Anda di halaman 1dari 77

PENGARUH REKAYASA GENETIKA TANAMAN

PADI DALAM MENINGKATKAN PADI


NASIONAL
Makalah

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Disusun oleh :

Ikbal Maulana

Sony Setia Mattaya

XII MIPA 4

SMAN 13 GARUT

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

penulis panjatkan puja dan puji syukur atas khadirat-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat melaksanakan proses penelitian hingga penulisan laporan “Pengaruh

Rekayasa Genetika Tanaman Padi Terhadap Tingkat Keuntungan Para Petani” ini dapat

berjalan dengan lancar sehingga penulisannya dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari

penulisan makalah yaitu untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam hal menulis

dan menggunakan kosa kata yang baik dan benar. Selain itu, tujuan dari penulisan ini

adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Penulis telah mendapatkan motivasi dan bantuan dari pihak-pihak yang telah

sangat membantu sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu

penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Orang tua yang senantiasa mendoakan, serta telah bersabar dan ikhlas dalam

memberikan dukungan moril dan materialnya.

2. Drs. Tono, M.M selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah

membimbing dan membina penulis dalam proses penulisannya.

3. Ridwan Ruswanda, S.Pd. M.M.Pd. selaku kepala sekolah SMAN 13 Garut

4. Teman-teman XII MIPA 4 yang telah ikut berpartisipasi dengan cara bertukar

pikiran.

5. Pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya yang dikarenakan oleh keterbatasan maupun
pengalaman penulis. Oleh karena itu, berbagai saran dan kritik dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan agar penulis dapat memperbaiki karya ini. Semoga makalah ini

dapat menambah pengetahuan dan pengalaman inspirasi terhadap pembaca.

Garut, 30 Januari 2020


KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................


B. Tujuan Penelitian .....................................................................................................
C. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................................................
D. Metodologi dan Teknik Penelitian ...........................................................................

BAB II PENGARUH REKAYASA GENETIKA TANAMAN PADI DALAM


MENINGKATKAN PADI NASIONAL ..............................................................................

A. Landasan Teoritis .....................................................................................................


1. Rekayasa Genetika .............................................................................................
a. Sejarah Rekayasa Genetika ..........................................................................
b. Tujuan Rekayasa Genetika ...........................................................................
c. Perkembangan Rekayasa Genetika ..............................................................
d. Pemanfaatan Rekayasa Genetika .................................................................
e. Macam-macam Rekayasa Genetika .............................................................
2. Tanaman Padi .....................................................................................................
a. Mengenal Tanaman Padi ..............................................................................
b. Perkembangan Tanaman Padi ......................................................................
c. Macam-macam Tanaman Padi .....................................................................
d. Manfaat Tanaman Padi ................................................................................
e. Habitat Tanaman Padi ..................................................................................
f. Teknik Menanam Padi .................................................................................
3. Peranan Tanaman Padi di Indonesia .................................................................
a. Padi sebagai Makanan Pokok .......................................................................
b. Perkembangan Padi di Indonesia .................................................................
c. Produksi Padi Nasional ................................................................................
d. Permasalahan yang Muncul .........................................................................
e. Penanggulangan ..........................................................................................
4. Pengaruh Rekayasa Genetika Tanaman Padi Terhadap Tingkat Keuntungan
Para Petani ...........................................................................................................
a. Mengenal Rekayasa Genetika ......................................................................
b. Rekayasa Genetika Terhadap Tanaman Padi ...............................................
c. Pengaruh Rekayasa Genetika Terhadap Tanaman Padi ...............................
d. Analisis Tanaman Padi .................................................................................
B. Data ..........................................................................................................................
1. Tanaman Padi di Ciputat .....................................................................................
2. Kebiasaan Masyarakat dalam Menanam Padi.....................................................
3. Lahan Persawahan di Ciputat .............................................................................
4. Perkembangan Tanaman Padi di Ciputat ............................................................
5. Keuntungan yang Diperoleh Para Petani ............................................................
6. Harapan Masyarakat ...........................................................................................
C. Pengolahan Data .......................................................................................................
D. Permasalahan ............................................................................................................
E. Pemecahan Masalah .................................................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT. yang

memerlukan makan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diketahui

saat ini banyak orang yang mati, karena kelaparan. Kejadian itu sering terjadi,

terutama di Indonesia yang disebabkan karena kemalasan mereka untuk bekerja dan

juga kurang pedulinya pemerintah terhadap rakyat-rakyat kecil.

Tanaman padi adalah tanaman pangan yang digunakan sebagai bahan makanan

utama hampir 90 persen penduduk Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa beras

merupakan bahan makanan pokok utama dan sangat dominan di Indonesia yang

memiliki kedudukan sangat penting dan telah menjadi komoditas strategis.

Untuk memenuhi kebutuhan beras Nasional salah satu cara pemerintah adalah

melakukan impor. Oleh karena itu berbagai upaya memenuhi kebutuhan beras dari

produksi padi dalam negeri dan menekan serta menghilangkan impor beras adalah

melalui ekstensifikasi dan intensifikasi lahan tanaman padi dengan penerapan

inovasi teknologi budidaya padi.

Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam mengubah susunan

genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Rekayasa

genetika (transgenic) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified

Organism (GMO) dapat diartikan sebagi manipulasi gen untuk mendapatkan galur

baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa

genetika juga merupakan pencangkokan gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa


genetic, dinyatakan sebagai kemajuan yang paling mengagumkan semenjak manusia

berhasil memisahkan atom (Suryo, 2001).

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (Bahasa latin),

artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika berasal

dari kata genos dalam Bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun,

genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada btas-batas tertentu

memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari

seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara

berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan

persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula

dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini

dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu,

serta variasi yang mungkin timbul di dalamya.

Keberadaan padi hasil rekayasa genetika telah diuji keamanannya, namun

penyebarannya masih terkait isu kontroversial. Banyak pro dan kontra tentang

tanaman transgenik terkait dengan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan

keselamatan hayati. Demikian juga dengan dampak negatif lingkungan, dan

keselamatan varietas padi dan kerabat liar padi, belum ada hasil serta masih dalam

penelitian dan pemantauan. Hingga saat ini, para penulis masih terus melakukan

peningkatan kualitas padi transgenik dengan harapan akan tercipta satu spesies padi

yang lebih aman dan dapat diterima oleh semua pihak. Secara keseluruhan,

pengembangan golden rise untuk menanggapi tantangan-tantangan dari pihak

oposisi masih belum selesai.


Rekayasa genetika akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup

drastis dan meminta perhatian yang cukup serius dikalangan manusia pada

umumnya. Sebab, selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan memberi

manfaat bagi kalangan hidup manusia dan lingkungan, juga munculkan persoalan-

persoalan yang mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal

perkembangan bioteknologi dimasa mendatang melalui rekaytasa genetika dan

produk-produk yang dihasilkannya telah menantang gagasan tradisional mengenai

hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaan-pertanyaan

etis, dan tingkat kekawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh

perkembangan dan hasil rekayasa genetika tersebut.

Dalam perjalannya, rekayasa genetika mendapat tanggapan, baik yang

mendukung maupun yang menolak tentang pengembangan rekayasa genetika.

