Anda di halaman 1dari 12

Nilai Sosial Pangan,

Makanan,
Kepercayaan, Adat
dan Kebiasaan
Kelompok VI
Siti Mirja Bantan (P07131020060)
Sunarti Wally (P07131020061)
Siti Julaiha (P07131020069)
Sartika Ernas (P07131020058)
1. Nilai Sosial Pangan Dan
Makanan

• A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI SOSIAL


PANGAN DAN MAKANAN

• B. FUNGSI SOSIAL MAKANAN


A. Nilai Sosial Pangan Dan
Makanan
Nilai sosial pangan dan makanan yang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor budaya diantaranya:

1. Faktor-Faktor Sosial Rumah Tangga


Kebutuhan makan bukanlah satu-satunya dorongan untuk
mengatasi rasa lapar, di samping itu ada kebutuhan fisiologis,
seperti pemenuhan gizi ikut mempengaruhi.

2. Tingkat Pendidikan Rumah tangga


Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal
kesehatan dan gizi
Lanjutan…..
3. Status Pekerjaan Orang Tua
Kesejahteraan rumah tangga tidak selalu bergantung pada
penghasilan yang diperoleh, tetapi juga ditentukan oleh siapa
yang mencari nafkah dan mengontrol pengeluaran rumah tangga

4. Tingkat Pendapatan Rumah Tangga


Pendapatan rumah tangga adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dari pendapatan semua anggota rumah tangga dari
berbagai kegiatan ekonomi sehari-hari misalnya upah dan gaji,
hasil produksi pertanian dikurangi biaya produksi, pendapatan
dari usaha rumah tangga bukan pertanian dan pendapatan dari
kekayaaan seperti sewa rumah, sewa alat, bunga, santunan
asuransi, dan lain-lain
Lanjutan….
5. Jumlah Anggota Rumah tangga
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik berada di
rumahpada saat pencacahan maupun sementara tidak ada.
B. FUNGSI SOSIAL PANGAN DAN MAKANAN

Fungsi sosial makanan menurut (Almatsier, 2002), mengandung


enam unsur yaitu:
• Berfungsi dalam perut besar (gastronomic function)
• Makanan sebagai arti budaya
• Makanan sebagai fungsi religi dan magis
• Fungsi komunikasi
• Makanan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
2. Nilai Sosial kepercayaan
adat, dan kebiasaan
• Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna
yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi.
• Terkait dengan kepercayaan, status, prestise,
kesetiakawanan dan ketentraman.
• Makanan memiliki banyak peranan dalam kehidupan
sehari-hari suatu komunitas manusia.
• Makna ini selaras dengan nilai hidup, nilai karya, nilai
ruang atau waktu, nilai relasi dengan alam sekitar; dan nilai
relasi dengan sesama.
Lanjutan….
• Setelah mengetahui betapa kuatnya kepercayaan-
kepercayaan suatu masyarakat mengenai apa yang
dianggap makanan dan apa yang dianggap bukan makanan,
sehingga terbukti sangat sukar untuk meyakinkan orang
untuk menyesuaikan makanan tradisional mereka demi
kepentingan gizi yang baik.
• Karena pantangan agama, takhayul, kepercayaan
tentangkesehatan, dan suatu peristiwa yang kebetulan
dalam sejarah ada bahanbahan yang bergizi baik yang tidak
boleh dimakan, mereka diklasifikasikan sebagai “bukan
makanan”. Dengan kata lain, makanan adalah suatu konsep
budaya, suatu pernyataan yang sesungguhnya mengatakan
“zat ini sesuai bagi kebutuhan gizi kita.”
Lanjutan….
Makanan selain penting bagi kelangsungan hidup kita, juga
penting bagi pergaulan sosial, yang mempunyai simbolik antara
lain sebagai berikut:
• Makanan sebagai ungkapan ikatan sosial

• Makanan sebagai ungkapan dari kesetia-kawanan kelompok

• Simbolisme makanan dalam bahasa


A. Makanan dalam konteks kultur nilai-nilai
budaya Meliputi:
Makanan dalam konteks kultur nilai-nilai budaya meliputi:
• pilihan rasional terhadap jenis makanan
• cara memasak,kesukaan dan ketidaksukaan
• kearifan kolektif, kepercayaan
• pantangan-pantangan yang berkaitan dengan produksi
• persiapan dan konsumsi makanan.
Lanjutan…

• Koentjaraningrat menyatakan sistem nilai budaya terdiri dari


konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka
anggap amat bernilai dalam hidup.
• Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakukan manusia.
• Sebagai bagian dari adat-istiadat dan wujud ideal dari
kebudayaan.
• Sistem nilai-budaya seolah-olah berada diluar dan di atas dari
para individu yang menjadi warga masyarakat yang
bersangkutan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai