PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau kurang lebih
17.504 pulau. Dari begitu banyak pulau yang ada, tentunya masing -masing
memiliki budaya yang cukup khas. Salah satunya adalah keanekaragaman
masakan tradisiona khas. Dalam kehidupan sehari -hari makanan merupakan
salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Makanan tradisional adalah
makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Makanan
tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan asli Indonesia, khas
daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup
kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut. Dengan
beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam -
macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi
makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahannya
dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti. Makanan tradisional Indonesia
dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakatdan menyatu di dalam sistim sosial budaya
berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai karena rasa tekstur dan
aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah
u m u m n y a t i d a k mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke
daerah lain.
Bengkalis suatu pulau yang berbatasan langsung dengan selat Melaka ini memili
asal mula nama yaitu Bengkalis diambil dari Kata " Mengkal" yang berarti sedih atau sebak
dan "Kalis" yang bearti tabah, sabar dan tahan ujian kata ini di ambil dari ungkapan raja
kecil kepada pembantu dan pengikutnya sewaktu baginda sampai di pulau Bengkalis ketika
ingin merebut tahta kerajaan Johor. dengan ungkapan "Mengkal rasanya hati ini karena
tidak diakui sebagai Sultan yang memerintah negeri, namun tidak mengapalah, kita masih
kalis dalam menerima keadaan ini "sehingga menjadi buah bicara penduduk bahwa baginda
sedang Mengkal tapi masih Kalis akhirnya ungkapan itu menjadi perkataan "oh baginda
sedang Mengkalis" dari kisah ini timbullah kata mengkalis, bahkan berubah menjadi kata
Bengkalis.
Sejarah Bengkalis bermula ketika Tuan Bujang alias Raja Kecil bergelar Sultan
Abdul Jalil Rahmat Syah mendarat di Bengkalis pada tahun 1722. Beliau di sambut oleh
batin Senggoro dan beberapa Batin pucuk suku "asli" Batin Merbau, Batin Selat Tebing
Tinggi dll. Berita Raja Kecil adalah pewaris kerajaan Johor semakin menumbuhkan rasa
1
hormat Batin-Batin di maksud, sehingga mereka mengusulkan agar Raja Kecil
membangunkan kerajaannya di pulau Bengkalis. Namun melalui musyawarah beliau
dengan Datuk Laksemana Bukit Batu, Datuk Pesisir, Datuk Tanah Datar, Datuk Lima
Puluh dan Datuk Kampar dan para Batin, di sepakati bahwa pusat kerajaan didirikan di
dekat Sabak Aur yakni di sungai Buantan salah satu anak Sungai Siak, pusat kerajaan itu
didirikan pada tahun 1723. Kerajaan inilah kemudian berkembang menjadi kerajaan Siak
Sri Indra Pura, yang pernah menguasai kawasan yang luas di pesisir pantai Sumatra bagian
utara dan tengah sampai ke perbatasan Aceh. Catatan sejarah menunjukkan, bahwa
Bengkalis pernah menjadi basis awal kerajaan Siak. Di Bengkalislah wawasan mendirikan
kerajaan Siak di mufakati. Dan di Bengkalis pula bantuan moral dari rakyat di padukan
ketika beliau keluar dari Bintan.
Sejarah juga mencatat, setelah belanda semakin berkuasa. Maka Bengkalis pula
yang menjadi tempat kedudukan residen pesisir timur pulau Sumatra berdasarkan perjanjian
dengan Sultan Syarif Kasim Abdul Jalil Syarifudin menyerahkan pulau bengkalis kepada
Hindia Belanda tanggal 26 Juli 1823.Sejarah juga mencatat sebelum kedatangan Raja
Kecil, Bengkalis sudah menunjukkan peran penting dalam arus lalu lintas niaga di selat
Melaka. Terutama sebagai persinggahan saudagar yang keluar masuk sungai Siak.
Berbicara tentang Budaya Melayu memang tak habis-habisnya dan tak akan pernah
selesai sampai kapanpun. Topik yang satu ini memang menarik untuk dibicarakan terutama
karena budaya itu sendiri sesungguhnya merupakan segala hal yang berhubungan dengan
hidup dan kehidupan manusia. Jadi,selama manusia itu ada selama itu pula persoalan
makanan dan penganan akan terus dibicarakan.
Demikian pula halnya Makanan Melayu. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk
mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk
beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus. Suku Melayu merupakan
kelompok suku yang mendiami kawasan di bumi melayu.
Didalam makalah ini akan dijelaskan makanan khas melayu yang berbahan non
beras yaitu dari sagu, sering ditemui di Bengkalis, Meranti maupun Indra Gili Hilir yaitu
sempolet, lengkap dengan bahan dan cara memasaknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kuliner Nusantara?
2. Bagaimana Perkembangan Kuliner Nusantara?
3. Apa Yang dimaksud Makanan Khas Melayu “Sempolet”?
4. Apa Bahan-Bahan untuk Makanan Khas Melayu “Sempolet”?
5. Bagaimana Langkah-Langkah Membuat Sempolet?
2
6. Berapa Rician Biaya Untuk Membuat Sempolet?
7. Apa Nilai Kandungan Gizi dari Sompolet?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kuliner Nusantara.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Kuliner Nusantara.
3. Untuk Mengetahui Makanan Khas Melayu Khususnya Sempolet.
4. Untuk Mengetahui Bahan-Bahan untuk Membuat Sempolet.
5. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Membuat Sempolet.
