Anda di halaman 1dari 16

MENELAAH PUISI

PENGGALI BATU KAPUR

KELAS : XI.2
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Evania Cleodora Ariqah


2. Dinda ayu Pratiwi
3. Gilang Putra Ramadhan

Guru Pembimbing : Surya Elmita S.pd


SMA NEGERI 1 TUALANG
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih karena
telah memudahkan kami dalam membuat makalah ini. Tak lupa kami sampaikan
terimakasih atas hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Menelaah puisi “penggali batu kapur””
Makalah ini telah kami buat secara maksimal dan mendapatkan data yang
cukup sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Untuk itu kami
berterima kasih kepada Ibu Dr. Surya Elmita . sebagai guru pembimbing mata
pelajaran Bahasa Indonesia kepada orang yang sudah memberi dukungan materi,
dan kepada anggota kelompok yang telah berusaha mendapatkan data-data dengan
baik dan telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca
sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tualang, 16 Januari 2024.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Permasalahan......................................................................1
B. Ide dan Analisa Peluang...............................................................................1
C. Sumber Daya Pengolahan Makanan............................................................2
D. Administrasi dan Pemasaran........................................................................4
E. Komponen dan Penyusunan Perencanaan Usaha.........................................5
F. Bahan dan Alat Pengolahan Khas Asli Daerah............................................8
G. Teknik Pengolahan dan Pengemasan Makanan Khas Asli Daerah............11
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................. 13
A. Pengertian Mie Aceh..................................................................................13
B. Sejarah Mie Aceh.......................................................................................13
C. Pengolahan Mie Aceh................................................................................15
D. Langkah-Langkah Pembuatan Mie Aceh...................................................17
E. Penyajian dan Pemasaran Mie Aceh..........................................................19
F. Keunikan dan Manfaat Mie Aceh..............................................................20
G. Glosarium...................................................................................................21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................22
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Puisi penggali batu kapur seringkali menggambarkan panorama kehidupan
sehari-hari para pekerja ini, mulai dari suasana kerja di tambang batu kapur
hingga refleksi atas kehidupan mereka di luar pekerjaan. Penyair sering
menggunakan bahasa yang kaya dalam mendeskripsikan proses penggalian batu
kapur, seperti gambaran tentang kerasnya batu yang dipahat, debu yang
menyelimuti udara, dan kerasnya beban fisik yang mereka tanggung. Puisi ini
juga dapat memuat penggambaran tentang kehidupan keluarga para penggali batu
kapur, termasuk perjuangan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta
harapan dan impian yang mereka genggam meskipun hidup dalam kondisi yang
sulit.

Di sisi lain, puisi semacam ini juga sering menjadi medium untuk
mengeksplorasi isu-isu sosial yang terkait dengan profesi penggali batu kapur. Hal
ini bisa termasuk penggalian batu kapur yang tidak berkelanjutan, dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang, serta ketidakadilan sosial
yang dialami oleh para pekerja di sektor ini, seperti upah rendah, kurangnya akses
terhadap perlindungan sosial, dan kekurangan dalam kesempatan pendidikan.
Puisi semacam ini kadang juga menjadi ajakan untuk memperjuangkan hak-hak
mereka dan mencari solusi atas masalah-masalah yang mereka hadapi.

Dengan demikian, puisi penggali batu kapur tidak hanya menjadi representasi
artistik tentang kehidupan pekerja tambang, tetapi juga menjadi medium untuk
menyuarakan aspirasi, keinginan, dan perjuangan mereka dalam meraih
kehidupan yang lebih baik.

