Disusun Oleh:
Aprilia Ayu Tri Wulandari (3)
Christian Bagas Viodinata (9)
Maisyatul Hilmiyah (17)
Merlyn Thydtania Sucianthy P. (19)
Rayhani shofi’anthyra A. S. (25)
Rionald Susanto (26)
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
A. Deskripsi Umum............................................................................ 1
B. Kondisi Pasar................................................................................ 5
C. Rencana Pemasaran......................................................................
5
D. Proses Produksi............................................................................. 8
E. Kapasitas Produksi......................................................................... 9
F. Biaya Produksi.............................................................................. 10
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................... 14
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah
dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya kami dapat
menyelesaikan proposal usaha ini dengan baik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
proposal ini adalah untuk permohonan pendirian usaha minuman tradisional.
ii
BAB I
RENCANA PRODUKSI
A. Deskripsi Umum
Sawut
Gethuk adalah makanan ringan yang terbuat dengan bahan utama ketela pohon atau
singkong. Getuk merupakan makanan yang mudah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Pembuatan getuk diawali dengan mengupas singkong dan merebusnya. Setelah
matang singkong ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling lalu diberi pemanis gula dan
pewarna makanan. Sebagai pelengkap, biasanya getuk ditaburi dengan parutan kelapa.
Sejarah getuk bermula ketika zaman penjajahan Jepang ketika itu beras yang menjadi
makanan pokok namun sulit untuk ditemukan. Sehingga, masyarakat lokal mengganti beras
dengan ketela karena mudah ditemukan. Pada awalnya penduduk membuat getuk gondok,
yaitu bentuk getuk yang paling sederhana dengan cara mengkukus singkong lalu diambil
serat tengahnya. Kemudian ditumbuk dengan halus dan diberi rasa manis atau asin.
Tape
Tape singkong tidak ada waktu tertentu dalam pembuatannya, anda bisa membuat
kapanpun, selama ada singkongnya. Jenis makanan ini, merupakan makanan yang sering
dilahap dengan beberapa hidangan yang lain, seperti campuran ampas kelapa yang sudah
diparut, dicampur dengan cendol, dicampur dengan eskrim, dan beberapa campuran yang
lainnya. Makanan ini terkenal di indonesia, khususnya daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Di
Jawa Barat, orang Sunda menyebutnya peuyeum.
1
Serabi
Serabi merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari Indonesia. Serabi berasal
dari bahasa Jawa yang berinduk dasar dari kata "rabi" yang dalam bahasa Jawa berarti
"kawin".
Di Jawa Barat serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. Di Jawa, serabi umumnya
disajikan dengan isian gula atau manisan lainnya, tetapi di Tatar Sunda serabi disajikan
dengan isian oncom dan asinan lainnya. Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak
menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam
yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan
perkembangan zaman, banyak yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai
topping seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi
bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan.
Bika Ambon
Banyak dikira kue Bika Ambon berasal dari Ambon, padahal tidak demikian. Kue bika
Ambon memiliki sejarah sendiri kenapa namanya memasukkan unsur kata Ambon. Kue Bika
Ambon memiliki rasa yang manis dengan sensasi aroma daun jeruk dan bentuknya balok
kuning dan berpori. Ketika digigit, rasa manis terasa dari bagian tengahnya dan diikuti rasa
gurih khas panggangan dari bagian bawahnya.
Kue Bika Ambon adalah hasil modifikasi dari bika khas Melayu, yang ditambahkan nira
atau tuak enau sebagai pengembang. Dulu, pada tahun 1980-an di Jalan Majapahit di kota
Medan, banyak dijual kue Bika Ambon hingga akhirnya di sana menjadi pusatnya. Sebelum
tahun-tahun tersebut, pada 1970-an kue Bika Ambon biasanya disantap bersama dengan es
krim. Dalam sebuah buku berjudul Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan
Portugis di Nusantara yang ditulis oleh Paramita R. Abdurachman, istilah bika dan bibingka
diperkenalkan oleh Portugis. Istilah ini pada mulanya berarti adalah kue yang terbuat dari
tepung beras.
2
Tahu
Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer karena banyak diminati
oleh masyarakat di Indonesia. Tahu berasal dari olahan kedelai yang relatif murah, praktis
dan mudah di dapat. Menurut Sarwono dan Saragih (2003), tahu adalah gumpalan protein
kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan kedelai yang telah digiling dengan penambahan
air. Penggumpalan kedelai dilakukan dengan cara penambahan biang atau garam-garam
kalsium, misalnya kalsium sulfat yang dikenal dengan nama batu tahu, batu coko atau sioko.