6. Untuk Mengetahui Rincian Biaya Membuat Sempolet.
7. Untuk Mengetahui Nilai Kandungan Gizi Dari Sempolet.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di
Jawa Barat.
Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok
pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat
(seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan
telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan,
seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel
Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur.
Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari.
Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah.
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk
pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa
tersendiri. Sebelumnya, masakan kuliner telah melewati sejarah dan mengalami
perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari berbagai suku. Masing-masing suku
memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas daerah asal sukunya masing-
masing.
5
Indonesia, misalnya Mie, Bakso, Lumpia semarang, tahu gimbal, tahu gejrot, bakso, tauco,
mochi, siomay, Roti ganjel rel, Semur, Bistik, pandekuk, Martabak, roti cane, kari, dan
masih banyak lagi.
6
D. Bahan-Bahan Membuat Sempolet
Berikut ini bahan-bahan dan cara membuat sempolet dengan porsi kurang lebih
sebanyak 10 porsi, yaitu :
1. Bahan-bahan/ Bumbu:
250 gr Sagu
2 Ikat (200 gr) Kangkung
2 Ikat (200 gr) Pakis
50 gr Udang Kering
200 gr Udang/Lokan
2 Buah Serai
1 Buah Daun Kunyit
1 Buah Asam Kandis / Asam Keping
Air Secukupnya
Bumbu-Bumbu
10 Siung bawang merah
4 siung bawang putih
10 Buah Cabai Merah
5 Buah Cabai Kering
Garam Secukupnya
Gula Secukupnya
7
Gambar 3. Pakis Gambar 4. Udang Kering
Gambar 7. Bawang Merah dan Putih Gambar 8. Cabe Merah & Cabe Kering
8
`
9
5. Lalu masukan sagu secara perlahan-lahan dan aduk sampai mengental dan menjadi
kuah.
6. Setelah sagu sudah tercampur dengan sempurna lalu masukkan sayur-sayuran
(kangkung dan pakis).
7. Terakhir tambahkan garam dan gula secukupnya.
8. Dan sempolet siap disantap selagi panas.
Gambar 11.Sempolet
F. Rincian Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat sempolet tidak terlalu mahal, disamping
bahan-bahan mudah untuk didapatkan. Berikut dibawah ini rincian biayanya, yaitu :
1. 250 gr Sagu = Rp. 3.000
2. 2 Ikat (200 gr) Kangkung = Rp. 3.000
3. 2 Ikat (200 gr) Pakis = Rp. 7.000
4. 200 gr Kerang Basah = Rp. 8.000
5. 50 gr Udang Kering = Rp. 8.000
6. 10 Siung Bawang Merah = Rp. 4.000
7. 4 Siung Bwang Putih = Rp. 1.000
8. 10 Buah Cabe Merah = Rp. 2.000
9. 5 Buah Cabe Kering = Rp. 1.000
10. Daun Kunyit, Serai,Asam Keping = Rp. 1.000
Rp. 39.000
10
G. Kandungan Gizi Dalam Sempolet
Didalam makanan khas melayu non beras yaitu sempolet ini memiliki kandungan
gizi yang baik untuk tubuh kita, yaitu :
1. Kalori = 1,276 Kcal
2. Protein = 402,75 gr
3. Karbohidrat = 43,1 gr
4. Lemak = 2,85 gr
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kebudayaan yang dimiliki Indonesia adalah kuliner tradisional. Masing-
masing kota memiliki kuliner tradisional yang berbeda. Perbedaan perbedaan kuliner
tradisional Indonesia itu juga masing masing mempunyai ciri khas. Tak lain halnya sama
dengan makanan khas melayu satu ini salah satunya yaitu sempolet.
Sempolet merupakan makanan khas Riau. Terdiri dari sayuran dan kuah campuran
tepung sagu. Ada tiga kabupaten yang jadikan sempolet sebagai makanan khas. Indragiri
Hilir, Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Ketiga daerah ini merupakan penghasil sagu di
Riau. Sempolet salah satu makanan yang berbahan dasar sagu yang dicampur dengan
sayuran dan ikan seperti teri atau udang. Sempolet sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Proses pengolahan Sempolet cukup sederhana, tepung sagu dicampurkan pada air
mendidih sambil diaduk-aduk sampai mengental dan menjadi kuah, lalu ditambahkan
dengan sayuran serta ikan serta bumbu masakan sederhana. Proses pemasakan sekitar 20-25
menit saja lalu siap untuk dihidangkan
B. Saran
1. Pemerintah dalam hal ini harus sering lagi menggelar stand atau pameran kuliner
nusantara, walaupun sudah dapat kita lihat sudah dilakukannya promosi maupun
festival tersebut. Namun alangkah baiknya juga bisa dikenalkan pada Negara lain,
atau tidak mungkin suatu saat kita bisa mengekspor sagu kepada Negara lain
dengan jumlah besar.
2. Kebudayaan adalah salah satu hal yang wajib terus dilestarikan, begitu juga dengan
kuliner tradisional Indonesia yang harus terus dilestarikan dengan cara
diperkenalkan kepada generasi muda kita. Jangan sampai generasi muda Indonesia
lebih mengenal kuliner dari kebudayaan barat yang sekarang sudah merajalela di
Indonesia. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa pengusaha kuliner yang
mengusung kuliner tradisional.
12
DAFTAR PUSTAKA
13