Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ARTIKEL

DERET BOWEN SERIES

Oleh :

IFAN SUTIATMA
F1D115025

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2017
DERET BOWEN

Deret bowen adalah sebuah skema yang menjelaskan urutan pengkristalan


magma berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut. Dimana
pembentukan magma ini ditentukan berdasarkan pada drajat kristalisasi dan lama
pendinginan magma, dan berpengaruh pada sifat yang akan dibawa oleh mineral
yang terbentuk, seperti apakah mineral akan bersifat ultrafic,mafic, intermeider,
atau felsic, keresistensian mineral yang terbentuk, dan komposisi kimia yang ada
dalam mineral tersebut. Dimana dalam deret ini semakin kebawah maka akan
terbentuk pada suhu yang lebih rendah dan semakin resisten suatu mineral.
Sehingga dengan mempelajari deret bowen kita dapat menentukan apakah suatu
mineral dapat berasosiasi dengan mineral lain.

Deret bowen adalah hasil karyadari Novan Levi Bowen pada tahun 1922.
Deret bowen menjelaskan bagaimana proses pembentukan mineral,khususnya
mineral pada batuan beku,yaitu mineral yang mengandung silikat mengkristal
langsung dari magma berdasarkan penurunan temperatur.Bowen melakukan riset
mengenai proses terbentuknya mineral di dalam bumi. Riset ini dilakukan
dengancara mengambil sampel magma cair dan memasukan nya ke dalam suatu
alat yang fungsinya memberikan tekanan dan suhu yang dianggap sama dengan
keadaan di bumi. Dengan berjalannya waktu dengan diturunkan suhu dan
tekanannya dengan analogi seperti penurunan magma itu seperti magma yang
sedang keluar ke permukaan bumi, maka didapat suatu hasil dari eksperimen ini
yaitu ternyata magma itu mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu
urutan mineral. Sehingga dari riset ini dibuatlah deret bowen yang sampai
sekarang digunakan tabel untuk menjelaskan tentang urutan pembekuan magma.

Definisi magma adalah zat cait liat - pijar, yang merupakan senyawa
silikat dan ada di bawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi
yaitu mantle atau crust dimana adalah lelehan dari batuan (litosfer) bagian bawah
yang suhunya diatas 1200oC yang mengandung gas (O2,H2S,N2,CO2) dan uap
air.Sedang batuan sendiri adalah perpaduan bentukan alam yang berupa agregat
padat (masif), ataupun terurai yang tersusun atas satu mineral atau lebih. Mineral
silikat merupakan mineral utama pembentuk batuan atau disebut juga RMF atau
Rock Forming Mineral, unsur unsur utamanya adalah O(Oksigen), Si(Silikat),
Al(Alumunium), Fe (Besi), Ca (Kalsium), Na( Natrium), K (Kalium) dan Mg
( Magnesium).Sedang batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari
magma.

Gambar 2. Zona Subduksi

Zona Subduksi adalah salah satu tempat bagi tebentuknya deretan gunung
berapi dan gempa bumi. Pergerakan lempeng tektonik sendiri disebabkan oleh
arus konveksi panas. Sedangkan perbedaan massa jenis ini terjadi akibat dari jenis
batuan yang ada pada kedua lempeng ini berbeda.
Secara umum magma dapat di bedakan menjadi 3 jenis berdasarkan analisis
kimianya, yaitu :

Magma basa (basaltic magma) magma ini mengandung 50 % SiO 2, dan


memiliki suhu antara 900 1200 oC, selain itu juga memiliki viskositas/
kekentalan yang rendah sehingga mudah mengalir. Salah satu contoh
batuan beku yang terbentuk dari magma berjenis basa ini adalah basalt
Magma asam (rhyolitic magma) ini mengandung mengandung 60 hingga
70 % SiO2, dan memiliki suhu rendah dibawah 800oC, selain itu juga
memiliki viskositas/ kekentalan yang tinggi sehingga tidak mudah
mengalir, lebih kental dan menyebabkan mobilitasnya rendah. Salah satu
contoh batuan beku yang terbentuk dari magma berjenis asam ini adalah
riolit.
Magma intermedier adalah amagma yang mengandung komposisi silika
diantara 50 60% dan berada sifat sifatnya berada diantara magma asam
dan magma basa, contoh batuan yang terbentuk dari amgma berjenis ini
adalah andesit.

