Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIOANTROPOLOGI

PERTEMUAN KE SEMBILAN
MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA, DAN MANUSIA
KERAGAMAN KESETARAAN

Dosen:
Muhammad Asrar,S.KM.,MPH

Disusun Oleh Kelompok IV :


Sunarti Wally
Novira Pattimura
Nirmala Sari Hakia
Jose souisa
Dina Efruan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
JURUSAN GIZI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah praktek ini dengan judul “MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BUDAYA, DAN MANUSIA KERAGAMAN KESETARAAN ”. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan terselesaikan
makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah masih kurang sempurna.Oleh karena itu, dengan senang
hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Ambon, April 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar belakang ....................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................1
1. Tujuan umum ..........................................................................1
2. Tujuan khusus .........................................................................1
D. Manfaat ..............................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................3
A. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya ..................................3
B. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan .......................3
C. Etika dan estetika budaya .............................................................5
D. Problematika kebudayaan ............................................................6
E. Memanusiakan manusia ...............................................................6
F. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia ................................8
G. Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya ...........................9
BAB V : PENUTUP ....................................................................................12
A. Kesimpulan .................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................13

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupannya manusia menjalani banyak aktifitas, mulai dari aktifitas
pribadi,keluarga, etnis/suku, kelompok dan masyarakat. Dari aktifitas-aktifitas tersebut
kegiatan yang melibatkannya etnis/sukunya yang memiliki kekhasan tersendiri. Pada
umumnya kegiatan yang terjadi dalam kalangan suatu suku atau etnis merupakan warisan
turun-temurun dari para leluhur-lehuhur mereka. Sedangkan sifat dari kegiatan-kegiatan
tersebut umumnya sacral atau dianggapsuci dan bernilai oleh kalangan masyarakat suku
atau etnis tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral
tersebut biasa kita sebut sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat
berupa aturan-aturan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu
kalangan suku atau etnis.Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan
etnis memiliki berbagai macam budaya yang unik dan memiliki keistimewaan sendiri.
Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam suatu suku atau etnis khususnya diIndonesia
merupakan pelaku utama budaya-budaya yang ada di dalam Nusantara itu, karena itu
manusia adalah mahluk budaya.
B. RUMUSAN MASALAH
• Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia sebagai makhluk budaya?
• Apa yang dimaksud dengan apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan?
• Apa yang dimaksud dengan etika dan estetika budaya?
• Apa yang dimaksud dengan problematika kebudayaan?
• Apa yang dimaksud dengan hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
• Apa yang dimaksud dengan kemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang manusia sebagai makhluk
budaya dan manusia keragaman dan kesetaraan
b. Tujuan khusus
• Mengetahui tentang hakikat manusia sebagai makhluk budaya
• Mengetahui tentang apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
• Mengetahui tentang etika dan estetika budaya
• Mengetahui tentang problematika kebudayaan
• Mengetahui tentang hakikat keragaman dan kesetaraan manusia
• Mengetahui tentang kemajemukan dalam dinamika sosial budaya
D. MANFAAT

1
Sebagai pembelajaran mahasiswa menambah dan memperluas pengetahuan
serta sebagai sarana mengaplikasikan keilmuan tentang manusia sebagai makhluk
budaya dan manusia keragaman dan kesetaraan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan di alam fana ini ada empat
macam, yaitu alam, tumbuhan, ia adalah salabinatang, dan manusia. Sifat-sifat yang dimiliki
makhluk tersebut sebagai berikut:

1. Alam memiliki sifat wujud


2. Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup
3. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali hawa nafsu.\
4. Manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu serta akal budi.

Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga
mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila
dibanding dengan makhluk yang lainnya. Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi human
(manusia yang manusiawi). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu mengembangkan
sisi kemanusiaanya.

Kelebihan manusia dibanding makhluk lain terletak pada akal budi.manusia mampu
menciptakan kebudayaan, mengkreasikan, memperlakukam, memperbarui, memperbaiki,
mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia, baik
dengan alam maupun manusia lainnya. Untuk itu manusia dapat dikatakan sebagai pencipta
kebudayaan dan makhluk berbudaya. Kebudayaan mempunyai kegunaan sangat besar bagi
manusia,sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.\


2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan lain
3. Sebagai pembimbing kehidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku didalam pergaulan.
6. Pengantar agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, jika berhubungan dengan orang lain.

