Anda di halaman 1dari 18

2.1.

Pengertian Sosiologi dan Antropologi


2.1.1 Pengertian Sosiologi
Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa
Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya
teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti
katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan
(masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran
ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat, muncul pada abad ke-19, yang dipopulerkan oleh
seorang filosof Prancis yang bernamaAuguste Comte (1798
1857). Di dalam bukunya Course De Philosophie Positive, ia
menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat harus melalui
urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap
akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan demikian, Comte merintis upaya
penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad
sebelumnya dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan
istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Ia
mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas
dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke19.
Gagasan Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan
munculnya sejumlah ilmuwan di bidang sosiologi. Mereka antara
lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile
Durkheim, George Simmel, dan Max Weber. Mereka semua
berjasa dalam menyumbangkan beragam pendekatan untuk
mempelajari
masyarakat
yang
sangat
berguna
bagi
perkembangan sosiologi.
Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi.
a. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
antarmanusia dalam kelompok-kelompok.

hubungan

b. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:


Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama,
gejala keluarga, dan gejala moral).

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial


dengan gejala nonsosial (gejala geografis, biologis)
c. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkof
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang strukturstruktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat
stabil.
e. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakantindakan sosial.
f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk
perubahan sosial.
g. Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama
dalam masyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antara
manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara
terbentuknya hidup bersama serta perubahannya,
perserikatan, kepercayaan, dan keyakinan.
h. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada
kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok
tersebut.
i. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada
segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan
berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyarakat.
Dari beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha
mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat

umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang ingin
mengetahuinya.
2.1.2. Pengertian Antropologi
Menurut Drs.Ariyono Suyuno Antropologi berasal dari kata
latin yaitu Antropos yang berarti manusia dan logos atau akal.
Dengan begitu antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia
dengan masyarakat serta kebudayaan. Antropologi sosial adalah
suatu cabang ilmu yang mempelajari sejumlah kebudayaan tadi
dan akhirnya merumuskan hukum hukum yang berlaku umum
untuk kepentingan manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan
hasil daya budhi cipta, karya dan karsa manusia yang
diperguakan untuk memahami lingkungan sertapengalamannya
agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya sesuai dengan unsur
unsur universal didalamnya.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsurunsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani anthropos yang
artinya manusia dan logy atau logos yang berarti ilmu yang
mempelajari tentang manusia. Sedangkan pengertian secara
harfiah adalah ilmu yang mempelajari tentng manusia yang
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat bagi manusia
itu sendiri, dan memberikan pengertian tentang budaya, tradisi,
bahasa, adat istiadat dll.
Antropologi berarti kajian manusia akan tetapi, yang jelas
para pakar antropologi bukan satu-satunya pakar yang berurusan
dengan manusia, karena ada juga berbagai spesialis tentang
Beethoven, Euripides, Oedipus kompleks dan Perang Boer. Juga
bukan berarti bahwa para ahli antropologi hanya mengkaji
manusia, sebagian menghabiskan waktunya menerobos rimba
Afrika untuk mengkaji primat berbulu.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orangorang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip

seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada


masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti
manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus
utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari
disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu
sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga
metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada
pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal.
Definisi Antropologi menurut para ahli
1. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang
umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh
pengertian
yang
lengkap
tentang
keanekaragaman manusia.
2. David Hunter: Antropologi adalah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
3. Koentjaraningrat:
Antropologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian
sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari
manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (caracara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga
setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Dengan, demikian antropologi merupakan hal yang mempelajari
seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat
dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah
dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah
masyarakat sekarang ini.

2.2. Perbedaan dan persamaan Sosiologi dan Antropologi


2.2.1 Perbedaan Sosiologi dan Antropologi
Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur yang
sama dengan
sosiologi, diantaranya beragam masyarakat dan
kebudayaan
manusia.
Tujuannya
adalah
untuk

mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan


kebudayaan manusia pada umumnya.
a) Secara umum perbedaannya jika ditinjau yaitu :
-

kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan


sejarah perkembangan yang berbeda.

