salah satu jenis dendeng tradisional yang diolah secara tradisional dengan
bahan baku utama yang dihasilkan di tingkat lokal, serta sudah dikenal
cukup lama. Dendeng batokok berpotensi untuk dikembangkan karena
memiliki citarasa yang khas, sehingga perlu diperkenalkan lebih lanjut menjadi
salah satu alternatif olahan daging. Proses produksi secara tradisional sering
menghasilkan produk yang bervariasi kualitasnya, untuk itu diperlukan
standardisasi terkait dengan proses pembuatan dendeng batokok sehingga
akan dihasilkan produk dengan kualitas yang lebih homogen dan terjamin
keamanannya. (Jahidin.2012)
2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Dendeng batokok
Cara Membuat:
1. Pertama-tama, daging sapi dipotong tipis dan diberi garam. Diamkan
selama 30 menit.
2. Haluskan bawang putih, ketumbar, merica, dan gula pasir. Kemudian,
tumis bumbu halus bersama daun jeruk, serai, jahe, dan lengkuas hingga
harum.
3. Setelah itu, masukkan potongan daging sapi dan aduk rata. Masak hingga
daging berubah warna.
4. Masukkan air secukupnya dan tunggu hingga airnya menyusut.
Tambahkan cabai merah dan cabai rawit yang sudah dicincang kasar.
5. Aduk rata dan masak hingga airnya kering dan daging menjadi kering.
6. Terakhir, panaskan minyak goreng dan goreng dendeng batokok hingga
kuning kecoklatan. Tiriskan dan sajikan.
Cara pembuatan
1. Gosok permukaan kulit ikan patin dengan garam dan air jeruk nipis
sampai kesat, biarkan beberapa saat, kemudian potong-potong, cuci bersih
dan tiriskan.
2. Siapkan wajan cekung, masukkan air, bumbu halus, cabe giling, daun
kunyit, salam, serai, dan daun jeruk, aduk rata, kemudian nyalakan api.
Masak sampai mendidih.
3. Masukkan ikan patin, beri garam, tutup wajan, masak dengan api kecil
sampai ikan matang, sekitar 15 menit. Jangan terlalu diaduk agar ikan
tidak hancur.
4. Masukkan asam kandis, tutup kembali, lanjutkan memasak sampai kuah
mengental, koreksi rasanya. Bisa diberi sedikit gula bila suka.
5. Masukkan tomat hijau dan cabe rawit merah, masak sampai layu, angkat
dan sajikan.
Catatan
1. Masak asam padeh ikan patin dengan api kecil dan tanpa diaduk, karena
ikan patin mudah hancur. Cukup digoyang-goyang wajannya dan siram-
siram ikan dengan kuahnya agar bumbu merata.
2. Bila memasak dalam jumlah banyak, tomat hijau dan cabe rawit utuh bisa
di skip. Masukkan tomat hijau dan cabe rawit merah pada saat
menghangatkan ikan menjelang disajikan.
Masyarakat Minang percaya dengan cita rasa masakan yang luar biasa
karena menggunakan santan dalam pengolahan makanannya. Cabai merah
dipercaya memberikan rasa pedas yang mampu menghangatkan tubuh. Selain itu,
cabai merah mengandung antioksidan dan multivitamin yang baik untuk
menangkal radikal bebas dari bahan baku hewani yang biasa digunakan pada
masakan gurun; Jahe, kunyit, lengkuas, dan serai merupakan bumbu utama yang
umum ditemukan pada masakan Minangkabau selain bawang merah dan bawang
putih. Selanjutnya aroma harum masakan Minang-kabau berasal dari daun kunyit,
daun jeruk, dan daun salam. (Mardhatillah .2020)
َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُأِح َّل َلُهْم ُقْل ُأِح َّل َلُك ُم الَّطِّيَباُت َو َم ا َع َّلْم ُتْم ِم َن اْلَج َو اِر ِح ُم َك ِّلِبيَن ُتَع ِّلُم وَنُهَّن ِمَّم ا َع َّلَم ُك ُم ُهَّللا َفُك ُلوا
ِمَّم ا َأْمَس ْك َن َع َلْيُك ْم َو اْذ ُك ُروا اْس َم ِهَّللا َع َلْيِه َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َس ِريُع اْلِح َس اِب * اْلَيْو َم ُأِح َّل َلُك ُم الَّطِّيَباُت َو َطَع اُم
اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب ِح ٌّل َلُك ْم َو َطَع اُم ُك ْم ِح ٌّل َلُهْم َو اْلُم ْح َص َناُت ِم َن اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْح َص َناُت ِم َن اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب
ِم ْن َقْبِلُك ْم ِإَذ ا آَتْيُتُم وُهَّن ُأُجوَر ُهَّن ُم ْح ِصِنيَن َغْيَر ُمَس اِفِح يَن َو اَل ُم َّتِخِذ ي َأْخ َداٍن َو َم ْن َيْكُفْر ِباِإْل يَم اِن َفَقْد َح ِبَط َع َم ُلُه
َو ُهَو ِفي اآْل ِخَرِة ِم َن اْلَخ اِس ِريَن
* َأَو َلْم َيَر ْو ا َأَّنا َخ َلْقَنا َلُهْم ِمَّم ا َع ِم َلْت َأْيِد يَنا َأْنَع اًم ا َفُهْم َلَها َم اِلُك وَن * َو َذ َّلْلَناَها َلُهْم َفِم ْنَها َر ُك وُبُهْم َوِم ْنَها َيْأُك ُلوَن
َو َلُهْمِفيَها َم َناِفُع َو َم َش اِر ُب َأَفاَل َيْشُك ُروَن
Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk
mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan
Kami, lalu mereka menguasainya? (71) Dan Kami menundukkannya (hewan-
hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan bagi
mereka dan sebagian lagi untuk mereka makan. (72) Dan mereka memperoleh
berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
(73) – (Q.S Yasin: 71-73)
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an al-karim