Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAPUR SEHAT

A. NON FISIK
1). Penyuluhan Penerapan Dapur Sehat berdasarkan Good Manufacturing Product

Gambar. Penyuluhan Dapur Sehat berdasarkan Good Manufacturing Product

Gambar. Sosialisasi pada salah satu penderes Desa Candinata

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan Dapur Sehat mulai dilaksanakan sejak awal kedatangan yaitu
pada tanggal 28 Juli sampai dengan tanggal 30 Juli, tanggal 2 Agustus sampai dengan
tanggal 7 Agustus, dan tanggal 19 Agustus sampai dengan tanggal 20 Agustus. Kegiatan
ini dilakukan secara door to door ke beberapa rumah warga yang khususnya berada di
wilayah Dusun II Desa Candinata yang berprofesi sebagai penderes. Kegiatan dilakukan
sekitar pukul 08.00 hingga pukul 11.00 dan dilanjutkan kembali pukul 13.00 hingga 16.00.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilaksanakannya kegiatan penyuluhan dapur sehat ini adalah untuk
memperkenalkan dan meningkatkan kesadaran warga dan penderes mengenai pentingnya
dapur yang bersih dan sehat. Selain itu, dapur sehat ini akan menjadi inisiasi untuk
mewujudkan dapur berstandar Good Maufacturing Product untuk memudahkan dalam
memperoleh pangsa pasar yang lebih baik. Kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi
para penderes dan warga berupa ilmu dan pengetahuan yang akan dilanjutkan pada tahap
penerapan secara riil. Harapannya dapat memberikan gambaran dan arahan sekaligus
pemahaman yang lebih baik bagi warga dan penderes.
Capaian
a. Kepada Kepala Dusun
Sosialisasi kepada kepala dusun berupa penjelasan secara mendalam mengenai
program ini disambut baik dan memperoleh dukungan untuk mengarahkan warga yang
berprofesi sebagai penderes untuk belajar bersama membangun desa dengan
meningkatkan kualitas produksi melalui standarisasi dapur sehat ini.
Kepala dusun memberikan arahan beberapa nama-nama yang dapat dijadikan lokasi
percontohan untuk pelaksanaan kegiatan demplot dapur sehat

di daerahnya untuk

selanjutnya kami survey dan dilakukan sosialisasi hingga pendampingan untuk program
ini.
b. Kepada Warga
Kegiatan ini dilakukan di rumah-rumah warga berasarkan arahan kepala dusun dan
memperoleh tanggapan yang serupa dengan kepala dusun. Kemudian, beberapa orang
warga menyanggupi untuk berkomitmen dalam perbaikan sistem proses produksi yang
lebih baik berdasarkan sistem GMP. Namun, banyak juga dari warga yang kurang mampu
menerapkan hal ini dikarenakan hambatan dana, tempat dan kemampuan.
Beberapa warga yang tertarik dengan program ini berpendapat bahwa kebersihan dan
kesehatan dapur menjadi kunci kualitas gula yang diproduksinya. Hal ini, menjadi indikasi
baik bahwa dapur sehat sangat dibutuhkan penderes terlepas dengan berbagai hambatan
ekonomi dan keterbatasan pengetahuan. Warga pun secara aktif bertanya dan berdiskusi
untuk mewujudkan dan menjadi percontohan bagi warga lain yang belum memahami
tentang pentingnya standarisasi proses dapur sehat.
Komitmen ini menjadikan titik awal yang baik untuk memulai menerapkan program
dapur sehat dalam produksi gula kelapa di desa Candinata terutama untuk wilayah dusun
2. Dukungan dan komitmen warga untuk membangun desa melalui perbaikan kualitas
produksi dapat menjadi peluang ke depannya membangun produksi yanng berbasis dapur
sehat berstandar GMP.
Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat
Faktor pendorong untuk kegiatan ini berupa adanya dukungan dan arahan dari kepala
dusun dan warga untuk berkomitmen memperbaiki dan meningkatkan kualitas produksi
gula kelapa di wilayahnya. Namun, faktor penghambat yang menjadi tantangan terbesar
adalah pengetahuan dan kemampuan ekonomi warga untuk menerapkannya. Selain itu
keterbatasan waktu para penderes untuk banyak belajar menjadi hambatan yang cukup

berarti. Poin utamayang menjadi penghambat lainnya adalah masih berkembangnya pola
produksi konvensional yang mengedepankan proses produksi sederhana tanpa
memperhatikan kebersihan dan kesehatan hasil produksi gula.
Rekomendasi Perbaikan Progam
Adanya sentralisasi kegiatan sosialisasi agar segi penyampaian progam bias sama rata
dan tidak menyita banyak waktu sehingga dapat memberikan arahan yang lebih
menyeluruh dan member motivasi pada warganya dalam memahami program ini. Selain
itu perlu dukungan dinas dan pemerintahan setempat untuk memberi dukungan yang
berwujud materi maupun moril untuk menumbuhkan budaya bersih dan sehat terutamanya
dalam bidang Home Industry gula kelapa ini. Semoga untuk selanjutnya dapat
dikembangkan program yang lebih efektif dan efisien agar dapat tepat sasaran dengan pola
sosialisasi yang lebih baik lagi.
Penanggung Jawab
Rizki Amalia

