Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan
Makalah yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Kewirausahaan. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi
akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.
Kami mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Kami sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian guru bidang studi Kewirausahaan dan
mudah-mudahan isi dari makalah kami ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Kewirausahaan.
Terima Kasih
Jakarta, 28 November
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang sejarah .............................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan
tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap
daerah memiliki cita rasa tersendiri,
“SEJARAH”
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan
tradisi berasal dari Kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan
memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan
hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu rempah-rempah seperti
kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa, dan gula aren
dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat
yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal dari India,
Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal “Masakan Indonesia”,
tetapi lebih kepada keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara
lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang
diolah menjadi nasi putih, ketupat, atau lontong (beras yang dikukus) sebagai
makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namun untuk bagian timur
lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong dan ubi jalar. Bentuk
lengkap penyajiannya disebagian makanan Indonesia umumnya berupa makanan
pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan
dunia berkat lokasi daan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan
makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner
India, Timur Tengah, China dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan
Portugis membawa berbagai bahan makanan dari Benua Amerika jauh sebelum
Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai
“Kepulauan Rempah-rempah”, juga menyumbangkan tanaman rempah asli
Indonesia kepada seni kulinerdunia. Seni kuliner kawasan bagian timur ndonesia
mirip dengan sen memasak Polinesia dan Melanesia.
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur
Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan
sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli
nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan
Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni
masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di
beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan
sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar
dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap
sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya
dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi
menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.
Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat
makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian
di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati
makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu
lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran
tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng
khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan,
semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar.
Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan
sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China
yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam
dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char
kway teow).“Perkembangan”
Teknik memasak dan keragaman kuliner nusantara terus
berkembang seiring datangnya para penjelajah dari Spanyol dan Portugis ke
kepulauan Maluku dalam misi mencari rempah-rempah. Cengkeh dan pala
menjadi primadona bangsa eropa pada saat itu, menjadi alasan utama mereka
mengarungi samudra hingga ke Indonesia. Belanda pun tergiur untuk mendapatkan
rempah-rempah dari kepulauan Indonesia, dan akhirnya menguasai Indonesia
selama ratusan tahun. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia memberikan teknik
memasak baru baru bagi penduduk pribumi, antara lain memasak dengan
menggunakan oven. Saat ini makanan yang terpengaruh oleh empat kekuatan besar
diatas (India, Tiongkok, Arab, dan Eropa) mudah kita temukan di seluruh penjuru
Indonesia, misalnya Mie, Bakso, Lumpia semarang, tahu gimbal, tahu gejrot,
bakso, tauco, mochi, siomay, Roti ganjel rel, Semur, Bistik, pandekuk, Martabak,
roti cane, kari, dan masih banyak lagi.
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH
D. BATASAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memulai suatu usaha, kita tidak terlepas dari yang namanya
“modal”. Ada yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Untuk itu, ada
beberapa orang yang meminjam modal dari Bank, ada pula yang patungan dengan
anggota jika usaha itu yang dirintis bersama. Berhubung usaha yang ingin kami
buka memiliki beberapa anggota, modal yang kami dapatkan dari hasil patungan,
agar tidak membebani nantinya. Setelah usaha yang dibuka telah lancar. Saatnya
untuk menghitung untung dan rugi. Apa itu untung dan rugi? Untung adalah
pendapatan dari hasil penjualan yang melebihi modal awal dari produk tersebut.
Sebaliknya, rugi ialah keadaan dimana hasil dari penjualan yang tidak mendapat
keuntungan bahkan tidak mencapai modal awal dari produk tersebut.
Untung sering disebut juga sebagai laba. Laba dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Laba bersih ialah keuntungan yang sudah tidak ada potongan-potongan
lain. Keuntungan ini adaah real.
2. Laba kotor ialah keuntungn yang masih perlu potongan-potongan seperti
pembayaran gigi karyawan, belanja bahan, dsb.
Untuk mencegah hal itu, hal yang harus kita lakukan ialah:
1. Membuat menu yang bervariasi
2. Mengembangkan ide, kreatifitas, dan kinerja yang baik
3. Membuat hal-hal baru untuk menarik kembali pelanggan
4. Harga jual tidak goyang (turun - naik), terlalu murah, ataupun terlalu
mahal.
A. KESIMPULAN
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan
tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap
daerah memiliki cita rasa tersendiri. Sebelumnya, masakan kuliner telah melewati
sejarah dan mengalami perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari
berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai
dengan ciri khas daerah asal sukunya masing-masing.
B. SARAN
Kuliner ini cukup banyak diminati dari berbagai kalangan,
khususnya di Tembilahan. Oleh karena itu, kita perlu melestarikannya agar budaya
kuliner di Indonesia tidak punah. Di samping untuk memajukan perekonomian
negara Indonesia, maka kami akan melestarikannya dengan cara mengolah, dan
memasarkan dengan membuka usaha Rumah makan, katering, dan sebagainya.
Usaha kuliner yang kami bangun membutuhkan berbagai tahapan, syarat, dan
harus melalui berbagai faktor dan resiko.