Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota :

Sofia Annisa .M (1409025007)


Ega Fatmawati (1609025014 )
Hiel Ade P. D (1609025015 )
Ferdian .Q 1609025020 )
Donni Damara ( 1609025036 )
M. Aditya R. P ( 1609025025 )
Dini Indah .C ( 1609025051 )

Rekayasa Sanitasi dan Lingkungan

“ Pabrik Tahu Selili”

Salah satu pabrik pembuatan tahu yang ada di kota Samarinda berada di jalan lumba-lumba
Keluarahan Selili, Samarinda Hilir tepatnya dipinggir sungai mahakam. Pabrik tahu ini telah
berdiri sejak tahun 1975, dan merupakan usaha perorangan walaupun dilakukan dipabrik/tempat
yang sama. Salah satu orang yang bekerja disana adalah pak Suratno (40 tahun). Beliau telah
bekerja disana sejak kelas 6 SD sampai sekarang dan beliau biasanya mulai membuat tahu dari
jam 4 pagi hingga 11 siang dan memasarkannya pada sore hari. Beliau memiliki pelanggan tetap
yaitu paklek tahu tek yang ada di jalan pramuka, Setiap harinya ia dapat memproduksi 1 karung
kedelai yang ia beli dipasar seharga 350 ribu yang berisi 50 kg kedelai dan dapat dijadikan 9
ember, dengan ukuran tahu sekitar 4x4 yang setiap embernya dijual seharga 100 ribu. Jumlah
produksi tahu tersebut tergantung pada permintaan pelanggan, tetapi biasanya pak Sutisno mampu
menjual 9 ember tahu setiap harinya. Sehingga bisa diperkirakan pendapatan Pak Suratno setiap
harinya sebesar Rp. 300.000,00. Tahu yang ia buat bisa bertahan hingga 2-3 hari, apabila
dimasukkan di kulkas dapat bertahan lebih lama lagi sekitar 5 hari.

Sumber air yang digunakan ialah air sungai, mulai dari merendam kedelai, mencuci hingga
merebus menggunakan air sungai yang disalurkan ke pipa-pipa menggunakan pompa. Dalam
proses pembuatan tahu ada 2 limbah yang dihasilkan yaitu limbah cair dan padat. Limbah cair
yang dihasilkan seperti air bekas perendamanan, pencucian dan perebsan yang langsung dibuang
kesungai. Limbah padat berupa ampas tahu bisa dijadikan makanan ternak khususnya babi yang
dijual 12 ribu/karungnya.

Bapak Suratno menjelaskan secara singkat proses pembuatan tahu yang selama ini dia
lakukan yang pertama kedelai dicuci bersih dan dipisahkan kulitnya lalu direndam selama 4 jam.
Kemudian kedelai digiling sedikit demi sedikit hingga menjadi bubur, lalu direbus. Perebusan ini
menggunakan cara tradisional dengan kayu. Kayu ini pak suratno beli dengan harga 200
ribu/sampan. Setelah itu proses penyaringan bubur kedelai bersama air asam/air cuka tahu
menggunakan kain seprti ayunan yang digantung sambil diaduk perlahan sampai menggumpal.
Air asam/ air cuka tahu ini bukan air cuka asli melainkan cuka tahu yang diperoleh dari air bekas
penyaringan dan pemadatan tahu. Setelah disaring kemudian ditambahkan lagi air cuka tahu,
fungsinya agar tahu cepat menggumpal dan bisa dicetak. Lalu tahu dicetakmenggunakan cetakan
tahu yang berasal dari tahu dan ditutup dengan kain/karung, dipres dengan ditumpuk dengan
cetakan kayu dan ember yang berisi air agar tahu memadat sempurna. Kemudian tahu dipotong
kecil dan dipidahkan ke ember lalu dipasarkan.

Cara Pembuatan Produksi Tahu


Berdasarkan standard operating procedure pembuatan tahu adalah sebagai berikut:

A. Perendeman
Dari hasil pengamatan jumlah kedelai yang digunakan sebanyak 50kg/hari dan waktu
perendaman berkisar 3-4 jam. Hal ini disebabkan karena unit usaha tidak memiliki
catatan atau dokumentasi di tahap produksi, sehingga yang digunakan yaitu mengacu
pada perkiraan pelaku usaha.
B. Penggilingan
Pada unit usaha tahu di Jl. Lumba-Lumba penggilingan dilakukan dengan mesin giling
desertai dengan penambahan air sehingga membuat kedelai hancur menjadi bubur
kedelai.
C. Perebusan
Pada unit usaha tahu di Jl. Lumba-Lumba perebusan dilakukan dengan memasukkan
kedelai kedalam drum seng kemudian dibakar diatas tungku kayu bakar. Dengan jumlah
air yang bervariasi setiap harinya.
D. Penyaringan
Pada unit usaha tahu di Jl. Lumba-Lumba bubur kedelai disaring dengan penyaring yang
umum digunakan oleh pengusaha tahu yaitu penyaring kain sipon berwarna putih.

E. Penggumpalan
Pada unit usaha tahu di Jl. Lumba-Lumba penggumpalan dilakukan dengan
penambahan whey (air cuka tahu). Setelah pengendapan sempurna maka bagian atas
yang berupa air bening dipisahkan dari endapan agar proses pencetakan dapat
dilakukan dengan mudah.
F. Pencetakan
Pada unit usaha tahu di Jl. Lumba-Lumba pencetakan dilakukan dengan cetakan yang
terbuat dari kayu. Gumpalan yang terbentuk dimasukkan kedalam cetakan yang telah
dialasi kain blacu berwarna putih. Berat benda yang digunakan sebagai pengepres juga
bervariasi sehingga mempengaruhi ukuran dan kepadatan tahu

Anda mungkin juga menyukai