Tahu bersifat mudah rusak sehingga pada suhu kamar daya tahannya berkisar 1–2 hari.
Jika lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam lalu berangsur-angsur busuk, sehingga
tidak layak dikonsumsi lagi. Hal ini disebabkan oleh kadar air dan protein tahu yang relatif
tinggi, yaitu
84,8% dan 7,8% serta kandungan lemak 4,6% dan karbohidrat 1,6%. Komposisi seperti ini
yang menjadikan tahu sebagai media yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk, terutama bakteri (Sutrisno,1982).
i. Visi
Menjadikan masyarakat luas mengetahui makanan kuliner tradisional khas dan tetap
melestarikan makanan khas ditengah perkembangan zaman modern sehingga tidak
terlupakan oleh waktu.
ii. Misi
iii. Tujuan
C. JENIS USAHA
Jenis usaha yang dijalankan adalah industry rumahan skala kecil , usha ini bergerak dibidang
maknan tradisional.
3
D. PRODUK YANG DIHASILKAN
1. Sawut
2. Gethuk
3. Tape Bakar
4. Serabi
5. Bika Ambon
6. Tahu
4
Bab II
Aspek Pemasaran
A. Gambaran Lingkungan Usaha
Dalam kegiatan pengembangan pemasaran yang saya jalankan adalah dari segi lokasinya.
Selain dari segi lokasi, harga yang kami tawarkan juga relatif murah dengan kualitas dan
kuantitas produk.Lingkungan usaha yang dipilih dalam menjual hasil produksi makanan Khas
Daerah ini adalah dengan menitipkan makanan di beberapa tempat seperti toko atau pasar
swalayan dan juga memasarkannya melalui media sosial seperti WhatsApp dan Instagram.
B. Kodisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang
sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk
yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi rasa yang lebih enak, penyajian atau pakacging yang
unik. Sarana pemasaran produk yang kami pasarkan dan promosikan sangat mudah dijangkau
untuk semua kalangan dari anak-anak orang dewasa, lansia dan tempat-tempat wilayah yang
cukup jauh dari tempat pemasaran dan promosi produk kami.
C. Rencana Pemasaran
1. Strategi pasar
Produk yang kami pasarkan juga akan kami sesuaikan seperti pada kemasannya. kami
sebagai penjual juga sangat memperhatikan guna melayani konsumen. Manajemen yang baik
akan kami terapkan di antara anggota dalam perusahaan. agar perusahaan ini berjalan dengan
baik dan berkembang sesuai harapan.
2. Strategi promosi
Dengan usaha ini kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk
mencari agen yang mau menjualnya , sehingga akan ada banyak yang membantu untuk
mengembangkan usaha ini,membuka stan ketiga ada pameran kuliner di Bondowoso atau
exspo di Alun - Alun kota,menerima delivery order. Selain itu, saya juga akan memanfaatkan
media lain untuk memasarkan seperti jejaring sosial, yaitu: facebook, Instagram , shope dan
Apl jual beli lainnya.
5
Bab III
Aspek Produksi
6
B. Kebutuhan Bahan Baku
7
D.Proses Produksi
Berikut ini kami akan menguraikan proses produksi pembuatan makan khas daerah yang sudah
kami pilih :
Sawut
1. Kupas singkong lalu cuci hingga putih bersih. Potong menjadi 2 atau 3 bagian.
2. Serut singkong dengan serutan kasar hingga memanjang tipis.
3. Aduk garam, gula arena dan gula hingga rata.
4. Campur singkong yang sudah diserut dengan campuran gula aren.
5. Aduk hingga tercampur rata.
6. Taruh dalam wadah tahan panas, tambahkan potongan daun pandan.
7. Aduk kelapa parut dengan garam, taruh dalam wagah tahan panas.
8. Kukus singkong dan kelapa parut dalam kukusan panas selama 30 menit hingga
singkong matang lalu angkat.
9. Taruh singkong dalam piring saji, taburi kelapa parut.
Gethuk Lindri
Tape Bakar
1. Pertama campurkan tape, gula, garam, dan vanila bubuk, remas dengan tangan sampai
gula larut dan tercampur rata.