B. FISIK
1). Demo dan Plotting Dapur Sehat

Gambar. Dapur Sebelum Diperbaiki

Gambar. Dapur Setelah Diperbaiki

Gambar. Lantai

Kedap Air

Gambar. Proses Pembuatan Dapur Sehat

Gambar. Proses Pencampuran Semen dan Pasir

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penempatan dan pembangunan dapur sehat dilaksanakan pada tanggal 8-12
Agustus 2015 serta terealisasi tepat pada waktu yang ditentukan.
Pembangunan dilakukan di dusun II Desa Candinata. Bertempat di kediaman Bapak
Diarso, kegiatan dilakukan pada pukul 09.00 hingga pukul 16.00.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan dapur produksi gula kelapa yang sehat
dan mempraktikan proses produksi yang sesuai dengan Good Manufacturing Product.
Pada tahap awal ini diharapkan setidaknya proses produksi gula kelapa merupakan
program yang menginisiasi untuk mengarahkan ke standar proses dan bangunan yang akan
mendukung jaminan mutu pangan.
Kriteria Dapur Sehat dan Kesesuaian dengan Kondisi Dapur Pasca Renovasi
Kriteria dapur sehat berdasarkan BPOM untuk Industri Rumah Tangga, antara lain:
1. Lokasi dan lingkungan produksi
2. Bangunan dan fasilitas
3. Peralatan produksi
4. Suplai air atau sarana penyediaan air
5. Kesehatan dan higiene karyawan
6. Pemeliharaan dan program higiene dan
7. Sanitasi
8. Penyimpanan
9. Pengendalian proses
10. Pelabelan pangan
11. Pengawasan dan penanggungjawab
12. Penarikan produk
13. Pencatatan dan dokumentasi
14. Pelatihan karyawan (telah dilaksanakan pelatihan keamanan pangan)
Dari 14 poin kriteria dapur sehat, dapur tempat demonstrasi dan plotting telah
memenuhi 6 poin setelah renovasi dilakukan pemilik dapur dan KKN PPM Unsoed
2015.
Capaian
Selama kegiatan berlangsung, terdapat antusiasme dari Bapak Diarso selaku pemilik
rumah yang ditunjukkan dengan kesungguhan untuk mulai menginisiasi menerapkan

dapur sehat. Luas dapur yang mencapai 24 m2dengan ukuran 6 x 4 meter kami
membangun dapur dengan dasar bangunan berupa dasar yang rata dan tidak tembus air
yang terbuat dari bahan semen, selain itu kami juga menerapkan pola proses produksi
yang bersih dengan didukung adanya sistem pencucian peralatan yang berasal dari kran air
dan proses pembersihan peralatan yang terinci dalam prosedur proses produksi yang
terstandar.
Dalam fase inisiasi ini, fokus kegiatan kami dalam penerapan GMP adalah berupa
standarisasi kebersihan lantai, peralatan dan proses. Untuk perkembangan selanjutnya
bapak Diarso selaku pemilik berkomitmen untuk terus mengembangkan dan belajar untuk
memperoleh standar proses produksi pangan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan standar mutu pangan.
Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat
Faktor pendorong kegiatan ini karena pengaruh sector pertanian yang mendominasi di
Desa Candinataini, sehingga pengembangan dan pengoptimalan fungsi dapur yang
diarahkan menuju dapur yang terstandarisasi lebih mudah dilakukan dan mudah mengajak
masyarakat untuk ke arah tersebut. Selain itu, adanya inisiatif dan swadaya pemilik untuk
memperbaiki dan mengembangkan dapur menjadi sebuah faktor pendorong untuk
kesuksesan kegiatan ini.
Faktor penghambat yang dialami selama kegiatan adalah pembiayaan untuk
pembangunan dan standarisasi proses produksi yang cukup tinggi serta komitmen
masyarakat yang seringkali sedikit susah untuk dijaga dalam mewujudkan dapur dengan
standar GMP.
Rekomendasi Perbaikan Progam
Perbaikan untuk program ini yaitu melalui mekanisme pembangunan yang bertahap
dan dibantu dengan pola pembinaan dan pengembangan secara langsung dari dinas dan

pemerintahan setempat. Selain itu dapat dikembangkan dengan pola penyisihan uang
penghasilan untuk pengembangan dan pembangunan dapur yang berstandar GMP.
Penanggung Jawab
Rizki Amalia
2) Pendampingan Pelaksanaan Dapur Sehat