B. APRESIASI TERHADAP KEMANUSIAAN DAN KEBUDAYAAN


1. Manusia dan kemanusiaan

Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan/tuntutan untuk


berkesusaian dengan hakikat dari manusia. Hakikat manusia bisa dipandang secara

3
segmental atau dalam arti persial. Misalkan manusia dikatakan sebagai homo
economicus, homo faber, homo socius, homo homini lupus, zoon politicon dan
sebagainya.

Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan


terhadap harkat dan martabat yang luhur. Semua manusia adalah luhur, karena itu
manusia tidak harus dibedakan perlakuannya hanya karena perbedaan suku, ras,
keyakinan, status sosial ekonomi, asal usul dan sebagainya. Dengan demikian, sudah
sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling menghargai dan
saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan.

2. Manusia sebagai kebudayaan

Dalam bahas Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin
colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, culture bisa diartikan
sebagai mengolah tanah atau bertani. Dengan demikian bisa kata budaya ada hubungan
nya dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber-sumber kehidupan, dalam hal
pertanian. Definisi kebudayaan telah banyak di kemukakan oleh banyak ahli. Beberapa
contoh sebagai berikut:

a) Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik
b) Andreas Eppink menyatakan bahwa kebudayaan megandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan. Serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala pernyataan
intelektualdan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
c) Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalam nya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e) Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi
pekertinya. [4]

Dari beberapa definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupansehari-hari,kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi

4
sosial, religi, seni dan lain-lainyang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

C. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

1. Etika manusia dalam berbudaya


Etika pada umumnya membahas membicarakan masalah-masalah yang berkaitan
dengan predikat nilai sosial, atau tidak asusila, baik dan buruk. Dalam hal ini, etika
termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan etika itu sendiri berkaitan dengan baik buruk
perbuatan manusia. Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan
ada tiga jenis makna etika yaitu :
a) Etika dalam nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b) Etika dalam ariti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimksud di sini adalah
kode etik).
c) Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk. Disini etika sama artinya
dengan filsafat moral
.
2. Estetika manusia dalam berbudaya
Estika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. estetika
berkaitan dengan nilai indah-jelek (tidak indah). Nilai estetika berati nilai tentang
keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit dan estetika murni.
a) Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang
baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide kebaikan adalah
indah.
b) Secara sempit, yaitu indah yang terbataspada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna)
c) Secara setetik murni, menyangkut pengalaman estetika seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,
pendengaran, perabaan, dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan
persepsi (anggapan) indah.

Sesuatu yang estetik berati memenuhi unsur keindahan. Keindahan secara


murni maupun secara sempit, baik dalam bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada.
Nilai ekstetika tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Kita tidak bisa memaksa
seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan sebagaimana pandangan kita.
Nilai-nilai esteika lebih bersifat perasaan, bukan pernyataan.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk


memunuhi unsur keindahan. Disinilah manusia berusaha berestetika dalam
berbudaya. Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah
oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Oleh

5
karena itu, estetika berbudaya tidak semata-mata dalam berbudaya harus memenuhi
nilai-nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya
manusiauntuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya.

D. MEMANUSIAKAN MANUSIA

Manusia harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusiaan yang melekat dalam dirinya.
Manusia memiliki perikemanusiaan, tetapi binatang tidak biasa dikatakan memiliki
perikebinatangan. Hal ini karena binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan manusia memiliki
akal budi yang biasa memunculkan rasa atau perikemanusiaan. Perikemanusiaan inilah yang
mendorong perilaku baik sebagai manusia.

Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa menghargai dan


menghormati harkat dan derajat manusia lainya. Memanusiakan manusia adalah tidak menindas
sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku buruk
lainnya. Sebaliknya, sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain hanya akan merendahkan
harga diri dan martabatnya sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia. sedangkan bagi
orang lain sebagai korban tindakan yang tidak manusiawi akan menciptakan penderitaan,
kesusahan, kekuatan, perasan dendam, dan sebagainya. Sedangkan bagi orang lain sebagai
korban tindakan yang tidak manusiawi akan menciptakan penderitaan, kesusahan, ketakutan,
perasaan dendam, dan sebagainya.

E. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda
menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau
bangsa) memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kelompok lain, yang membentuk ciri dan
menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian kebudayaan menjadi identitas dai
persekutuan hidup manusia.

Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan
hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya
pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.

1. Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah peroses pemindahan, penerusan, pemilikan dan
pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan
budaya bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada
generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan ke generasi yang akan
datang.
Dalam hal pewarisan budaya dapat muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi

6
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak
sesuai lagi dengan budaya warisan.

2. Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi
keadaan yang fungsinya tidak sesuai bagi kehidupan yang dapat menimbulkan sebuah
masalah.

3. Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses penyebarannya unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat kemasyarakat
yang lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke
masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat Barat (negara-negara
Eropa) masuk dan memengaruhi kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika).
Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara
meluas

Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain:

a) Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup


Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-
temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan.Mereka enggan
meninggalkan kampumg halamannyan atau beralih pola hidup sebagai
petani.padahal umumnya miskin.
b) Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan prinsip atau sudut pandang
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan laksana pembangunan. Contohnya, program
Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki.
c) Hambatan budaya berkaitan dengan factor piskologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena
bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan adanya
mekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan mereka hidup di tempat yang lama
d) Masyarakat tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang berkomunikasi dengan
masyarakat luar, karena pengatahuaan sangat terbatas, seolah-olah tertutup untuk
menerima program-program pembangunan.
e) Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.

7
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian
rupa, yang menganggap hal-hal baru ini akan merusak tatanan hidup mereka yang
sudah memililki secara turun-temurun.
f) Sikap Etnosentrisme.
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku
bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap
semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan
suku, agama, ras, dan antargolongan.
Masing-masing kebudayaan itu dianggap sebagai satu ciri khas daerah
lokal, Yang terkadang justru menimbulkan sikap etnosentrisme pada anggota
masyarakat dalam memandang kebudayaan orang lain. Sikap etnosentrisme dapat
menimbulkan kecenderungan perpecahan dengan sikap kelakuan yang lebih tinggi
terhadap budaya lain
g) Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan , sering kali disalahgunakan
oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan
manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya disalahgunakan yang justru menggangu
kesehatan.

F. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN MANUSIA


1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-
jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. manusia sebagai mahluk tuhan tetaplah
berjenis satu. Keragaman manusia di maksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu yang setiap
individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama di tinjau dari sipat-
sipat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.

Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-teman


mahasiswa lain dengan sipat dan watak yang bergam. Dalam kehidupan sehari-hari
kita akan menemukan keragaman akan sipat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang
kita jumpai. Jadi manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam

Selain mahluk individu, manusia juga mahluk social yang membentuk


kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga
beragam. Masyarajat sebagai persekutuan itu berbeda dan beragam karena ada
perbedaan, misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, agama, budaya,
ekonomi, status social, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain.

Keragaman individual maupun social adalah implikasi dari kedudukan


manusia, baik sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Kita sebagai individu akan

8
berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita sebagai
bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.

2. Makna kesetaraan manusia


Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di
banding mahluk lain.
Di hadapan tuhan,semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau,
tingkatannya Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan manusia tersebut
terhadap tuhan yang maha esa Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini
berimplikasi pada adanya pengakuaan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia.
Jadi, kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia.
Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan
hak, dan persamaan kewajiban, sebagai sesama, manusia. Implikasi selanjutnya
adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap manusia bisa merealisasikan serta
perlunya merumuskan sejumlah kewjiban-kewajiban agar semua bisa melaksanakan
agar tercipta tertib kehidupan
G. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan
masyarakat, majemuk. Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep
masyarakat majemuk, ( plural society ) pertama kali di perkenalkan oleh furnivall tahun
1948 yang mengtakan bahwa ciri utama masyarakat adalah kehidupan secara
berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan
tergabung dalam sebuah satuan politik, konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia
masa kolonial.

