2022-2023
KÂTA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………iii
A. Latar Belakang………………………………………………………ii
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………ii
1. mengapa sagu mẹnjadi bahan pokok utama mảsyarakat sêtempat ?
2. mengapa sinole tẻrbuat dari bahan pangan sagu ?
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………iii
1. Sinole ………………………………………………................i
KESIMPULAN……………………………………………………………iiii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah dan Perkembangan Kuliner Sejarah kuliner dapat ditelusuri kembali pada
era 1800-an ketika sekolah memasak pertama Boston sedang mengajarkan
Amerika untuk mempersiapkan para siswa menyampaikan pengetahuan mereka
pada orang lain. kuliner kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari karena
setiap orang memerlukan makanan untuk bisa melakukan aktivitas sehari-hari
karna sumber energi dan protein berasal dari makanan. Mulai dari makanan yang
sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu
membutuhkan pengolahan yang berkualitas dan bergizi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sinole merupakan salah satu makanan khas yang têrbuat dari olahan sagu
mẹnjadi produk pangan sêperti sinole, Sinole mẻrupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan nilai tambah dan pengan anekaragamaan pângan pokok
yang tẻrbatas.
Sagu mẻrupakaan makanan yang berbahan dasar sagu, sagu juga
makanan pokok bagi masyarakat sêtempat Sagu adalah tepung atau olahan
yang diperoleh dari pemprosesan dari teras batang rumbia atau disebut dengan
pohon sagu. Pohon sagu memiliki pelepah daun hampir menyerupai pohon
kelapa, bagian pangkal runcing, daun berwarna hijau muda hingga tua.
Masyarakat setempat menjadikan sagu sebagai makanan pokok mereka sehari-
hari seperti yang sudah banyak dikenal dan terdengar cukup akrab yaitu
popeda. Selain popeda ada juga makanan lain yang berbahan dasar sagu. Salah
satunya yaitu sinole yang meruapakan olahan sagu dan parutan kelapa dengan
cita rasa yang sangat unik.
Tepung sagu adalah patih yang diperoleh dảri pengolahan empelur pohon
sagu, produk-produk makanan sagu tradisional di kenal dengan nama papeda,
sagu lempeng, sagu tutu pala, sagu uha, sinyoli, bagea dan sebagainya.
Kelemahan dải tepung sagu ini kalau sudah diolah menajdi sinyole jika sudah
dingin râsanya sudah tidak sedap lagi dan di gigit pun keras. Adapun kontribusi
kepada masyarakat bagaimana mengola sagu menajdi sinyole dengan bẻbagai
farian râsa sehingga menarik dan mampu menghasilkan nilai ekonomi bagi
masyarakat.
Tahap pertama kegiatan adalah tahap persiapan, apa saja yang disiapkan
dalam mengolah sagu menjadi sinole dengan bergbagai varian rasa. Selain itu
juga berupa penyuluhan tentang Tepung sagu kaya dengan karbohidrat(pati)
namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di
dalam teras batang maupun proses pemanenannya.
Tahap kedua yaitu tahap kegiatan yakni memberikan edukasi dan
sosialisasi bagaimana pengolahan tepung Sagu untuk di olah menjadi Sinole
rasa dan kami mengolah Sinole dengan 2 varian rasa yaitu gula merah dan
Coklat dan 2 model Sinole ada yang bentuk dadar dan biasa. Bahan yang
digunakan meliputi tepung sagu, garam, gula merah, kelapa, coklat. Sedangkan
alat yang digunakan antara lain kompor gas, wajan, Spatula stainless, wajan.
BAB III
KESIMPULAN
Sagu menjadi berbagai produk olahan pangan seperti Sinole merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan nilai tambah Dan penganekaragaman pangan
pokok yang selama ini masih terbatas.
Indra Kusdarianto dan Harmita Sari olahan sagu menjadi sinole dengan varian
rasa dimasyarakat.