Gambar Pendampingan Pelaksanaan Dapur Sehat

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pendampingan dan pembangunan dapur sehat dilaksanakan pada tanggal 23
Agustus sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015.
Pendampingan dilaksanakan di wilayah dusun 2 Desa Candinata yaitu bertempat di
kediaman Bapak Diarso selaku Ketua RW 06. Kegiatan pendampingan dilakukan pukul
12.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan diadakannya kegiatan pendampingan ini adalah untuk menerapkan apa yang
sudah menjadi standar dapur sehat dan memberi arahan kepada pelaku usaha agar tetap
menjaga kebersihan dapur beserta alat-alat yang digunakan dalam mengolah dan
memproduksi gula kelapa.
Manfaat diadakannya pendampingan adalah diharapkan pelaku usaha lebih mudah
dan terbiasa dalam menerapkan kebersihan dalam dapur dan alat-alat yang digunakan yang
kedepannya akan membantu dalam penilaian kelayakan produksi gula kelapa.

Capaian
Kegiatan pendampingan pelaksanaan dapur sehat ini dilakukan di rumah-rumah warga
sekitar khususnya di Dusun 2 Desa Candinata yang berprofesi sebagai penderes. Kegiatan
pendampingan ini lebih khususnya dilakukan di kediaman Bapak Diarso selaku Ketua RW
06 yang pada sebelumnya telah bersedia bila dapurnya dijadikan contoh perbaikan dapur
produksi untuk menuju standarisasi dapur sehat.
Dalam kegiatan ini yang menjadi fokus utamanya adalah standarisasi kebersihan
dapur produksi yaitu agar pelaku usaha yang dalam hal ini penderes menjaga kebersihan
dapur produksinya serta alat-alat yang digunakan dengan membiasakan mencuci alat yang
telah selesai digunakan dan menempatkannya kembali pada tempat yang sudah disiapkan.
Bapak Diarso selaku pelaku usaha dan pemilik dapur sampai saat ini terus menjaga
komitmennya dalam menjaga dapur yang sudah diperbaiki dan lebih meningkatkan
kebersihannya.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendorong dari kegiatan ini adalah dengan tingginya pengaruh dalam bidang
pertanian di Desa Candinata ini dimana mata pencaharian warga nya sebagian besar adalah
sebagai penderes gula kelapa sehingga pendampingan pelaksanaan dapur sehat dapat
secara optimal dilaksanakan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah dengan adanya peran
aktif pemilik atau pelaku usaha dalam menjalankan perbaikan dan meningkatkan
kebersihan dapur yang menjadi faktor pendorong dalam terlaksananya kegiatan ini.
Faktor penghambat dalam program ini adalah terkait dengan pembiayaan dalam
mewujudkan standar dapur sehat dan kebiasaan lama dari pelaku usaha seperti jarang
membersihkan alat-alat yang digunakan dalam mengolah dan memproduksi gula kelapa
menjadi faktor penghambat dalam terlaksananya program ini.
Rekomendasi Perbaikan Program

Dalam jangka waktu kedepan, diharapkan perbaikan infrastruktur dapur produksi


dapat diterapkan secara merata ke semua pelaku usaha produksi gula kelapa secara
bertahap dimulai dengan tidak menggabungkan hewan peliharaan seperti ayam di dalam
ruangan dapur produksi, membuat lubang pembuangan sisa pembakaran kayu bakar,
membuat tempat untuk mencuci alat-alat yang dipakai dalam mengolah dan memproduksi
gula kelapa.
Penanggung Jawab
Rizki Amalia

Lampiran Biaya Perbaikan Dapur Sehat


Pasir (1 Rit)

Rp 160.000,00

Semen (3 Sak)

Rp 210.000,00

Semen (10kg)

Rp 20.000,00

Paralon ukuran (4 bh)

Rp 70.000,00

Keni ukuran (4 bh)

Rp 10.000,00

Sok ukuran (3 bh)

Rp

3.500,00

Lem Paralon (1 bh)

Rp

7.500,00

Kran air ukuran (1 bh)

Rp 17.500,00

Sok ukuran besar (1 bh)

Rp

3.000,00

Bata merah (10 bh)

Rp

6.500,00

Solatip (1 bh)

Rp

3.000,00

Paralon ukuran 2 (1 bh)

Rp

20.000,00 +

Jumlah

Rp 531.000,00

Terbilang : Lima Ratus Tiga Pulih Satu Ribu Rupiah

Anda mungkin juga menyukai