Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Asam Padeh

BAB I
Pendahuluan
Sejarah masakan Asam Padeh
Dalam sejarah Indonesia, maka Suku Minangkabau
merupakan bagian dari kelompok Deutro Melayu (Melayu Muda) yang melakukan migrasi
dari belahan daratan Asia kurang lebih 500 tahun sebelum masehi. Diperkirakan alur
penyebaran nenek moyang dari kelompok melayu muda ini, bermula dari daratan Asia,
menuju Thailand , kemudian masuk ke Malaysia Barat dan terus masuk menuju tempat-
tempat di Nusantara. Nenek moyang suku Minangkabau. Dari Malaysia barat kemudian,
bangsa ini masuk kearah Timur pulau Sumatera, menyusuri aliran sungai Kampar hingga tiba
di dataran tinggi yang disebut negeri Periangan, dilereng Gunung Merapi. Sebagaimana yang
dikisahkan dalam Tambo, sejalan dengan perkembangan penduduk dan kelompok masyarakat
ketika itu, nenek moyang etnis Minangkabau mencari tempat pemukinan penduduk dan
menemukan tiga lokasi untuk perluasan yang disebut Luhak nan Tigo (darek). Dari Luhak
nan Tigo inilah suku Minang menyebar ke seluruh wilayah yang disebut alam Minangkabau.
Adat dan budaya semakin berkembang, selain berasal dari Luhak nan Tigo, kemudian
menyebar kewilayah pesisir pantai pulau Sumatera. Wilayah rantau disebut Luhak rantau
(luhak nan bungsu).
Kedatangan bangsa Arab, India, Persia terjadi ketika pantai barat Sumatera menjadi
pelabuhan alternatif perdagangan selain Malaka. Demikian pula pesisir pantai jatuh ke tangan
Portugis, ketika perairan Malaka dikuasai oleh bangsa ini. Interaksi masyarakat pesisir pantai,
banyak terjadi dengan kedatangan pedagang pedagang ini.
Interaksi social, yaitu hubungan social yang dinamis, baik hubungan antar individu, antar
individu dan masyarakat dan antar masyarakat sendiri. Pengaruh timbal balik diperbagai segi
kehidupan manusia, melahirkan sesuatu hal yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup
manusia, termasuk dibidang kuliner.
Secara antropologi, setiap masakan menyebar seiring dengan penyebaran manusia. Makanan
yang tersebar itu kemudian bisa diterima di tempat lain. Selain itu, makanan juga menyebar
karena ada lokalisasi, proses industri yang disesuaikan dengan adab dan budaya setempat.

Sejak kapan masakan minang itu menjadi kekayaan budaya kuliner Minangkabau ?
Bagaiman asal usulnya ? Siapa yang pertama membuatnya? Bila pertanyaan ini kita ajukan
kepada orang tua-tua kita , kemungkinan besar tidak ada yang bisa menjawabnya dengan
pasti. Dibidang kuliner, masyarakat semulanya membutuhkan makanan untuk kekuatan
tubuh, yang diperoleh dari bahan makanan yang mengandung karbo hidrat. Mereka menanam
padi. Mereka memasak nasi. Kemudian mereka melengkapi dengan lauk pauk yang diperoleh
dari binatang ternak yang dipelihara dan hidup di alam.

Kegunaannya dalam acara adat


Makanan dan minuman dalam pandangan suku Minangkabau, tidak hanya sekedar memenuhi
kebutuhan hidup, atau sekedar dalam upacara tradisi saja, namun juga memiliki nilai-nilai
lain dalam kehidupan individu atau kelompok. Berkaitan dengan pandangan tersebut, orang
Minangkabau membedakan makanan sehari-hari dengan makanan untuk upacara dan
peringantan.

Minangkabau adalah salah satu daerah yang kaya dengan rangkaian acara tradisi. Diantaranya
adalah upacara adat dan keagamaan. Upacara adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang
turun temurun mengandung nilai budaya, aturan, norma, dan hukum yang harus diikuti
menjadi system social yang berlaku di suatu daerah. Contoh upacara adat itu adalah

(1) Upacara batagak panghulu,

(2) Baralek (upacara perkawinan)

(3) Turun mandi (upacara kelahiran anak)

(4) Manando hari, (acara kematian)

(5) Acara keagamaan, dsb.

Dalam upacara-upacara adat dan agama terdiri dari makanan pokok: nasi dengan lauk
pauknya; daging, ikan dan sayur-sayuran. Parabuang (dessert/makanan penutup) yang terdiri
dari kue-kue. Sedangkan makanan tradisi yang berasal dari hewan adalah; kerbau, sapi,
kambing, ayam, itik, ikan (ikan air tawar terutama di darek dan ikan laut laut untuk di
pesisir). Jenis makanan tradisi terutama yang dihida

ngkan dalam upacara-upacara adat dan agama terdiri dari makanan pokok: nasi dengan lauk
pauknya; daging, ikan dan sayur-sayuran. Parabuang (dessert/makanan penutup) yang terdiri
dari kue-kue.

BAB II
PEMBAHASAN
Sistematika penulisan
Asam pedas (bahasa Melayu) atau asam padeh (bahasa Minangkabau) adalah salah satu
masakan tradisional Minangkabau dan Melayu (Riau, Jambi, dan Semenanjung Malaya) yang
memiliki cita rasa asam dan pedas. Masakan ini menggunakan berbagai jenis ikan dan
hidangan laut seperti ikan tongkol, kakap, tuna, Ikan kembung, gurami, dan cumi-cumi
sebagai bahan utama yang kemudian dibumbui dengan asam potong, cabai, dan rempah-
rempah lainnya.
Hidangan ikan asam pedas dikenal secara meluas di Sumatera dan di Semenanjung Melayu.
Hidangan ini dikenal baik dalam khazanah seni memasak Minangkabau ataupun Melayu,
sehingga tidaklah jelas dari manakah asal mula hidangan ini. Hidangan asam pedas Minang
dapat ditemukan dengan mudah di seluruh Rumah Makan Padang yang ada di Indonesia dan
Malaysia, bahkan telah menjadi masakan khas masyarakat Melayu dan Aceh. Namun racikan
bumbu-bumbu yang digunakan berbeda menurut daerah masing-masing.

ASAM PADEH
Asam pedas merupakan kuah yang di dalamnya terdapat bumbu pedas dan asam yang
dilengkapi dengan sayur-sayuran. Di Aceh, asam pedas sangat jarang menggunakan sayur,
melainkan dipadukan dengan ikan tongkol yang disebut Asam Keueng. Sedangkan di Riau,
asam pedas telah menjadi bagian dari seni memasak masyarakat Melayu yang biasanya
dipadukan dengan ikan patin, ikan baung, ikan selais, dan ikan gabus.
Penyebaran seni memasak asam pedas bertumpu dari minangkabau hingga semenanjung
melayu, mencari asal usul masakan unik ini sedikit sulit, sebab masing-masing daerah
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Di Aceh misalnya, wujud asam pedas tidak merah
layaknya asam padeh khas minangkabau, meski rasa asam dan pedasnya sulit dibedakan.
Asam padeh khas Minangkabau selalu menggunakan tambahan sayur, seperti kentang dan
kacang panjang. Asam padeh selera Minangkabau memiliki kuah warna kemerahan. Warna
merah pada kuah tidak benar-benar sebanding dengan rasa pedas, mungkin lebih pedas atau
mungkin sebaliknya, sebab warnanya memang khas seperti itu bukan sebagai patokan rasa
pedas.
Sesuai dengan namanya yaitu padeh berarti pedas dan asam berarti asam, alhasil rasanya
serupa kuah sayur asem namun agak pedas dengan tekstur kuah lebih kental. Rasa asamnya
lebih kuat daripada sayur asem, sedang pedasnya akan memberikan nuansa segar pada
lidah, sungguh nikmat.
Asam padeh menggunakan berbagai jenis ikan dan hidangan laut seperti ikan tongkol, kakap,
tuna, Ikan kembung, gurami, dan cumi- cumi sebagai bahan utama yang kemudian dibumbui
dengan asam jawa, cabai, dan rempah-rempah lainnya.

