Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Disusun Oleh:
Nama: Ilham Rahmatullah NIM. 19030224036
Nama : Lenny Intan Martila NIM. 200300224044
Nama : Savana Nisva Yaumie NIM. 20030184006

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengembangan Keripik Tette untuk
Generasi Millenial” ini dapat selesai hampir tepat pada waktunya dan lancar.
Adapun maksud penyusunan karya tulis ilmiah ini yang pertama adalah untuk
memenuhi tugas Kamafi 2020. Selain itu karya tulis ini juga dibuat dalam rangka
pengembangan keripik tette, makanan kahs daerah kami agar dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Rasa terimakasih kami tidak terkirakan kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Harapan kami bahwa karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan menganai kewirausahaan dan pengembangan makanan khas daerah agar
dapat dikenal oleh masyarakat luas, khususnya generasi millennial.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna
dengan keterbatasan yang kami miliki. Saran dan kritik yang membangundari pembaca akan
kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Pamekasan, 1 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. ………………1


Kata Pengantar .............................................................................................. ………………2
Daftar Isi ....................................................................................................... ………………3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... ………………5
B. Rumusan Masalah ................................................................................ ………………6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. ………………7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... ……………....7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Singkong secara Umum........................................................................ ………………8
B. Morfologi Singkong ............................................................................. ………………8
C. Klasifikasi Singkong ............................................................................ ………………9

BAB III METODE PENELITIAN


A. Prosedur Penelitian............................................................................... ……………...10

BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... ……………..12
B. Pembahasan ......................................................................................... ……………..14

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... ……………..16
B. Saran ................................................................................................... ……………..16

KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... ……………..17

3
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 4.1.2: Merebus Singkong ................................................................. ………..........12


Gambar 4.1.3: Memberi Garam pada Singkong ............................................. ……………...12
Gambar 4.1.4: Memotong Singkong .............................................................. ……………...12
Gambar 4.1.5: Menumbuk Singkong ............................................................. ……………...13
Gambar 4.1.6: Memindahkan Singkong ......................................................... ……………...13
Gambar 4.1.7: Menjemur Singkong ............................................................... ……………...13
Gambar 4.1.8: Menggoreng Singkong ........................................................... ……………...14

4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Singkong adalah tanaman rakyat yang telah dikenal di seluruh pelosok Indonesia.
Singkong merupakan jenis ubi yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sumber
karbohidrat yang paling penting setelah beras. Sesuai dengan kemajuan teknologi,
pengolahan ubi kayu tidak hanya terbatas pada produksi pangan, tetapi merambah sebagai
bahan baku Industri pakan ternak, tepung tapioca, pembuatan tepung gaplek, ampas tapioca
yang digunakan dalam industry kue, roti, kerupuk, dan lain-lain (Rukmana, 1996)
Pada dasarnya singkong (Manihot Utillisima) merupakan makanan pokok ketiga
setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang
tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai
tanah. tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat
gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin B1, vitamin C,
mineral, zat non gizi, dan air. Selain itu, umbi singkong mengandung senyawa non gizi
tannin (Soenarso, 2004). Pada tahun 2011, produksi singkong di Indonesia mencapai
24.044.025 ton, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 24. 177.327 ton (BPS
Indonesia, 2012).
Sejak zaman dahulu, singkong sudah menjadi makanan pokok bagi masyarakat
Indonesia. Singkong sudah seperti menjadi makanan wajib yang harus dikonsumsi setiap hari
sebagai pengganti nasi. Daerah penghasil singkong di Indonesia pun sangatlah banyak. Salah
satu daerah itu adalah Madura. Madura merupakan salah satu pulau yang yang memiliki
Sumber Daya Alam yang tinggi seperti halnya perkebunan dan pertanian yang membentang
di seluruh pelosok desa. Walaupun singkong yang dihasilkan di Pulau Madura ini cukup
banyak, namun faktanya pemanfaatan singkong oleh masyarakat Madura belum maksimal.
Salah satu pemanfaatan singkong yang dilakukan oleh masyarakat Madura adalah
dengan membuat Keripik Tette. Keripik Tette merupakan jenis keripik yang berbahan dasar
singkong dan berasal dari Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Nama Tette berasal dari pola
pembuatan keripik ini sendiri yakni memipihkan singkong, atau dalam Bahasa Maduranya
adalah e tette. Sehingga masyarakat Madura biasa menyebut keripik ini dengan sebutan
Keripik Tette. Hampir setiap rumah di daerah pedesaan Pamekasan, membuat keripik tette.
Keahlian membuat keripik tette ini seperti sudah mengakar dan diwariskan turun temurun
sejak dahulu. Maka tidak heran, jika hingga saat ini keripik tette menjadi makanan khas dari