Masyarakt hindia belanda waktu itu dalam pengelompokan komunitasnya di


dasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama. Masyarakat tidak hanya terkelompok
antara yang memerintah dengan yang di perintah tetapi secara fungsional terbelah
berdasarkan satuan ekonomi, yaitu antara pedaggang cina, arab, india, dan kelompok
petani bumi putra.

Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi tersebut hidup pada lokasi masing-


masing dengan sistem sosialnya sendiri, meskipun di bawah kekuasaan politik kolonial.
Konsep masyarakt majemuk Furnivall di atas, di pertanyakan validitasnya sekarang ini
sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta kemajuaan ilmu
pengetahuaan dan teknologi. USMAN PELLY ( 1989 ) mengkategorikan masyarakat

9
majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan
vertical.

Secara horizontal masyarakat majemuk di kelompokkan berdasarkan ;

1. Etnik dan ras atau asal-usul keturunan


2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atau perilaku
4. Agama
5. Pakaian, Makanan, dan budaya, material lainnya

Secara vertikal, masyarakat majemuk di kelompokan berdasarkan :


1. Penghasilan atau ekonomi
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan dan sosial politik

Seperti telah di uraikan di muka, hal-hal demikian dapat di katakan sebagai


unsure-unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat. Keragaman atau kemajemukan
masyarakat terjadi karena unsure-unsur, seperti ras, etnik, agama, pekerjaan ( profesi ),
penghasilan, pendidikan, dan sebagainya.pada bagian ini akan di ulas tentang
kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsurunsur ras dan etnik.

a) Ras
Berdasarkan karakter biologis, pada umunya manusia di kelompokan
dalam berbagai ras. manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi
badan,warna kulit, mata, hidung dan karakteristik fisik lainnya .
jadi ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik
biologis.
Ciri utama pembeda antar ras antara lain ciri alamiah rambut pada badan ;
warna alami rambut, kulit, dan iris mata ,bentuk lipatan penutup mata,;
bentuk hidung serta bibir; bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan.
Misalnya, ras melayu secara umum bercirikan kuli sawo matang,rambut ikal,
bola mata hitam, dan berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan kulit
hitam dan berambut keriting.

b) Etnik atau suku bangsa


F.Baar ( 1988 ) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang
sebagian besar secara biologis maupun berkembang biak dan bertahan,

10
mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam sutau
bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan
menentukan sendiri ciri kelompok yang di terima kelompok lain dan dapat di
bedakan dari kelompok populasi lain.
Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan
jumlah etnik yang besar. Berapa persis jumlah etnik di Indonesia sukar untuk
di tentukan. Sebuah buku pintar rangkuman pengetahuan sosial, lengkap
menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa Indonesia ada 400 buah ( Sugeng
HR, 2006 ).klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya di dasarkan
system lingkaran hukum adat.
Van volleheven mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat di
Indonesia (Koentjaraningrat,1990). Keanekaragaman kelompok etnik ini
dengan sendirinya memunculkan keanekaragaman di kebudayaan di
Indonesia. Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa
Indonesia adalah heterogen.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan di alam fana ini
ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan, ia adalah salabinatang, dan manusia. Kelebihan
manusia dibanding makhluk lain terletak pada akal budi.manusia mampu menciptakan
kebudayaan, mengkreasikan, memperlakukam, memperbarui, memperbaiki,
mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia,
baik dengan alam maupun manusia lainnya. Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai
yang berisi keharusan/tuntutan untuk berkesusaian dengan hakikat dari manusia. Hakikat
manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti persial. Misalkan manusia
dikatakan sebagai homo economicus, homo faber, homo socius, homo homini lupus,
zoon politicon dan sebagainya.

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang


berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia
(masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kelompok
lain, yang membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan
demikian kebudayaan menjadi identitas dai persekutuan hidup manusia.

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah dapat menambah pengetahuan kita bersama.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rafael raga maran. Manusia dan kebudayaan dalam perspektif ilmu budaya dasar.
Jakarta.Rineka 2007

13

Anda mungkin juga menyukai