Oleh :
IFAN SUTIATMA
F1D115025
Deret bowen adalah hasil karyadari Novan Levi Bowen pada tahun 1922.
Deret bowen menjelaskan bagaimana proses pembentukan mineral,khususnya
mineral pada batuan beku,yaitu mineral yang mengandung silikat mengkristal
langsung dari magma berdasarkan penurunan temperatur.Bowen melakukan riset
mengenai proses terbentuknya mineral di dalam bumi. Riset ini dilakukan
dengancara mengambil sampel magma cair dan memasukan nya ke dalam suatu
alat yang fungsinya memberikan tekanan dan suhu yang dianggap sama dengan
keadaan di bumi. Dengan berjalannya waktu dengan diturunkan suhu dan
tekanannya dengan analogi seperti penurunan magma itu seperti magma yang
sedang keluar ke permukaan bumi, maka didapat suatu hasil dari eksperimen ini
yaitu ternyata magma itu mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu
urutan mineral. Sehingga dari riset ini dibuatlah deret bowen yang sampai
sekarang digunakan tabel untuk menjelaskan tentang urutan pembekuan magma.
Definisi magma adalah zat cait liat - pijar, yang merupakan senyawa
silikat dan ada di bawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi
yaitu mantle atau crust dimana adalah lelehan dari batuan (litosfer) bagian bawah
yang suhunya diatas 1200oC yang mengandung gas (O2,H2S,N2,CO2) dan uap
air.Sedang batuan sendiri adalah perpaduan bentukan alam yang berupa agregat
padat (masif), ataupun terurai yang tersusun atas satu mineral atau lebih. Mineral
silikat merupakan mineral utama pembentuk batuan atau disebut juga RMF atau
Rock Forming Mineral, unsur unsur utamanya adalah O(Oksigen), Si(Silikat),
Al(Alumunium), Fe (Besi), Ca (Kalsium), Na( Natrium), K (Kalium) dan Mg
( Magnesium).Sedang batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari
magma.
Zona Subduksi adalah salah satu tempat bagi tebentuknya deretan gunung
berapi dan gempa bumi. Pergerakan lempeng tektonik sendiri disebabkan oleh
arus konveksi panas. Sedangkan perbedaan massa jenis ini terjadi akibat dari jenis
batuan yang ada pada kedua lempeng ini berbeda.
Secara umum magma dapat di bedakan menjadi 3 jenis berdasarkan analisis
kimianya, yaitu :
Dalam deret bowen ini semua magma induknya dianggap sebagai magma
yang memiliki sifat ultrabasa. Hal ini dikarenakan dalam litosfer magma induk
adalah magma yang banyak mengandung unsur Magnesium (Mg) dan Besi (Fe).
Magma yang bersifat ultrabasa dapat ditemukan di dalam MOR( mid ocean
ridge) karena di magma mulai menembus ke permukaan bumi dan mulai
mengalami pendinginan karena suhu yang relatif lebih rendah dan tekanan yang
lebih rendah maka akan terbentuk mineral seperti olivin dan anorthit, kemudian
karena mineral mineral ultrabasa ini sudah terbentuk maka unsur unsur seperti Mg
dan Fe(dikarenakan Fe dan Mg memiliki massa jenis yang cukup berat sehingga
akan mengendap lebih dulu) sudah mulai mengkristal menjadi mineral utrabasa
maka kandungan magma akan bersifat lebih asam, sehingga menjadi magma
bersifat basa. Sehingga kerak samudra akan bersifat basa tidak lagi ultrabasa.
Sedangkan kerak benua memiliki sifat magma asam. Sedamg pada zona subduksi
maka akan memiliki sifat magma intermedier karena dalam pertemuan antara 2
kerak yaitu kerak samudra yang bersifat basa dan kerak benua yang bersifat asam
sehingga pada akhirnya magma yang dihasilkan pun akan bersifat intermedier.
Dalam deret bowen kita dapat melihat bahwa mineral yang mengkristal
dahulu atau mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi maka akan bersifat
ultrabasa karena banyak mengandung unsur unsur seperti Fe(besi) dan
Mg( magnesium). Dan dalam deret bowen ini maka semakin ke bawah atau
sejalan dengan penurunan suhu mineral mengkristal maka mineral yang terbentuk
akan semakin bersifat asam. Dimana urutan pembentukan mineralnya adalah dari
ultrabasa/ultramafic menjadi basa/mafic kemudian mejadi intermedier dan yang
terakhir menjadi mineral asam/felsic. Dalam deret bowen maka mineral mineral
ultrabasa dan basa akan mengandung banyak unsur - unsur seperti Mg
(magnesium), Ca (kalsium), dan Fe (besi), sedangkan mineral mineral asam
akan banyak mengandung unsur unsur seperti Si (silika), Na ( natrium), K
(kalium), dan Al (alumunium).
Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral mineral ini
dari yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke bawah
menjadi mineral asam, yaitu deret diskontinyu dan deret kontinyu. Deret kontinyu
digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret reaksi bowen dan discontinyu
pada bagian yang kiri.
Dan sebagai contoh lain adalah pada batuan basa/ mafic tidak akan
dijumpai mineral mineral seperti kuarsa dan muscovite dikarenakan kuarsa dan
muscovite adalah mineral mineral felsic sedangkan batuannya adalah batuan
mafic. Hal ini disebabkan karena mineral mineral mafic akan terbentuk lebih
dahulu pada suhu yang tinggi dan mineral mineral felsic baru terbentuk setelahnya
pada suhu yang relatif lebih rendah, sehingga perbedaan waktu pembentukan
itulah yang menyebabkan ketidak mungkinan asosiasi mineral mineral felsic
dalam batuan mafic
Fenton, C.L. & Fenton M.A. 1940.The Rock Book. New York:
Doubleday & Company, Inc.
Magetsari, N. A., Abdullah, C. A., Brahmantyo, B.. Catatan Kuliah
GL-211 Geologi Fisik. Bandung: Penerbit ITB