5
Madura, Kabupaten Pamekasan khususnya.
Namun sayangnya, generasi millennial saat ini kurang menyukai atau bahkan tidak
menyukai singkong. Apalagi keripik tette yang terkesan masih merupakan jajana „kuno‟.
Anak-anak pada era modern ini sepertinya lebih menyukai makanan cepat saji yang bergaya
kebarat-baratan dibandingkan singkong yang kaya akan manfaat. Entah hanya karena
mengikuti tren masa kini atau memang selera mereka yang sudah berubah.pada dasarnya,
mereka sudah tahu betul bahaya apa yang dapat merugikan tubuh mereka apabila terus
menerus mengonsumsi makanan cepat saji.
Dengan melihat berbagai manfaat singkong dan sumber daya singkong yang melimpah,
maka pemanfaatan singkong seharusnya dilakukan semaksimal mungkin. Singkong harus
diolah menjadi olahan yang disukai oleh generasi millennial tidak hanya di Madura, namun
juga di luar Pulau Madura. Hal itu merupakan tugas kita sebagai anak daerah untuk
mengembangkan olahan khas daerah kita agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Keripik Tette dengann berbagai varian rasa, menjadi pilihan yang tepat untuk
memodifikasi keripik tette agar disukai oleh semua kalangan. Jika selama ini kita mengenal
cara memakan keripik tette menggunakan petis Madura yang pedas, maka kali ini kita akan
mencoba untuk memodifikasi keripik tette menjadi keripik dengan berbagai varian rasa. Rasa
balado, keju, BBQ, rumput laut, ataupun rasa sapi panggang sudah pasti disukai oleh semua
kalangan. Baik anak kecil, remaja maupun orang dewasa. Dengan begitu, orang di luar pulau
Madura yang kenyakan kurang menyukai petis Madura karena baunya yang amis, kini dapat
ikut menikmati cita rasa khas dari keripik tette yang sudah dimodifikasi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami akan membuat karya tulis yang berjudul “

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis
ini adalah.
1. Bagaimana cara agar keripik tette disukai oleh generasi millennial, baik di Madura
maupun luar Madura?
2. Bagaimana cara untuk memasarkan produk keripik tette di wilayah luar Pulau Madura?

6
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari karya tulis ini adalah.
1. Untuk mengetahui bagaimana cara agar keripik tette disukai oleh generasi millennial di
Madura maupun luar Madura
2. Untuk mengetahui bagaimana cara memasarkan keripik tette ke luar Pulau Madura

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka manfaat dari karya tulis ini antara lain
adalah.
1. Agar pembaca dapat terfikir untuk memodifikasi olahan local agar dapat dinikmati oleh
masyarakat luas
2. Agar pembaca dapat termotivasi untuk melakukan wirausaha

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Singkong secara Umum


Singkong atau ubi kayu memiliki nama latin manihot esculenta adalah tanaman
tahunan tropika dan subtropika dari family Euphorbiaceae. Singkong terkenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat yang sering dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Di
Indonesia, singkong merupakan produksi hasil pertanian pangan ke-2 terbesar setelah padi,
sehingga singkong mempunyai potensi sebagai bahan baku yang penting bagi berbagai
produk pangan dan ancer y. (IA Devi, 2017).
Pengolahan singkong secara terpadu merupakan upaya memanfaatkan seluruh bagian
dari singkong tanpa ada yang terbuang termasuk kulitnya. (Mofo AFCP Concentra, 2014).
Penelitian Turyoni (2005), menyatakan bahwa kandungan karbohidrat kulit singkong segar
blender adalah 4,55%, sehingga memungkinkan digunakan sebagai sumber ancer bagi
mikroorganisme dalam proses fermentasi.

B. Morfologi Singkong
Adapun morfologi pada tanaman singkong, diantaranya :
1. Batang
Singkong mempunyai batang yang lurus dengan tinggi sekitar 1,5 m sampai 4 m
dengan diameter 2,5 cm sampai 4 cm dan berkayu serta bergabus. Batang singkong
berwarna coklat keunguan dan bisa bercabang ganda bahkan sampai tiga cabang.
2. Daun
Daun tanaman singkong termasuk daun majemuk. Daun singkong memiliki warna
hijau muda,hijau kekuningan,bahkan hijau keunguan. Singkong mempunyai tangkai
daun yang panjang dengan warna hijau,merah,kuning,bahkan terkadang kombinasi
antara ketiganya.
3. Bunga
Bunga tanaman singkong mncul pada tiap ketiak cabang. Jika bunga tidak dibuahi
dalam jangka waktu 24 jam maka bunga akan layu serta gugur. Untuk bunga jantan
akan matang dalam jangka waktu sebulan, sehingga pernyebukannya terjadi secara
menyilang.
4. Akar
Akar tanaman singkong mempunyai sistem perakaran serabut terspesialisasi. Akar

