Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STUDI KASUS

KASUS BEDAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dietetika Penyakit Tidak Menular Kelas A
Semester 5 Tahun Ajaran 2022)

Dosen Pengampu:
Lirista Dyah Ayu O., S.Gz., M.Biomed.

Disusun oleh kelompok 5 :


Wulan Paluvi 202110102009
Ananda Nur Arifah Kusuma Sari 202110102010
Tiurma Esther Siahaan 202110102036
Intan Ditya Prastanti 202110102045
Amalina Hilyatu Sholihah 202110102048
Miko Farrel Iqbal Tawakall 202110102053
Nur Afni Hidayat 202110102057
Nimas Kholilla 229919990008

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Soal Studi Kasus
Tn. Ka merupakan pasien laki-laki berusia 22 tahun yang bekerja sebagai pekerja bengkel
dan bertempat tinggal di Trenggalek. Beliau didiagnosis mengidap kanker kolon dengan
kondisi post op laparotomy dan masuk rumah sakit pada tanggal 04 Mei 2013.

Jenis Data Data Personal


Nama Tn.KA
Usia 22 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki

Keluhan Utama Pasien


Jenis Data Data Personal
Keluhan utama - Nyeri abdomen kanan
- Pusing
- Mual
- Muntah
- Mengalami penurunan berat
badan
- Nafsu makan menurun

Data Antropometri
Jenis Data Data Personal
Tinggi badan 170 cm
Berat badan 58 kg
sebelum masuk
RS

Berat badan 54 kg
aktual
Data Biokimia
Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan
BUN 7.5 6 - 20 mg/dl
Hemoglobin 10.1 11 - 16 g/dl
Hematocrit 49.6 35 - 50%
MCV 87.3 81 - 99 fl
Albumin 3.2 3.5 – 5 mg/dl
WBC 17.99 4-10x10-3 /uL
RBC 5.68 3.8
MCHC 33.9 33 - 37 g/dl
MCH 29.6 27 - 31 pg
PLT 387 150 – 450x103
RDW-SD 38 35 - 47 pl
GDS 104 <140 mg/dl
PT 10 11 – 12.5 detik
APTT 23.6 20 – 35 detik
Globulin 1.25 1.3 – 3.2 mg/dl

Fisik Klinis
Jenis Data Keterangan
Overall appearance Kompos mentis (kesadaran
normal), lemah
Physical signs
TD : 120/70 mmHg Normal
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36oC
Respirasi : 19x/menit

1.2 Gambaran Umum


1.2.1 Definisi Kasus

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau di bagian
paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker kolorektal dapat dinamai
kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker. Kanker kolorektal
umumnya bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh secara tidak normal di dinding
dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip berkembang menjadi kanker.
Kemungkinan polip berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip itu sendiri. Kanker
kolorektal akut merupakan keadaan darurat yang membutuhkan penegakan diagnosis secara
cepat dan penanganan bedah.

Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif


dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani. Pengaruh pembedahan
terhadap metabolisme pasca-bedah bergantung pada berat ringannya pembedahan, keadaan
gizi pasien pasien pra-bedah, dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien untuk
mencerna dan mengabsorbsi zat-zat gizi. Diet pasca-bedah adalah makanan yang diberikan
kepada pasien sesudah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan
bergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

1.2.2 Etiologi/Penyebab Kasus


Penyebab dari kanker kolorektal dapat terjadi karena beberapa hal. Penyebab kanker
ini dapat disebabkan oleh perubahan sel-sel epitel kolon yang normal menurut hispatologi
melalui kejadian molekular. Selain itu, dapat disebabkan polip adematosa yang telah
berkembang dan menjadi kanker kolorektal yang disebabkan suatu proses karsinogenesis.
Penyebab lainnya terjadi kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan
yang buruk dengan mengkonsumsi lemak berlebihan. Diet atau pola makan yang memiliki
lemak berlebihan terutama lemak hewani dapat menjadi faktor utama dari kanker kolorektal.
Implikasi lemak sebagai penyebab dapat mendukung dalam perkembangan flora
bakterial yang dapat mendegredasi empedu menjadi suatu senyawa N-nitroso yang memiliki
potensi karsinogenik. Kemudian, asupan serat dapat mempengaruhi risiko terkena kanker
kolorektal. Seseorang yang mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah sedikit memiliki
risiko yang tinggi terkena kanker kolorektal. Faktor penyebab lainnya terkena kanker
kolorektal adalah gaya hidup dalam beraktivitas fisik sedikit atau kurang, konsumsi alkohol,
merokok.
Aktivitas fisik dalam skala sedang namun dilakukan terus-menerus dapat membantu
dalam metabolisme tubuh, mengurangi tekanan darah, resistensi insulin, dan dapat
meningkatkan jumlah asupan oksigen, serta meningkatkan motalitas usus. Aktivitas fisik dapat
mengurangi risiko keseluruhan kanker kolateral sebesar 24%. Konsumsi alkohol dapat menjadi
faktor yang menyebabkan terjadinya kanker kolorektal pada usia muda. Terdapat 12%
kematian yang terjadi karena kanker kolorektal yang berkaitan dengan merokok serta bahan
karsinogenik yang terdapat dalam tembakau. Bahan yang terkandung dalam tembakau tersebut
dapat membantu dalam pembentukan serta pertumbuhan dari polip adenomatosa serta lesi
prekursor menjadi kanker kolorektal.
1.2.3 Tanda dan Gejala Kasus

Tanda umum dari kanker kolorektal ditandai oleh perubahan kebiasaan buang air besar.
Gejala tersebut meliputi:

• Diare atau sembelit


• Perut terasa penuh
• Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
• Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya.
• Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
• Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
• Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
• Mual dan muntah

Setelah dilakukan pasca operasi, pasien diberikan diet setelah pasien sadar betul atau rasa mual
hilang serta ada tanda-tanda usus sudah mulai bekerja. Gejala yang biasa timbul akibat
manifestasi klinik dari karsinoma kolorektal, yaitu :
• Gejala Akut
Gejala akut dari pasien biasanya adalah obstruksi atau perforasi, sehingga jika
ditemukan pasien usia lanj dengan gejala obstruksi, maka kemungkinan besar
penyebabnya adalah kanker. Obstruksi total muncul pada < 10% pasien dengan kanker
kolon, tetapi hal ini adalah sebuah keadaan darurat yang membutuhkan penegakan
diagnosis secara cepat dan penanganan bedah. Pasien dengan total obstruksi mungkin
mengeluh tidak bisa flatus atau buang air besar, kram perut dan perut yang menegang. Jika
obstruksi tersebut tidak mendapat terapi maka akan terjadi iskemia dan nekrosis kolon,
lebih jauh lagi nekrosis akan menyebabkan peritonitis dan sepsis.
Perforasi juga dapat terjadi pada tumor primer, dan hal ini dapat disalah artikan sebagai
akut divertikulosis. Perforasi juga bisa terjadi pada vesika urinaria atau vagina dan dapat
menunjukkan tanda tanda pneumaturia dan fecaluria. Metastasis ke hepar dapat
menyebabkan pruritus dan jaundice, dan yang sangat disayangkan hal ini biasanya
merupakan gejala pertama kali yang muncul dari kanker kolon.
BAB II
ULASAN KASUS
2.1 Hasil Pengkajian Status Gizi
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
IMT =
[𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑚𝑚)2
54
=
(1,70) 2
54
=
2,89

= 18,6
Status gizi Tn. Ka berdasarkan perhitungan IMT termasuk status gizi yang Normal
dengan IMT sebesar 18,6 kg/𝑚𝑚2
2.2 Perhitungan Kebutuhan Energi Sehari

· BMR = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 × Umur)

= 66 + (13,7 x 54) + (5 × 170) - (6,8×22)

= 66 + (739,8) + (850) - (149,6)