Tanggapan beragam datang dari berbagai kalangan. Evaluasi konsekuensi dari

rekayasa genetika tentunya sangat beragam, baik dari sisi lingkungan hidup, agama,

kesehatan manusia, terutama motivasi dan sosial kultural masyarakat. Untuk

menyadari secara konkret sampai dimana perkembangan ilmu genetika dan

penerapannya serta tanggapan beberapa kalangan masyarakat.

Maka dari uraian di atas penulis merasa tertarik mengetahui lebih lanjut

mengenai rekayasa genetika tanaman padi, terutama milik individu. Penulispun

mengunjungi salah satu pemilik persawahan padi yang berada di Desa Dunguswiru

yang bernama Bapak Emas.


Setelah menemui Bapak Emas penulis berbincang dengannya mengenai

tanaman padi dan melihat-lihat persawahan milik Bapak Emas. Penulis jadi tertarik

dan termotivasi untuk mengetahui lebih dalam mengenai rekayasa genetika tanaman

padi, cara pemeliharaannya, penggunaaan pupuknya, pengairan sawah dan juga

keuntungan yang diperoleh dari merekayasa genetika tanaman padi.

Penulis pun menjadi ingin lebih mendalami setelah mengetahui informasi dan

keuntungan yang di peroleh dari rekayasa genetika tanaman padi, sehingga penulis

melakukan percobaan untuk melakukan research dan pendalam mengenai tanaman

padi. Lalu, penulispun ikut serta mencoba penelitian tersebut dengan baik bersama

Bapak Emas.

Sayangnya minat merekayasa genetika tanaman padi semakin hari semakin

menurun. Itulah salah satu alas an penulis karya ilmiah ini, yaitu untuk

mengamalkan kepada masyarakat khususnya Desa Dunguswiru bahwa ada bisnis

yang cukup menggiurkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa ini.

Dan juga mengajak generasi muda untuk tetap melestarikan keberadaan rekayasa

genetika tanaman padi.

“ Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis


berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk
diteliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan
realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik.
Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian banyak orang dan
dibicarakan diberbagai kalangan dimasyarakat.” (Nasution,65:2014)

B. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian baik kelompok maupun perorangan pastinya
memiliki tujuan untuk dicapai. Maka dari itu dengan adanya tujuan hasil kerja

dapat terukur. Dalam tujuan penelitian ini terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.

Seperti yang diketahui, Bangsa Indonesia kaya akan sumber daya alam yang

melimpah baik SDA yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat

diperbaharui. Tetapi sayangnya SDM di Indonesia kurang mendukung dengan SDA

yang tersedia,faktor yang tidak mendukung kualitas SDM di Indonesia adalah

Pendidikan. Alhasil banyak sekali manusia yang kurang mengerti dengan berbagai

macam permasalahan di Indonesia.

Meningkatkan kualitas sumberdaya alam merupakan tantangan bagi

pemerintah dan lembaga-lembaga penyokong ilmu pengembangan terkait. Tak

jarang, muncul inovasi kreatif tepat guna dari kalangan siswa maupun mahasiswa

dari ranah pendidikan. Jika bukan pemerintah dan lembaga dari Indonesia sendiri

yang akan berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya alamnya, terutama

dalam bidang pangan, kecil kemungkinan negara lain akan mengajukan bantuan

tanpa diminta. Namun kita harus bersyukur karena saat kita kekurangan bahan

pangan, kita tetap bisa mengimpor dari luar negeri.

Mengandalkan impor rasanya kurang pantas mengingat negara Indonesia

adalah negara yang agraris. Lantas, jika begitu, kenapa negara kita masih

memanfaatkan impor? Salah satu alasannya karena adanya perubahan pemanfaatan

lingkungan yang asalnya dipenuhi oleh lahan pertanian atau perkebunan, menjadi

lingkungan perumahan atau industri. Padahal, peluasan kawasan industri maupun

perumahan dapat meningkatkan sumber polusi.


Untuk memanfaatkan lahan yang tersisa, kita dapat mencai cara

meningkatkan kualitas dan hasil pertanian. Selain rekayasa pada lingkungan, kita

dapat menggunakan rekayasa genetika pada tanaman.

Adapun tujuan khusus disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

Bahasa Indonesia mengenai “Rekayasa Genetika pada Padi dapat Meningkatkan

Kualitas Varietas Padi” dengan menggunakan metodologi yang sudah ditentukan

serta untuk menambah dan meningkatkan wawasan penyusun serta pembaca.

Tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah tanaman

padi, macam-macam tanaman padi, habitat tanaman padi, teknik menanam padi, dan

pengaruh rekayasa genetika terhadap tanaman padi.

Adapun tujuan khususnya adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

mengenai “Pengaruh Rekayasa Tanaman Padi “ dengan menggunakan metodologi

yang sudah ditentukan serta menambah dan meningkatkan gagasan penulis

pembahasan tersebut.

“ Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukan


adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang
akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan
mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh kaena itu, rumusan tujuan harus
releven dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan
mencerminkan proses penelitian” (Nasution, 68;2014)

C. Rumusan dan Batasan Masalah

Setiap kegiatan penelitian memiliki rumusan masalah yang harus di bahas

dalam isi penelitian. Tentunya agar masalah tidak melebar atau tidak melebihi apa
yang sudah direncanakan penulis maka memerlukan juga batasan masalah, dengan

tujuan agar masalah terarah dan bergerak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

penulis.

Pengertian padi menurut KBBI yaitu tumbuhan yang menghasilkan beras,

termasuk jenis oryza (ada banyak macam dan namanya), pengertian lainnya yaitu

butir atau buah padi sedangkan menurut Purnamawati dan Purwono (2002) sejarah

padi tergolong tanaman pertanian kuno yang berasal dari dari dua benua yaitu Asia

dan Afrika barat. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zheziang

(Cina) sudah dimulai pada 3000 masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di

Hastinapur Uttar Pradesa (India) sekitar 100 sampai dengan 800 sebelum masehi.

Menurut AKK padi adalah salah satu jenis makanan yang mana makanan

tersebut mengandung gizi dan juga mampu menjadi penguat yang cukup bagi tubuh

manusia, sebab di dalam padi sendiri terkandung bahan bahan yang mudah diubah

menjadi energi.

Tanaman padi yang mengandung karbohidrat ini memiliki ciri khusus pada

bagian tubuhnya. Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang ini tumbuh

anakan dan daun, bunga atau malai muncul dari buku terakhir pada tiap anakan.

Dengan fungsi pentingnya sebagai penyedia sumber karbohidrat yang cukup

tinggi, sektornya pun luas di Indonesia. Namun pada kenyataannya taraf hidup petani

di Indonesia masih jauh dari sejahtera, bahkan banyak yang hidup dibawah garis

kemiskinan. Penyebabnya mulai dari biaya tanam padi yang tinggi gagal panen

akibat hama maupun bencana alam.


1. Dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan tanaman padi, macam-macam

tanaman padi, manfaat tanaman padi, habitat tanaman padi, teknik menanam padi,

dan pengaruh rekayasa genetika terhadap tanaman padi. Penulis menyusan

makalah ini dengan mencoba merumuskan melalui beberapa pertanyaan.

Diantaranya: Bagaimana perkembangan tanaman padi di Indonesia ?

2. Bagaimana manfaat tanaman padi ?

3. Bagaimana cara menanam tanaman padi yang benar ?

4. Bagaimana pengaruh genetika terhadap tanaman padi ?

Bagaimana

5. analisis usaha tanaman padi ?