8
cabang tanaman ini akan membesar dan disebut umbi.
C. Klasifikasi Singkong
Adapun klasifikasi ilmiah dari tanaman singkong, antara lain sebagai berikut :

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Euphorbiales
 Familia : Euphorbiaceae
 Genus : Manihot
 Spesies : Manihot esculenta crantz

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu,
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan keripik tette diantaranya
adalah.
Alat :
a) Pisau
b) Ulekan
c) Panci
d) Alat penggorengan (wajan dan sotel)
e) Talam atau baki

Bahan :

a) Singkong
b) Minyak goreng secukupnya
c) Bumbu rasa (balado,rumput laut,sapi panggang)

2. Tahap Pembuatan
Berikut langkah-langkah pembuatan keripik tette.
a) Mengupas singkong dan bersihkan;
b) Merebus singkong yang sudah dibersihkan;
c) Menambahkan sedikit garam. Lalu merebus sampai matang. Biasanya singkong
akan retak jika sudah matang. Lalu mendinginkan singkong;
d) Membagi 1 singkong menjadi 2 atau 3 bagian;
e) Setelah itu, menumbuk (tette) satu persatu singkong yang sudah dibagi menjadi
atau 3 bagian menggunakan ulekan;
f) Memindahkan singkong yang sudah berbentuk pipih ke talam/baki. Jangan
sampai singkong sobek saat dipindahkan ke talam;
g) Menjemur sampai kering. Umumnya,1 hari sudah kering;
h) Kemudian menggoreng singkong yang sudah kering dengan minyak panas dan
api sedang sambil dibolak-balik;

10
i) Lalu, memberi bumbu rasa balado,rumput laut, maupun sapi panggang pada
keripik tette;
j) Keripik tette siap dinikmati.

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Langkah pembuatan dalam membuat keripik tette olahan khas Madura, khususnya
Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan dalam membuat keripik tette
2. Merebus singkong yang sudah dikupas dan dibersihkan. Biasanya menggunakan
singkong putih karena jenis singkong yang banyak di Madura adalah singkong putih

Gambar 4.1.2

3. Menambahkan sedikit garam lalu merebus singkong hingga singkong retak, yang
berarti bahwa singkong tersebut sudah matang

Gambar 4.1.3

4. Memotong singkong secara vertical menjadi beberapa bagian

Gambar 4.1.4

12
5. Menumbuk (tette) singkong yang sudah dipotong menggunakan batu yang
dibungkus plastic hingga pipih

Gambar 4.1.5

6. Memindahkan singkong yang sudah berbentuk pipih ke tempat jemuran dengan


menggunakan pisau

Gambar 4.1.6

7. Menjemur singkong hingga kering sekitar satu hari

\ Gambar 4.1.7

13
8. Menggoreng keripik tette dengan minyak panas api sedang sambil dibolak-balik
hingga keripik tette coklat keemasan

Gambar 4.1.8

9. Setelah matang, beri bumbu bubuk pada keripik tette, yakni dengan berbagai varian
rasa seperti balado, keju, rumput laut dan sapi panggang