Dalam deret bowen ini semua magma induknya dianggap sebagai magma
yang memiliki sifat ultrabasa. Hal ini dikarenakan dalam litosfer magma induk
adalah magma yang banyak mengandung unsur Magnesium (Mg) dan Besi (Fe).
Magma yang bersifat ultrabasa dapat ditemukan di dalam MOR( mid ocean
ridge) karena di magma mulai menembus ke permukaan bumi dan mulai
mengalami pendinginan karena suhu yang relatif lebih rendah dan tekanan yang
lebih rendah maka akan terbentuk mineral seperti olivin dan anorthit, kemudian
karena mineral mineral ultrabasa ini sudah terbentuk maka unsur unsur seperti Mg
dan Fe(dikarenakan Fe dan Mg memiliki massa jenis yang cukup berat sehingga
akan mengendap lebih dulu) sudah mulai mengkristal menjadi mineral utrabasa
maka kandungan magma akan bersifat lebih asam, sehingga menjadi magma
bersifat basa. Sehingga kerak samudra akan bersifat basa tidak lagi ultrabasa.
Sedangkan kerak benua memiliki sifat magma asam. Sedamg pada zona subduksi
maka akan memiliki sifat magma intermedier karena dalam pertemuan antara 2
kerak yaitu kerak samudra yang bersifat basa dan kerak benua yang bersifat asam
sehingga pada akhirnya magma yang dihasilkan pun akan bersifat intermedier.
Dalam deret bowen kita dapat melihat bahwa mineral yang mengkristal
dahulu atau mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi maka akan bersifat
ultrabasa karena banyak mengandung unsur unsur seperti Fe(besi) dan
Mg( magnesium). Dan dalam deret bowen ini maka semakin ke bawah atau
sejalan dengan penurunan suhu mineral mengkristal maka mineral yang terbentuk
akan semakin bersifat asam. Dimana urutan pembentukan mineralnya adalah dari
ultrabasa/ultramafic menjadi basa/mafic kemudian mejadi intermedier dan yang
terakhir menjadi mineral asam/felsic. Dalam deret bowen maka mineral mineral
ultrabasa dan basa akan mengandung banyak unsur - unsur seperti Mg
(magnesium), Ca (kalsium), dan Fe (besi), sedangkan mineral mineral asam
akan banyak mengandung unsur unsur seperti Si (silika), Na ( natrium), K
(kalium), dan Al (alumunium).

Pembeda paling jelas dan umum digunakan adalah perbedaan warna


diantara kedua sifat mineral tersebut dimana Mineral felsic/ asam akan memiliki
warna terang, mineral mineral ini seperti Kuarsa (SiO2), Feldspar(XAl3SiO8),
Plagioklas Na (NaAl3SiO8), Muscovit (KAl3Si3O10(OH)2). Sedangkan mineral
mineral yang memiliki warna warna gelap seperti olivin, piroksene, albit,
amohibol, biotit, dan plagioklas Ca adalah termasuk mineral mineral mafic/basa.
Warna gelap atau hitam pada mineral ini disebabkan karena mineral ini
mengandung unsur unsur seperti Magnesium (Mg) dan besi (Fe).

Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral mineral ini
dari yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke bawah
menjadi mineral asam, yaitu deret diskontinyu dan deret kontinyu. Deret kontinyu
digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret reaksi bowen dan discontinyu
pada bagian yang kiri.

Deret kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas yang


dimulai dari anorthite yang kaya akan Ca menjadi Oligoklas yang kaya akan Na.
Pada deret ini disebut deret kontinyu karena pembentukan mineral yang satu
dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan yang dekat seperti
bitownit yang memiliki rumus kimia (Na, Ca)Al(Al,Si)Si 2O8sangat berhubungan
dengan pembentukan mineral andesin yang juga memiliki rumus kimia yang sama
hanya saja nanti ada perbedaan dalam komposisi Na dan Ca atau Al dan Si yaitu
(Na, Ca)Al(Al,Si)Si2O8.

Pada deret diskoninyu menggambarkan pembentukan mineral mineral


seperti olivine, piroksen, amfibol, danbiotit. Pembentukan ini dimulai dari Olivin
kemudian semakin ke bawah menjadi biotit. Deret ini disebut deret diskontinyu
dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam pembentukan mineral mineral ini
dimana sebagai contoh olivin memiliki rumus kimia XSiO 4 sedangakan mineral
seperti biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe 2+)3(Al, Fe3+)Si3O10(OH,F)2dapat
dilihat bahwa perbedaan rumus kimia yang sangat mencolok, oleh karena itu deret
ini disebut deret diskontinyu karena tidak terdapatnya hubungan antara mineral
yang terbentuk pertama dan yang terbentuk setelahnya, Akan tetapi kedua deret
ini bertemu pada suatu titik dimana dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y).
Kedua deret ini bertemu pada pembentukan K feldspar, kemudian berlanjut ke
pembentukan muscovite dan kuarsa.