= 1.506,2 kkal

· Kebutuhan Energi = BMR × Faktor Aktivitas × Faktor Stress

= 1.506,2 × 1,2 × 1,5

= 2.711,16 kkal

1.3 Preskripsi Diet

Diet yang digunakan adalah diet pasca bedah IV

1.3.1 Tujuan Diet


Tujuan diet pasca atau post operasi diantaranya:
1. Memperbaiki status gizi pasien agar normal kembali
2. Membantu proses penyembuhan
3. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
4. Memberikan kebutuhan dasar gizi pasien, seperti cairan, energi, dan
protein
5. Menggantikan zat gizi yang hilang, yakni protein, glikogen, zat besi, dan
lainnya.
6. Membantu perbaikan dalam ketidakseimbangan jumlah elektrolit dan
cairan tubuh
1.3.2 Syarat Diet

• Syarat diet pasca bedah IV adalah memberikan makanan secara bertahap


mulai dari bentuk cair, saring, lunak dan biasa. Pemberian makanan dari
tahap ke tahap tergantung dari macam pembedahan dan keadaan pasien
yaitu menggunakan Pascabedah besar yaitu makanan diberikan secara
berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien
• Cara memberikan makanan:

Makanan diberikan berupa makanan Iunak yang dibagi 3 kali makanan


lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

• Bahan makanan sehari dan nilai gizi:

Bahan makanan sehari dan nilai gizi dapat dilihat pada Makanan Lunak.
Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak habis,
sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 10.00, 16.00, dan
21.00 berupa 2 buah biskuit atau 1 porsi puding dan 1 gelas susu.

• Makanan yang tidak dianjurkan:

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet pasca-bedah IV adalah


makanan berbumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.

1.3.3 Perhitungan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro

Kebutuhan Zat Gizi Makro

Karbohidrat = 55% x 2711,16 kkal


= 1491,138 kkal / 4 kkal per g
= 372,784 g
Protein = 20% x 2711,16 kkal
= 542,232 kkal/ 4 kkal per g
= 135,558 g
Lemak = 25% x 2711,16 kkal
= 677,79 kkal/9 kkal per g
= 75,31 g

● Kebutuhan Zat Gizi Mikro

Adapun kebutuhan zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh Tn. KA sebagai berikut

- Vitamin A = 650 RE

Memiliki fungsi antioksidan dan sangat baik untuk menyembuhkan luka

- Vitamin C = 90 mg

Untuk meningkatkan elasitisitas kulit serta membentuk jaringan parut dan


ligament yang membantu proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat

- Vitamin K = 65 mcg

Untuk mengurangi bengkak dan memar pasca operasi

- Zink = 11 mg

Menyembuhkan luka bekas operasi

- Selenium = 30 mcg

Mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan imunitas tubuh, serta


mengurangi peradangan

- Iron = 9 mg
BAB III
MENU SEHARI
Bera Protei
Bahan t Energi KH Lemak n
Waktu Menu URT
Makanan (gra (gram) (gram) (gram) (gram
m) )
Makan Pagi 1
Nasi Tim Nasi tim mangku 200 240 52 0,8 4,8
k bsr
Tahu Kecap Tahu 1 bj bsr 100 80 0,8 4,7 10,9
Taoge ½ gls 50 17 2,15 0,6 1,85
Kecap 1 sdm 10 g 7,1 0,9 0,13 0,57
Ayam 1 ptg
Cincang Ayam dada 60 117 0 4,63 17,73
atas
Minyak kelapa
1 sdt 5g 44,2 0 5 0
sawit
Sop Wortel 5 sdm 50 18 4 0,3 0,5
Buncis 3 sdm 30 10,2 2,16 0,09 0,72
Kentang 5 sdm 50 31 6,75 0,1 1
Bubur Bubur kacang
Selingan 1 porsi 120 129,6 21,312 3,672 4,248
kacang hijau Hijau
1
Nasi Tim Nasi tim mangku 200 240 52 0,8 4,8
k bsr
Sayur bayam
Makan 4 sdm 60 6,4 1,16 0.16 0,36
kuah bening
Siang
Telur puyuh
Telur puyuh 6 buah 60 69,6 0,96 4,2 6,42
rebus
Tumis tempe 1 ptg
Tempe 80 160,8 10,8 7,04 16,64
kacang sedang
panjang 1 ptg
Hati ayam 50 130,5 0,8 8,05 13,7
bsr
Kacang
8 sdm 80 31.2 6,1 0,5 0,3
panjang
1
Labu siam mangko 50 15.1 3,3 0,1 0,3
k kcl
Minyak kelapa
1 sdt 5g 44,2 0 5 0
sawit
Selingan Jus Alpukat Alpukat 1 bh bsr 170 144,5 11,05 13,09 1,53
Gula 1 sdm 13 g 51,22 12,22 0 0
Biskuit Biskuit 2 bh bsr 40 g 183,2 30,04 5,76 2,76
Malam 1
Nasi Tim Nasi tim mangku 200 240 52 0,8 4,8
k bsr
Tumis sawi
hijau udang Sawi hijau ½ gls 50 g 16,5 2,35 0,25 1,15
bakso
5 ekor
Udang 35 g 31,85 0,035 0,07 7,35
sdg
Bakso 5 bj sdg 85 g 201,45 1,8 3,1 2,9
Bihun goreng Bihun jagung ¾ gls 75 g 261 61,575 0,075 3,525
Minyak kelapa
1 sdt 5g 44,2 0 5 0
sawit
Selingan Susu skim
Susu skim 3 sdm 30 g 107,7 15,6 0,3 10,68
bubuk
Bingka 1 bh 40 109,2 15,64 4,24 2,12
367,50 121,65
Total 2782,72 78,557
2 3