B. Pengertian Puisi
Bsjdh

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mie Aceh


Mie aceh adalah masakan mi pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning
tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang
dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie aceh
biasanya ditaburi dengan bawang goreng dan disajikan bersama emping,
potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. Mie aceh biasanya
disajikan dalam tiga bentuk yaitu mi kuah, mi goreng basah, dan mi goreng
kering. Di Aceh, karena ekslusivitas makanan di setiap daerah, mie Aceh
hanya merujuk pada mie goreng, sedangkan istilah mie Aceh hanya
digunakan di luar provinsi Aceh. Mie Aceh menggunakan mie yang khas
dengan bentuk tebal dan pipih. Tidak seperti mie lainnya, warna mie Aceh
cenderung berwarna kuning cerah, sehingga menambah keindahan pada
hidangan tersebut. Bumbu yang digunakan adalah bumbu semacam kari yang
merupakan bumbu khas yang memberikan cita rasa khas pula dalam sajian
kuliner satu ini.

B. Sejarah Mie Aceh


Aceh adalah sebuah provinsi di ujung barat Indonesia yang terkenal
dengan sejarahnya yang kaya, budaya yang unik, serta pemandangan alam
yang menakjubkan. Provinsi ini memiliki peranan penting dalam sejarah
Islam di Indonesia dan dikenal dengan syariat Islam yang diterapkan di sana.
Aceh juga memiliki kekayaan alam seperti minyak dan gas, serta merupakan
rumah bagi spesies langka seperti orangutan Sumatra. eberapa hidangan
khasnya antara lain nasi goreng Aceh, mie Aceh, serta hidangan laut seperti
ikan bakar Aceh dan pepes ikan. Aceh juga terkenal dengan kopi Gayo yang
terkenal akan kelezatannya.
Mie Aceh menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh dengan yang
mendapat banyak pengaruh budaya asing yang membentuk wilayah Aceh.
Kuah berbahan dasar kari adalah pengaruh masakan India, sedangkan mi

2
adalah pengaruh masakan Tionghoa. Preferensi pada daging kambing dan
daging sapi menunjukkan nilai Islam yang mengharuskan memakan makanan
yang halal. Sedangkan preferensi pada seafood menunjukkan letak geografis
Aceh yang dikelilingi perairan seperti Selat Malaka, Laut Andaman dan
Samudra Hindia, juga cara hidup mayoritas penduduk Aceh sebagai
pedagang, petani dan nelayan. Saat ini, tempat makan mie Aceh dapat
ditemukan di sebagian besar kota-kota di Indonesia, dan juga negara tetangga
seperti Malaysia dan Australia.
Saat itu, pelabuhan Kerajaan Aceh merupakan salah satu pelabuhan
tersibuk yang banyak disinggahi para pedagang asing.Para pedagang ini
kemudian berasimilasi dengan penduduk lokal, yang selain menyebarkan
agama Islam juga membawa cita rasa baru dalam masakan. Dalam buku
berjudul "Kuliner Bergizi Berbasis Budaya" karya Sunarto Kadir (2022),
kaldu kental dalam mie Aceh merupakan pengaruh dari masakan India.
Sementara mie sendiri berasal dari masakan Tiongkok.Penyajian Mie Aceh
yang menggunakan daging kambing dan sapi, tidak lepas dari pengaruh nilai-
nilai Islam di tanah Aceh. Sedangkan penambahan aneka hewan laut atau
seafood di dalam Mie Aceh dipengaruhi terletak geografis Aceh yang
dikelilingi oleh lautan. Perpaduan budaya-budaya ini akhirnya melahirkan
Mie Aceh sebagai kuliner khas ibu kota Banda Aceh.
Rumah makan Mie Razali lah yang disebut-sebut sebagai pelopor mie
Aceh yang melegenda hingga saat ini. Dilansir dari buku "Sejarah Makanan
dan Bumbu Khas Aceh yang Melegenda" karya Analisa Tempo (2019)
menyebutkan, Mie Razali sudah berjualan sejak tahun 1967.
Meskipun tidak menggunakan nama ‘mie Aceh’, hidangan mie racikan
Razali dikenal masyarakat sebagai pelopor kuliner mie Aceh yang masih
bertahan hingga saat ini. Perpaduan kuliner mie Tiongkok dengan bumbu
rempah khas Aceh menjadi menu primadona di tempat ini.
Mie yang dipakai sebagai bahan utama adalah mie hokkian atau mie lidi
yang bentuknya seperti silinder kecil, layaknya spaghetti. Mie Razali
disajikan dengan daging, udang, cumi, ayam, atau kepiting.Mie kepiting tentu
menjadi menu favorit para pelanggannya. Kuah yang menjadi ciri khas mie