Sesuai uraian diatas, untuk memberikan batasan atau ruang lingkup dalam

penulisan karya ilmiah ini penulis mencoba menuliskan berbagai permasalahan yang

akan dibahas mengenai rekayasa genetika.

“ Dari aspek formulasi, sebaiknya masalah dirumuskan dalam


bentuk kalimat pertanyaan. Hendaknya dalam rumusan masalah tidak
terkandung masalah dalam masalah dan tidak bermakna ganda, tetapi
lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan, dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.” (Nasution, 68;2014)

D. Metodologi dan Teknik Penelitian

Segala sesuatu dapat diperoleh dengan menggunakan cara dan teknik tertentu.

Apalagi jika menginginkan hasil yang diinginkan, maka harus pula digunakan teknik

yang sesuai. Seperti halnya penggunaan alat musik gamelan, diperlukan teknik yang

tepat agar dapat menghasilkan sebuah alunan musik yang indah, yaitu dengan
menggunakan teknik memukul gamelan, tidak mungkin jika gamelan dimainkan

dengan teknik memetik, ataupun meniup, karena hal tersebut tidak sesuai.

Maka dari itu, dalam penulisan makalah ini pun diperlukan pula teknik yang

sesuai. Dalam melakukan penulisan ini, penulis melakukan analisa, serta pengolahan

terhadap objek yang terlibat yaitu masyarakat terhadap pekembangan tanaman padi.

Sehingga penulis menggunakan metodologi penelitian.

Selain itu, penulis juga mempelajari pendapat para ahli yang telah

dipublikasikan baik itu dari berbagai sumber buku maupun internet, setelah itu

penulis menganalisis, mengolah, dan memilahnya sesuai dengan materi yang penulis

butuhkan. Oleh karena itu, penulis menggunakan pula metodologi kepustakaan atau

literatur.

Kesimpulannya, dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan dua (2)

teknik yaitu metodologi penelitian dan metodologi kepustakaan (literatur).

“ Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk


mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian[1].
Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau
metode.[butuh rujukan]Penelitianmerupakan suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban.[2] Hakikat penelitian dapat dipahami dengan
mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian… “ (KBBI;2012)
BAB II

PENGARUH REKAYASA TANAMAN PADI DALAM

MENINGKATKAN PADI NASIONAL

A. Landasan Teoretis

1. Rekayasa Genetika

a. Sejarah Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah ilmu yang memanipulasi bahan genetik suatu

organisme. Modifikasi genetik buatan pertama yang dilakukan dengan

menggunakan bioteknologi adalah transgenesis, proses transfer gen dari satu

organism eke organisme lain, pertama kali dilakukan oleh Herbert Boyer dan

Stanley Cohen pada tahun 1972. Itu adalah hasil dari serangkaian kemajuan

teknik yang memungkinkan modifikasi langsung dari genom. Kemajuan

pentuing termasuk penemuan enzim restriksi dan ligase DNA, kemampuan

untuk merancang plasmid dan teknolgi seperti reaksi berantai polimerase dan

pengurutan. Transformasi DNA menjadi organisme inang dilakukan dengan

penemuan biolistika, rekombinasi dengan agrobacterium, dan injeksi mikro.

Munculnya tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah

memberikan manfaat ekonomi kepada para petani di berbagai negara, tetapi

juga menjadi sumber kontroversi. Hal ini sudah muncul sejk awal

kehadirannya, lading percobaan uji pertamanya dihancurkan oleh aktivis anti

transgenik.
Meskipun ada consensus ilmiah yang menyatakan bahwa makanan

yang berasal dari tanaman transgenik tidak menimbulkan resiko yang lebih

besar untuk kesehatan manusia daripada makanan konvensional, keamanan

pangan transgenic tetap menjadi pusat kritikan. Adanya masalah ini

mengakibatkan munculnya pengembangan kerangka peraturan, yang dimulai

pada tahun 1975.

Proses ini jauh lebih cepat, dapat digunakan untuk menyisipkan gen-

gen dari organisme apapun dan mencegah agar gen yang tidak diinginkan

tidak ikut ditambahkan. Proses ini menjadi sebuah alat yang penting dalam

penelitian yang memungkinkan fungsi spesifik suatu gen menjadi lahan

penelitian. Tanaman transgenic yang telah dikembangkan saat ini membantu

keamanan pangan dan meningkatkan hasil, nilai gizi dan toleransi terhadap

tekanan lingkungan.

b. Tujuan Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara

lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk agar tahan lebih lama

dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap

serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus),

tahan terhadap herbisida, sterilitas dan pertilitas serangga jantan (untuk

prodksi benih hibrida), toleransi terhadap suhu dan cuaca, penundaan

kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, perubahan pigmentasi.

Berikut merupakan beberapa contohnya:

1. Menghambat pematangan dan pelunakan (tomat)


2. Tahan terhadap serangan insektisida (tomat, kentang, jagung)

3. Tahan terhadap serangan ulat (kapas)

4. Tahan terhadap insekta dan virus (kentang)

5. Tahan terhadap virus (squash, papaya)

6. Tahan terhadap insekta dan herbisida (jagung, padi, dan kanola)

7. Toleran terhadap herbisida (kedelai, kapas, kanola, jaung)

8. Perbaikan komposisi nilai gizi (kanola (high oleid acid oil), kedelai

(high oleid acid oil), padi (high bera karotene))

Sedangkan rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk

permentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan keseburan tanah,

mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak mikroba

probiotik untuk makan olahan), untuk menghasilakan bahan obat-obatan dan

kosmetika.

Berikut merupakan beberapa contohnya:

1. Terciptanya bakteri yang mampu memproduksi insulin dengan

cepat dan mudah.

2. Adanya terapi genetik.

3. Diproduksinya beberapa hormon pertumbuhan.

4. Diproduksinya interferon.

5. Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan

tercemar.
c. Perkembangan Rekayasa Genetika

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di

negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai

macam teknologi, misalnya teknologi yang berkaitan dengan rekayasa

genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk,

dan kloning. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh

penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat

disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.

Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan

para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan

atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di

bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur

jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan

produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan

tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan

lingkungan.

Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada

pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian

minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat

yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri

jenis baru. Kini, bioteknologi modern dapat menghasilkan produk-produk

yang bersumber dari sel (cellular product) dan dapat dilakukan melalui
transformasi biologis (biotransformation). Terlebih lagi

bioteknologi modern dalam prosesnya dapat dipengaruhi serta dikendalikan

sepenuhnya oleh manusia sebagai pelakunya (Defri, 2008).

d. Pemanfaatan Rekayasa Genetika

Manfaat rekyasa genetika diantaranya adalah:

1. Bidang Industri

Prinsip rekayasa genetika dimanfaatkan dalam upaya

pengkloningan bakteri untuk beberapa fungsi tertentu seperti melarutkan

logam-logam langsung dari dalam bumi, menghasilkan bahan mentah

kimia seperti etilen yang diperlukan untuk pembuatan plastic,

menghasilkan bahan kimia yang digunakan sebagau pemanis pada

pembuatan berbagai macam minuman, dan lain sebagainya.

2. Bidang Farmasi

Rekayasa genetika dimanfaatkan dalam usaha pembuatan protein

yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini merupakan gen hasil

pengkloningan bakteri yang berperan dalam mengontrol sintesis obat-

obatan yang jika diproduksi secara alami akan membutuhkan biaya yang

mahal.

