“KULINER”
Dosen pengampu :
Mardi S.KOM,M.AK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang sejarah ................................................................ 4
B. Tujuan .......................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
D. Batasan Masalah .......................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
2. Macam-macam Laba.................................................................. 9
“Perkembangan”
Dalam perkembangan kuliner di Nusantara, terdapat empat kekuatan besar yang
mempengaruhi keragaman kuliner di nusantara India, Tiongkok, Arab dan Eropa. Berawal dari
kerajaan-kerajaan di kepulauan nusantara yang kosmopolit, menjalin hubungan dagang dengan
para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Bersamaan dengan perkembangan transportasi dan
jalur perdagangan laut, simpul-simpul perdagangan di nusantara mulai berkembang, misalnya
saja Sriwijaya, Samudra Pasai, Melayu, Singasari, Majapahit, Mataram, Gowa-Tallo hingga
Demak Bintoro. Hubungan erat kerajaan di nusantara dengan para pedagang dari India, Tiongkok,
dan Arab memberikan pengaruh besar pada teknik memasak dan makanan di Nusantara.
Teknik memasak dan keragaman kuliner nusantara terus berkembang seiring
datangnya para penjelajah dari Spanyol dan Portugis ke kepulauan Maluku dalam misi mencari
rempah-rempah. Cengkeh dan pala menjadi primadona bangsa eropa pada saat itu, menjadi alasan
utama mereka mengarungi samudra hingga ke Indonesia. Belanda pun tergiur untuk mendapatkan
rempah-rempah dari kepulauan Indonesia, dan akhirnya menguasai Indonesia selama ratusan
tahun. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia memberikan teknik memasak baru baru bagi
penduduk pribumi, antara lain memasak dengan menggunakan oven. Saat ini makanan yang
terpengaruh oleh empat kekuatan besar diatas (India, Tiongkok, Arab, dan Eropa) mudah kita
temukan di seluruh penjuru Indonesia, misalnya Mie, Bakso, Lumpia semarang, tahu gimbal, tahu
gejrot, bakso, tauco, mochi, siomay, Roti ganjel rel, Semur, Bistik, pandekuk, Martabak, roti cane,
kari, dan masih banyak lagi.
B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan :
▪ Memahami dan mengetahui dunia usaha kuliner
▪ Mempersiapkan bekal sebelum menjalani usaha kuliner
C. RUMUSAN MASALAH
▪ Bagai sebenarnya Usaha Kuliner
▪ Bagai mana konsep-konsep dalam usaha kuliner
D. BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas tentang usaha kuliner.
BAB II PEMBAHASAN
2. MACAM-MACAM LABA
Untuk memulai suatu usaha, kita tidak terlepas dari yang namanya “modal”. Ada
yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Untuk itu, ada beberapa orang yang
meminjam modal dari Bank, ada pula yang patungan dengan anggota jika usaha itu yang dirintis
bersama. Berhubung usaha yang ingin kami buka memiliki beberapa anggota, modal yang kami
dapatkan dari hasil patungan, agar tidak membebani nantinya. Setelah usaha yang dibuka telah
lancar. Saatnya untuk menghitung untung dan rugi. Apa itu untung dan rugi? Untung adalah
pendapatan dari hasil penjualan yang melebihi modal awal dari produk tersebut. Sebaliknya, rugi
ialah keadaan dimana hasil dari penjualan yang tidak mendapat keuntungan bahkan tidak mencapai
modal awal dari produk tersebut.
Untung sering disebut juga sebagai laba. Laba dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Laba bersih ialah keuntungan yang sudah tidak ada potongan-potongan lain. Keuntungan
ini adaah real.
2. Laba kotor ialah keuntungn yang masih perlu potongan-potongan seperti pembayaran gigi
karyawan, belanja bahan, dsb.
3. MENGHITUNG MODAL
Berikut cara untuk menghitung nilai jual suatu produk. Misalnya modal awal
sebesar Rp. 54.000
Perhitungan Harga Jual
Raw material = Rp.54.000
Direct Labour 30% = Rp. 16.200
Factory Over Head (10%) = Rp. 1.620 +
COGM (Cost Of Good Materials) = Rp. 71.820
Untuk mencegah hal itu, hal yang harus kita lakukan ialah:
1. Membuat menu yang bervariasi
2. Mengembangkan ide, kreatifitas, dan kinerja yang baik
3. Membuat hal-hal baru untuk menarik kembali pelanggan
4. Harga jual tidak goyang (turun - naik), terlalu murah, ataupun terlalu mahal.
A. KESIMPULAN
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk
pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri.
Sebelumnya, masakan kuliner telah melewati sejarah dan mengalami perkembangan sehingga
menyebar ke Indonesia dari berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-
beda sesuai dengan ciri khas daerah asal sukunya masing-masing.
B. SARAN
Kuliner ini cukup banyak diminati dari berbagai kalangan, khususnya di
Tembilahan. Oleh karena itu, kita perlu melestarikannya agar budaya kuliner di Indonesia tidak
punah. Di samping untuk memajukan perekonomian negara Indonesia, maka kami akan
melestarikannya dengan cara mengolah, dan memasarkan dengan membuka usaha Rumah makan,
katering, dan sebagainya. Usaha kuliner yang kami bangun membutuhkan berbagai tahapan,
syarat, dan harus melalui berbagai faktor dan resiko.