Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI

Dosen : DR. DewiMotik M.SI.

Makalah Untuk Memenuhi Tugas Sosiologi

Oleh:

Emanuela Tasya A (20180101078)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan
Makalah yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Kewirausahaan. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi
akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.
Kami mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Kami sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian guru bidang studi Kewirausahaan dan
mudah-mudahan isi dari makalah kami ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Kewirausahaan.
Terima Kasih

Jakarta, 28 November
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... I


DAFTAR ISI ................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang sejarah .............................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................ 7

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 7

D. Batasan Masalah ........................................................................ 7

BAB II PEMBAHASAN

1. Membuka Usaha Kuliner ...................................................... 8

2. Macam-macam Laba ............................................................. 9

3. Menghitung Modal .............................................................. 10

4. Resiko Selama Berbisnis Kuliner ....................................... 10

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Usaha ........................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan
tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap
daerah memiliki cita rasa tersendiri,
“SEJARAH”
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan
tradisi berasal dari Kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan
memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan
hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu rempah-rempah seperti
kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa, dan gula aren
dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat
yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal dari India,
Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal “Masakan Indonesia”,
tetapi lebih kepada keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara
lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang
diolah menjadi nasi putih, ketupat, atau lontong (beras yang dikukus) sebagai
makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namun untuk bagian timur
lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong dan ubi jalar. Bentuk
lengkap penyajiannya disebagian makanan Indonesia umumnya berupa makanan
pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan
dunia berkat lokasi daan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan
makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner
India, Timur Tengah, China dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan
Portugis membawa berbagai bahan makanan dari Benua Amerika jauh sebelum
Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai
“Kepulauan Rempah-rempah”, juga menyumbangkan tanaman rempah asli
Indonesia kepada seni kulinerdunia. Seni kuliner kawasan bagian timur ndonesia
mirip dengan sen memasak Polinesia dan Melanesia.
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur
Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan
sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli
nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan
Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni
masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di
beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan
sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar
dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap
sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya
dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi
menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.
Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat
makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian
di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati
makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu
lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran
tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng
khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan,
semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar.
Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan
sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China
yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam
dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char
kway teow).“Perkembangan”
Teknik memasak dan keragaman kuliner nusantara terus
berkembang seiring datangnya para penjelajah dari Spanyol dan Portugis ke
kepulauan Maluku dalam misi mencari rempah-rempah. Cengkeh dan pala
menjadi primadona bangsa eropa pada saat itu, menjadi alasan utama mereka
mengarungi samudra hingga ke Indonesia. Belanda pun tergiur untuk mendapatkan
rempah-rempah dari kepulauan Indonesia, dan akhirnya menguasai Indonesia
selama ratusan tahun. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia memberikan teknik
memasak baru baru bagi penduduk pribumi, antara lain memasak dengan
menggunakan oven. Saat ini makanan yang terpengaruh oleh empat kekuatan besar
diatas (India, Tiongkok, Arab, dan Eropa) mudah kita temukan di seluruh penjuru
Indonesia, misalnya Mie, Bakso, Lumpia semarang, tahu gimbal, tahu gejrot,
bakso, tauco, mochi, siomay, Roti ganjel rel, Semur, Bistik, pandekuk, Martabak,
roti cane, kari, dan masih banyak lagi.
B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan :


§ Memahami dan mengetahui dunia usaha kuliner
§ Mempersiapkan bekal sebelum menjalani usaha kuliner

C. RUMUSAN MASALAH

§ Bagai sebenarnya Usaha Kuliner


§ Bagai mana konsep-konsep dalam usaha kuliner

D. BATASAN MASALAH

Makalah ini hanya membahas tentang usaha kuliner.

