Disusun oleh :
1. Alya Sakiyah Salsabilla (01)
2. Resti Divana Putri (23)
3. Septidiyana Puspita Anggraini (25)
4. Venina Nabilla Nazwa (31)
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan tema pengolahan makanan yang dimodifikasi dari bahan pangan
nabati dan hewani. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai produk makanan
modifikasi yang kami buat, dengan dimikian terciptanya sebuah judul makalah yaitu
“Pengolahan Makanan Modifikasi Tofu Udang Rambutan dan Basreng Mie”. Tak lupa Kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Farida Ariyani, S.Si selaku guru prakarya dan
kewirausahaan dari kelas XII MIPA 4 atas materi, penugasan yang diberikan, serta saran
yang diberikan kepada kami selama proses perencanaan dalam menciptakan produk makanan
modifikasi.
Makalah ini telah dibuat melalui rangkaian observasi dalam mengenali bahan baku
dan praktek langsung dalam pengolahannya. Kami berharap produk yang kami ingin
sampaikan dapat bernilai dan menjadi sebuah ide untuk memulai suatu usaha makanan
modifikasi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dalam penulisan maupun kekurangan
lainnya dalam makalah ini kepada guru kami dan pembaca. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
A. Latar belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan masalah……………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………….2
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….3
BAB III METODOLOGI……………………………………………………...6
A. Alat dan bahan basreng mie……………………………………………6
B. Cara membuat basreng mie…………………………………………….6
C. Alat dan bahan tofu rambutan………………………………………….7
D. Cara membuat tofu rambutan…………………………………………..8
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..9
A. Analisis swot basreng mie……………………………………………...9
B. Sumber daya basreng mie………………………………………………9
C. Pembahasan basreng mie……………………………………………….11
D. Analisis swot tofu rambutan……………………………………………12
E. Sumber daya tofu rambutan…………………………………………….13
F. Pembahasan tofu rambutan……………………………………………..14
BAB V PENUTUPAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan……………………………………………………………...15
B. Saran…………………………………………………………………….15
LAMPIRAN…………………………………………………………………....16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….....17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewiraswastaan atau Kewirausahaan (bahasa Inggris: entrepreneurship) adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai usaha investasi dengan keuntungan yang didapat di
masa depan. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini
lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) wirausahawan merupakan
seseorang yang didorong oleh keserbagunaan, ambisi, kecerdasan, dan kemampuan untuk
mengumpulkan mengelompokkan, dan menggunakan informasi untuk mengolah sumber
daya dan produk atau jasa, sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979)
kewirausahaan sebagai usaha pengisi jurang di saat pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya. Menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah disiplin ilmu dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan atau wiraswasta. Sikap mental wiraswasta dapat
dibagi menjadi komponen kogintif, komponen afektif, dan komponen kognatif.
Kewirausahaan bidang pangan olahan dapat menjadi ide alternatif yang sangat
menjanjikan. Apa lagi Indonesia merupakan negara yang kaya akan panganan khas daerah.
Sebagai seorang wirausahawan pemula sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif
dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan diversifikasi produk atau
pengembangan produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibanding
pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah
ada. Walaupun produk khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi
rasa, bentuk, maupun kemasannya. Memperhatikan hal-hal tersebut, kelompok kami
melakukan diskusi dan observasi mengenai makanan yang dapat diolah dengan metode
modifikasi agar lebih menarik dan berbeda dari produk pada umumnya.
Setelah melewati beberapa waktu, akhirnya kami dapat menciptakan sebuah produk
makanan modifikasi yaitu “basreng mie” dan “tofu chicken rambutan with teriyaki sauce”.
ii
B. Rumusan Masalah
• Apa itu basreng?
• Bagaimana cara modifikasi basreng?
• Apa itu udang rambutan?
• Bagaimana cara modifikasi udang rambutan?
C. Tujuan
1. Mengembangkan kreatifitas diri dalam bidang pembuatan makanan
2. Menambah wawasan atau pengetahuan
3. Bentuk pembelajaran dalam berwirausaha
4. Memperoleh keuntungan atau pendapatan yang bisa dimanfaatkan untuk pelajar
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Mie
Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung,
dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang
harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah
mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, walaupun tulisan tertua mengenai mi berasal
dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang
diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
Mi adalah nama generik. Orang Eropa menyebut pasta (dari bahasa Italia) secara generik,
dan noodle (bahasa Inggris) untuk pasta yang berbentuk memanjang. Namun begitu,
di Eropa bahan baku mi biasanya dari jenis-jenis gandum, sementara di Asia bahan baku mi
lebih bervariasi. Di Asia sendiri, pasta yang dibuat selalu berbentuk memanjang. Berbagai
bentuk mi dapat ditemukan di berbagai tempat. Perbedaan mi terjadi karena campuran bahan,
asal usul tepung sebagai bahan baku, serta teknik pengolahan.
B. Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang
mengalami koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau,
dan bakso. Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi: 豆腐
, hanyu pinyin: doufu), yang secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Tahu telah dikenal
di Tiongkok sejak zaman dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu
An (Hanzi: 劉安) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu
Bang yang mendirikan dinasti Han.
Tahu telah mengalami indigenisasi di Indonesia sehingga muncul berbagai varian tahu serta
panganan berbahan tahu. Tampilan luar tahu ada yang berwarna putih maupun kuning.
Karena populernya, tahu menjadi bagian tak terpisahkan yang ditemui di tempat makan
berbagai tingkat sosial di Indonesia, bersama-sama dengan tempe.
Di Kediri tahu kuning menjadi makanan khas. Tahu ini dikenal sebagai tahu takwa. Tempat
lain yang juga terasosiasi dengan tahu adalah Sumedang (tahu Sumedang).
Tahu masih terkait dengan kembang tahu dan tauhue (juga disebut sebagai "kembang tahu")
menurut cara pembuatannya.
Aneka makanan yang melibatkan tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso, tahu campur, tahu
guling, tahu isi (tahu bunting), perkedel tahu, dan kerupuk tahu, tahu pedes, tahu krispi. Tahu
goreng biasanya dihidangkan untuk menemani makanan berkuah cair, seperti mi
bakso dan soto; atau batagor. Siomay, salah satu bentuk dimsum, juga menggunakan
tahu kukus sebagai komponennya. Dalam sepotong tahu mengandung beberapa nutrisi.
Kandungan Gizi Tahu:
3
• Energi: 80 kalori.
• Protein: 10,9 gram.
• Lemak: 4,7 gram.
• Karbohidrat: 0,8 gram.
• Serat : 0,1 gram.
• Kalsium: 223 miligram
• Natrium: 2 miligram.
• Fosfor: 183 miligram.
C. Dada ayam
Daging ayam merupakan sumber nutrisi yang baik untuk kesehatan dan harganya pun
terjangkau. Bagian ayam ini kerap menjadi favorit banyak orang karena memiliki potongan
yang lebih besar dan daging yang lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian ayam
lainnya.
Dalam satu potong atau sekitar 100 gram dada ayam filet tanpa kulit yang telah dimasak,
terdapat sekitar 150 kalori dan beragam nutrisi berikut ini:
• 25 gram protein
• 3,2 gram lemak
• 450 miligram natrium
• 0,5 miligram zat besi
• 0,7 miligram zinc
• 5-10 miligram kalsium
• 23 mikrogram selenium
• 330 miligram kalium
Sekitar 80 persen kalori dalam dada ayam berasal dari protein dan hanya 20 persen yang
berasal dari lemak. Jika dibandingkan dengan bagian ayam lain, dada ayam memiliki
kandungan protein dan kalori lebih tinggi, bahkan mencapai 3 kali lebih banyak.
Selain itu, dada ayam sama sekali tidak mengandung karbohidrat, gula, maupun serat. Dada
ayam juga mengandung beragam nutrisi lain, seperti vitamin A, vitamin B, folat, kolin,
tembaga, dan fosfor.
D. Tepung kanji
Tapioka atau yang terkadang disebut dengan nama kanji adalah tepung pati yang diekstrak
dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa sebutan lain, seperti tepung
aci atau tepung kanji. Dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Tepung Kanji. Dalam bahasa
Sunda dikenal sebagai aci sampeu. Tapioka memiliki sifat-sifat yang serupa dengan tepung
sagu, sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan. Bahkan, dalam percakapan sehari-
hari, orang Betawi pun menamainya tepung sagu.
4
Sedangkan Tepung singkong sebenarnya berbeda dengan tepung tapioka. Tepung tapioka
adalah hasil ekstraksi umbi singkong sedangkan tepung singkong adalah tepung dari hasil
parutan singkong yg dikeringkan .
• Karbohidrat : 88,7g
• Kalori : 358
• Lemak : 0,02g
• Sodium : 1mg
• Serat : 0,9g
• Gula : 3,35g
• Protein : 0,2g
5
BAB III
METODOLOGI
6
7. Apabila sudah matang, masukkan ke dalam kulkas agar basreng dapat bertahan lama.
7
II. Cara membuat tofu ayam rambutan:
1. Siapkan tahu dan peras tahu agar kandungan airnya berkurang.
2. Fillet dada ayam, pisahkan dari tulang dan kulitnya, lalu haluskan menggunakan blender.
3. Gabungkan daging ayam dan tahu pada baskom, kemudian uleni hingga tercampur.
4. Tambahkan telur,lada, penyedap rasa, garam, dan tepung kanji. Campur semua bahan dan
uleni hingga kalis.
5. Bentuk adonan menjadi bulatan kecil dengan ukuran sesuai selera.
6. Apabila semua adonan sudah berbentuk bola-bola kecil, kukus adonan.
7. Kemudian, siapkan kulit pangsit dan potong tipis memanjang sebagai baluran luar adonan
isian.
8. Balurkan kulit pangsit ke permukan adonan isian menggunakan tepung kanji yang sudah
dilarutkan dengan sedikit air, hal tersebut berguna sebagai perekat anatara kulit pangsit
dan bola-bola tofu ayam.
9. Kemudian apabila semua sudah terbaluri, goring menggunakan api panas.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Sumber Daya
1. Man (manusia)
Orang yang sudah terlatih dalam usaha dibidang camilan dan makanan ringan.
a) 1 Pimpinan bertugas mengawasi jalannya usaha.
b) 2 Karyawan, bertugas menberi pelayanan yang baik kepada konsumen.
c) 3 Karyawan dapur, bertugas untuk memasak.
2. Market (Pasar)
Sasaran pasar untuk Basreng adalah masyarakat setempat maupun luar kota terutama
remaja.
a) Nama Pemilik : Alya, Septi, Resti, Venina
b) Alamat Perusahaan : Jl. Panglima Sudirman no.127, Pasuruan.
c) Bidang Usaha : Basreng mie bumbu rujak
d) Nama Perusahaan : Bazrengan
3. Material (Bahan)
9
Bahan baku yang diperlukan merupakan bahan yang segar. Walaupun diperlukan
bumbu lain yang instant, tetapi tidak akan merusak cita rasa produk makanan yang
dihasilkan. Bahan-Bahan yang diperlukan berupa:
a) Mie instant soto
b) Tepung tapioka
c) Telur
d) Cabai merah
e) Cabai rawit
f) Bawang putih
g) Daun jeruk
h) Gula merah
i) Garam
j) Lada
k) Bumbu penyedap
l) Minyak goreng
4. Method (Metode)
Metode penjualan yang akan dipakai adalah dengan menggunakan metode pre-order,
yaitu pelanggan akan memesan makanan terlebih dahulu, baru kemudian akan dibayar
setelah makanan telah sampai pada tangan pelanggan.
5. Machine (Mesin)
Dalam pembuatan basreng ini tidak diperlukannya penggunan mesin elektronik,
karena adonan akan diuleni langsung dengan menggunakan tangan yang telah steril.
Sedangkan bumbu akan dihaluskan dengan menggunakan cobek agar tekstur bumbu
yang diberikan dapat menarik cita rasa.
6. Money (Uang)
a. Biaya tetap/Fixed Cost
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, yang jumlahnya
tetap setiap bulannya, berapapun jumlah produksinya.
NO Keterangan Jumlah
1. Kompor dan gas Rp. 7.000
Jumlah biaya tetap 1 kali produksi Rp 7.000
10
4. Cabai merah 100 gram Rp 3.000
5. Cabai rawit 250gram Rp 5.000
6. Daun jeruk 3 lembar Rp 1.000
7. Gula jawa ¼ kg Rp 4.000
8. Bawang putih 200 gram Rp 4.000
9. Minyak goring 500 ml Rp 14.000
10. Lada 1 bungkus Rp 1.000
11. Bumbu penyedap 1 bungkus Rp 1.000
12. Kemasan 4 kemasan Rp 4.000
Jumlah biaya tidak tetap dalam 1 kali produksi Rp 45.000
Jika asumsi dalam 1 bulan, produksi basreng adalah 20 kali. Rp 900.000
Jadi biaya tidak tetap (variable) dalam satu bulan adalah Rp
45.000 x 20 = Rp 900.000
d. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang dibebankan kepada konsumen untuk menggunakan
barang atau jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini kami mengambil laba sebesar 5%
untuk setiap 100 gr basreng mie.
Harga jual = 13.000 x 5% = 13.650 ≈ Rp. 13.500 per unit.
11
D. Analisis SWOT Tofu Rambutan
1. Kekuatan (Strength)
• Tofu Chicken Rambutan merupakan makanan jenis baru yang sedang tren di
kalangan masyarakat karena tampilannya yang lebih menarik dari pada olahan
tahu dan ayam pada biasanya.
• Rasanya yang enak dan gurih membuat banyak kalangan menyukai makanan ini.
2. Kelemahan (Weakness)
• Dapat dinikmati setelah baru dimasak, artinya tidak dapat dimasak tanpa adanya
pesanan.
• Harga bahan baku kurang stabil.
3. Peluang (Opportunity)
• Jumlah permintaan yang besar akan pembelian tofu chicken dengan varian lain.