3
Aceh kemerahan mengilap sedikit kecokelatan menggenang. Tersohornya
tempat makan ini sebagai pelopor mie Aceh, membuat tempat ini ramai
diserbu pengunjung dari berbagai daerah.
Kuliner mie Aceh sendiri semakin dikenal luas seiring dengan
perkembangan jalur perdagangan dunia saat itu. Para pedagang membawa
mie Aceh ke tanah jawa bahkan hingga semenanjung Malaysia. Mie Aceh
sendiri kini menjadi kuliner yang dapat ditemukan dimana saja, khususnya
rumah makan Melayu atau Aceh.

C. Pengolahan Mie Aceh


a. Teknik Pengolahan Mie Aceh
 Rebus Mie (Teknik Boiling)
Didihkan air dalam panci besar. Setelah air mendidih, masukkan
mie Aceh ke dalam air dan aduk perlahan untuk memastikan mie
terendam sepenuhnya. Rebus mie selama 3-5 menit atau sesuai
petunjuk kemasan hingga teksturnya menjadi kenyal. Setelah
matang, tiriskan mie dan bilas dengan air dingin untuk menghentikan
proses memasak.
 Menyiapkan Bumbu dan Kuah (Teknik Sauteing)
Sementara mie direbus, siapkan bumbu dan kuah. Bumbu
umumnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, jahe,
kemiri, dan rempah-rempah lain sesuai selera. Tumis bumbu-bumbu
tersebut hingga harum dan matang. Tambahkan kaldu ayam atau
daging sesuai selera untuk membuat kuah. Letakkan mie dalam
mangkuk saji, lalu tuangkan kuah dan bumbu yang telah disiapkan di
atas mie. Mie Aceh umumnya disajikan dengan irisan daging sapi,
daging kambing, atau seafood sesuai selera. Tambahkan potongan
tahu goreng, telur rebus, dan irisan daun bawang serta seledri
sebagai hiasan.
b. Alat dan Bahan Pembuatan Mie Aceh
 Alat Untuk Membuat Mie Aceh Kuah
- Panci besar untuk merebus kaldu

4
- Wajan untuk menumis bumbu dan daging
- Pisau dan talenan untuk persiapan bahan
 Bahan Untuk Membuat Mie Aceh Kuah
- 500 gr mie basah
- 150 gr udang segar yang sudah dikupas dan dibuang kulitnya
- 150 gr daging (sapi/kambing) yang sudah direbus sebelumnya
dan kemudian diiris kecil
- 1 buah tomat, potong panjang berbentuk segitiga
- 5 siung bawang merah iris tipis
- 4 siung bawang putih, iris tipis
- 100 gr kol putih, iris halus
- 100 gr toge segar, buang ekornya
- 25 gr daun bawang, iris halus
- 10 gr daun seledri, iris halus
- 600 ml kaldu sapi
- 2 sdm kecap manis
- 2 sdm kecap asin
- 4 sdm minyak goreng
- 7 buah cabai
- ½ ruas jahe
- 3 buah kemiri
- ½ cm kunyit
- 1 sdm merica bubuk
- 5 siung bawang putih
- ¼ sdt jinten
- ¼ sdt ketumbar
- 3 butir kapulaga
- 3 butir adas manis (anis)
- Acar
- Emping
 Alat Untuk Membuat Mie Aceh Goreng
- Wajan untuk menggoreng

5
- Pisau dan talenan untuk persiapan bahan
 Bahan Untuk Membuat Mie Aceh Goreng
- 300 gram lomi
- 1 buah tomat yang sudah dipotong-potong
- 100 gr ayam fillet potong kotak-kotak kecil
- 150 gr taoge
- 1 batang daun bawang potong-potong
- 1 sdt bumbu kari
- 1 sdm kecap manis
- 1 sdt cabai bubuk
- 2 sdm saus cabai
- 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt gula pasir
- 100 ml kaldu
- 1 sdm minyak
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sdt merica
- 3 butir kemiri
- 1 ruas kunyit yang sudah dibakar

D. Langkah-Langkah Pembuatan Mie Aceh


 Mie Aceh Kuah
- Siapkan bahan-bahan bumbu halus, kemudian haluskan
menggunakan ulekan atau blender.
- Siapkan wajan dan juga minyak kemudian panaskan di atas kompor.
- Masukan irisan bawang merah dan bawang putih ke dalam wajan
yang telah panas kemudian tumis sebentar.
- Masukkan bumbu yang telah dihaluskan, kemudian tumis kembali
hingga merata dan tercium wangi dari masakan.
- Siapkan daging dan udang yang telah dikupas kulitnya, kemudian
masukan ke dalam tumisan. Aduk rata.
- Masukan air kaldu secara perlahan.

6
- Tambahkan kol, seledri, serta garam. Koreksi rasa.
- Masak hingga air kaldunya menyusut dan tidak terlalu banyak.
Masukan tomat dan juga toge bersama dengan kecap manis dan
kecap asin.
- Siapkan wadah yang cukup besar dengan air yang cukup panas.
- Masukan air panas ke dalam wadah tersebut bersama dengan mie
basah. Tunggu hingga mie basah tersebut cukup matang, kemudian
angkat dan tiriskan.
- Siapkan piring atau mangkok saji.
- Tempatkan mie yang telah matang di atas piring saji. Siram dengan
kuah kaldu.
- Campurkan bumbu dan mie tersebut sampai merata dan tercampur
dengan baik.
- Tata emping dan acar sebagai pemanis dan pelengkap. Sajikan selagi
hangat.
 Mie Aceh Goreng
- Haluskan bumbu-bumbu halus yang sudah dipersiapkan seperti
bawang putih, merica kemiri dan kunyit dengan menggunakan
blender atau ulekan sesuai selera masing-masing.
- Panasakan wajan dan minyak, kemudian masukan bumbu halus dan
tumis hingga wangi.
- Masukan ayam fillet yang sudah dipotong-potong kecil. Kemudian
aduk hingga berubah warna.
- Masukan tomat dalam tumisan anda kemudian aduk hingga merata.
- Tambahkan lomi, daun bawang, bumbu kari, kecap manis, saus cabai
dan cabai bubuk kemudian aduk hingga semua bahan tercampur
dengan merata.
- Jangan lupa untuk memasukkan garam dan gula pasir. Aduk rata.
- Tuang kaldu secara perlahan dan masak sampai matang.
- Ketika menjelang matang, tambahkan tauge ke dalam tumisan anda,
aduk sebentar hingga merata, kemudian angkat.

7
- Mie Aceh goreng siap untuk disajikan kepada teman dan keluarga
anda. Sajikan selagi hangat agar lebih nikmat.

E. Penyajian dan Pemasaran Mie Aceh


Mie Aceh dapat disajikan kapan saja sesuai selera, namun biasanya
banyak dinikmati sebagai hidangan utama pada waktu makan siang atau
malam. Keberagaman bumbu dan cita rasa kuah Mie Aceh membuatnya
cocok untuk dinikmati sebagai hidangan hangat dan penuh kenikmatan saat
cuaca sedang dingin. Jadi, waktu penyajian Mie Aceh dapat disesuaikan
dengan preferensi masing-masing. Mie aceh disajikan di piring, dimakan
dengan acar dan kerupuk emping.
Untuk membuat Mie Aceh diminati banyak orang, perlu dilakukan
beberapa strategi agar produk Anda menarik perhatian dan memenuhi selera
pelanggan. Berikut beberapa langkah pemasaran yang dapat diambil:
1. Rasa yang Khas dan Konsisten
Pastikan rasa Mie Aceh Anda autentik dan khas. Konsistensi rasa
yang baik akan membuat pelanggan kembali untuk mencicipi lagi.
2. Pelayanan Pelanggan yang Baik
Sediakan pelayanan pelanggan yang ramah dan responsif.
Pengalaman positif dapat meninggalkan kesan baik pada pelanggan.
3. Kebersihan dan Keamanan
Jaga kebersihan dan keamanan dalam proses pembuatan dan
penyajian Mie Aceh. Standar kebersihan yang tinggi menciptakan
kepercayaan pelanggan.
4. Inovasi Menu
Eksplorasi inovasi pada menu Mie Aceh, tambahkan variasi atau
sajian unik yang dapat membedakan produk Anda dari yang lain.
5. Promosi dan Pemasaran Aktif
Lakukan promosi aktif melalui media sosial, iklan online, atau
bahkan promosi offline. Gunakan visual yang menarik dan deskripsi
yang menggugah selera.
6. Kolaborasi dengan Partner Lokal