Nilai Gizi
Asam padeh memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Manfaatnya sangat besar karena merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Keunggulan utama pada ikan adalah tingginya kadar protein dan asam amino esensial. Asam
amino esensial adalah unit terkecil dari protein yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh
manusia.
Protein sangat penting bagi perkembangan sel tubuh, pertumbuhan otak anak dan berfungsi
untuk sistem kekebalan tubuh. Protein yang terkandung dalam ikan merupakan 9 asam amino
esensial super lengkap yang dibutuhkan manusia.
Selain protein, ikan mengandung kalsium, fosfor, lemak, dan zat besi. Lemak dalam ikan
adalah jenis lemak baik yang mampu meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh serta
berfungsi untuk menormalkan detak jantung sekaligus memperbaiki pembuluh arteri yang
menyempit.
Agar lemak pada ikan mas tidak rusak sebaiknya dimasak dengan cara direbus daripada
digoreng. Salah satunya dengan memasak ikan mas menjadi sayur asam padeh yang bercita
rasa tinggi, cepat sekali dibuat, dan memiliki kandungan gizi yang super untuk tubuh.

CARA MEMBUAT
Bahan:
- 500 gr (kurang lebih) Ikan Tongkol
- 1000 ml air
- 1 batang serai, ambil putihnya (dikeprek)
- 1 lembar daun kunyit (yang sedang)
- 2 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- 3 asam kandis kecil (kalau terlalu besar bisa terlalu asam)
- 1 buah tomat (optional)
- Garam
Bumbu dihaluskan:
- 20 cabe merah (sesuai kebutuhan)
- 6 butir bawang merah ukuran sedang
- 2 butir bawang putih ukuran sedang
- 3 butir kemiri
- 1 ruas jempol lengkuas
- ruas jempol jahe

Cara Memasak:
- Bersihkan Ikan, kemudian lumuri dengan garam dan air jeruk nipis
- Didihkan air bersama bumbu yang dihaluskan, setelah mendidih masukkan daun
salam,daun
Jeruk dan daun kunyit
- Setelah mendidih,tunggu sampai air agak menyusut baru masukkan ikan-Masukkan asam

potong ketika ikan setengah matang, masak sampai ikan empuk


Tips:
Seperti tadi sudah diberitahukan, Ikan Tongkol ini bisa diganti dengan daging,Ikan Gurame
ataupun jamur tiram.Apabila menggunakan daging, jumlah air dikurangi karena pada saat
dimasak daging akan mengeluarkan air, dan daging dimasukkan bersama-sama pada saat
mulai merebus kuah (jangan sampai mendidih)Untuk Ikan gurame dan Jamur Tiram, karena
teksturnya lebih lembut pada saat air mendidih masukkan asam kandis, tunggu agak
menyusut airnya baru masukkan Ikan Gurame atau Jamur.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asam Pedas atau dikenal dengan sebutan Asam Padeh merupakan masakan tradisional
Minangkabau dan Melayu. Masakan ini mudah ditemui karena menjadi salah satu andalan
menu hidangan di Restoran Padang pada umumnya dan juga sebagai menu pada setiap acara-
acara adat. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tongkol, kakap, tuna, Ikan kembung,
gurami, dan cumi-cumi yang kemudian dipadukan dengan bumbu dan rempah sehingga
menghasilkan cita rasa yang enak dengan kombinasi asam dan pedasnya.Asam padeh adalah
salah satu masakan padang yang jinak artinya rendah lemak dan kolesterol.
Penyebaran seni memasak asam pedas bertumpu dari minangkabau hingga semenanjung
melayu, mencari asal usul masakan unik ini sedikit sulit, sebab masing-masing daerah
memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Saran
Masyarakat Minangkabau adalah salah satu masyarakat yang telah berhasil mengembangkan
pengolahan berbagai sumber daya alamnya menjadi berbagai jenis makanan, tetapi yang
menarik jenis makanan berbahan dasar daging justru menjadi jenis makanan yang lebih
dominan. Ini menarik, karena masyarakat yang mengembangkan budaya pertanian dan
perdagangan, justru menjadikan daging sebagai konsumsi utamanya. Makanan sebagai
symbol material budaya dapat kita pahami dalam hal dua sisi, yaitu makanan sebagai sesuatu
yang telah menjadi tradisi budaya dalam kehidupan sebuah masyarakat (life culture), dan
makanan sebagai gaya hidup yang dijadikan sebagai suatu budaya yang dikembangkan (style
culture). Apabila sifatnya diwariskan dari generasi ke generasi (generic), maka gaya hidup
sebagai budaya sifatnya dikembangkan secara kontekstual. Maka dari itu kita harus
melestarikan masakan-masakan tradisional, jangan sampai masakan tradisional tersebut
direbut oleh bangsa luar ,karena itu adalah salah satu budaya turun temurun dari nenek
moyang kita.

Anda mungkin juga menyukai