Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyesaikan penulisan Makalah “USAHA KULINER” yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Kewirausahaan. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Kami mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh
dari kesempurnaan. Kami sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
penilaian guru bidang studi Kewirausahaan dan mudah-mudahan isi dari makalah kami ini dapat di ambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
Kewirausahaan.

Terima Kasih

Tembilahan, 1 Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... I


DAFTAR ISI ................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang sejarah ............................................................... 4

B. Tujuan ........................................................................................ 7

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

D. Batasan Masalah ......................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

1. Membuka Usaha Kuliner .......................................................... 8

2. Macam-macam Laba ................................................................. 9

3. Menghitung Modal .................................................................. 10

4. Resiko Selama Berbisnis Kuliner ............................................ 10

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Usaha ................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 13

B. Saran ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan
(penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri,

“SEJARAH”
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari Kepulauan
Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional
Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu rempah-rempah seperti
kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa, dan gula aren dengan diikuti penggunaan
teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan
yang berasal dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.

Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal “Masakan Indonesia”, tetapi lebih kepada
keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat, atau lontong (beras yang
dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namun untuk bagian timur lebih
umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong dan ubi jalar. Bentuk lengkap penyajiannya disebagian
makanan Indonesia umumnya berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur
disisi piring.

Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi daan sumber
daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi
oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis
membawa berbagai bahan makanan dari Benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai
Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai “Kepulauan Rempah-rempah”, juga menyumbangkan
tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kulinerdunia. Seni kuliner kawasan bagian timur ndonesia
mirip dengan sen memasak Polinesia dan Melanesia.

Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah dan India,
seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa
berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada
beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan
Indonesia.

Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara Asia. Masakan
Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan
makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap
sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi
kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat
populer di Jawa Barat.

Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan
kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra
Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu
lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang,
atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga
menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar.
Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di
restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti
bakmie atau mie ayam dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char kway
teow).

“Perkembangan”

Dalam perkembangan kuliner di Nusantara, terdapat empat kekuatan besar yang mempengaruhi
keragaman kuliner di nusantara India, Tiongkok, Arab dan Eropa. Berawal dari kerajaan-kerajaan di
kepulauan nusantara yang kosmopolit, menjalin hubungan dagang dengan para pedagang dari berbagai
penjuru dunia. Bersamaan dengan perkembangan transportasi dan jalur perdagangan laut, simpul-simpul
perdagangan di nusantara mulai berkembang, misalnya saja Sriwijaya, Samudra Pasai, Melayu, Singasari,
Majapahit, Mataram, Gowa-Tallo hingga Demak Bintoro. Hubungan erat kerajaan di nusantara dengan
para pedagang dari India, Tiongkok, dan Arab memberikan pengaruh besar pada teknik memasak dan
makanan di Nusantara.

Teknik memasak dan keragaman kuliner nusantara terus berkembang seiring datangnya para
penjelajah dari Spanyol dan Portugis ke kepulauan Maluku dalam misi mencari rempah-rempah. Cengkeh
dan pala menjadi primadona bangsa eropa pada saat itu, menjadi alasan utama mereka mengarungi
samudra hingga ke Indonesia. Belanda pun tergiur untuk mendapatkan rempah-rempah dari kepulauan
Indonesia, dan akhirnya menguasai Indonesia selama ratusan tahun. Kedatangan bangsa Eropa ke
Indonesia memberikan teknik memasak baru baru bagi penduduk pribumi, antara lain memasak dengan
menggunakan oven. Saat ini makanan yang terpengaruh oleh empat kekuatan besar diatas (India,
Tiongkok, Arab, dan Eropa) mudah kita temukan di seluruh penjuru Indonesia, misalnya Mie, Bakso,
Lumpia semarang, tahu gimbal, tahu gejrot, bakso, tauco, mochi, siomay, Roti ganjel rel, Semur, Bistik,
pandekuk, Martabak, roti cane, kari, dan masih banyak lagi.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan :

§ Memahami dan mengetahui dunia usaha kuliner

§ Mempersiapkan bekal sebelum menjalani usaha kuliner

C. RUMUSAN MASALAH

§ Bagai sebenarnya Usaha Kuliner

§ Bagai mana konsep-konsep dalam usaha kuliner

D. BATASAN MASALAH

Makalah ini hanya membahas tentang usaha kuliner.


BAB II

PEMBAHASAN

1. MEMBUKA USAHA KULINER

Usaha kuliner memang akhir-akhir ini sedang banyak digandrungi para pebisnis. Terlebih lagi di
Tembilahan, Riau. Mengingat rutinitas masyarakatnya lumayan padat. Maka dari itu, banyak ide-ide yang
bermunculan untuk membuka kedai makan seperti masakan khas padang atau istilahnya nasi padang. Maka
dari itu kita dapat menjumpai makanan padang dengan mudah di sini.

Ada baiknya kita mengenalkan makanan khas daerah/ kota lainnya agar masyarakat bisa memilih
menu yang bervariasi mengingat negara kita merupakan negara yang memiliki budaya dan kuliner khasnya
masing-masing.

Tidak ada salahnya jika kami ingin mencoba membuka usaha makanan seperti masakan bugis kepada
masyarakat luas. Seperti berobok.

Apa itu berobbok? “Berobhok merupakan jenis masakan berkuah yang berbahan dasar Jagung dengan
campuran lainnya seperti daging ayam, daun pucuk katu, yang dihidangkan dengan mi / bihun / atau pun
nasi. Makanan ini sangat cocok untuk menu sarapan, makan siang / sore / malam.”

Tujuan kami ingin mencoba memasarkan makanan ini adalah agar orang-orang dapat merasakan
makanan yang baru dan tidak harus itu-itu aja. Seperti berobbok, makanan ini cukup mengenyangkan dapat
menambah nafsu makan karena rempah dan bumbu yang digunakan.

Selain itu, harga yang dikeluarkan pun tidak membuat kantong bolong, jadi makanan ini sangat cocok
untuk masyarakat Tembilahan. Masyarakat juga harus tau, bahwa kita memiliki banyak kota / pulau / suku
yang beraneka ragam, yang tentunya memiliki aneka kuliner yang berlimpah ruah. Kita juga harus bisa
melestarikannya.

Dalam membuka usaha, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

1. Persiapan modal yang cukup,

2. Mempersiapkan tenaga kerja,

3. Pengadaan bahan baku,

4. Hal teknik dalam menjalankan usaha,

5. Pemasaran usaha secara optimal,

6. Fasilitas dan lingkungan,

7. Memperhatikan persaingan bisnis,

8. Keuntungan sebuah bisnis, dan

9. Yang paling penting adalah lokasi yang strategis seperti di pusat kota. Di daerah taman, ataupun
tempat-tempat yang ramai dikunjungi

10. Pilih struktur bisnis, unsur izin usaha, dan daftarkan usaha pada instansi terkait yang tepat

2. MACAM-MACAM LABA
Untuk memulai suatu usaha, kita tidak terlepas dari yang namanya “modal”. Ada yang membutuhkan
modal kecil sampai modal besar. Untuk itu, ada beberapa orang yang meminjam modal dari Bank, ada pula
yang patungan dengan anggota jika usaha itu yang dirintis bersama. Berhubung usaha yang ingin kami
buka memiliki beberapa anggota, modal yang kami dapatkan dari hasil patungan, agar tidak membebani
nantinya. Setelah usaha yang dibuka telah lancar. Saatnya untuk menghitung untung dan rugi. Apa itu
untung dan rugi? Untung adalah pendapatan dari hasil penjualan yang melebihi modal awal dari produk
tersebut. Sebaliknya, rugi ialah keadaan dimana hasil dari penjualan yang tidak mendapat keuntungan
bahkan tidak mencapai modal awal dari produk tersebut.

Untung sering disebut juga sebagai laba. Laba dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Laba bersih ialah keuntungan yang sudah tidak ada potongan-potongan lain. Keuntungan ini adaah real.
2. Laba kotor ialah keuntungn yang masih perlu potongan-potongan seperti pembayaran gigi karyawan,
belanja
Bahan, dsb.