8
Jalin kerjasama dengan restoran atau kafe lokal untuk menyajikan
Mie Aceh di menu mereka. Ini dapat memperluas jangkauan dan
mencapai pelanggan yang berbeda.
7. Partisipasi dalam Event Kuliner
Ikut serta dalam event kuliner, festival makanan, atau pameran
kuliner lokal. Ini dapat memberikan eksposur tambahan dan menciptakan
kesempatan untuk memperkenalkan produk.
8. Diskon atau Program Loyalitas
Tawarkan diskon khusus atau program loyalitas untuk pelanggan
setia. Ini dapat menjadi insentif bagi pelanggan untuk kembali dan
mencoba berbagai menu.
9. Bekerja sama dengan Influencer Kuliner
Kolaborasi dengan influencer kuliner yang memiliki pengikut yang
banyak. Ulasan positif dan rekomendasi dari influencer dapat membantu
meningkatkan popularitas Mie Aceh.
10. Feedback dan Evaluasi
Terima umpan balik pelanggan dengan terbuka. Evaluasi terus-
menerus dapat membantu Anda memahami preferensi pelanggan dan
membuat penyesuaian jika diperlukan.
11. Penggunaan Media Visual yang Menarik
Gunakan media visual yang menarik, seperti foto atau video appetizing
yang memperlihatkan proses pembuatan dan sajian Mie Aceh.
Dengan kombinasi dari aspek rasa, pelayanan, promosi, dan inovasi,
Anda dapat menciptakan daya tarik yang kuat bagi Mie Aceh Anda,
menjadikannya diminati oleh banyak orang.

(Contoh Logo Mie Aceh)

9
F. Keunikan dan Manfaat Mie Aceh
Mie Aceh memiliki keunikan karena berasal dari daerah Aceh,
Indonesia, dan memiliki cita rasa khas yang dihasilkan dari rempah-rempah
lokal, seperti serai, jahe, dan cabai. Keunikan ini memberikan sentuhan pedas
dan aromatik pada mie tersebut. Keunikan lainnya adalah bahan tambahan
yang digunakan yaitu daging sapi, daging kambing, atau masakan laut. Pada
umumnya masakan mie yang ada Indonesia banyak menggunakan daging
ayam sebagai bahan tambahan dalam penyajian mie nya. Selain itu kuah yang
di gunakan adalah kuah sejenis kari yang kental dan gurih. Pada umumnya
masakan mie di Indonesia cenderung menggunakan kuah yang bening dan
lembut. Keunikan tersebut memberikan cita rasa yang khas yang ada di di
dalamnya.
Manfaat Mie Aceh antara lain memberikan pengalaman kuliner yang
unik dengan cita rasa yang berbeda, serta mengandung nutrisi dari bahan-
bahan seperti daging, sayuran, dan rempah-rempah yang digunakan dalam
pembuatannya. Mie Aceh juga dapat menjadi bagian dari diversifikasi
konsumsi makanan dan mendukung ekonomi lokal di Aceh.

G. Glosarium
Ide : adalah rancangan yang tersusun di pikiran
Peluang usaha : adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuan
Bahan pangan nabati : adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari
tanaman atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman.
Bahan pangan hewani : merupakan bahan-bahan makanan yang berasal
dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan.
Braising : Metode memasak bahan makanan dengan sedikit
air kaldu.
Menggoreng (frying) : Memasak bahan makanan di dalam minyak.
Menumis : Memasak bahan makanan dengan minyak atau
lemak sedikit sambil diaduk.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian tentang pengolahan mie Aceh menghasilkan berbagai
kesimpulan yang bersifat krusial bagi industri kuliner lokal. Pertama-tama,
melalui pemahaman mendalam terhadap teknik pengolahan tradisional,
ditemukan bahwa menjaga keaslian dan kualitas bahan baku merupakan
faktor utama dalam menciptakan mie Aceh yang autentik dan lezat.
Selanjutnya, pelibatan komunitas lokal dalam rantai pasok dan produksi
memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek sosial ekonomi tetapi
juga dapat meningkatkan citra merek mie Aceh. Dari segi pemasaran, strategi
digital dan peningkatan visibilitas online dapat menjadi kunci kesuksesan,
mengingat tren konsumen yang semakin mengandalkan platform daring
dalam mencari dan membeli produk makanan.
Selain itu, penelitian menyoroti pentingnya diversifikasi produk dan
penyesuaian dengan preferensi konsumen modern untuk menjaga daya tarik
mie Aceh di pasar yang terus berkembang. Keseluruhan, kesimpulan
penelitian ini menekankan perlunya pendekatan holistik yang
menggabungkan tradisi, kualitas, dan adaptasi terhadap perkembangan pasar
global agar industri mie Aceh dapat berkembang secara berkelanjutan dan
memenangkan hati konsumen.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pengolahan mie
Aceh, beberapa saran dapat diusulkan untuk meningkatkan industri ini.
Pertama, perlu dilakukan upaya serius dalam meningkatkan kualitas produk
mie Aceh agar dapat memenuhi standar yang lebih tinggi dan bersaing di
pasar yang semakin kompetitif. Inovasi produk juga dapat menjadi kunci
kesuksesan, dengan eksplorasi varian rasa atau jenis mie baru untuk menarik
minat konsumen. Adopsi sertifikasi halal menjadi penting untuk memperluas
pangsa pasar, terutama di pasar internasional.

11
Pemasaran digital perlu diperkuat untuk meningkatkan visibilitas
produk, sementara kerja sama erat dengan petani lokal dapat memastikan
pasokan bahan baku yang berkualitas. Pelatihan pengusaha mie lokal akan
memberikan dampak positif terhadap standar produksi, sementara
diversifikasi distribusi melalui kemitraan dengan berbagai saluran dapat
memperluas jangkauan produk. Penting juga untuk mempromosikan elemen
budaya Aceh dalam pemasaran, menciptakan nilai tambah yang unik. Survei
konsumen secara rutin dapat menjadi alat efektif untuk memahami preferensi
pasar, sedangkan pemantauan terus-menerus terhadap persaingan akan
memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan industri mie secara
keseluruhan. Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan
industri pengolahan mie Aceh dapat mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan dan berhasil menembus pasar yang lebih luas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Materi Pengolahan 1-4, Bahan Bacaan Guru dan Siswa


Kasmini, L., & Mulyani, I. (2023). ANALISIS KANDUNGAN, PENAMAAN,
DAN MAKNA DARI MAKANAN TRADISIONAL ACEH. Jurnal
Metamorfosa, 11(2), 145-161.
Sartika, F., Nadiya, N., & Ruyanti, R. W. (2019). Strategi Pemasaran Mie Khas
Aceh Pada Restoran Mie Aceh Razali. Jurnal Manajemen Inovasi, 10(1).
https://www.matchware.com/examples/mind-map/teknik-pengolahan-makanan/
2133
https://www.orami.co.id/magazine/resep-mie-aceh
https://www.bfi.co.id/id/blog/apa-itu-analisis-peluang-usaha
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mi_aceh

13

Anda mungkin juga menyukai