Perbedaan dan pengkhususan pada pokok dan bahan


penelitian dari kedua ilmu itu.

metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masingmasing.

b) Dilihat dari Pokok Ilmiahnya (Objek Penelitiannya)


Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah mencatat
bahwa ilmu itu sejak mulanya hingga sekarang objek-objek
penelitiannya masih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan
suku bangsa yang hidup di luar langkungan kebudayaan
bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya, sejarah
perkembangan ilmu sosiologi mencatat bahwa ilmu itu sejak
mula hingga sekarang objek-objek penelitiannya tertuju pada
masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yang hidup dalam
lingkungan kebudayaan Eropa dan Amerika.
Namun pada fase perkembangan keempat ilmu antropologi,
para sarjana antropologi juga mulai memperhatikan tentang
gejala-gejala masyarakat dan lingkungan kebudayaan masyarakat
Eropa dan Amerika, sedangkan sejak kira-kira akhir abad ke-19
banyak penelitian sosiologi yang mulai mengolah tentang
masyarakat suku bangsa pribumi di luar wilayah Eropa dan
Amerika.
Lingkungan masyarakat dan kebudayaan Eropa-Amerika itu
dapat dilokasikan dalam kota-kota tidak hanya di negara-negara
Eropa dan Amerika, tetapi juga di kota-kota di Afrika, Asia,
Oseania dan Amerika Latin. Di luar kota-kota di Afrika, Asia,
Oseania dan Amerika Latin itu sifat-sifat kebudayaan EropaAmerika mulai berkurang, dan makin jauhlah kita pergi dari
lingkungan masyarakat perkotaan, dan masuk ke dalam
masyarakat pedesaan, maka makin berkuranglah unsur-unsur
Eropa-Amerika itu. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat
dikatakan bahwa ilmu antropologi-sosial terutama mencari objekobjek penelitiannya di dalam masyarakat pedesaan, sedangkan

sosiologi di dalam masyarakat perkotaan. Tetapi pegangan


tersebut belum bisa dijadikan sebagai pegangan mutlak dalam
hal menentukan perbedaan antropologi dan sosiologi dilihat dari
objek penelitiannya. Ini desebabkan karena pada akhir-akhir ini
tampak gejala bahwa para ahli antropologi pun mulai mencari
objek-objek masayarakat yang lebih kompleks atau masyarakat
perkotaaan, sebaliknya dalam sosiologi, terutama di Amerika
sejak lama berkembang suatu kejuruan yaitu sosiologi pedesaan
(rural Sociology) yang memperhatikan tentang masalahmasalah pertanian dalah kehidupan kota kecil masyarakat
pedesaan di Amerika Serikat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan perbedaan dari
antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan oleh perbedaan
antara masyarakat suku bangsa luar lingkungan Eropa-Amerika
dengan
bangsa-bangsa
Eropa-Amerika.
Kemudian
kalau
perbedaan itu juga tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara
masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, maka
perbedan nyata harus dicari, yaitu kedua ilmu memakai metode
ilmiah yang berbeda.
c) Dilihat dari Metode Ilmiahnya
Antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal
meneliti kebudayaan-kebudayaan suku bangsa penduduk pribumi
di Amerika, Asia, Afrika, dan Oseania. Suku-suku bangsa itu
biasanya hidup dalam masyarakat pedesaan yang kecil, yang
dapat diteliti keseluruhannya sebagai kebulatan. Sebaliknya ilmu
sosiologi selalu lebih memusatkan perhatiannya pada unsur-unsur
gejala khusus dalam masyarakat manusia, dengan menganalisis
kelompok-kelompok sosial yang khusus (social groupings),
hubungan antar kelompok-kelompok atau individu-individu (social
relations) atau proses-proses yang terdapat dalam kehidupan
suatu masyarakat (social processes).
Pengalaman dalam hal meneliti masyarakat kecil telah
memberi kesempatan kepada para ahli antropologi untuk
mengembangkan berbagai berbagai metode penelitian yang
bersifat penelitian intensif dan mendalam misalnya dengan
metode wawancara. Sebaliknya, para ahli sosiologi yang biasanya
meneliti masyarakat kompleks atau kota, lebih banyak
menggunakan berbagai metode yang bersifat penelitian meluas,
seperti dengan metode angket.
Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam
menghadapi keragaman (diversitas) di dalam bentuk kebudayaan

dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh dunia. Hal ini


menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan
bahan yang mengkhusus ke dalam, kualitatif: serta metode
pengolahan dan analisis yang bersifat membandingkan,
Komparatif.
Sosiologi lebih banyak berpengalaman dalam meneliti gejala
masyarakat perkotaan yang kompleks dan kurang memperhatikan
sifat beragam hidup masyarakat dan kebudayaan manusia yang
menjangkau seluruh dunia. Hal ini menyebabkan bergagai metode
mengumumpulkan bahan yang lebih bersifat meluas, merata dan
berbagai metode pengolahan bahan dan analisis yang
berdasarkan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar.
Metode-metode ini dapat disebut dengan kuantitatif, seperti
metode statistik.
Disamping adanya dua kompleks metode yang mempunyai
dasar-dasar yang berbeda, sebenarnya banyak metode peneliti
lain yang sekarang sudah dipakai oleh kedua ilmu itu bersamasama, karena pada hakikatnya tujuan dari kedua ilmu itu sama.
Memang, antropologi-sosial dan sosiologi adalah dua ilmu yang
mempunyai dua kompleks metode yang saling dapat isi-mengisi
dalam proyek-proyek penelitian masyarakat yang sama.
2.2.2 Persamaan Sosiologi dan Antropologi
Bila dilihat sekilas, antara ilmu antropologi dengan sosiologi
tidak ada perbedaan sama sekali. Antropologi sosial atau budaya
mengkaji tentang masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan
untuk mencapai pengertian asas-asas kehidupan masyarakat dan
kebudayaan pada umumnya, dan ini pun merupakan suatau
kajian dari sosiologi. Dengan demikian kajian kedua ilmu tersebut
sama yaitu objeknya adalah masyarakat.
Baik Antropologi dan Sosiologi adalah dua ilmu yang masingmasing dapat diterapkan pada masa lalu ataupun masa kini.
Keduanya juga mempelajari sama-sama mempelajari tentang
masyarakat. Pada kedua ilmu itu juga sekarang banyak dilakukan
metode penelitian lain yang pada hakikatnya mempunyai tujuan
yang sama. Metode-metode yang digunakan antropologi budaya
atau social dan sosiologi dengan demikian dapat saling mengisi
dalam melaksanakan proyek-proyek penelitian masyarakat yang
sama.
Objek studi sosiologi adalah masyarakat dengan fokus
hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul
dari hubungan antar manusia tersebut. Objek studi Antropologi

meliputi
pengkajian
tentang
antropologi
budaya
yang
mempelajari sejarah kebudayaan manusia di masa purbakala,
perkembangan bahasa, serta perilaku dan kebudayaan berbagai
masyarakat si dunia, dan antropologi fisik yang mempelajari
evolusi, ras, serta perkembangan perilaku makhluk primata yang
mencakup manusia.

2.3. Ruang Lingkup


2.3.1 Ruang lingkup Sosiologi
1) Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Untuk
mengetahui
secara
pasti
bahwa
sosiologi
dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan dengan terlebih
dahulu mengetahui apa yang dimaksud ilmu pengetahuan.
Soerjono Soekanto (1982: 5) menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun
secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol atau diperiksa
dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ilmu itu
meliputi:
a.
Pengetahuan (knowledge)
b.
Metode untuk memperoleh pengetahuan
c.
Disusun secara sistematis.
Dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh
dengan menggunakan metode ilmiah dan disusun secara
sistematis. Sedangkan kriteria suatu ilmu dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Bersifat empiris
b. Bersifat teoritis
c. Bersifat kumulatif
d. Bersifat non-etis.
Dalam Soekanto (1982: 13), disebutkan bahwa sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah
memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciriciri utamanya adalah sebagai berikut.
a.
Sosiologi bersifat empiris, yang berarti bahwa ilmu
pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat
spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut
selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil
observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsurunsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk

menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, hingga


menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif ini berarti teori-teori sosiologi
dibentuk atas dasar teori- teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori
yang lama, hingga menjadi baik atau dapat mencapai
kesempurnaan.
d.
Sosiologi bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan
bukanlah buruk-baiknya fakta tertentu, tetapi tujuannya
adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
2) Sosiologi sebagai ilmu sosial
Sosiologi masuk dalam kategori rumpun-rumpun ilmu
sosial dikarenakan permasalahan dalam ilmu sosial pada
umumnya
membicarakan
kehidupan
sosial
manusia,
masyarakat atau kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi
dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang masyarakat.
Masyarakat yang menjadi objek ilmu-ilmu sosial dapat
dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapa segi; ada segi
ekonomi yang antara lain bersangkut paut dengan produksi,
distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa; ada
pula segi kehidupan politik yang antara lain berhubungan
dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat; dan lainlain segi kehidupan. (Soekanto, 1982: 14)
Dengan demikian sudah jelas bahwa sosiologi merupakan
bagian dari ilmu sosial, karena yang menjadi bahasan adalah
masyarakat. Terdapat perbedaan sosiologi dengan ilmu-ilmu
sosial lainya, letak perbedaan sosiologi dengan ilmu sosial
lainnya dapat dilihat dari bahasan tentang masyarakat.
Sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara
keseluruhan. Sedangkan pada ilmu sosial lainnya hanya pada
segi-segi khusus dari masyarakat tersebut. Misalnya ilmu
ekonomi berusaha membahas mengenai usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, ilmu politik hanya mempelajri
mengenai kehidupan masyarakat yang menyangkut soal
kekuasaan. Sedangkan sosiologi memusatkan perhatiannya
pada segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola-pola umumnya.
Dari beberapa contoh perbandingan tersebut, dapat
ditegaskan bahwa ilmu sosiologi termasuk dalam lingkup ilmuilmu sosial yang membahas masyarakat dari berbagai segi dan
sudut pandang yang berbeda-beda. Begitu pula dengan
sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan

hubungan-hubungan
masyarakat tersebut.

antara

individu-individu

di

dalam

2.3.2 Ruang lingkup antropologi


Ruang lingkup atau bidang
mempelajari hal-hal berikut ini.

kajian

Antropologi

untuk

a. Asal usul manusia.


b. Evolusi fisik manusia.
c. Keragaman bentuk fisik manusia atau ras.
d. Kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudayaan,
perkembangan, dan penyebarannya.
e. Berbagai kemampuan manusia menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Dalam mengkaji manusia, antropologi bekerja sama dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya terutama Sejarah, Geografi, Geologi,
Ekonomi, Bahasa, Sosiologi, Psikologi, Politik, dan Ilmu Hukum,
serta Kesehatan Masyarakat.
Berbagai
cara
manusia
untuk
meraih
hidup
dan
perkembangannya dari masa ke masa. Sehingga perkembangan
struktur fisik dan pengaruhnya terhadap kehidupan mereka.
Studi tentang manusia berkaitan dengan:
a. Berbagai macam cara hidup manusia dan perkembangan dari
masa kemasa
b. Bertugas menyelidiki semua aspek manusia untuk memahami
manusia secara utuh.
c. Perkembangan fisik dan pengaruhnya terhadap kehidupan
mereka.
Social Science meliputi Bentuk-bentuk persekutuan hidup
manusia dalam kelompok. Bagian-bagian individu hidup dalam
kelompok yang berbeda-beda. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan perbedaan hidup dalam berbagai kelompok itu muncul,
tumbuh, bertahan dan berubah. Study Biology Berhubungan

deengan evolusi manusia dan berbagai perbedaan ragam dan


bentu fisik manusia di berbagai tempat dimuka bumi. Hubungan
Antropologi dengan ilmu-ilmu lain.

2.4 Kegunaan Sosiologi dan Antropologi


2.4.1 Kegunaan Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat,
sosiologi tentu memiliki kegunaan dalam beberapa bidang yang
antara lain :
1.

Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan
generasi
sekarang
tanpa
membahayakan
kelangsungan kehidupan generasi mendatang.
Kegiatannya
berupa
pengarahan-pengarahan
dan
bimbingan sosial mengenai ciri-ciri hidup masyarakat yang
lebih baik.
Perencanaan sosial lebih
mengatasi berbagai hambatan.

bersifat

preventif

untuk

Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial :


a. Sosiologi memahami perkembangan
masyarakat tradisional maupun modern.

kebudayaan

b. Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas


objektivitas.
c. Secara sosiologis suatu perencanaan sosial dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan
dan tingkat kemajuan masyarakat dari sudut
kebudayaannya seperti perkembangan IPTEK.
d. Sosiologi memahami hubungan manusia dengan
lingkungan alam, hubungan antar golongan pengaruh
inovasi (penemuan baru) terhadap masyarakat.
e. Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui
perkembangan masyarakat
2.

