Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN K3

“MAKALAH PROSES PEMBUATAN TAHU DARI BIJI KEDELAI”

Oleh
Golongan E
Nama Anggota:
1.

Dosen:

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI
JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami sangat berharap Makalah yang kami susun ini tidak lepas dari
kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga akan lebih baik di masa yang akan datang. Demikian kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini,
semoga Allah swt. Senantiasa membalas segala amal budi serta kebaikan
pihak-pihak yang telah banyak membimbing dan memberi pengarahan bagi kami.
Semoga makalah penelitian ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................2
2.1 Asal usul tahu.................................................................................................2
2.2 Teori-teori Tentang Tahu...............................................................................2
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................4
3.1 Lokasi dan waktu Penelitian..........................................................................4
3.2 Jenis Penelitian..............................................................................................4
3.3 Sample Penelitian...........................................................................................4
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................4
3.5 Teknik Analisis Data.....................................................................................4
3.6 Prosedur Penelitian........................................................................................4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................5


4.1 Hasil Penelitian Penyortiran dan Pencucian..................................................5
4.2 Perendaman....................................................................................................5
4.3 Penggilingan.....................................................................................................
4.4 Pendidihan........................................................................................................
4.5 Penyaringan......................................................................................................
4.6 Pencetakan.......................................................................................................

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................5
5.1 Kesimpulan....................................................................................................5
5.2 Saran...............................................................................................................5

LAMPIRAN............................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan Negara Agraris
yang subur beriklim tropis. Sehingga penduduk Indonesia dapat
memanfaatkannya dengan menanam berbagai macam tanaman. Salah
satunya adalah kacang kedelai. Kacang kedelai tersebut banyak
mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan jasmani. Selain
dapat dikonsumsi kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam makanan
seperti tahu.

Karena pada kenyataannya proses pembuatan tahu tidaklah terlalu


rumit, oleh karena itu banyak masyarakat yang menjadikan pembuatan
tahu sebagai penghasilan keluarga. Oleh karena itu dibuatnya karya ilmiah
ini agar masyarakat atau pembaca dapat mengetahui proses pembuatan
tahu dan bisa dijadikan pedoman baginya untuk memulai usaha.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana Cara Memilih Bahan baku yang Baik?
 Bagaimana proses pembuatan tahu?
1.3 Tujuan
 Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan
tahu kedelai serta memperkaya pengetahuan dan wawasan.

 Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses


pembuatan tahu
.
1.4 Manfaat Penelitian
 Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu (kedelai)
 Para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui proses
pembuatan tahu
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Asal-Usul Tahu


Tahu dibuat dari kacang kedelai yang fermentasikan dan diambil sarinya, tahu
berasal dari China, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso

Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang
secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan
nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur
dan Asia Tenggara, lalu juga menyebar ke seluruh dunia

Tahu pertama kali mucul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200
tahun yang lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan,
cucu Kaisar Han Gaozu Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han.Liu An adalah
ilmuan, filosof, penguasa, dan ahli politik ,

Para ahli sejarah berpendapat bahwa kemungkinan besar Liu An melakukan


pengenalan makanan non daging melalui tahu. Dan kemungkinan besar Liu An
mendapatkan tahu dengan nigari atau air laut dan menjadi kental seperti tahu saat
ini.

2.2 Teori-Teori Tentang Tahu


Ada beberapa teori bagaimana tahu pada awalnya terbentuk :
 Teori pertama, kemungkinan besar proses pengumpalan tahu terjadi secara
kebetulan. Bila membuat sup dari puree kedelai biasanya harus diberi bumbu.
Bila sup tersebut diberi garam kemungkinan besar mengandung nigari (garam
alami). Dengan adanya garam bitern (nigari) maka pengumpalan tahu segera
terjadi. Garam yang sengaja ditambahkan ternyata dapat menggumpalkan
tahu. Para tukang masak kemudian mengambil ampas tahu, agar mendapat
tahu yang lebih lembut dengan tekstur yang indah. Tahap 2 1 0 berikutnya
adalah dengan pengepresan, membantu makanan lebih tahan segar dalam
waktu yang lebih lama.
 Teori kedua, mengusulkan bahwa karena tidak berternak sapi atau kambing
untuk produksi susu, kemungkinan besar masyarakat China tidak familiar
dengan cara menggumpalkan susu atau proses penggumpalan secara umum.
Karena alasan tersebut, kemungkinan besar mereka belajar dari orang India di
daerah China Selatan atau dari Monggolia bagian Utara China. Kedua negara
tersebut biasa membuat gumpalan susu dan keju. Teori teknologi import dari
negara tetangga dianggap masuk akal karena China sangat menggemari
delicary yang beraroma ringan
Untuk memperdalam pernyataan mengenai cara-cara atau jalan Budha. Budhi
Dharma kemudian mengagunggan dan merefleksikan tahu sebagai sumber
sesuatu yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan mencerminkan
warna sebagai jubah yang putih dan agung. Prasasti tertua yang menyebut tofu
adalah saiinoku, yang ditulis sewaktu dynasti sung (960-1127), lebih dari 1000
tahun setelah penemu tahu itu sendiri.
Bersamaan dengan menyebarnya tahu di Jepang,sifat dasartahu tahap demi
tahap mengalami perubahan. Ditangan para ahli seni masak dan
keterampilan,tahu yang diproduksi semakin lebih lunak,lebih putih,dan dan
cita rasanya yang lebih lezat. Namun demikian tahu yang diproduksi
dikawasaan perdesaan ternyata masih tetap mempertahankan tingkat
kepadatan yang lama serta kaya citarasa seperti tahu pada umumnya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan waktu Penelitian
Jl Mastrip 4, Lingkungan Panji, Tegalgede, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember,
Jawa Timur 68124