3. MENGHITUNG MODAL

Berikut cara untuk menghitung nilai jual suatu produk. Misalnya modal awal sebesar Rp. 54.000

Perhitungan Harga Jual

Raw material = Rp.54.000

Direct Labour 30% = Rp. 16.200

Factory Over Head (10%) = Rp. 1.620 +

COGM (Cost Of Good Materials) = Rp. 71.820

Harga barang pokok yang diproduksi

COGM per-paket (100%) = = Rp. 23.940

Asumsi Profit 30%

Harga jual per-paket sebelum tax (100% + 30%)= x Rp. 23.940

= Rp. 31.122

COGM per-paket = Rp. 23.940 +

= Rp. 55.062

Harga jual setelah ditambah tax

Tax 10% 10% x Rp. 31.122 = Rp. 3.112

Harga jual sebelum tax = Rp.31.122 +

Harga jual ke 3 paket menu = Rp. 34.234


4. RESIKO SELAMA BERBISNIS KULINER

Resiko-resiko yang kemungkinan terjadi di dunia usaha adalah:

1. Munculnya pesaing-pesaing baru


2. Banyaknya pesaing yang menjual dagangan yang sejenis
3. Membuka toko/kedai/rumah makan yang lebih menarik
4. Ruginya usaha karena berkurangnya pembeli

Untuk mencegah hal itu, hal yang harus kita lakukan ialah:

1. Membuat menu yang bervariasi


2. Mengembangkan ide, kreatifitas, dan kinerja yang baik
3. Membuat hal-hal baru untuk menarik kembali pelanggan
4. Harga jual tidak goyang (turun - naik), terlalu murah, ataupun terlalu mahal.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA

Faktor internal untuk memunculkan ide usaha

1. Pengetahuan yang dimiliki


2. Pengalaman dari individu itu sendiri
3. Pengalaman saat melihat orang lain menyelesikan masalah

Faktor eksternal untuk mendapat inspirasi usaha

1. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan


2. Kesulitan yang dihadap ehari-hari
3. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
4. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi resiko usaha:

1. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengolah usaha, peluang dan kekuatan perusahaan
2. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha.
3. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam
lingkungan
Usahanya.
4. Adanya kreatifitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan.
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan
(penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri. Sebelumnya, masakan
kuliner telah melewati sejarah dan mengalami perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari
berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas daerah
asal sukunya masing-masing.

B. SARAN

Kuliner ini cukup banyak diminati dari berbagai kalangan, khususnya di Tembilahan. Oleh karena itu,
kita perlu melestarikannya agar budaya kuliner di Indonesia tidak punah. Di samping untuk memajukan
perekonomian negara Indonesia, maka kami akan melestarikannya dengan cara mengolah, dan
memasarkan dengan membuka usaha Rumah makan, katering, dan sebagainya. Usaha kuliner yang kami
bangun membutuhkan berbagai tahapan, syarat, dan harus melalui berbagai faktor dan resiko.
DAFTAR PUSTAKA

https://kulinerwisatamakanan.wordpress.com/about/

https://googleweblight.com/?lite_url=http://budayakulinerindonesia.blogspot.com/2015/06/perkembangan-
kuliner-nusantara.html&ei=T7NHuODO&lc=id-
ID&s=1&m=933&host=www.google.co.id&ts=1487689468&sig=AJsQQ1AEmjaUk2fEqmB3KYmzUqc2
McyoBA

https://googleweblight.com/?lite_url=http://m.bisnis.com/lifestyle/read/20170104/50/616440/merawat-
budaya-kuliner-nusantara&eiYpO-IBpT&lc=id-
ID&s=1&m=933&host=www.google.co.id&ts=1487689734&sig=AJsQQ1CTB1MKWzRXqn9qEAhnzga
u9v-ghw

http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.katapengertian.com/2016/01/pengertian-tujuan-dan-
sasaran-usaha.html?m%3D&ei=XuKKm00K&lc=id-
ID&s=1&m933&host=www.google.co.id&ts=1487691067&sg=AJsQQ1A0VCe1TPr6s5s_1mO6ihIfXqfY
tA

Anda mungkin juga menyukai