Dalam deret bowen juga disebutkan bahwa keresistensian suatu mineral


bergantung pada pembentukan mineral itu, dimana mineral mineral yang kaya
akan Si akan lebih resisten dan mineral yang kaya akan Ca, Mg, dan Fe akan
cenderung tidak resisten. Sehingga dalam deret ini dijelaskan bahwa semakin
kebawah pembentukannya yaitu dari atas ke bawah (dari mineral mineral
ultramafic/ultrabasa, menjadi mineral mafic/asam) maka keresistensian mineral
itu akan semakin tinggi, perbedaan keresistensian ini dapat disebabkan oleh
komposisi kimia dari mineral mineral ini dimana mineral mineral felsic/asam
memiliki banyak kandungan silika, dan dimana komposisi kimia ini menentukan
ikatan kimia yang terjadi dalam mineral. Dan hal yang lain yang menyebabkan
perbedaan keresistensian ini selain komposisi mineralnya yaitu perbedaan pada
temperatur pembentukannya. Dimana mineral yang terbentuk pada suhu rendah
dan dalam waktu yang cukup lama akan lebih resisten daripada mineral mineral
yang terbentuk dalam waktu cepat dan pada suhu yang tinggi.
Penerapan deret bowen ini banyak sekali selain dapat sebagai penentu sifat
suatu magma, dan juga penentu mineral pada batuan metamorf seperti kita tidak
akan dapat menemukan mineral olivin pada batuan metamorf karena olivin
memiliki tingkat resistensi yang rendah tetapi juga dapat digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan asosiasi mineral dalam batuan beku, dimana dengan
mempelajari deret ini kita bisa tahu dengan cara memperkirakan apakah suatu
mineral mungkin dapat berasosiasi mineral yang lain dengan melihat deret bowen
sehingga pada saat kita mengamati handspeciment kita dapat menentukan mineral
apa saja yang terkandung dalam mineral tersebut dan mineral apa saja yang tidak
mungkin berada padanya. Sebagai contoh adalah pada granit. Granit yang
merupakan batuan beku asam/ felsic didalamnya tidak akan terdapat mineral
mineral utrabasa/ultramafic seperti olivin, piroksen, ataupun anortit, karena dalam
batuan beku asam tidak akan terdapat mineral mineral mafic karena terdapat
perbedaan pada proses pembentukan kristalisasi magma dan terdapat perbedaan
pada keresistensian pada keduanya. Akan tetapi yang akan ada dalam batuan
granit adalah mineral mineral felsic seperti kuarsa, hornblende, dan feldspar Na.

Dan sebagai contoh lain adalah pada batuan basa/ mafic tidak akan
dijumpai mineral mineral seperti kuarsa dan muscovite dikarenakan kuarsa dan
muscovite adalah mineral mineral felsic sedangkan batuannya adalah batuan
mafic. Hal ini disebabkan karena mineral mineral mafic akan terbentuk lebih
dahulu pada suhu yang tinggi dan mineral mineral felsic baru terbentuk setelahnya
pada suhu yang relatif lebih rendah, sehingga perbedaan waktu pembentukan
itulah yang menyebabkan ketidak mungkinan asosiasi mineral mineral felsic
dalam batuan mafic

Horblende Dunite Peridotit

Gambar 3. contoh batuan ultramafik


Sehingga dengan mempelajari deret bowen kita dapat mengaplikasikannya
dalam bidang bidang geologi seperti penentuan sifat sifat magma berdasarkan
batuan yang terbentuk, bentuk mineral yang memungkinkan seperti kuarsa yang
terbentuk terakhir maka akan berfungsi sebagai pengisi dalam suatu batuan
sehingga bentuknya jarang dapat ditemui dalam keadaan sempurna, dan juga kita
dapat mengetahui mineral mineral apa saja yang mungkin terdapat dalam suatu
batuan dan mineral apa yang tidak mungkin terdapat dalam suatu batuan tertentu.
Karena dalam deret bowen selain dijelaskan tentang urutan pembentukan mineral,
juga dijelaskan tentang sifat sifat yang dibawa yaitu komposisi kimianya,
resistensi, dan juga sifat sifat dari mineral itu apakah felsic atau mafic.
DAFTAR PUSTAKA

Fenton, C.L. & Fenton M.A. 1940.The Rock Book. New York:
Doubleday & Company, Inc.
Magetsari, N. A., Abdullah, C. A., Brahmantyo, B.. Catatan Kuliah
GL-211 Geologi Fisik. Bandung: Penerbit ITB

Soetoto, S.U. 2001. Geologi. Yogyakarta: Laboratorium Geologi


Dinamik Jurusan teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada.

Anda mungkin juga menyukai