3. Bidang Kedokteran

Rekayasa genetika ini juga memberikan banyak manfaat dalam

perkembangan ilmu medis, diantaranya sebagai berikut :

 Pembuatan Insulin
Insulin yang dulunya disintesis hewan mamalia sudah dapat

dihasilkan dengan melakukan pengkloningan bakteri. Insulin yang

dihasilkan ini pun jauh lebih baik dan lebih dapat diterima oleh

tubuh manusia dibandingkan insulin yang disintesis dari hewan.

 Pembuatan Vaksin terhadap Virus AIDS

Mengingat AIDS merupkan virus yang berbahaya dan dapat

menyerang system kekebalan tubuh, maka dalam upaya

pencegahan penyakit tersebut peneliti membuat suatu vaksin

memanfaatkan rekayasa genetika dalam upaya proteksi diri

terhadap penularan virus AIDS.

 Terapi Gen

Rekayasa genetika juga dimanfaatkan dalam upaya terapi

kelainan genetic dengan disisipkannya beberapa gen duplikat

secara langsung ke dalam sel seseorang yang mengalami kelainan

genetis.

4. Bidang Pertanian

Rekayasa genetika banyak dimanfaatkan dalam upaya penyisipan

gen kedalam sel-sel tumbuhan sehingga memberikan banyak keuntungan

ialah seperti berikut :

 Menghasilkan tanman yang mampu menangkap cahaya dengan

lebih efektif untuk meningkatkan efesiensi fotosintesis.


 Menghasilkan tanman yang mampu menghasilkan pestisida

sendiri.

 Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang mahal namun

banyak digunakan dengan melakukan fiksasi nitrogen secara

alamiah seperti pada tanaman padi.

 Dapat digunakan untuk mendapatkan tanaman baru yang lebih

menguntungkan lewat pencangkokan gen, seperti pada golongan

Solanaceae.

5. Bidang peternakan

Serupa halnya dengan pemanfaatan rekayasa genetika dibidang

pertanian, di bidang peternakan jug dilakukan penyisipan gen ke dalam

sel-sel hewan tertentu dengan menerapkn prinsip rekayasa genetika.

Hewan yang paling banyak digunakan ialah sapi.

Rekayasa di bidang peternakan memberikan banyak manfaat , seperti

sebagai berikut :

 Diperoleh vaksin yang dapat mencegah mencret ganas pada anak

babi.

 Diperoleh vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut,

yang merupakan penyakit ganas dan menular pada sapi, domba,

kambing, rusa dan babi.

 Sedang dilakukan pengujian hormone pertumbuhan tertentu untuk

sapi yang diharapkan dapat meningkatkan produksi susu.


e. Macam-macam Rekayasa Genetika

1. Rekombinasi DNA

Rekombinasi DNA ialah salah satu Teknik pemisahan dan

penggabungan DNA dari spesies lain dengan tujuan mendapatkan sifat

baru yang lebih unggul.

2. Pembuatan Insulin

Insulin ini dapat dihasilkan dari rekombinasi DNA sel manusia

dengan plasmid bakteri E.Colli. insulin yang dihasilkan lebih murni dan

baik diterima oleh tubuh manusia karena mengandung protein manusia

dibandingkan dengan insulin yang disintesis dari gen pancreas hewan.

3. Pembuatan Vaksin Hepatitis

Vaksin hepatitis yang bisa dihasilkan dari rekombinasi DNA sel

manusia dengan sel ragi Saccharomyces. Vaksin yang dihasilkan tersebut

berupa virus yang lmahkan dan apabila disuntikkan ke dalam tubuh

manusia akan membentuk antibody sehingga kebal terhadap serangan

hepatitis.

4. Fusi Sel

Fusi sel atau teknologi hybridoma yaitu sebuah peleburan du sel

yang berbeda menjadi satu kesatuan protein yang sangat baik yang

mengandung sel asli dari keduanya yang disebut hybridoma.

Hibridoma sering digunakan untuk mendapatkan antibody dalam

pemeriksaan kesehatan dan pengibatan.


5. Transfer Inti (Kloning)

Kloning ialah salah satu proses reproduksi yang bersifat aseksual

untuk menciptaklan replika yang tepat bagi suatu organisme. Teknik

kloning akan menghasilkan spesies baru yang secara genetic persis sama

dengan induknya yang biasanya dikerjakan di laboratorium. Spesies baru

yng dihasilkan tersebut disebut klon.

Klon tersebut diciptakan oleh proses yang disebut transfer inti sel

somatik. Transfer inti sel somatik merupakan proses yang mengacu pada

transfer inti dari sel somatik ke sel telur. Sel somatik merupakan semua

sel di tubuh kecuali kuman.

2. Tanaman Padi

a. Mengenal Tanaman Padi

Tanaman Padi, dalam kehidupannya dikelompokkan ke dalam golongan

gramine. Bagian-bagian tanaman ini secara garis besar dapat dibagi dalam dua

bagian besar yaitu :

1) Bagian Vegetatif

a) Batang,

 Tersusun dari rangkaian ruas-ruas, antar ruas dipisahkan oleh

buku.

 Ruas batang padi, dakamnya berongga.


 Semakin ke bawah, jarak antar buku semakin pendek dan

bahkan sangat sulit membedakannya sebagai ruas-ruas batang

yang berdiri sendiri.

 Pada setiap buku duduk sehelai daun dan di dalam ketiak

daun terdapat kuncup yang pada perkembangannya akan

berubah menjadi batang.

 Buku-buku pada batang paling bawah, mata-mata ketiaknya

akan tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa

dengan batang primer. Batang-batang sekunder pada

perkembangan selanjutnya akanmenghasilkan batang-batang

tertier. Peristiwa ini disebut dengan pertunasan padi.

b) Akar,

 Merupakan akar serabut.

 Letak susunan perakaran tidak dalam, +30 cm

c) Daun,

1) Daunnya tedrdiri dari :

 Helai daun yang memanjang dan berbentuk seperti pita.

 Pelepah daun yang menyelubungi batang.

2) Di antara helai dan upih daun terlipat daun.

3) Upih daun berfungsi memberi dukungan kepada bagian buku

yang jaringannya empuk.


4) Lidah daun, letaknya melekat pada batang, dengan posisi

demikian maka lidah daun akan dapat mencegah :

 Masuknya air atau air hujan pada daerah antara batang dan

upih daun.

 Mencegah masuknya penyakit terbawa air-air tersebut

sehingga kemungkinan terjadi infeksi oleh penyakit dapat di

hindari.

5) Daun ketiga dari atas biasanya merupakan daun terpanjang

6) Daun bendera merupakan daun termuda yang letaknya berada

paling atas dan merupaakn daun yang terpendek, tetapi

memiliki lebar daun yang paling lebar.

2) Bagian Generatif

a. Malai

Malai merupakan sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet)

yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku paling atas dari

batang padi merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan

bunga-bunga padi terletak pada cabang-cabang pertama maupun

cabang-cabang kedua.

Bunga padi merupakan bunga telanjang artinya bunga ini

mempunyai perhiasan bunga. Sedangkan ciri-ciri yang lain dari

bunga padi adalah :

1) Mempunyai dua jenis kelamin.