B. Pembahasan
1. Keripik tette merupakan makanan khas daerah Madura, Kabupaten Pamekasan
khususnya. Keripik tette merupakan keripik yang dibuat dari singkong yang
ditumbuk (tette) hingga pipih, dikeringkan, dan di goreng. Keripik tette sudah ada di
Pulau Madura ini sejak zaman dahulu. Hampir di setiap rumah di pedesaan membuat
keripik tette untuk dijual kembali, baik dalam bentuk yang belum digoreng ataupun
yang sudah digoreng. Pada dasarnya, rasa asli dari keripik tette ini sudah gurih. Di
Madura sendiri, keripik tette biasa dimakan dengan meggunakan cocolan berupa
petis Madura yang diulek bersama dengan sedikit kacang dan cabai. Selain itu,
keripik tette juga digunakan sebagai campuran makanan khas Madura lainnya,
seperti rujak, campur, maupun soto.
Walaupun begitu sayangnya, pengembangan keripik tette ini hanya berhenti sampai
disini saja. Yang mengonsumsi keripik tette ini pun juga sampai pada generasi orang
tua kita saja. Banyak sekali generasi millennial dari Madura sendiri yang tidak
menyukai atau bahkan beum pernah mencoba kelezatan rasa keripik tette. Entah
karena anggapan keripik tette merupakan makanan desa ataupun karena memang
tidak suka. Yang jelas, hal ini sangat disayangkan sekali. Cara termudah untuk
menyiasati hal ini adalah dengan sedikit memodifikasi keripik tette menjadi
makanan kekinian yang tentunya akan disukai oleh generasi millennial. Generasi
millennial dikenal dengan generasi micin. Tidak bisa dipungkiri, faktanya memang
begitu. Fakta itu dapat dimanfaatkan untuk pengembangan keripik tette ini. Keripik
tette bisa sedikit dimodifikasi dengan menaburinya bumbu bubuk rasa-rasa yang
14
kekinian. Seperti rasa balado, keju, rumput laut, sapi panggang, ataupun coklat,
tiramisu, hingga greentea. Sebelum digoreng, keripik tette dapat dipotong menjadi
bagian yang kecil agar memudahkan konsumen ketika memakannya. Sekali lagi,
generasi millennial ini juga dikenal dengan generasi yang malas. Oleh karena itu,
dengan memotong menjadi bagian yang lebih kecil, diharapkan akan menambah
minta para generasi millennial untuk mencoba keripik tette kekinian ini. Karena rasa
asli keripik tette ini sudah sangat lezat, maka untuk sedikit modifikasi tentu saja
rasanya akan tetap lezat dan pasti akan disukai oleh masyarakat luas, khususnya
generasi millennial.
2. Tidak banyak orang yang tahu berbagai macam makanan khas suatu daerah mulai
dari bentuk, warna, aroma, maupun rasa. Dengan begitu, muncul peluang besar
untuk produk ini laku dan disukai oleh masyarakat luas. Agar mendapatkan peluang
besar tersebut, dibutuhkan beberapa strategi untuk memasarkannya. Karena
sekarang ini merupakan zaman yang serba teknologi, maka, cara pemasaran pertama
yang termudah adalah penjualan menggunakan media social atau biasa disebut
dengan online shop. Strategi ini dapat memudahkan masyarakat di luar Pulau
Madura untuk melakukan pembelian. Penjualan online juga memudahkan penjual
dalam melakukan promosi. Kita tahu bahwa berita di media maya sangatlah cepat
tersebar. Sehingga hal ini memudahkan penjual untuk promosi serta menjual
produknya. Strategi yang kedua adalah dengan menggunakan marketplace. Saat ini
sudah banyak marketplace yang ada di Indonesia seperti Shopee, Bukalapak,
Lazada, dan lainnya. Setelah penjual sudah melakukan penjualan dengan lancar,
langkah selanjutnya yang terpenting adalah penjual harus menjaga kualitas produk
sehingga pembeli percaya dengan produk kita.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penulis membuat karya tulis ini untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai
tujuan dari karya tulis ini sendiri. Dengan melihat kondisi di lapangan, maka kesimpulan
yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah bahwa makanan olahan khas daerah patut
untuk dilestarikan. Pada dasarnya, rasa asli keripik tette yang berasal dari Madura ini sudah
sangat lezat. Oleh karena itu, untuk membuat agar generasi millennial menyukai keripik tette,
sangatlah mudah. Cukup sedikit modifikasi dengan menaburkan berbagai bumbu bubuk rasa
kekinian, seperti balado, keju, rumput laut, coklat, tiramisu, ataupun greentea pada keripik
tette yang sudah digoreng. Dengan begitu, sudah dapat dipastikan generasi millennial akan
menyukai keripik tette khas Madura ini. Untuk cara pemasaran, dapat dilakukan dengan
online agar produk ini dapat dengan cepat menyebar di seluruh penjuru, tidak hanya di
Madura saja.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis bagi pembaca adalah, usahakan memilih
singkong yang bagus dan benar-benar matang agar keripik yang dihasilkan tidak keras.
Selanjutnya jika ingin memberi bumbu bubuk, sebaiknya pilihlah bumbbu bubuk yang
berkualitas agar tidak merusak rasa keripik tette yang sudah lezat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2012. Berita Resmi Statistik. Badan Pusat Statistik.
Jakarta. http://www.bps.go.id/brs_file/aram_01nov13.pdf. Diakses 30 September 2020.
Rukmana. 1997. Ubi Kayu Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta. Kanisius.
Soenarso. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani melalui Makanan. Bandung. Institut
Teknologi Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai