Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa
bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan
kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada manusia
berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi makhluk ciptaan-
Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran, kita dapat memanfaatkan bahan
nabati dan hewani menjadi produk yang beraneka ragam. Salah satunya
adalah produk makanan khas daerah. Makanan khas merupakan identitas
suatu daerah yang dapat membedakan keberadaan dengan daerah lain. 
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa
dan memiliki keanekaragaman di berbagai bidang, salah satunya adalah
makanan khas daerah. Pada awalnya kita hanya bisa menemukan
makanan-makanan khas daerah di tempat asalnya saja. Namun, seiring
dengan berkembangnya zaman, kini kita dapat menemukan makanan khas
daerah di berbagai macam tempat, tidak hanya didaerah asalnya saja.
Contohnya, pempek dan tekwan adalah makanan khas Palembang, kita
bisa menemukan penjual pempek dan tekwan di berbagai daerah, bahkan
di mancanegara.
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di
suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan
karakter masyarakatnya. Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari
sayur mayur karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya
masakannya serba panas atau pedas, untuk menghangatkan badan.
Penduduk di daerah pesisir sering kontak dengan orang asing atau daerah
lain sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut
memperkaya produk makanan khas daerah.
Perbedaan budaya membuat pengolahan produk makanan khas
berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk
makanan yang beranekaragam pula. Masakan khas daerah memiliki ciri
khas dan karakter tertentu. Oleh karena itu kita akan membahas salah satu
provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana letak geografis Jawa Barat ?
2. Bagaimana keadaan penduduk Jawa Barat ?
3. Apakah makanan pokok Jawa Barat ?
4. Apakah contoh hidangan Jawa Barat ?

1
5. Apa ciri khas masakan dan teknik pengolahan masakan Jawa Barat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui letak geografis Jawa Barat
2. Untuk mengetahui keadaan penduduk Jawa Barat
3. Untuk mengetahui makanan pokok Jawa Barat
4. Untuk mengetahui contoh hidangan Jawa Barat
5. Untuk mengetahui ciri khas masakan dan teknik pengolahan Jawa Barat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Jawa Barat

Letak geografi Jawa Barat di sebelah Barat berbatasan dengan Selat


Sunda, sebelah Utara dengan Laut Jawa dan daerah Khusus Ibukota Jakarta,
sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan sebelah Selatan
dibatasi oleh Samudera Hindia. Sedangkan menurut kondisi geologinya, provinsi
Jawa Barat memiliki struktur wilayah pegunungan yang berada dibagian tengah
dan selatan serta struktur dataran rendah dibagian utara. Provinsi Jawa Barat juga
memiliki kawasan hutan dengan fungsi sebagai hutan: konservasi, lindung, dan
produksi dengan proporsinya mencapai 22,10%. Jawa Barat juga merupakan
daerah yang memiliki intensitas hujan tinggi dengan curah hujan berkisar antara
2000-4000 mm/th. Dengan melihat angka curah hujan tersebut, maka Jawa Barat
dapat dikatakan melimpah ruah dengan air hujan. Oleh karena itu pula, maka
banyak nama tempat di Jawa Barat yang berawalan kata “Ci”, misalnya Cimahi,
Cianjur, Cisarua, dan lain sebagainya. Sebutan-sebutan ini mengisyarakatkan
bahwa wilayah Jawa Barat melimpah ruah dengan air, sebab kata “Ci” atau “Cai”
berarti air. Dan dengan banyaknya air yang ada di Jawa Barat maka banyak
ditemukan Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS ini tersebar lima di Jawa Barat,
yaitu DAS Cisadane, DAS Citarum, DAS, Cimanuk, dan DAS Citanduy. Sungai-
sungai tersebut dapat dikategorikan sebagai DAS yang besar. Selain DAS, di Jawa
Barat juga terdapat danau-danaunya misalnya Situ Bagendit di Garut; Situ
Patenggang dan Situ Cileunca di kabupaten Banding; Situ Gede di Tasikmalaya;
Situ Panjalu di Ciamis, dan lain sebagainya.

B. Penduduk Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat dengan luas 35.377,76 Km2 menurut Data SIAK
Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 Juta Jiwa. Penduduk
ini tersebar di 26 Kabupaten/Kota, 625 Kecamatan dan 5.899 Desa/Kelurahan.
Penduduknya sendiri dibagi menjadi beberapa suku yang tersebar di seluruh Jawa
Barat yaitu suku: Sunda, Jawa, dan Cirebon. Suku Cirebon merupakan suku
pencampura suku Jawa dan suku Sunda. Mayoritas dari masyarakat Jawa Barat
merupakan suku Sunda atau orang Priangan. Jumlah masyarakat suku Sunda yang
mendiami Jawa Barat paling banyak terdapat pada kota-kota besar seperti:
Bandung, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, hingga desa-desa.

Dengan letak geologi provinsi Jawa Barat seperti yang dipaparkan diatas,
maka diperkirakan penduduk tersebut hidup dari hasil pertanian, perkebunan,
maupun perternakan. Hasil dari bercocok tanam maupun berladang ini berupa
beras, kentang manis, wortel, jagung, buah-buahan, dan sayuran. Selain hasil tadi,
terdapat pula komoditi seperti: teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat

3
dam kopi. Selain bercocok tanam terdapat pula perternakan yang menghasilkan
120.000 ekor sapi ternak, dimana jumlah ini 34% dari total nasional.

C. Makanan Penduduk Jawa Barat

Sepiring makanan selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia


ternyata juga memiliki nilai sejarah dan filisofinya sendiri. Dalam sepiring
makanan ternyata terdapat banyak hasil pencampuran oleh kreativitas manusia
dan lintas kebudayaan. Banyak campur tangan dan bahkan citarasa peranakan
yang tercampur dalam suatu makanan, tetapi justru di sinilah letak keunikan dari
kuliner bangsa tersebut. Adanya percampuran dan silang budaya inilah yang
menghasilkan cirri khas di setiap negara bahkan daerah, meskipun ada bahan baku
yang sama. Gastronomi Indonesia merupakan perpaduan antara budaya makanan
lokal tradisional dengan makanan makanan India, Timur Tengah, Cina, Jepang,
dan bangsa Eropa seperi Portugis, Belanda, maupun Inggris.

Sepanjang sejarahya, Indonesi telah menjadi tempat perdagangan antara


dua benua yang telah membawa perubahan dalam bidang sosial, budaya, agama,
gaya masakan, bahan makanan ,makanan yang akan membedakan satu dengan
yang lain. Untuk teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang
dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner dan etnik pendatang. Para pedagang
Spanyol dan Poryugis membawa bahan makanan dari benua Amerika jauh
sebelum Belanda datang ke Indonesia.

Arab merupakan salah satu negara yang mempengaruhi makanan di


Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Bangsa negara Arab yang datang ke
Indonesia ini disebabkan oleh terjadinya perpecahan besar di antara umat Islam
yang menyebabkan terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib. Perpecahan
inilah yang menyebabkan perpindahan atau hijrah besar-besaran kaum keturunan
Ali bin Abi Thalib, salah satunya hijrah ke Indonesia. Keturunan Ali bin Abi
Thalib ini dapat disebut sebagai keturunan Arab Hadramaut. Keturunan Arab
Hadramaud di Jawa Barat sendiri terdapat di Cirebon. Keturunan Arab Hadramut
sedikit banyak mempengaruhi masakan lokal yang ada Jawa Barat, terutama
dalam hal penggunakan daging kambing. Selain bangsa Arab yang ikut andil,
terdapat bangsa China yang datang ke Jawa Barat. Perkembangan masakan
Indononesia, khususnyaa suku Sunda mengembangkan cara memasak dengan
metode fermentasi misalnya oncom dan tauco yang merupakan hasil adaptasi
masakan Tionghoa. Bangsa Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama 350
tahun juga memberikan pengaruh pada masakan Indonesia. Kolonialisasi bangsa
Belanda telah memperkenalkan cita rasa baru dengan bahan makanan yang
dibawanya, misalnya lada yang berasal dari Meksiko; kacang dari Amerika untuk
bumbu gado-gado; singkong dari Karibia; dan ketang dari Amerika Selatan. Tak
hanya itu, bermacam-macam sayuran seperti kubis, kembang kol, kacang panjang,

4
wortel, dan jagung juga diimpor masuk ke Indonesia sehingga menciptakan
berbagai masakan yang baru. Salah satu peninggala dari penjajah adalah teh. Pada
tahun 1686, Andreas Cleyer membawa teh dalam bentuk tanaman hias. Lalu 42
tahun kemudian pada tahun1728, Belanda mulai tertarik terhadap teh dan mulai
mendatangkan benih dari China untuk dibudidayakan di pulau Jawa. Tahun 1824,
Van Siebold melanjutkan upaya pengembangan teh yang benihnya berasal dari
Jepang. Usaha perkebunan teh pertama di Indonesia dipelopori oleh Jacobson
pada 1828. Teh mulai berkembang dan memberikan keuntungan bagi Belanda.
Gubernur Van Den Bosch menjadikan teh sebagai salah satu komoditas Sistem
Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Jawa Baratlah yang menjadi pusat teh di Indonesia.

Bahan-bahan yang dibawa pendatang ini dibudidayakan oleh rakyat


Indonesia, khususnya di daerah Jawa Barat dimana daerahnya merupakan daerah
pegunungan. Selain ditanami bahan dari pendatang, keadaan alam di Jawa Barat
sendiri juga sudah banyak ditumbuhi aneka tumbuhan. Tidak terkecuali pisang.
Hal ini memberikan inspirasi kepada wanita di Jawa Barat untuk menggunakan
daun pisang sebagai media untuk memasak, misalnya memasak pepes, nasi
timbel, dan lain sebagainya. Tumbuhan atau sayur lainnya juga dapat digunakan
sebagai bahan pangan yang bisa dimakan secara mentah maupun dimasak terlebih
dahulu. Selain banyak menggunkan daun-daunan atau tumbuhan, masyarakat
Jawa Barat juga sering menggunakan ikan sebagai bahan pangan. Berikut
merupakan makanan khas daerah Jawa Barat.

Menurut orang Sunda, yang dimaksud dengan makanan ialah kadaharan,


yaitu suatu benda yang dapat dimakan (Satjadibrata, 1976). Dalam konsep
kebudayaan Sunda terdapat suatu anggapan bahwa belum dapat dikatakan makan
bila belum makan nasi dengan lauk pauknya. Sedangkan makan singkong, bakar
jagung, rebus ubi, dan rebus talas; menurut orang Sunda termasuk ngopi atau
ngaleueut ialah makan makanan ringan beserta minum teh atau air kopi. Makanan
tersebut dianggap juga sebagai makanan cangkarang bongkang ialah makanan
yang bukan makanan pokok.

Konsep orang Sunda ini sama dengan kebanyakan konsep yang dipakai
daerah lainnya, yaitu memiliki pola makan untuk memakan beras sebagai
makanan pokok. Dengan beras yang dipandang sebagai makanan pokok, beras
dinilai memiliki nilai yang cukup tinggi bagi warga Sunda. Sebab, makanan
pokok ini memiliki nilai religious. Hal ini tampak pada sebagian besar orang
Sunda yang masih mempertahankan kebiasaan nenek moyang mereka untuk
menghormati padi atau beras sebab dianggap sebagai penjelmaan Nyi Pohaci
Sanghyang Sri (dewi padi), sebagai lambang kesuburan.

Selain makanan pokok, terdapat pula lauk pauk yang mendampinginya.


Dalam istilah masyarakat Sunda lauk pauk itu disebut rencang sangu, yakni

5
pelengkap makan nasi. Lauk pauk yang dikenal masyarakat Sunda yang pertama
adalah makanan dari hewan. Sumber bahan makanan dari hewan ini antara lain
adalah daging, ikan, dan telur. Ditinjau dari segi kesehatan daging merupakan
sumber protein yang sangat baik dan bergizi, terlebih lagi mudah untuk dicerna.
Daging juga merupakan salah satu makanan favorit orang Sunda. Bahkan,
kesukaan orang Sunda ini harus ada pada saat acara-acara penting, seperti
selamatan pernikahan, khitanan atau syukuran lainnya. Namun, kesukaan orang
Sunda dalam mengkonsumsi daging yang untuk beberpa jenis saja misalkan
daging sapi, ayam, bebek, angsa, merpati, serta beberapa jenis burung pemakan
padi, itik, dan kambing. Sedangkan untuk daging kuda, marmot maupun kelinci
tidak popular untuk dimakan. Khusus untuk daging babi, masyarakat Jawa Barat
hanya memelihara saja sebab mayoritas keyakinan di Jawa Barat adalah Islam.

Selain daging, terdapat pula ikan sebagai lauk pauknya. Ikan yang biasa
dimakan terdiri dua jenis, yaitu ikan darat dan ikan laut. Ikan darat ialah ikan yang
dipelihara di kolam, sawah, maupun danau. Bahkan sekarang, orang Jawa Barat
memelihara ikan dengan menggunakan karamba maupun tambak dengan
menggunakan aliran sungai deras. Pada kolam tersebut dapat dipelihara berbagai
jenis ikan, seperti; ikan mas, ikan mujair, ikan gurame, tawes, dan sebagainya.
Sedangkan, pada masyarakat Sunda yang tinggal di daerah pedesaan lebih banyak
mengenal jenis ikan darat seperti: ikan lele, tambakang, nilem, deleg, beunteur,
dan lain sebagainya. Sedangkan, jenis ikan laut yang jarang ditemukan di desa
sekitar pegunungan berbentuk ikan asin. Sebaliknya di desa sekitar pesisir, ikan
laut segar dapat dengan mudah diperoleh. Begitu juga di kota-kota besar yang
dikenal ialah bandeng, tongkol, kembung, kakap, cumi-cumi, dan lain sebagainya.

Selain daging yang dikonsumsi, masyarakat Jawa Barat pula mengenal


kacang-kacangan yang mengandung protein nabati. Makanan yang mengandung
protein nabati tersebut adalah tempe, tahu, oncom, kecap, dan tauco. Sebagai
pelengkap makan, masyarakat Sunda mengenal pula lalap, yaitu sayur-mayur
untuk dipadukan dengan sambal pada waktu memakannya. Sambal yang
digunakan juga berbagai macam, misalnya sambal terasi, sambal oncom.

Masyarakat Sunda mengenal pula makanan sebagai cuci mulut atau


bibilas. Jenis makanan untuk bibilas ini terdiri dari buah-buahan dan penganan.
Buah-buah ini terdiri buah yang tidak perlu dieram dan buah yang perlu dieram.
Buah yang tidak perlu dieram adalah buah yang dapat dimakan tanpa proses
pengeraman, misalnya jambu, kedondong, jeruk, dan lain sebagainya. Berbeda
dengan buah tanpa proses pengeraman, buah yang perlu melalui proses
pengeraman adalah sawo, nangka, kesemek, alpukat, dan sebagainya.
Sedangakan, makanan bibilas berupa penganan sangat banyak jumlahnya dan
banyak pula jenisnya seperti: dodol, opak, sale, dan sebagainya. Bibilas sendiri di
setiap daerah berbeda-beda misalnya: kota Garut sebagai penghasil dodol dan sele

6
kesemek; opak dari Limbangan; borondong dari Ciparay Malajalaya; dan lain
sebagainnya. Berikut merupakan makanan khas Jawa Barat.

C.1 Makanan Pokok

Pertama, di daerah Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat masyarakatnya


mengenal nasi singkong sebagai makanan pokoknya. Bahkan mereka memiliki
beras singkong yang disebut dengan rasi. Usai dimasak, Nasi Singkong
dikonsumsi layaknya nasi biasa dari beras mereka mengosumsi dengan sayur dan
lauk lain. Mereka mengolah singkong menjadi tepung beras atau beras singkong. Cara
pengolahannya meliputi: singkong yang telah diparut, diperas untuk diambil
patinya. Kemudian ampasnya dijemur hingga kering lalu digiling menjadi tepung.
Untuk menyantapnya, tepung singkong diberi air dan dikukus. Nasi singkong pun
siap disantap bersama lauk-pauknya.

Kedua, Nasi Timbel. Merujuk kepada cara memasak dengan membungkus


nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi menjadikan aroma daun pisang luruh
dan menambah aroma nasi. Caranya hampir sama dengan membuat lontong;
ditekan, dipadatkan, dan digulung dengan daun pisang; biasnya disajikan bersama
beberapa pilihan lauk-pauk teman nasi seperti ayam, bebek, atau merpati goreng,
empal gepuk, jambal roti, tahu, tempe, sayur asem, lalab dan sambal. Nasi timbel
pada perkembangannya mengilhami resep nasi bakar.
Ketiga, Nasi Liwet Sunda. Cara masak nasi dalam tungku dengan nasi
dibumbui sereh dan laos serta daun salam. Untuk menambah rasa ada yang
menambahkan ikan asin. Keempat, nasi tutug oncom. Nasi yang dinanak dengan
campuran oncom, bawang merah, dan kencur, biasanya disajikan dengan krupuk,
sambal terasi, dan teri asin.

C.2 Lauk Pauk Nabati

Pertama, Karedok. Hidangan ini merupakan makanan yang terdiri dari


sayuran mentah yang ditambah dengan bumbu kacang. Kedua, Lotek. Lotek ini
hampir sama dengan karedok hanya saja berbeda penggunaan sayurnya. Sebab,
lotek menggunakan sayur rebus yang diberi bumbu kacang. Ketiga, Sayur Asem
merupakan sayur yang memiliki cita rasa asam jawa. Keempat, Oncom
merupakan fermentasi kacang tanah mirip seperti tempe. Oncom ini dapat
digoreng, dipepes, atau ditumis dengan sayur seperti: Ulukutek Leunca (leunca),
atau Oncom Peuteuy. Kelima, tumis tauco merupakan tahu yang ditumis dengan
tauco. Keenam, tumis kangkung merupakan sayur kangkung yang ditumis.

C.3 Lauk Pauk Hewani

Pertama, Pepes adalah cara memasak dengan membungkus bahan pangan


di dalam daun pisang yang kemudian dimasak atau dipanaskan. Berbagai bahan
pangan dapat dijadikan pepes seperti: ikan mas, teri, oncom, leunca, jamur, telur
asin, tahu, dan lain sebagainya. Salah satu pepes yang paling terkenal adalah Pais
Lauk Emas (Pepes Ikan Mas). Kedua, aneka ikan bakar disajikan dengan cocolan
sambal dan kecap. Ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim disajikan. Ketiga,

7
aneka ikan goreng disajikan dengan cocolan sambal dan kecap. Ikan mas, gurami,
ikan nila, dan lele lazim disajikan. Gurame Kipas merupakan salah satu ikan
goreng yang terkenal. Keempat, ikan asin seperti peda, jambal, pari, ikan asin bulu
ayam, teri, ikan gabus, dan cumi asin. Kelima, Bakakak Hayam merupakan ayam
panggang ala Sunda. Keenam, Empal Gebuk merupakan daging sapi goreng
bercita rasa manis. Ketujuh, Sate Maranggi merupakan sate kambing atau domba
khas Sunda dengan bumbu kecombrang. Kedelapan, Gulai Kambing merupakan
gulai dari daging kambing. Dan kesembilan, Empal Gentong merupakan daging
dan jeroan kambing dari Cirebon.

C.4 Makanan Sepinggan

Makanan sepinggan merupakan makanan yang mengandung karbohidrat,


protein, vitamin, mineral, dan lemak di dalam satu piring atau pinggan. Berikut
merupakan makanan sepinggan di Jawa Barat. Pertama, Soto Bandung merupakan
soto daging sapi dan lobak. Kedua, Soto Mie merupakan soto dengan mi, bihun,
kikil atau urat sapi. Ketiga, Mie Kocok merupakan mie dengan kikil dan urat sapi.

C.5 Jajanan Khas Jawa Barat

Pertama, Putri Noong memiliki arti putri yang mengintip. Kue ini terbuat
dari bahan yang sederhana yaitu, singkong dan pisang. Singkong diparut, lalu
adonannya diberi pewarna dan dibentuk bulat. Kemudian, bagian tengahnya diberi
potongan buah pisang. Adonan singkong dan pisang tersebut lalu dikukus. Setelah
itu disajikan dengan kelapa parut. Kedua, Combro dan Misro merupakan makanan
khas Jawa Barat yang terbuat dari parutan singkong. Combro dan Misro itu
berbeda. Kedua makanan ini dibedakan oleh isinya, yaitu isi Combro merupakan
sambal oncom dan isi Misro merupakan gula merah. Kedua makanan ini sangat
nikmat saat disantap dalam keadaan hangat. Ketiga, Kue Bandros merupakan
jajanan khas Bandung yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan parutan
kelapa dan santan. Supaya aromanya wangi, maka ditambahkan juga sedikit daun
pandan di dalam adonannya. Kemudian di panggang sekitar 5 menit. Setelah
matang, kue ditaburi dengan gula pasir. Kue ini nikmat disantap dengan ditemani
the manis atau kopi.

Dari makanan khas di Jawa Barat tersebut dapat diketahui bahwa


masyarakat Jawa Barat banyak menggunakan sayur-mayur, terebih yang mentah;
dominan masakan yang terbuat juga menggunkan ikan. Rasa masakannya pun
cenderung agak pedas (tidak sepedas makanan Jawa Tengah) serta asam.

Meskipun keadaan alam di Jawa Barat yang memungkinkan banyaknya


bahan makanan. Namun, pada saat krisis moneter 1997 masyarakat Jawa Barat
berusaha untuk berhemat karena beban ekonomi yang semakin berat. Pengiritan
yang dilakukan orang Jawa Barat disiasati dengan berdirinya tempat makan yang
murah meriah. Oleh sebab itu, di Jawa Barat banyak muncul saung.

8
D. Upacara Daur Hidup

Upacara daur hidup manusia di Jawa Barat terdiri dari: upacara adat masa
kehamilan, upacara kelahiran atau masa bayi, upacara masa kanak-kanak, upacara
adat perkawinan, dan upacara adat kematian. Upacara adat masa kehamilan dibagi
menjadi beberapa. Pertama, upacara mengandung empat bulan merupakan
upacara adat masyarakat Jawa Barat saat mengetahui seorang perempuan
mengandung dan diberitahukan kepada tetangga dan kerabat. Biasanya upacara ini
mengundang pengajian untuk membacakan doa selamat, nurbuat, dan doa lainnya
agar bayinya mulus, sempurna dan sehat selamat. Kedua, upacara mengandung
tujuh bulan atau tingkenan merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat
seorang calon ibu mengandung 7 bulan. Kata tingkeban sendiri artinya tutup,
maksudnya si calon ibu yang sedang hamil tidak boleh bercampur dengan
suaminya. Upacara tingkeban ini memiliki makanan yang wajib ada, yaitu rujak
kanistren. Rujak ini terdiri dari 7 macam buah-buahan. Rujak ini nantinya akan
dijual si calon ibu. Ketiga, upacara mengandung Sembilan bulan dilaksanakan
setelah usia kandungan masuk Sembilan bulan. Dalam upacara ini dibuat bubur
polos yang artinya bisa mendapat kemudahan waktu melahirkan. Bubur polos ini
biasanya dibagikan beserta nasi tumpeng atau makanan lainnya. Keempat, upacara
reuneuh mundingeun merupakan upacara yang dilakukan bila si calon ibu
mengandung lebih dari 9 bulan. Upacara ini diadakan agar perempuan yang hamil
tua tersebut segera melahirkan.

Upacara kelahiran dan masa bayi sendiri terdapat upacara-upacara


tersendiri. Berikut penjelasannya. Pertama, upacara memelihara tembuni
merupakan upacara untuk membuang plasenta atau ari-ari yang tidak boleh
dibuang sembarang. Sebab, itu dipandang sebagai saudara bayi. Plasenta ini akan
dibersihkan, dimasukkan ke dalam pendil dicampuri bumbu-bumbu garam, asam,
dan gula merah lalu ditutup memakai kain putih yang telah diberi udara melalui
bamboo kecil. Pendil ini bisa dikubur di dekat rumah dan diberi lampu sampai tali
pusar bayi lepas dari perutnya atau dapat dihanyutkan ke sungai secara adat.
Kedua, upacara nenjrag bumi merupakan upacara memukul alu ke bumi sebanyak
7 kali didekat bayi. Hal ini dimaksudkan agar bayi tidak takut jika mendengar
bunyi yang tiba-tiba dan menakutkan. Ketiga, upacara puput puseur merupakan
selamatan dikarenakan lepasnya tali pusar. Pada upacara ini biasanya dibacakan
doa selamat dan disediakan bubur merah dan bubur putih. Keempat, ucara ekah
merupakan upacara untuk mengungkapkan rasa syukur sebab dikaruniai anak oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Perlengkapan yang harus disediakan adalah domba atau
kambing dengan pembacaan doa selamat, setelah itu dimasak dan dibagikan
kepada handai tolan. Kelima, upacara nurunkeun merupakan upacara pertama kali
bayi dibawa ke halaman rumah. Upacara ini dilaksanakan berselang 7 hari setelah
upacara puput puseur. Pelaksanaan upacara ini diadakan pengajian dan selamatan.
Keenam, upacara cukuran merupakan upacara syukur orang tua. Upacara ini

9
dilaksankan pada saat bayi berumur 40 hari. Upacara turun taneuh merupakan
upacara pertama kali bayi menjejakkan kakinya ke tanah. Upacara ini juga
terdapat selamatan dan doa.

Upacara adat perkawinan. Secara kronologis upacara adat perkawinan


dapat diurut mulai dari adat sebelum nikah, saat akad nikah dan sesudah nikah.
Pertama, adat sebelum nikah meliputi: neundeun omong (bersilahturami kerumah
si gadis agar kelak anak gadisnya dilamar), ngelamar ( meminang si gadis),
seserahan (menyerahkan si jejaka kepada calon mertuanya, calon pengantin pria
menyerahkan barang-barang ke calon mertuanya), ngeuyeuk seureuh (mengatur
serta mengait-ngaitkan sirih, maksudnya menasihati calon pengantin). Kedua,
upacara adat akad nikah memiliki ketentuan sendiri-sendiri menurut agama yang
dianutnya. Upacara adat sesudah nikah meliputi: sungkeman (meminta doa restu
kepada orang tua), upacara sawer (memberikan nasehat kepada mempelai),
upacara nincak endok (menggambarkan pengabdian seorang istri pada suami,
upacara buka pintu, upacara huap lingkung (kedua mempelai duduk bersanding,
yang wanita di sebelah kiri pria, di depan mempelai telah tersedia adep-adep,
yaitu nasi kuning dan bakakak ayam).

Upacara adat kematian setiap agama berbeda-beda. Namun, upacara


setelah kematian hampir sama, yaitu sore atau malam hari pada hari pertama
wafat (poena), tiluna (tiga harinya), tujuhna (tujuh harinya), matangpuluh (empat
puluh harinya), natus (seratus hari), mendak taun (satu tahunnya), dan newu
(seribu harinya) diadakan tahlilan untuk yang beragama muslim.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jawa Barat merupakan salah satu bagian dari Pulau Jawa yang terletak
disebelah barat sendiri. Bagian Jawa yang paling barat ini berbatasan dengan:
Laut Jawa dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada sebelah utara; Provinsi
Jawa Tengah pada sebelah timur; Samudera Hindia di sebelah selatan; dan
Provinsi Banten di sebelah barat. Daerah Jawa Barat juga merupakan daerah yang
memiliki curah hujan tinggi berkisar 2000-4000 mm/th. Banyaknya curah hujan
mengakibatkan daerah Jawa Barat tidak sedikit yang memiliki nama berawalan
“Ci” yang artinya bahwa daerah itu memiliki air yang melimpah. Dan dengan
banyaknya jumlah air di Jawa Barat maka terdapat pula DAS, sungai, danau.
Banyaknya jumlah air ini juga dimanfaatkan oleh orang untuk membuat usaha
membudidayakan ikan di tambak. Terlebih, orang Jawa Barat lebih menyukai
mengkonsumsi daging. Daging yang dikonsumsi juga tidak semua misalnya
daging yang dikonsumsi adalah daging kambing, sapi, ayam, burung dara, itik,
serta burung pemakan tanaman, dan lain sebagainya. Sedangkan, daging yang
jarang dikonsumsi adalah kuda, marmot, dan kelinci. Khusus untuk daging babi,
masyarakat Jawa Barat hanya mengkonsumsinya dan hanya memeliharanya saja.

Makanan yang dikonsumsi oleh orang Jawa Barat ini memilki rasa yang
berbeda dengan daerah yang ada di Jawa, yaitu sedikit pedas dan masam. Rasa ini
juga dipengaruhi oleh keadaan alam Jawa Barat, bangsa yang berkunjung, hingga
krisis moneter pada tahun 1997 membuat banyak perubahan. Misalnya, setelah
krisis moneter tahun 1997 membuat masyarakat menghemat dengan cara
membuat usaha tempat makan yang murah. Selain, krisis moneter makanan di
Jawa Barat juga dipengaruhi oleh bangsa lain misalnya Arab, China, Eropa, dan
lain sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://suku-dunia.blogspot.co.id/2015/06/suku-suku-di-jawa-barat.html

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1361

https://books.google.co.id/books?
id=bDPYw9HjtzgC&pg=PA71&lpg=PA71&dq=pengaruh+belanda+dalam+masakan+jawa+
barat&source=bl&ots=zIb8vDk9bA&sig=S2qcnrYUlKyszwZH-
n085c5eGFI&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengaruh%20belanda%20dalam
%20masakan%20jawa%20barat&f=false

http://anjjabar.go.id/makanan-khas

https://id.wikipedia.org/wiki/Masakan_Sunda

http://gastroina.blogspot.co.id/2014/07/identitas-gastronomi-indonesia_31.html

https://id.wikipedia.org/wiki/India-Indonesia

http://mastugino.blogspot.co.id/2015/02/makanan-khas-daerah.html#

https://books.google.co.id/books?
id=hi4yCwAAQBAJ&pg=PA10&dq=makanan+jawa+barat&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjw
u4XvvtPKAhVCG44KHa-xDMAQ6AEINTAD#v=onepage&q=makanan%20jawa
%20barat&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=Zxow5ng9r5QC&dq=asal+usul+makanan+jawa+barat&source=gbs_navlinks_s

https://books.google.co.id/books?
id=SWsLhfXvcgoC&pg=PA159&lpg=PA159&dq=TEH+JAWA+BARAT+BERASAL+DARI&sour
ce=bl&ots=Ip36ADxAMh&sig=isKPWJQWhqiexD0Lyd9GSHDlFyU&hl=en&sa=X&redir_esc
=y#v=onepage&q=TEH%20JAWA%20BARAT%20BERASAL%20DARI&f=false

12

Anda mungkin juga menyukai