BAB II
PEMBAHASAN

1. MEMBUKA USAHA KULINER


Usaha kuliner memang akhir-akhir ini sedang banyak digandrungi
para pebisnis. Terlebih lagi di Tembilahan, Riau. Mengingat rutinitas
masyarakatnya lumayan padat. Maka dari itu, banyak ide-ide yang bermunculan
untuk membuka kedai makan seperti masakan khas padang atau istilahnya nasi
padang. Maka dari itu kita dapat menjumpai makanan padang dengan mudah di
sini.
Ada baiknya kita mengenalkan makanan khas daerah/ kota lainnya
agar masyarakat bisa memilih menu yang bervariasi mengingat negara kita
merupakan negara yang memiliki budaya dan kuliner khasnya masing-masing.
Tidak ada salahnya jika kami ingin mencoba membuka usaha makanan seperti
masakan bugis kepada masyarakat luas. Seperti berobok. Apa itu berobbok?
“Berobhok merupakan jenis masakan berkuah yang berbahan dasar Jagung dengan
campuran lainnya seperti daging ayam, daun pucuk katu, yang dihidangkan dengan
mi / bihun / atau pun nasi. Makanan ini sangat cocok untuk menu sarapan, makan
siang / sore / malam.”
Tujuan kami ingin mencoba memasarkan makanan ini adalah agar
orang-orang dapat merasakan makanan yang baru dan tidak harus itu-itu aja.
Seperti berobbok, makanan ini cukup mengenyangkan dapat menambah nafsu
makan karena rempah dan bumbu yang digunakan. Selain itu, harga yang
dikeluarkan pun tidak membuat kantong bolong, jadi makanan ini sangat cocok
untuk masyarakat Tembilahan. Masyarakat juga harus tau, bahwa kita memiliki
banyak kota / pulau / suku yang beraneka ragam, yang tentunya memiliki aneka
kuliner yang berlimpah ruah. Kita juga harus bisa melestarikannya.
Dalam membuka usaha, ada beberapa hal yang harus dilakukan.
1. Persiapan modal yang cukup,
2. Mempersiapkan tenaga kerja,
3. Pengadaan bahan baku,
4. Hal teknik dalam menjalankan usaha,
5. Pemasaran usaha secara optimal,
6. Fasilitas dan lingkungan,
7. Memperhatikan persaingan bisnis,
8. Keuntungan sebuah bisnis, dan
9. Yang paling penting adalah lokasi yang strategis seperti di pusat kota. Di
daerah taman, ataupun tempat-tempat yang ramai dikunjungi
10. Pilih struktur bisnis, unsur izin usaha, dan daftarkan usaha pada instansi
terkait yang tepat
2. MACAM-MACAM LABA

Untuk memulai suatu usaha, kita tidak terlepas dari yang namanya
“modal”. Ada yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Untuk itu, ada
beberapa orang yang meminjam modal dari Bank, ada pula yang patungan dengan
anggota jika usaha itu yang dirintis bersama. Berhubung usaha yang ingin kami
buka memiliki beberapa anggota, modal yang kami dapatkan dari hasil patungan,
agar tidak membebani nantinya. Setelah usaha yang dibuka telah lancar. Saatnya
untuk menghitung untung dan rugi. Apa itu untung dan rugi? Untung adalah
pendapatan dari hasil penjualan yang melebihi modal awal dari produk tersebut.
Sebaliknya, rugi ialah keadaan dimana hasil dari penjualan yang tidak mendapat
keuntungan bahkan tidak mencapai modal awal dari produk tersebut.
Untung sering disebut juga sebagai laba. Laba dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Laba bersih ialah keuntungan yang sudah tidak ada potongan-potongan
lain. Keuntungan ini adaah real.
2. Laba kotor ialah keuntungn yang masih perlu potongan-potongan seperti
pembayaran gigi karyawan, belanja bahan, dsb.

3. RESIKO SELAMA BERBISNIS KULINER


Resiko-resiko yang kemungkinan terjadi di dunia usaha adalah:
1. Munculnya pesaing-pesaing baru
2. Banyaknya pesaing yang menjual dagangan yang sejenis
3. Membuka toko/kedai/rumah makan yang lebih menarik
4. Ruginya usaha karena berkurangnya pembeli

Untuk mencegah hal itu, hal yang harus kita lakukan ialah:
1. Membuat menu yang bervariasi
2. Mengembangkan ide, kreatifitas, dan kinerja yang baik
3. Membuat hal-hal baru untuk menarik kembali pelanggan
4. Harga jual tidak goyang (turun - naik), terlalu murah, ataupun terlalu
mahal.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA


Faktor internal untuk memunculkan ide usaha
1. Pengetahuan yang dimiliki
2. Pengalaman dari individu itu sendiri
3. Pengalaman saat melihat orang lain menyelesikan masalah

Faktor eksternal untuk mendapat inspirasi usaha


1. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan
2. Kesulitan yang dihadap ehari-hari
3. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
4. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi resiko usaha:


1. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengolah usaha, peluang dan kekuatan
perusahaan
2. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk
melaksanakan strategi usaha.
3. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan
perubahan di dalam lingkungan usahanya.
4. Adanya kreatifitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan
usaha demi keuntungan.
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan
tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap
daerah memiliki cita rasa tersendiri. Sebelumnya, masakan kuliner telah melewati
sejarah dan mengalami perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari
berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai
dengan ciri khas daerah asal sukunya masing-masing.

B. SARAN
Kuliner ini cukup banyak diminati dari berbagai kalangan,
khususnya di Tembilahan. Oleh karena itu, kita perlu melestarikannya agar budaya
kuliner di Indonesia tidak punah. Di samping untuk memajukan perekonomian
negara Indonesia, maka kami akan melestarikannya dengan cara mengolah, dan
memasarkan dengan membuka usaha Rumah makan, katering, dan sebagainya.
Usaha kuliner yang kami bangun membutuhkan berbagai tahapan, syarat, dan
harus melalui berbagai faktor dan resiko.

Anda mungkin juga menyukai