3.2 Jenis Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara atau tanya jawab
dengan karyawan, observasi secara langsung ditempat kerja atau lapangan serta
melakukan dokumentasi.
3.3 Sample Penelitian
3.4 Teknik pengumpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk membuat tahu kedelai harus melewati beberapa tahap, yaitu pernyotiran,
pencucian, perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan,
pencetakan, dan perebusan

4.1 Hasil Penelitian

4.2 Perendaman
Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar selama 6-
12 jam. Tetapi biasanya home industri ini merendam kedelai selama 7 jam.
Perendaman kedelai dimaksudkan agar kedelai menyerap air sehingga lebih lunak
dan kulitnya mudah dikupas.Cara mengupas kulit kedelai ini 7 1 0 adalah dengan
meremas-remas kedelai dalam air kemudian dikuliti sehingga biji-biji kedelai
kelihatan bersih

4.3 Penggilingan
Keping-keping kedelai ditambah air panas dan dimasukkan ke dalam alat
penggiling. Untuk 1 bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas dengan
tujuan untuk menonaktifkan enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang
menyebabkan bau langu. Cara penggilingan : keping-keping kedelai direndam air
panas selama beberapa menit kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang
digerakkan generator. Keping-keping kedelai tergiling menjadi halus dan menjadi
bubur putih yang kemudian ditampung dalam wadah besar

4.4 Perebusan
Setelah digiling, bubur kedelai tadi dididihkan
Cara pendidihan : bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu
dipanaskan diatas tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu
ditambahkan air. Selama pendidihan ini akan mengeluarkan busa, maka agar
buasa tidak tumpah perlu diaduk. Lama pendidihan ini sekitar 15-39 menit.

4.5 Penyaringan
Setelah dididihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan
sari kedelai. Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang ada di
dalam panic. Setelah itu, kain mori ditutupkan pada bubur lalu diletakkan diantara
penjepit papan kayu yang berada pada peremukaan panic. Papan kayu ditekan
sekuat-kuatnya agar semua air yang terdapat dalam bubur terperas semua. Bila
perlu, ampas saringan diperas lagi dengan menambah sedikit air, penyaringan ini
dapat dilakukan berulang kali hingga diperoleh sari kedelai yang optimal.

Selain sari kedelai, kita juga mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu yang dapat
dijadikan pakan ternak dan tempe gembus.

4.6 Pencentakan

Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan pemisahan


air asam atau cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara meletakkan tampah
diatas endapan kemudian menekannya. Maka air akan berada diatas tampah
kemudian diselang atau diambil dengan gayung. Setelah itu barulah gumpalan
protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian alasnya dihamparkan kain
mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan gumpalan protein kain mori dilipat
bagian atasnya dan diatas kain diletakkan pemberat (batu) sekitar 3 menit.
Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan dipotong-potong sesuai permintaan
konsumen.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat kita simpulkan bahwa setiap proses produksi
pasti memiliki potensi-potensi yang dapat menyebabkan kecelakanan kerja. Maka
dari itu penerapan K3 itu sangatlah penting demi mecegah terjadinya kecelakan
kerja yang dapat merugikan banyak pihak. TEFA Fish Canning di Politeknik
Negeri Jember sendiri telah menerapkan sitem K3 yang baik dalam pelaksanaan
proses produksinya sejauh ini. Para pekerja di TEFA Fish Canning sangat
mematuhi SOP yang ada, mulai dari Penggunaan APD, proses Thawing
(Pencucian), Trining (Pemotongan), Pengisian, Exhausting (Pemanasan),
Pengisian Saos, Seminggu, Retoring, hingga Penyimpanan Akhir. Para pekerja
juga menggunakan alat perlindungan diri (APD) yang disediakan dengan baik saat
menjalankan proses produksinya. Serta alat dan mesin yang digunakan dalam
proses produksi dalam keadaan baik dan selalu di cek keoptimalannya agar dapat
bekerja dengan baik dan tidak menimbulkan kecelakaan di tempat kerja.
LAMPIRAN

1.1 Foto Perendaman 1.2 proses setelah kedelai


1.3 proses perebusan sari kedelai
kedelai digiling atau di haluskan

1.5 proses pemisahan ampas 1.6 foto ampas kedelai yang suah
1.4 proses penyaringan
dari sari tahu dipisahkan

1.7 foto tahu setelah di


1.8 foto pengirisan tahu
cetak

Anda mungkin juga menyukai