Seperti dengan mengubah bentuk dan saos sebagai topping.
• Dapat diperjualbelikan sebagai fozen food (tanpa digoreng). Dengan ini konsumen
dapat membelinya kapan saja.
4. Ancaman (Threat)
• Bersaing dengan bermacam olahan ayam dan tahu lainnya.
• Adanya kemungkinan harga olahan lain lebih murah.
E. Sumber Daya
1. Man (manusia)
Orang yang sudah terlatih dalam usaha dibidang camilan dan makanan ringan.
d) 1 Pimpinan bertugas mengawasi jalannya usaha
e) 2 Karyawan, bertugas menberi pelayanan yang baik kepada konsumen.
f) 3 Karyawan dapur, bertugas untuk memasak.
2. Market (Pasar)
Sasaran pasar untuk Tofu Chicken Rambutan adalah masyarakat setempat terutama
anak – anak dan remaja.
a) Nama Pemilik : Alya, Resti, Septi, Venina
b) Alamat Perusahaan : Jl. Panglima Sudirman no.127, Pasuruan.
c) Bidang Usaha : Olahan tahu dan ayam.
d) Nama Perusahaan : Tofu Chicken Rambutan with Teriyaki Sauce
3. Material (Bahan)
Bahan yang digunakan adalah bahan yang diolah langsung setelah dibeli dari tangan
penjual. Tentu kesegarannya akan terjamin. Tidak hanya itu, kami selalu mengutamakan
kebersihan dalam mengolah bahan baku agar tidak merusak daya tahan bahan baku
produksi. Bahan-bahan yang diperlukan berupa:
a) Dada ayam
b) Tahu
c) Kulit pangsit
12
d) Tepung tapioka
e) Telur
f) Saus teriyaki
g) Bawang bombai
h) Bawang putih
i) Gula
j) Garam
4. Method (Metode)
Metode penjualan yang akan dipakai adalah dengan menggunakan metode pre-order,
yaitu pelanggan akan memesan makanan terlebih dahulu, baru kemudian akan dibayar
setelah makanan telah sampai pada tangan pelanggan.
5. Machine (Mesin)
Dalam produksi makanan modifikasi ini diperlukannya blender unutk menghaluskan
dada ayam. Apabila menggunakan tenaga manusia dengan mencincang dada ayam
menggunakan ppisau, akan memakan waktu yang lama dan tidak didapatkan tekstur yang
di inginkan.
6. Money (Uang)
a. Biaya tetap/Fixed Cost
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, yang jumlahnya tetap
setiap bulannya, berapapun jumlah produksinya.
NO Keterangan Jumlah
1. Kompor dan gas Rp. 7.000
Jumlah biaya tetap 1 kali produksi Rp 7.000
13
12. Tepung kanji ¼ kg Rp 2.500
Jumlah biaya dalam 1 kali produksi Rp 70.000
d. Harga jual
Harga jual adalah harga yang dibebankan kepada konsumen untuk menggunakan
barang atau jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini kami mengambil laba sebesar 10%
untuk setiap kotak tofu chicken rambutan.
Harga jual = 15.400 x 10% = 16.940 ≈ Rp. 17.000 per unit.
14
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa usaha Basreng Mie dan Tofu Chicken Rambutan memiliki
prospek yang baik apabila pelayanan dan cita rasa yang diberikan juga baik. Kedua
usaha ini tentu menjadi pilihan usaha menguntungkan dan cukup menjanjikan.
Dengan mengetahuiriset pasar dan juga analisis usaha dari Basreng Mie serta Tofu
Chicken Rambutan maka Anda akan mengerti dan paham seluk beluk dari kedua
usaha tersebut. Hal ini begitu penting diperlukan agar dalam menjalankan suatu usaha
tidak salah arah dan bisa mencapai kesuksesan.
B. Saran
Kita dapat mencoba peluang lain untuk mempromosikan produk usaha makanan
modifikasi kita seperti membuka layanan food catering yang dapat menunjang
promosi dari produk makanan yang kita perjualkan. Baik dengan promosi online
maupun secara offline. Dengan begitu, usaha yang didirikan akan semakin dikenal
dan digemari oleh banyak kalangan.
15
Lampiran dokumentasi
Hasil jadi produk “BAZRENGAN” dan “Tofu Chicken Rambutan with Teriyaki Sauce”
16
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewiraswastaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Mi_(makanan)
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahu
https://www.alodokter.com/kandungan-nutrisi-dada-ayam-dan-manfaatnya-bagi-kesehatan
https://www.halodoc.com/artikel/turunkan-berat-badan-lebih-baik-tahu-atau-tempe
https://id.wikipedia.org/wiki/Tapioka
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/nutrisi/manfaat-tepung-tapioka-untuk-kesehatan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Basreng
17