2) Jumlah benang sari ada 6 buah, sedangkan bagian-bagian

dari benang sari adalah :

 Tangkai sari yang pendek dan tipis.

 Kepala sari yang besar dan terdiri dari dua kantong

serbuk sari.

3) Putik, terdiri dari :

 Dua tangkai putik

 Dua kepala putik yang berwarna putih atau ungu.

4) Mempunyai dua sekam mahkota yang terdiri dari

 Lemma

 Palea

 Dua buah lodicula yang terletak pada dasar bunga,

sebenarnya lodicula adalah dua daun mahkota yang

telah berubah bentuk.

b. Perkembangan Tanaman Padi

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman

budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada

jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada

beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai

padi liar. Padi awalnya dikenal masyarakat lembah pertengahan sungai

Yangtze dan diatas sungai Huai sekitar 8.500-8000 tahun SM. Padi

tumbuh setelah dilakukan pembukaan hutan hingga dipanen oleh


masyarakat dan dibudidayakan secara bepindah-pindah. Sekitar 2000

tahun kemudian ditemukan cara budidaya padi tanpa harus berpindah.

Menurut para sejarawan masyarakat Cina lah yang pertamakali

mendomestikkan padi pada 6000 tahun SM. Daerah sungai terpanjang ke-

3 di dunia itu merupakan lumbung padi terbesar di Cina dengan total

produksi sekitar 70%. Cara budidaya padi dengan sistem basah dilakukan

sejak 6.280 tahun SM sedangkan sistem kering dilakukan di Daecheon-ni,

Korea pada 3.500-2000 SM. Peryebaran tanaman padi bergerak menuju

pegunungan Himalaya Timur dan menyebar ke Myanmar,Thailand, Laos,

Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Cina Selatan. Padi masuk ke Indonesia

dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500

SM. Dari Cina padi bergerak ke negara India dan Srilanka pada 2000 SM.

Dari India padi masuk kewilayah Yunani hingga akhirnya masuk

kewilayah Afrika, Brasil, Amerika Tengah dan Selatan. Pengembara

Portugal berhasil membawa beras kewilayah Brasil sedangakan

penjelajah Spanyol berhasil membawa beras kewilayah Amerika Tengah

dan Selatan.

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Tanaman

semusim, berakar serabut,batang sangat pendek, struktur serupa batang

terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun

sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset,warna hijau muda

hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek

dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan
bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada

panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana

buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm

hingga 15mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-

hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu

jenis enduspermium. Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari

(anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat

botol.Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu

yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma

jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman

berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel

telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar

yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk

embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir

perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian

endosperm. Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

c. Macam-Macam Tanaman Padi

1) Berdasarkan Varietas

a) Varietas Padi Hibrida

Varietas hibrida adalah varietas padi yang hanya sekali tanam.

Kelebihan padi varietas hibrida adalah potensi hasil panen yang

maksimal. Hasil panen dapat mencapai dua kali lipat dari padi
lokal. Butiran padi yang dihasilkan lebih bagus, dengan kualitas

nasi yang lebih pulen dan wangi.

Namun varietas hibrida sendiri memiliki kelemahan, yaitu

kualitas hasilnya akan berkurang jauh apabila berasal dari tanaman

turunannya. Artinya, padi harus berasal dari bibit original, karena

apabila hasil panen kemudian ditanam ulang, hasil ini akan berbeda

dengan bibit aslinya. Harga benih varietas hibrida ini termasuk yang

termahal.

Jenis varietas padi hibrida antara lain Intani 1 dan 2, Rokan,

SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, PP1, H1, Bernas Prima,

SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Long Ping (pusaka 1 dan 2),

Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan

5, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7-10 11, MIKI 1-3, SL 8

SHS, SL 11 HSS dan Maro.

b) Varietas Padi Unggul

Varietas padi unggul berada satu tingkat di bawah varietas

hibrida. Varietas ini dapat ditanam berkali-kali dengan kualitas

yang sama. Artinya, hasil panen dari varietas padi unggul masih

bisa dijadikan benih.

Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi

hibrida. Untuk hasil produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik,

dapat mencapai 8-10 ton per hektar.


jenis padi unggul, jenis padi tahan wereng, jenis padi

ciherang, jenis padi lokal, jenis padi hibrida, jenis padi gogo, jenis

padi inpari, jenis padi berkualitas, jenis padi dan ciri cirinya, jenis

padi yang paling enak,

Beberapa contoh varietas padi unggul antara lain adalah

Inpara 1-8, Inpago 1-5, Inpari 1-21, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34

Salin Agritan, dan Inpari 35 Salin Agritan.

Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan

dirilis oleh pemerintah, seperti Inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan

varietas ini adalah ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.

c) Varietas Padi Lokal

Varietas padi lokal adalah varietas padi yang khusus berada di

daerah tertentu. Varietas semacam ini hanya cocok ditanam di

daerah tertentu saja, karena membutuhkan spesifikasi khusus untuk

tumbuh dan memproduksi padi.

Jenis padi unggul, jenis padi tahan wereng, jenis padi

ciherang, jenis padi lokal, jenis padi hibrida, jenis padi gogo, jenis

padi inpari, jenis padi berkualitas, jenis padi dan ciri cirinya, jenis

padi yang paling enak.

2) Berdasarkan Tipe Beras yang Dihasilkan

a) Padi Ketan

Padi ketan lebih lengket dari padi nasi, sehingga tidak

dijadikan makanan pokok. Padi ketan biasanya dijadikan bahan


pembuatan tape ketan, bubur ketan, dan macam-macam makanan

khas daerah. Varian padi ketan antara lain adalah varian padi ketan

merah, putih, dan hitam.

b) Padi Wangi

Sesuai namanya, padi wangi memiliki karakteristik beraroma

wangi. Padi seperti ini contohnya adalah padi pandanwangi.

c) Padi Pera

Padi pera adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan

menghasilkan nasi bertekstur pera. Pera adalah tekstur nasi yang

sedikit keras. Tekstur ini berasal dari kadar amilosa yang tinggi.

Semakin tinggi kadar amilosa, semakin terasa tekstur nasi tersebut.

Kadar amilosa yang menghasilkan tesktur pera minimal 25%.

Padi pera diproduksi dan populer di daerah Sumatera Barat

dan Riau. Padi dengan kadar amilosa tinggi tak hanya dijadikan

nasi, pun juga menjadi bahan utama pembuatan bihun dan tepung

beras. Contoh padi pera adalah Inpari 12 (amilosa 26,4%), Inpara 1

(27,9%), Inpara 3, (28,6%), Inpara 4 (29%), Inpari 17 (amilosa

26%), dan Hipa 4 (24,7%).

d) Padi Pulen

Padi pulen adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan

menghasilkan karakteristik nasi yang pulen. Sebagian orang lebih

menyukai nasi yang pulen alias sedikit lengket. Pulen berasal dari

amilopektin yang tinggi di dalam padi dan kadar amilosa di bawah


25%. Apabila dimasak, nasi yang dihasilkan akan berasa sedikit

lengket. Contoh padi dengan tekstur yang pulen adalah tekstur padi

Inpari 13, Ciherang, dan IR64.

3) Berdasarkan Budidaya

a) Padi Gogo

Padi gogo adalah jenis padi yang tidak ditanam di sawah

seperti pada umumnya. Jenis padi ini ditanam di kebun atau di

ladang. Kelebihan padi gogo adalah tidak memerlukan irigasi

khusus. Daerah yang sering mengembangkan padi gogo adalah

daerah tadah hujan, contohnya di Lombok.

Di Lombok sendiri ada sistem yang disebut padi gogo rancah.

Ia memberikan penggenangan di selang waktu tertentu saja,

sehingga hasil padinya meningkat.

Pada lahan-lahan yang mengembangkan padi gogo, biasanya

diterapkan juga sistem bercocok tanam tumpang sari. Artinya,

petani tidak hanya menanam padi, namun juga disandingkan dengan

tanaman produksi lainnya, seperti jagung atau ketela/singkong.

b) Padi Rawa

Padi rawa adalah padi yang sering ditanam di persawahan.

Padi ini membutuhkan genangan air, sehingga perlu diirigasi secara

konsisten.

4) Berdasarkan Kelas Benih

a) Benih Penjenis (BS / Breeder Seed / Label Kuning)


Benih penjenis merupakan benih yang diproduksi dan diawasi

langsung oleh Pemulia Tanaman atau instansi terkait. Benih ini

disesuaikan dengan karakteristik lahan tertentu, dan dikembangkan

agar tahan terhadap hama yang ada di daerah tersebut.

b) Benih Dasar (FS / Foundation Seed / Label putih)

Benih dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis.

Benih dasar ini diproduksi di Instansi yang ditunjuk oleh Dirjen

Tanaman Pangan, denga bimbingan dan pengawasan yang ketat.

Untuk dapat diproduksi, benih ini perlu mendapatkan sertifikasi

oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

c) Benih Pokok (SS / Stock Seed / Label ungu)

Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari Benih Dasar yang

diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga indetitas dan

tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan

memenuhi standart mutu yang di tetapkan dan harus disertifikasi

sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

d) Benih Sebar (ES / Extension Seed / Label Biru)

Benih Sebar (BR) adalah keturunan dari Benih Pokok. Benih

sebar diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa, dengan tujuan

agar identitas dan kemurnian varietas bisa dipelihara dengan baik,

memenuhi standar mutu yang ditetapkan, dan juga harus

disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih.
d. Manfaat Tanaman Padi

Manfaat padi tentu sangat banyak terlebih sudah diterjemahkan dan

di proses menjadi beras. Berikut adalah beberapa manfaat padi yang dapat

kita rasakan :

1) Padi mengandung energi yang tinggi

2) Padi menjadi salah satu sumber karbohidrat setelah dirubah

menjadi nasi putih. Karbohidrat adalah sumber energi yang

tercepat, karena semua kegiatan membutuhkan energi, maka

hal ini akan mempengaruhi otot yang bekerja. Asupan ini

mengandung asam amino yang penting dan saat nasi disajikan

dengan hidangan daging, diet ini dapat meningkatkan

pertumbuhan otot. Nasi putih adalah pilihan yang baik untuk

vegetarian yang ingin tetap mengembangkan tubuh mereka.

3) Padi dapat mengobati dan mencegah gangguan pencernaan.

4) Padi dapat mengobati dan mencegah gangguan pencernaan,

hal ini karena kandungan serat yang rendah, jika dimasak

menjadi nasi putih maka akan bermanfaat bagi mereka yang

menderita diare, radang usus dan morning sickness. Manfaat

lainnya memiliki sifat diuretik ringan dan berfungsi

membantu pencernaan dan antiinflamasi yang alami. Cara nya

adalah dengan membuat agar-agar beras.

5) Padi untuk mengobati bisul, bengkak dan jerawat


6) Padi diambil berasnya lalu dapat direbus, dikeringkan,

dibiarkan dingin kemudian ditumbuk untuk membentuk pasta

untuk dioleskan pada bisul, luka, bengkak dan jerawat. Hal

ini banyak digunakan oleh masyarakat India. yang digunakan

untuk sakit perut, jantung bakar dan gangguan pencernaan.

7) Ekstrak padi untuk obat dan kosmetik

Ekstrak padi yang dioleh menjadi beras menjadi bahan

dalam obat-obatan dan kosmetik. Salah satunya adalah karena

diyakini dapat menambah volume dan ketebalan rambut,

sehingga mereka digunakan dalam shampoo dan produk

perawatan rambut lainnya, serta menjadi krim untuk

pelembab karena fungsinya adalah memiliki sifat antipenuaan

atau anti aging. Campuran tepung beras dan madu sendiri

digunakan oleh beberapa wanita untuk menambah kecerahan

kulit di wajah mereka.

8) Padi penghasil beras merah

a) Beras merah mengandung beberapa vitamin B kompleks

termasuk B1 dan B3, asam pantotenat, asam folat, kolin

dan betaine. Mineral yang terkandung seperti kalsium, zat

besi, magnesium, tembaga, seng, natrium, kalium, fosfor

serta 18 asam amino termasuk lisin dan triptofan.

b) Mengandung sedikit vitamin E dalam bentuk Alpha

tokoferol dan vitamin K. Untuk memasak beras merah,


diperlukan satu bagian beras untuk dua air (perbandingan

1:2) dan harus dicuci secara menyeluruh kemudian

dibersihkan, dibiarkan rendam selama 20 menit sampai

setengah jam sebelum membuang airnya dan ditambah

sedikit garam.

c) Manfaat padi yang menghasilkan beras merah terhadap

kanker dan diabetes

d) Manfaat padi yang menghasilkan beras merah terhadap

sakit pernafasan

e) Beras merah juga mengandung sejumlah selenium yang

membantu dalam perbaikan DNA didalam sel dan yang

memiliki antioksidan yang tinggi. Ini dapat membantu dan

mengurangi gejala asma serta rasa sakit juga peradangan

arthritis. Kandungan mangan dalam beras merah dapat

membantu produksi hormon.

9) Padi penghasil beras coklat atau beras pecah kulit

a) Padi penghasil beras Coklat dapat menguatkan tulang

b) Beras ini banyak mengandung mangan dan mineral penting

dalam membantu mempertahankan struktur tulang yang

kuat dan juga untuk menyerap kalsium. Kalium dalam

gandum juga penting untuk membantu mencegah

osteoporosis. Selain itu, kandungan magnesium sangat


penting untuk mineralisasi tulang untuk melindungi dari

arthritis.

c) Padi penghasil beras coklat memiliki resiko yang rendah

terhadap diabetes

d) Padi penghasil beras coklat memiliki resiko dalam

pencegahan kanker

e) Padi penghasil beras coklat berguna dalam Menurunkan

Kolesterol

f) Padi penghasil beras coklat dapat meringankan sembelit

g) Padi penghasil beras coklat dapat meningkatkan sel darah

merah

h) Padi penghasil beras coklat dapat mengendalikan

kenaikkan berat badan

10) Padi penghasil beras hitam

a) Dapat melindungi kesehatan jantung

b) dapat mendetoksifikasi tubuh

c) Dapat membantu sistem pencernaan

d) Dapat membantu untuk mencegah diabetes

e. Habitat Tanaman Padi

Padi tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis. Air yang

tersedia haruslah meggenangi lahan tempat pertanaman padi. Tanaman

padi dapat dibudidayakan di daerah pantai sampai ketinggian 2400 mdpl.