Penelitian
Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki
kelebihan dibanding ilmu-ilmu lainnya karena:

a. Memahami simbol kata-kata, kode dan berbagai istilah


yang digunakan masyarakat sebagai objek penelitian
empiris.
b. Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia
dalam masyarakat.
c. Kemampuan mempertimbangkan berbagai fenomena
sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, lepas
dari prasangka-prasangka subjektif.
d. Kemampuan melihat kecenderungan-kecendrungan ke
arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat
atas sebab-sebab tertentu.
e. Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional
sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak
jelas.
3.

Pembangunan
Proses
pembangunan
terutama
ditujukan
untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat baik secara material maupun
secara spiritual yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pembangunan harus bersifat rasionalistis
b. Adanya perencanaan dan proses pembangunan
c. Peningkatan produktivitas
d. Peningkatan standar kehidupan
e. Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
Tahap-tahap dalam pembangunan :
a. Perencanaan
Perlu diadakan identifikasi
kebutuhan masyarakat

terhadap

berbagai

macam

b. Penerapan
Perlu diadakan
masyarakat.

penyorotan

terhadap

kekuatan

dalam

c. Evaluasi
Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui
evaluasi
dan
dapat
diidentifikasi
tentang
adanya
kekurangan, kemacetan, kemunduran dan kemerosotan
4.

Pemecahan Masalah Sosial

Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsurunsur kebudayaan dan masyarakat yang membahayakan
kehidupan masyarakat.
Masalah sosial bersumber dari faktor-faktor berikut :
a.

Faktor ekonomis
bencana alam.

b.

Faktor biologis

: Penyakit menular, wabah.

c.

Faktor psikologis

: Bunuh diri, sakit jiwa.

d.

Kemiskinan,

pengangguran,

Faktor kebudayaan: Perceraian, kenakalan remaja,


konflik etnis.

Perubahan yang terjadi secara terus menerus pad


masyarakat yang saling berkembang seperti Indonesia
menimbulkan
disorganisasi
dalam
masyarakat
yang
menyebabkan munculnya masalah sosial, seperti :
a.

Desintegrasi keluarga

b.

Kenakalan remaja

c.

Kemiskinan

a.

Kejahatan

b.

Peperangan

c.

Pelanggaran terhadap norma

d.

Masalah kependudukan

Metode-metode sosiologi yang dipakai dalam memecahkan


masalah sosial adalah preventif dan metode represif. Metode
preventif lebih sulit dilakukan karena harus benar-benar
didasarkan pada penelitian yang sangat mendalam tentang
sebab-sebab terjadinya masalah sosial, sedangkan metode
represif dilakukan setelah suatu gejala dapat dipastikan
sebagai masalah sosial barulah diambil tindakan-tindakan
untuk mengatasi masalah sosial itu. Dalam mengatasi
masalah sosial diperlukan suatu kerja sama lintas ilmu
pengetahuan masyarakat bukan dari aspek sosiologis saja.
2.4.2 Kegunaan Antropologi
Adapun kegunaan dari ilmu antropologi adalah:
1) meneliti tentang keanekaragaman masyarakat
2) dasar untuk mengambil kebijakan dalam memecahkan
masalah sosial dimasyarakat

3) dapat digunakan dalam merencanakan pembangunan


sosial
4) menganalisis masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa
yg terjajah
5) sebagai metode yg halus untuk mempelajari
watak,kebiasaan,dan kebudayaan masyarakat
6) dan sebagainya.

2.5. Peran Sosiologi dan Antropologi dalam Bidang Gizi


2.5.1 Peran Sosiologi
Peran Sosiolog :

Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir


terhadap masyarakat

Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika


sosial & kecenderungan proses serta perubahan sosial

Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan


masyarakat

Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman


thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan

Manfaat Sosiologi bg kesehatan :


Mempelajari cara org meminta pertolongan medis
Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat
dalam pemanfaatan layanan kesehatan
Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg
etiologi penyakit
Menganalisis fakta fakta sosial (sakit, cacat fisik)

Penilaian klinis lebih rasional

Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi

Menangani kebutuhan sosial emosional pasien

2.5.2 Peran Antropologi

Gizi merupakan elemen penting bagi tubuh manusia, oleh


karena pengaruh unsure social budaya maka pemenuhan gizi
sering terbentur lewat pemahaman manusia atau kelompok
tertentu dalam memandang suatu fenomena budaya yang
memuat pantangan terhadap makanan tertentu atau
sebaliknya pengkonsumsian makanan sesuai tradisi yang
sebetulnya belum tentu tepat.
Hubungan antropologi dengan gizi ini sangat erat.
Seseorang atau suatu kelompok masyarakat mengalami gizi
buruk atau kekurangan gizi bukan hanya karena masalah
ekonomi, akan tetapi bisa juga diakibatkan oleh kepercayaan
atau budaya seseorang. Banyak sekali terdapat suatu kelompok
masyarakat yang mengalami gizi buruk dikarenakan mereka
percaya kepada kepercayaan atau kebudayaan mereka.
Terkadang mereka mengalami gizi buruk padahal ekonomi
mereka mencukupi. Ini karena mereka tidak mau memakan
makanan yang seharusnya mereka makan karena mereka
percaya kepada kebudayaan dan kpercayaan mereka, padahal
makanan tersebut mengandung banyak zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Hal ini menyebabkan banyaknya suatu
kelompok masyarakat yang kekurangan gizi, padahal dalam
kelompok masyarakat itu terdapat cukup banyak makanan
yang mengandung gizi. Terkadang kecil sekali kemungkinan
kita dapat memperbaiki gizi disuatu daerah, jika apa yang kita
sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka.
Mempelajari ilmu antropologi kita akan mengetahui bagaimana
menangani masalah kesehatan atau kekurangan gizi suatu
masyarakat serta dengan ilmu ini kita dapat meyakinkan
masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan betapa
pentingnya makanan yang mengandung gizi untuk tubuh kita.
Kita juga dapat menyarankan kepada masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi yang
tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka. Memang kita
akan kesulitan untuk merubah perilaku seseorang yang
diakibatkan oleh budaya, hal itu akan memakan atau
membutuhkan proses yang lama dan panjang.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa
Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman
atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya
sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat).
Sedangkan Antropologi berasal dari Bahasa Yunani anthropos yang

artinya manusia dan logy atau logos yang berarti ilmu yang
mempelajari tentang manusia. Secara harfiah adalah ilmu yang
mempelajari tentng manusia yang berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri, dan memberikan
pengertian tentang budaya, tradisi, bahasa, adat istiadat dll.
Bila dilihat sekilas, antara ilmu antropologi dengan sosiologi tidak
ada perbedaan sama sekali. Antropologi sosial atau budaya mengkaji
tentang masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan untuk mencapai
pengertian asas-asas kehidupan masyarakat dan kebudayaan pada
umumnya, dan ini pun merupakan suatau kajian dari sosiologi. Dengan
demikian kajian kedua ilmu tersebut sama yaitu objeknya adalah
masyarakat.
Peran sosiologi dan antropologi dalam bidang gizi sangat banyak
karena dengan ilmu sosiologi dan antropologi kita dapat memahami
dan mempelajari pola pikir dan perilaku masyarakat serta kebiasaankebiasaan yang ada didalam masyarakat sehingga kita dapat
menentukan metode yang tepat untuk pembinaan.

3.2. Saran
Diharapkan teknisi ahli gizi mempelajari dan memahami ilmu
tentang sosiologi dan antropologi karena sangat penting sebagai
perantara untuk mempelajari dan memahami pola pikir dan kebiasaan
masyarakat
sehingga
erat
kaitannya
dengan
perencanaan
pelaksanaan penelitian, metode penyuluhan serta pembinaan yang
akan dilakukan oleh teknisi kesehatan khususnya para ahli gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka


Cipta.
Gunadarma. ____. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Bab 1 Ruang
Lingkup.
[online].
Tersedia:
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_sosiologi_dan
_ilmu_sosial_bab1_ruang_lingkup_sosiologi.pdf [8 Februari 2012]
http://dwi7retnoyulianti.blogspot.com/2013/04/hubungan-budaya-minumteh-dengan-status.html
http://assharrefdino.blogspot.com/2013/12/kegunaan-ilmu-sosiologi-didalam.html
http://lajaudi.blogspot.com/2013/10/sosiologi-dan-antropologikesehatan.htmlhttp://lajaudi.blogspot.com/2013/10/sosiologi-danantropologi-kesehatan.html
https://jeanascribeline.wordpress.com/tag/antropologi-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai