Anda di halaman 1dari 12

MASAKAN MINANG (RENDANG)

Dosen Pengampu:
Dr. Helmizar, SKM, M. Biomed

Oleh :
Tariyana Sari Nasution 2011226008

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI GIZI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan sedikitpun.
Tujuan penulis membuat makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
gizi masakan minang dan sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang
membutuhkan ilmu atau pengetahuan tambahan tentang “Rendang”. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Padang, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Sejarah Rendang.............................................................................................4

2.2 Makna Budaya/Filosofi Rendang...................................................................5

2.3 Gizi Rendang..................................................................................................6

2.4 Keunggulan Rendang.....................................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8

3.2 Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minangkabau (Minang) adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa


dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah kebudayaannya Minang meliputi
daerah Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat
Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di
Malaysia. Sebutan orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, hal
ini merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang.
Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan
urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri. Nama
Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan
dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo
yang diterima secara turun temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka
berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo tersebut tidak tersusun
secara sistematis dan lebih kepada legenda berbanding fakta serta cendrung
kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik masyarakat banyak.

Masakan Sumatera Barat dikenal banyak menggunakan santan dan daging,


memiliki rasa pedas dari penggunaaan bumbu dan rempah-rempah. Masakan
Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan variasi bumbu. Oleh
karenanya banyak dimasak menggunakan rempah-rempah seperti cabai, serai,
lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah. Kelapa merupakan salah
satu unsur pembentuk cita rasa masakan Minang. Bahan utama masakan Minang
antara lain daging sapi, daging kambing, ayam, ikan, dan belut. Orang
Minangkabau hanya menyajikan makanan-makanan yang halal, sehingga mereka
menghindari alkohol dan lemak babi. Selain itu masakan Minangkabau juga tidak
menggunakan bahan-bahan kimia untuk pewarna, pengawet, dan penyedap rasa.
Teknik memasaknya yang agak rumit serta memerlukan waktu cukup lama,
menjadikannya sebagai makanan yang nikmat dan tahan lama.

1
Rendang merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat
Minangkabau, Sumatera Barat. Biasanya rendang disajikan dalam rangka
acaraacara adat seperti acara pernikahan, ‘makan bajamba’ dan acara-acara
penting lainnya. Pada saat ini rendang sudah bisa dijumpai dimana-mana bahkan
sampai ke mancanegara, karena rasanya yang enak sehingga rendang dinobatkan
sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious
Food (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN Internasional, pada
tahun 2011.

Proses pemasakan daging melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum


pada akhirnya menjadi rendang, yaitu mulai dari gulai, kemudian kalio dan
terakhir rendang. Pembuatan rendang membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mencapai warna coklat hingga coklat kehitaman. Dalam kondisi ini rendang
bisa bertahan lama di suhu ruangan dikarenakan kandungan air yang ada pada
rendang sudah rendah.

Masyarakat Sumatera Barat tidak hanya mengenal rendang yang berasal


dari olahan daging sapi saja, namun juga terdapat jenis rendang lainnya seperti
rendang ayam, rendang paru, rendang telur, rendang lokan dan rendang belut.
Semua jenis rendang ini memiliki aroma dan cita rasa khas juga yang dihasilkan
dari jenis bahan baku serta rempah-rempah yang digunakan.
Aroma dan rasa yang dihasilkan dari rendang sangat tergantung akan jenis
daging, santan dan rempah yang digunakan. Daging yang digunakan tidaklah
terlalu lunak, sehingga tidak hancur ketika dimasak dalam waktu yang lama.
Santan yang digunakan adalah santan kelapa segar yang berasal dari kelapa tua
sehingga menghasilkan santan yang kental dan menghasilkan minyak ketika sudah
menjadi rendang. Pemilihan rempah-rempah yang masih segar sangat dibutuhkan
dalam pembuatan rendang, karena aroma dan rasa rendang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh penggunaan rempah-rempah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah dari rendang?
2. Apa aspek budaya dari rendang?
3. Apa zat gizi yang terkandung dalam rendang?

2
4. Apa keunggulan dari rendang?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dari rendang
2. Untuk mengetahui aspek budaya dari rendang
3. Untuk mengetahui kandungan gizi rendang
4. Untuk mengetahui keunggulan dari rendang

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Rendang


Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatra, khususnya
Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan
telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan
hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak
orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini
berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari
Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang
banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas
baik di Sumatra dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang
telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan
berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan
melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan
tepat saat itu sebagai bekal”. Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan
disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau
atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat
Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni
masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16). Kelahiran rendang tak
luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang
diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus,
rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah.
Rendang kian masyhur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya
berkat budaya merantau Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain
bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha
membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara
tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan
rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas. Ketenaran rendang

4
telah membuatnya rendang dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki
peringkat pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat
Dunia) versi CNN International tahun 2011.
Selain pada acara adat, rendang juga menjadi pilihan menu saat mengolah
daging kurban yang melimpah saat hari raya Idul Adha. Rendang juga menjadi
makanan yang disajikan khusus untuk hari raya Idul Fitri. Rendang juga telah
menjadi salah satu pilihan barang bantuan yang dikirimkan oleh Pemerintah
Provinsi Sumatra Barat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana di daerah
lain. Hal ini pertama kali dilakukan pada tahun 2016 saat terjadi gempa bumi di
Pidie Jaya, Aceh dan dilakukan pula pada gempa bumi Lombok 2018.