1) Ciri fisik padi

a) Akar tunggang dan akar serabut dimana akar tunggang dapat

mencapai kedalaman 50-60 cm

b) Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dipisahkan oleh

sesuatu buku

c) Tinggi tanaman padi biasanya 80-120 cm

d) Daun padi terdiri atas helai daun yang berbentuk memanjan

seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang

e) Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga-bunga yang muncul dari

buku paling atas

f) Bunga padi terdiri dari jumlah benang sari sebanyak enam buah

dan kepala putih bercabang dua

g) Buah padi berbentuk gabah tertutup oleh lemma dan paela.

2) Klasifikasi

 Kingdom : Plantae

 Divisio : Spermatopyhta

 Ordo : Poales

 Famili : Graminae

 Genus : Oryza Linn

 Species : Oryza Sativa L.

3) Morfologi Tanaman Padi.

a) Akar.
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman

yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah,

kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat

dibedakan atas :

1) Radikula

Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih

yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon

akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk

akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas

sehingga terbentuk batang dan daun.

2) Akar serabut (akaradventif)

Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan

tumbuh.

3) Akar rambut

Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan

akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang

berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-

zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan

bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.

4) Akar tajuk (crown roots)

Adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar

tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah

yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan
udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah

berkembang.

Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah

mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar

yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.

b) Batang.

Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang

yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung

kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup

oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek

terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga,

dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang

didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun

pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada

buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan

percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah)

daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun

kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan.

Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas

dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas

menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang

menjadi bulir padi.


Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana

terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata

atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6

sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut

tunasorde pertama.

Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang

tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua,

disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya

sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada

batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama

disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama

ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde

pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama.

Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh

karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup

dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.

c) Daun

Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai

daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian

bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga

daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari

jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :

1) Helaian Daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya

memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun

tergantung varietas padi yang bersangkutan.

2) Pelepah daun (upih)

Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang,

pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas

yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.

3) Lidah daun

Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan

upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas

padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah

daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan

pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah

infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran

penyakit.

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan

dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar

dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru

membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua

dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun

bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga.


Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada

daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun

sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi.

Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang

menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan

dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan

daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai

selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru

lainnya.

d) Bunga

Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling

atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama

dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku

yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi

yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas

buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga)

diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai

pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan

malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai

berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan

yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini

akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru,

setiap malai bisa mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).


Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan

bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah

benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari

besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua

tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai

dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian,

1983).

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:

1) kepala sari

2) tangkai sari,

3) palea (belahan yang besar),

4) lemma (belahan yang kecil),

5) kepala putik,

6) tangkai bunga.

e) Buah.

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau

butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup

oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan

dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk

sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).

Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota

(palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan

sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi


siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang

mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-

12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea

dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari

bakal buah (biasa disebut karyiopsis).

Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga

itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis

terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing

tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan

daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak

berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari

bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah

dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang

keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.

Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang

kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya

ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup

kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka

selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah

pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm

adalahpenting sebagai sumbercadangan makanan bagitanaman yang

baru tumbuh.
f. Teknik Menanam Padi

1) Persiapan media tanam

Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan

minimal dua minggu sebelum penanaman. Persiapan dilakukan

dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Tanah harus

dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai

pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi

dan air dengan rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman

liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan. Pembajakan

dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan

gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini

pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan

menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan,

kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam

jumlah banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian

hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam terus menggenang. Air

yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media

tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena

ternetralisir.

2) Pemilihan bibit

Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih

dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan

merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah dua jam
periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi yaitu dengan

Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan

pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari

90% benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut

berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu benih yang

berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk

dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda

seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak

disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang

akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian segera.

3) Persemaian

Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul.

Bibit unggul tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian.

Wadah persemaian terlebih dahulu harus disiapkan. Kebutuhan

wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar 1 : 20.

Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka

wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah

persemaian haruslah juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea

dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis masing-masing

10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih

yang telah berkecambah dengan merata.


4) Penanaman

Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses

persemaian telah tumbuh daun sempurna sebanyak tiga hingga

empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit siap tanam

umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam,

pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan

dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman

dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus

untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit

sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar

membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna.

Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1

cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua

kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang ideal.

5) Perawatan lahan

Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan,

pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga

kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus

dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua

minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai

kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada

kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan,

dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu.


Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis

100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar.

Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari

setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50

kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar.

6) Pencegahan hama dan penyakit

Hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan

pestisida.

7) Pemanenan

Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah

menguning dan merunduk. Gunakan sabit gerigi untuk memanen

dan letakkan hasil panen pada tikar dengan merontokkan beras dari

dalam bulir-bulir padi yang ada.

3. Peranan Tanaman Padi di Indonesia

a. Padi sebagai Makanan Pokok

Tanaman padi sangat banyak sekali kita jumpai disekitar kita.hal ini

karena hamper 80% petani Indonesia adalah petani padi. Selain diolah

menjadi nasi, padi juga dapat diolah menjadi tepung, yakni tepung beras.

Salah satu manfaat padi yang banyak orang tahu adalah sebagai sumber

karbohidrat bagi tubuh. Padi juga banyak mengandung nutrisi yang

diperlukan oleh tubuh.

Sebagai bahan pangan utama umat manusia di muka bumi, padi bisa

jadi dianggap sebagai produk menguntungkan jika dikelola secara komersial.


Industri bioteknologi memandang padi atau beras sebagai bahan pangan yang

cukup potensial untuk digarap.

Berikut ini nutrisi yang terkandung dalam tanaman padi diantaranya :

karbohidrt, gula, serat. Lemak, protein, air, magnesium, kalsium, potassium,

fosfor, zat besi, mangan, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5,

vitamin B6, dan vitamin B9. Kita sebagai warga Indonesia sangat bangga

tentunya karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah

petani padi.

b. Perkembangan Padi di Indonesia

1) Perkembangan pemuliaan padi sawah di indonesia

Menurut jurnal Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah Di

Indonesia yang disusun oleh U. Susanto, A.A. Daradjat, dan B.

Suprihatno, dapat diketahui bahwa varietas unggul padi sawah

merupakan kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di Indonesia.

Perakitan varietas padi di Indonesia ditujukan untuk menciptakan varietas

yang berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan kondisi ekosistem, sosial,

budaya, serta minat masyarakat. Menurut Daradjat, varietas padi sawah

digolongkan dalam empat tipe yang tahan hama dan penyakit utama serta

memiliki mutu yang baik, yaitu tipe Bengawan, tipe PB5, tipe IRxx, dan

tipe IR64.

a) Pemuliaan Padi Sawah Tipe Bengawan (1943-1967)

Persilangan padi di Indonesia dimulai pada tahun 1920-an

dengan memanfaatkan genepool yang dibangun melalui introduksi


tanaman. Sampai dengan tahun 1960-an pemliaan padi diarahkan

pada lahan dengan pemupukan yang rendah, atau tanaman kurang

responsive terhadap pemupukan. Pelepasan varietas padi pertama kali

dilakukan pada tahun 1943, yaitu varietas. Pembentukanya dilakukan

dengan menyilangkan beerapa tetua, kemudian dari turunannya

dipilih tanaman yang mempunyai sifat yang baik. Persilangan

dilakukan dengan single cross, double cross, dan back cross. Metode

pemuliaan yang digunakan adalah metode bulk (tahun 1950-an),

kemudian beralih ke metode pedigree.

b) Pemuliaan Padi Sawah Tipe PBS (1967-1985)

Kebutuhan akan beras yang terus meningkat menuntut

peningkatan produktivitas padi dengan segera. Pada tahun 1967

dilepas dua varietas introduksi yaitu PB8 dan PB5. Selain dilepas

sebagai varietas unggul baru, varietas introduksi juga merupakan

sumber gen untuk memperbaiki sifat-sifat varietas yang sudah ada.

