Anda di halaman 1dari 10

MAKANAN KHAS DAERAH

(PKWU )

DISUSUN OLEH :

FELIX PETRA SANJAYA / 6690

SMA TARUNA NUSA HARAPAN


MOJOKERTO
JAWA TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala Rahmat dan
Anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Makanan
Khas Daerah ”
Dengan menindaklanjuti tugas prakarya dan kewirausahaan, saya memyusun
makalah ini dengan sistematis, objektif serta menggunakan sumber-sumber yang
kredibel. Dengan tujuan untuk menambah wawasan dalam hal pengelolaan makanan atau
minuman khas daerah, serta kemampuan dalam mencari, mengelola data, kebahasaan dan
sebagainya.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa terdapat
kelemahan dan kekurangan dalam penyajian. Demikian laporan ini saya susun dalam
waktu yang telah di rencanakan. Kritik dan saran pembaca sangat saya harapkan agar
penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik.

Mojokerto, 05 September 2021

Felix Petra Sanjaya

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………. .......................................................... i DAFTAR
ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................


2.1. Minuman Khas Daerah..................................................................................2
................................................................................................................................
2.2. Makanan Khas Daerah...................................................................................3
................................................................................................................................
2.3. Jajanan Khas Daerah.....................................................................................3

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1


1.2. Tujuan Kegiatan ................................................................ 1
1.3. Kegunaan Kegiatan ............................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman suku serta
budaya dari setiap daerahnya. Keanekaragaman tersebut berdampak pula pada cita
rasa makanan yang disukai oleh masyarakat sekitarnya. Makanan yang menjadi ciri
khas di suatu daerah akan menjadi makanan khas daerah / tradisional. Setiap daeah di
Indonesia memiliki makanan khas yang berbeda. Walaupun sejenis namun ada saja
yang membedakan dengan daerah lain.
Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan, spesifik,
beraneka macam dan jenis yang mencerminkan potensi alam daerah masing-masing.
Makanan tidak hanya sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang.
Makanan juga berguna untuk mempertahankan hubungan antar manusia, simbol
identitas suatu masyarakat tertentu, dan dapat pula dijual dan dipromosikan untuk
menunjang pariwisata yang dapat mendukung pendapatan suatu daerah.

1.2. Tujuan Kegiatan


 Untuk mengetahui keberagaman akan minuman, makanan, dan jajanan khas daerah
di Indonesia.
 Untuk mengetahui bahan serta cara pengelolaan minuman, makanan, dan jajanan
khas daerah di Indonesia.

1.3. Kegunaan Kegiatan


 Dapat memperluas wawasan mengenai keberagaman minuman, makanan, dan jajanan
khas daerah yang ada di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Minuman Khas Daerah

BIR PLETOK
 Sejarah

Bir pletok sebenarnya minuman penghangat. Jadi zaman dulu kalau orang
betawi melihat orang-orang belanda minum bir sebagai penghangat badan,
Namun minuman beralkohol dilarang untuk diminum masyarakat betawi
yang notabene mayoritas beragama Islam. Sehingga masyarakat membuat
alternatif lain minuman penghangat badan menggunakan bahan dasar jahe
merah.

 Bahan – bahan

1) 250 gram jahe


2) 3 gram cengkeh
3) 3 gram biji pala
4) 3 gram lada
5) 3 gram sereh
6) 3 gram kapulaga
7) 30 gram kayu manis
8) 7 lembar daun padan
9) 6 lembar daun jeruk
10) ½ gula
11) 6 liter air kayu secang secukupnya untuk pewarna merah alami

 Cara membuat

1) Geprek jahe, biji pala, lada, kapulaga, dan sereh. Digeprek sampai
pecah atau hancur.
2) Masukkan ke panci yang sudah berisikan air dan dipanaskan
menggunakan api sedang.
3) Setelah itu masukan daun pandan, daun jeruk, cengkeh, dan kayu
manis.
4) Masukkan sedikit demi sedikit gulanya sambil diaduk.
5) Masukkan kayu secang sebagai pewarna. Semakin banyak kayu
secang maka akan semangik pekat warna merah kecokelatannya
6) Masak sampai air mendidih. Sajikan bir pletok dalam kondisi hangat.
2.2. Makanan Khas Daerah

RENDANG
 Sejarah

Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatra, khususnya


Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan
telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat
dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir
sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni
memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya;
mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri
Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah
rendang dikenal luas baik di Sumatra dan Semenanjung Malaya.

Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang


telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai
merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
“Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang
mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal. Hal ini karena rendang
kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat
dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.

 Bahan – bahan

1) 1/2 kg daging sapi (lebih sedikit)


2) 2 butir kelapa (pisahkan santan kental & santan encer)

Bumbu Rendang

3) 7 siung bawang merah (haluskan)


4) 5 siung bawang putih (haluskan)
5) 3 cm jahe (haluskan)
6) 2 cm kunyit (haluskan)
7) 3 lembar daun jeruk
8) Sedikit lengkuas (haluskan)
9) 1 lembar daun kunyit (buang bagian tulang daun nya)
10) 1 buah serai (digeprek)
11) 15 biji cabe rawit (kalo gak suka pedas boleh skip)
12) 4 sdm Cabe giling halus (secukupnya)
13) Secukupnya Garam
14) 1/2 sdt Pala bubuk\
 Cara Membuat

1) Cuci bersih daging


2) Siapkan bumbu-bumbu yang akan dihaluskan
3) Giling halus kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah, & lengkuas
dengan 1/2 sdt garam. Kemudian giling kasar cabe rawit. Disarankan
bumbu halus digiling manual saja.
4) Semua bumbu yg sudah digiling dicampurkan ke daging. Masukkan cabe
giling. Aduk rata sampai bumbu meresap ke daging
5) Siapkan santan kental, masukkan daun kunyit, daun jeruk, serai
6) Panaskan santan sebelum daging dimasukkan. Aduk terus jangan sampai
pecah santan.
7) Kalau sudah mendidih, masukkan daging
8) Masukkan sedikit pala bubuk
9) Aduk terus daging & apabila dirasa santan nya masih kurang pedas, bisa
ditambahkan cabe giling lagi.
10) Pindahkan rendang menggunakan kuali besi agar minyak dari rendang
bisa keluar. Aduk terus rendang sampai kental spt gbr disamping. Apabila
daging masih dirasa keras, campurkan santan encer.
11) Rendang sudah selesai. Supaya rendang bisa coklat spt ini harus selalu
diaduk dgn api kecil sampai rendang menjadi kering dan berubah warna.
12) Rendang lebih nikmat jika dimasukkan kentang atau kacang merah.

2.3. Jajanan Khas Daerah

KLEPON
 Sejarah

kelepon, adalah kue beras tradisional berwarna hijau yang diisi dengan gua
aren cair dan dilapisi kelapa parut. Kue klepon berasal Indonesia, namun
sudah dikenal di Asia Tenggara dan umumnya ditemukan di Indonesia,
Malaysia, Brunei dan Singapura.

Di bagian lain Indonesia, seperti di Sulawesi, Sumatra dan di negara tetangga


Malaysia, ia dikenal sebagai onde-onde atau di beberapa daerah, 'buah
melaka' (buah Malaka). Namun di Jawa, onde-onde mengacu pada Jin Cina
Deui, bola kue beras yang dilapisi dengan biji wijen dan diisi dengan pasta
kacang hijau manis. Meskipun populer di seluruh Asia Tenggara, klepon
mungkin berasal dari Jawa. Hidangan ini juga disebut sebagai klepon di
Belanda. Pada 1950-an, klepon diperkenalkan oleh imigran Indo ke Belanda
dan sudah tersedia di toko-toko toko, restoran Belanda dan Cina Indonesia
dan supermarket di seluruh negeri.
Di Jawa, klepon, bersama dengan getuk dan cenil, sering dimakan sebagai
camilan pagi atau sore. Mereka dikategorikan sebagai kue basah, dan
merupakan bagian dari jajan pasar tradisional Jawa.

 Bahan – bahan

1) 200 gram tepung ketan putih


2) 25 gram tepung sagu
3) 1 sendok teh air kapur sirih
4) 175 ml santan hangat (dari 1/4 butir kelapa)
5) 25 ml air suji (dari 10 lembar daun suji dan
6) 1 lembar daun pandan)
7) 80 gram gula merah, cacah halus untuk isian
8) Parutan kelapa untuk taburan klepon

 Cara membuat

1) Olah dahulu taburan kelapa, dengan cara mencampur bahan dengan


rata kemudian kukus di atas api sedang selama 20 menit sampai
matang.
2) Sambil menunggu taburan kelapa matang, buatlah klepon dengan cara
mencampir tepung ketan, tepung sagu, dan air kapur sirih. Baca juga:
Resep Kue Dadar Gulung, Camilan Tradisional yang Mudah Dibuat
3) Masukkan santan hangat sedikit demi sedikit, kemudian masukkan air
daun suji sedikit dan aduk sampai adonan kalis.
4) Jika adonan sudah kalis, ambil sedikit kemudian pipihkan. Taruh
cacahan gula merah dan gulung adonan agar bulat.
5) Rebus adonan yang sudah dibentuk dalam air panas mendidih. Jika
sudah terapung artinya kue sudah matang. Angkat dan sisihkan.
6) Gilingkan kue yang masih hangat di taburan kelapa. Klepon siap
dinikmati.
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan Uraian di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa


keberagaman akan minuman, jajan, hingga makanan setiap daerah
memiliki cita rasa tersendiri, memiliki keunikan tersendiri,
pengelolaan yang berbeda-beda, pengunaan bumbu-bumbu yang khas
sehingga dapat dikatakan sebagai makanan khas daerah tersebut.
Ternyata beberapa makanan yang kita sebut khas daerah tersebut juga
dipengaruhi oleh kebudayaan luar, lalu dimodifikasi sedemikian rupa
menyesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/food/read/2020/10/02/130300075/caramembuat
-bir-pletok-betawi-minuman-rempah-yang-hangatkan-tubuh
https://www.suara.com/lifestyle/2021/07/21/073154/resep-
rendangmudah-bumbu-bahan-dan-cara-membuat
https://www.briliofood.net/resep/11-cara-membuat-klepon-enakmudah-
dan-antigagal-191016d.html

Anda mungkin juga menyukai