2.2 Makna Budaya/Filosofi Rendang

Rendang adalah salah satu hidangan hantaran dalam upacara adat Minang
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau.
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,
yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang
melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu
1. Dagiang (daging sapi)
merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
2. Karambia (kelapa)
merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
3. Lado (cabai)
merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan
syariat agama
4. Pemasak (bumbu)
merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.

5
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib
disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat
Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.

Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung


Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri
khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti
Idul Fitri dan Idul Qurban.

2.3 Gizi Rendang

Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gr rendang daging :


No Komposisi Zat Gizi Jumlah
1 Energi 193 kkal
2 Protein 22,6 gr
3 Lemak 7,9 gr
4 Karbohidrat 7,8 gr
5 Kalsium 474 mg
6 Fosfor 211 mg
7 Zat Besi 14,9 mg
8 Vitamin A 69 IU
9 Vitamin B1 0,12 mg
10 Vitamin C 0 mg
Sumber : TKPI 2017

2.4 Keunggulan Rendang


1. Keunikan rendang yang paling terkenal adalah memiliki daya tahan hingga
beberapa bulan. Sehingga makanan khas Sumatera Barat yang satu ini
seringkali dijadikan sebagai makanan yang sering di bawa oleh para
jamaah yang hendak ke tanah suci sebagai bahan makanan selama di tanah
suci. Keunikan lainnya yang dimiliki rendang, semakin sering di panaskan
akan semakin lezat, meskipun tanpa ditambahkan bumbu-bumbu lainnya.
2. Rendang Kaya Protein
Rendang dibuat dari daging sapi yang termasuk sumber protein hewani
lemak sedang. Sepotong daging rendang bisa mengandung ±7 gram
protein yang sangat penting buat pertumbuhan dan penggantian sel tubuh
yang rusak. Rendang bermanfaat bagi anak-anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan atau bagi orang-orang yang ingin membesarkan masa otot.

6
3. Memiliki Asam Lemak Rantai Pendek dan Menengah
Lemak dari santan yang ada pada rendang didominasi oleh asam lemak
rantai pendek dan menengah. Asam lemak jenis ini cenderung digunakan
sebagai sumber energi daripada disimpan di bawah kulit yang
mengakibatkan gendut atau bahkan obesitas.
4. Rendang Kaya Akan Vitamin dan Mineral
5. Rempah-Rempahnya Bisa Bantu Mengusir Penyakit
Capsaicin yang ada dalam cabai punya sifat anti bakteri, anti karsinogenik,
dan analgesik. Selain itu, serai, daun jeruk, merica, kunyit, dan rempah
lain yang pakau untuk masak rendang juga kaya antioksidan yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Asal usul rendang berasal dari Sumatra, khususnya Minangkabau.
Rendang sudah ada sejak dahulu dan menjadi makanan tradisi yang
dihidangkan dalam acara adat dan hidangan keseharian. Rendang diduga
telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya.
2. Makna budaya rendang adalah rendang merupakan hidangan makanan
yang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau,
bagi masyarakat Minangkabau rendang memiliki arti filosofi yaitu
musyawarah dan mufakat yang terdiri dari empat bahan pokok yang
melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu : dagiang (daging
sapi), karambia (kelapa), lado (cabai), pemasak (bumbu).
3. Kandungan gizi yang terdapat dalam rendang, yaitu : energi, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1.
4. Keunggulan dari rendang, yaitu : memiliki daya tahan hingga beberapa
bulan, rendang kaya protein, memiliki asam lemak rantai pendek dan
menengah, rendang kaya akan vitamin dan mineral, rempah-rempahnya
bisa bantu mengusir penyakit.

3.2 Saran
Maka dari itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjaga dan
memahami seberapa pentingnya adat dan budaya yang ada dinegara Indonesia
agar penerus penerus kita bisa menjaga warisan adat dan budaya yang ada
dinegara Indonesia tercinta ini seperti di daerah Sumatera Barat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). 2017. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Waspadji,Sarwona.2007.Daftar Bahan Makanan Penukar.Jakarta:FK.UI

Anda mungkin juga menyukai