Oleh:
NAMA : ANISATUL AFIFAH SAFITRI
NIM : 171810301051
DOSEN PENGAMPU: Drs Agung Purwanto, M. Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB I. PENDAHULUAN
Tahu takwa mulai diproduksi pertama kali di Kediri oleh Lauw Soen Hoek
(yang dikenal oleh kalangan luas sebagai Mbah Kacung) pada 1912, Lie Ga Moy
pada 1948, dan Kaou Loung. Ketiganya adalah etnis Tiongkok yang bermigrasi ke
Kediri pada 1900-an. Tahu Bah Kacung mulai diproduksi pada tahun 1912 oleh
Lauw Soen Hok, alias Bah Kacung, julukan yang diperolehnya sejak masih kanak-
kanak (Kacung). Semula berlokasi di Jalan Jagalan (kini Jalan Pattimura). Tahun
1964 Bah Kacung meninggal dunia, dan pada tahun 1965 usaha ini dilanjutkan oleh
salah satu putranya, Josef Seger Budi Santoso (Lauw Sing Hian), dengan lokasi
berpindah ke Jalan Trunojoyo No. 59. Pada awalnya, tahu kuning atau tahu takwa
dibuat dengan menggunakan peralatan yang sederhana, seperti kayu dan batu dan
dikerjakan dengan tenaga manusia. Pembakarannya menggunakan kayu dan
digiling secara manual sehingga bubur kedelai tidak lumat terlalu halus. Pembuatan
tahu kuning atau tahu takwa Mbah Kacung secara tradisional masih dipertahankan,
semua peralatannya masih serba sederhana dan manual. Hal ini yang membuat tahu
takwa Mbah Kacung sangat terkenal hingga sekarang, meski diketahui bahwa tahu
takwa Mbah Kacung itu tidak membuka cabang atau menitipkan tahunya ke agen
manapun. Tokonya pun masih dapat dikunjungi di Jalan Trunojoyo, pecinan, kota
lama Kediri. Pada tanggal 31 Mei 2008 Pak Seger wafat, dan putranya, Alexander
Herman Budiono, meneruskan usaha turun-temurun ini dengan tetap menjaga
kualitasnya.
Tahu Kediri terdiri dari dua jenis yaitu tahu takwa atau yang biasa disebut
tahu kuning dan tahu pong atau yang lebih terkenal dengan nama tahu putih.
Adapun perbedaan dari tahu kuning dan tahu putih selain dari segi warna yaitu dari
segi rasa, kadar air serta segi teksturnya. Proses pengolahannya pun hampir sama
hanya berbeda dari segi pewarnaan dan penggaraman serta system perebusan dan
lama waktu pengepresan. Untuk tahu kuning teksturnya lebih keras , tahunya agak
kering dan rasanya lebih gurih sementara untuk tahu putih rasanya lebih tawar ,
kadar ainya lebih banyak disbanding tahu kuning yang biasanya dipress hingga
kering dan teksturnya lebih lembek.
Selain tahu kuning “Bahkacung”, ada ratusan pabrik maupun industry rumah
tangga yang memproduksi tahu kuning maupun tahu putih atau tahu pong. Misalnya
tahu “Poo”, tahu “Lym”, dan masih banyal lagi. Perbedaan industry tahu yang lain
dengan tahu kuning “Bahkacung” adalah proses pembuatan dan tidak dibukanya
cabang. Menurut pemilik industri tahu kuning “Bahkacung”, Beliau tetap tidak
akan membuka cabang, karena beliau tidak takut tersaingi, akan tetapi ingin tetap
menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen.
BAB II