2. Selanjutnya tambahkan kuning telur dan aduk rata. Lalu masukkan tepung terigu dan susu
bubuk, aduk kembali.
3. Setelah itu ambil sedikit adonan dan pipihkan, isi dengan keju parut. Bentuk oval atau
persegi.
4. Panaskan sedikit margarin di teflon, panggang bolak-balik sampai tape berubah warna
kecokelatan. Sajikan dengan taburan keju dan susu kental manis.
Serabi
8
Bika Ambon
1. Buat biangnya terlebih dahulu. Campurkan semua bahan biang, diamkan selama 15 menit.
Sisihkan.
2. Lanjutkan dengan masak santan campurkan daun jeruk, sampai mendidih. Dinginkan.
Setelah dingin, campur dengan tepung sagu.
3. Kocok telur bersama gula pasir dengan speed rendah sampai gula larut.
4. Setelah 15 menit, campurkan biang dengan campuran tepung sagu. Masukkan campuran
tersebut ke kocokan telur dan kunyit bubuk. Tambahkan margarin, aduk rata. Diamkan
adonan selama tiga jam.
5. Tuang adonan yang telah didiamkan dalam cetakan ukuran 20x10x7 cm yang telah dipoles
minyak dan dalam kondisi panas.
6. Panggang diatas pasir yang sudah dipanaskan sampai gelembung berhenti dan berlubang-
lubang.
7. Lanjutkan dengan anggang bika ambon di oven dengan api atas suhu 190 derajat Celcius
dengan pintu oven terbuka.
Tahu Goreng
E. Kapasitas Produksi
9
F. Biaya produksi
1.Biaya tetap
10
2. Biaya Variabel
11
Bab IV
Aspek Keuangan
Biaya Pemasaran
a. Sumber biaya
b. Penggunaan dana
a. Total Modal :
b. Harga Jual :
Sawut
Harga jual x Jumlah Produk : Rp.5.000 / box x 20 = Rp.100.000,-
Gethuk
Harga Jual x Jumlah Produk : Rp. 4.000,- /2 pcs x 20 = Rp.80.000,-
Tape Bakar
Harga Jual x Jumlah Produk : Rp.5.000,- / box x 20 = Rp.100.000,-
Serabi
Harga Jual x Jumlah Produk : Rp. 5.000,- / bungks x 20 = Rp. 100.000,-
Bika Ambon
Harga Jual x Jumlah Produk : Rp. 15.000,- / box x 5 = Rp.75.000,-
TAHU GORENG
Harga Jual x Jumlah Produk : Rp. 5.000,- / bngkus x 8 = Rp. 40.000,-
12
C. Total Harga Jual : Rp.100.000,-
Rp.80.000,-
Rp.100.000,-
Rp.100.000,-
Rp.75.000,-
Rp.40.000,-
+
Rp.495.000,-
13
Bab V
Penutup
A.Kesimpulan
Berdasarkan proposal rencana usaha yang kami buat disimpulkan bahwa kami yakin
usaha makanan Tradisional ini memiliki potensi yang besar untuk bisa berhasil dan maju,
karena tidak lepas dari besarnya market atau pasar yang tersedia. Kebiasaan orang Indonesia
yang gemar memakan maknan tradisional menjadi ladang bagi kami untuk ikut serta terjun
dalam market tersebut. Kami sadar bahwa usaha ini tidak dapat langsung berkembang pesat
tetapi, kami akan senantiasa berjuang dan menjalankan usaha ini. Karena ibarat menggali
ribuan meter tanah dan bebatuan, kami percaya bahwa terdapat bongkahan berlian di ujung
yang sudah menanti kami.
B.Saran
Untuk usaha dalam jangka waktu panjang, kami perlu memastikan ketersediaan bahan
baku yang tersedia dengan mencari lebih banyak lagi agen untuk menjualnya.
Dengan banyaknya kompetitor para pelaku usaha makanan yang ada saat ini, kami perlu
bekerja keras mempromosikan produk kami dengan memaksimalkan semua media dan
menyusun strategi yang jitu.
Melihat situasi bisnis makanan tradisional yang cukup variatif dan inovatif di zaman ini,
kami perlu terus melakukan inovasi-inovasi dan terobosan baru dalam meningkatkan
eksistensi dan citra bisnis kami agar tidak tenggelam pada derasnya gelombang zaman
saat ini.
14