Zat gizi Kebutuhan Total menu Presentase


Energi 2711,16 kkal 2782,72 102,64%
Protein 135,558 g 121,653 90%
Lemak 75,31 g 78,557 104,3%
Karbohidrat 372,784 g 367,502 98,59%
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau di bagian paling
bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Penyebab kanker ini dapat disebabkan
oleh perubahan sel-sel epitel kolon, implikasi lemak, dan asupan serat. Kanker kolorektal
dengan gejala akut memerlukan penegakan diagnosis secara cepat dan penanganan bedah. Pada
studi kasus ini, pasien menderita kanker kolorektal yang sedang menjalani proses pasca operasi
dengan diberikan makanan lunak. Tujuan pemberian diet pasca bedah adalah untuk
mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien.

4.2 Saran

Adapun saran dalam pada studi kasus ini, yaitu

1. Sebelum memulai praktek, diharapkan praktikan menguasai materi lebih dahulu.


2. Diharapkan setelah praktek praktikan akan mengetahui terapi diet pasca bedah.
3. Disarankan dalam pengamatan praktek dilakukan dengan lebih baik dan teliti.
4. Sebelum memulai praktek, diharapkan praktikan dapat memahami prosedur yang
ditentukan sebelum praktek supaya praktek berjalan dengan lancar dan meminimalisir
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunasekaran, V., Ekawati, N. P., Sumadi, I. W. J. (2019). Intisari Sains Media, Volume 10,
Nomor 3: 552-556.
Kemenkes RI. (2014). Buku Foto Makanan (PORSIMETRI)
Kemenkes RI (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Ditjen Kesmas, Dit Gizi
Masyarakat, Jakarta.
Rahdi, D. R., Wibowo, A. A., Rosida, L. (2015). Berkala Kedokteran, Vol.11, No. 2, 221-232.
Suryani, I, Isdiany, N, & Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Jakarta
:Kementrian Kesehatan RI.
Sayuti, M., & Nouva, N. (2019). Kanker Kolorektal. AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Malikussaleh, 5(2), 76-88.
Widhyasih R. M., Rahmadhanti, S. D., Fajrunni’mah, R. (2019). Carcinoembryonic Antigen
(CEA) dan Neutrofil-to-Limfosit Ratio (NLR) sebagai Faktor Prediktif Kanker
Kolorektal. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol.7, No.1, halaman 68-76.
LAMPIRAN

alat dan bahan Penimbangan bahan penimbangan bahan

pengupasan bahan Pencucian bahan Pemotongan bahan

Pengukusan bahan Penirisan bahan setelah


Perebusan bahan direbus

Pencampuran bahan Pengocokan bahan kering Pemasukan bahan yang


kering dengan susu skim akan diblender
Proses blender bahan Pemasakan semua bahan Penyajian hasil praktikum
yang telah diblender dan
dikocok hingga mendidih

Anda mungkin juga menyukai