Persilangan PB5 dengan Sinta menghasilkan Pelita I-1 dan Pelita I-2.

Dari dua varietas tersebut selanjutnya berkembang lagi menghasilkan

Cisadane dan Sintanur.

Metode pemuliaan yang digunakan adalah metode pedigree,

namun sejak tahun 1976 diterapkan juga metode bulk tanam rapat

yang ternyata lebih praktis, mudah, dan murah.


c) Pemuliaan Padi Sawah Tipe IRxx (1977-….)

Latar belakang genetic tetua varietas tipe IRxx adalah varietas

local yang berasal dari berbagai negara Asia, Afrika, dan Amerika.

Metode pemuliaan yang digunakan merupakan metode pemuliaan

modern seperti Quantitative Trait Loci (QTL) dan Marker Assisted

Selection (MAS) untuk menyeleksi genotype yang diharapkan.

Contoh varietas / galur tipe IRxx adalah IR26, IR28, IR 29,

IR30, IR34 (tahan wereng coklat biotipe 1), IR32, IR36, IR42,

Kencana Bali, Kelara, Babawee, PTb33 (tahan wereng coklat biotipe

2), IR70, IR68, Bahbutong, Barumun, dan Membramo (tahan wereng

coklat biotipe 3).

d) Pemuliaan Padi Sawah Tipe IR64 (1986-….)

IR64 dilepas sebagai varietas unggul di Indonesia pada tahun

1986. Varietas ini digemari baik oleh petani dan konsumen karena

rasa nasi yang enak, umur genjah, dan hasil yang tinggi. Latar

belakang genetic tetua varietas IR64 lebih luas dibandingkan PB5,

tetapi masih menggunakan varietas-varietas sebelumnya sebagai tetua

sumber gen ketahanan terhadap hama dan penyakit serta

keistimewaan tertentu.

Pemanfaatan gen dari spesies Oriza nivara telah dilakukan pada

varietas PB28,PB30, PB32, dan PB36. Metode pemuliaan yang

digunakan menggunakan metode bulk pada generasi awal, setelah


mengalami fiksasi dan seleksi individu selama beberapa generasi

kemudian dilanjutkan dengan metode pedigree.

e) Pemuliaan Padi Hibrida

Padi hibrida merupakan salah satu untuk mengatasi terjadinya

stagnasi peningkatan potensi hasil varietas-varietas sebelumnya.

Pengembangan padi hibrida diawali dengan penemuan cytoplasmic

male sterile (CMS) pada tahun 1960 dan paket teknologi produksi

benih padi hibrida. Padi hibrida sendiri pertama kali diperoleh pada

tahun 1973 yang diteliti oleh Negara Cina. Teknologi ini memerlukan

pemanfaatan tiga galur, yaitu CMS, galur pemulih kesuburan

(restorer), dan galur pelestari (maintainer), sehingga biasa disebut

dengan teknik tiga galur. Selanjutnya berkembang menjadi teknik

hibrida 2 galur yang memanfaatkan galur environment genic male

sterility (EGMS). Galur ini menjadi steril pada kondisi tertentu

sehingga dapat digunakan sebagai mandul jantan, tapi dapat menjadi

fertile pada kondisi yang lain sehingga digunakan untuk

memperbanyak galur EGMS.

Padi hibrida memiliki latar belakang genetic galur-galur dari

IRRI. Perakitan danpengujian padi hibrida di Indonesia telah

menghasilkn tiga kombinasi hibrida harapan dan telah diuji

multilokasi. Pada tahun 2002 telah dilepas varietas hibrida yaitu Maro

dan Rokan.
f) Pemuliaan Padi Tipe Baru

Populasi dasar padi tipe baru banyak dibentuk dengan

memanfaatkan tetua dari subspesies indica dan japonica tropic

sehingga latar belakang genetiknya cukup luas. IRRI banyak

memanfaatkan varietas local Indonesia sebagai tetua dalam

pembentukan padi tipe baru. Pada awalnya pembentukan populasi

tanaman padi tipe baru di Indonesia menggunakan varietas IRBB5,

Weshang II, Membramo, Maros, TB154, BP68, dan IR65600 sebagai

tetua persilangan. Penelitian tersebut menghasilkan galur-galur yang

sedang diuji daya hasilnya seperti BP138E-KN-36-2-2, BP364B-MR-

33-2-PN-5-1, dan IR66160-121-4-5-3-MR-3-PN-1-2-1-1, yang

diharapkan beberapa tahun kedepan, salah satu dari galur tersebut

dapat dilepas sebagai varietas padi tipe baru.

c. Produksi Padi Nasional

Produksi beras pada tahun ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan

2018 lalu. Penyebabnya beberapa daerah lumbung padi mengalami

kekeringan pada musim tanam pertengahan tahun ini. “Perkiraan produksi

tahun ini di bawah 32 juta ton setara beras” kata Guru Besar Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa.

Sebelumya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi padi tahun

lalu sebanyak 32,5 juta ton setara beras. Adapun Kementrian Pertanian
menargetkanproduksi padi sepanjang 2019 mencpai 84 juta ton atau setara 49

juta ton beras.

Penurunan produksi terjadi lantaran luas tanam tahun ini lebih rendah

dari 2018. Selain itu, musim tanam pertama (MT1) tahun ini mundur,

sehingga musim tanam berikut baru akan terjadi setelh Agustus, atau puncak

kemarau. Selain itu, panen pada Agustus 2019 dapat mendongkrak hasil

panen sepanjang 209 biarpun jumlahnya tidak sebanyak musim panen April

2019. Sebab, kualitas gabah pada panen Agustus lebih baik dibandingkan

pada April 2019.

d. Permasalahan yang Muncul

Di tengah kontroversi, International Rise Research Institute (IRRI)

yang berpusat di Filipina membuat evaluasi dan menyimpulkan, “Padi

transgenik ini sebagai opsi baru yang disediakan oleh bioteknologi” (IRRI,

2000-2001).

Di Indonesia, IRRI teah membangun pusat pembibitan padi transgenic

di Muara, Bogor , Jawa Barat pda 2010. Proyek tersebut bertujuan untuk

merekayasa genetika padi ciherang menjadi beras emas. Saat ini muncul

penolakkan diinisiasi kelompok petani dan Lembaga swadaya masyarakat.

Argumenya Indonesia merupakan megabiodiversitas yang memiliki

keragaman sumber pangan.

Berbeda dengan padi emas yang berada di bawah misi kemanusiaan,

aneka tanaman transgenik yang dikembangkan perusahaan benih

multinasional. Alih-alih merekayasa genetika padi pemerintah diharapkan


mendorong diversifikasi sumber pangan. Sekain baik bagi kesehatan,

diversifikasi pangan bisa mengurangi ketergantungan pada beras yang

ketersediaan nya ditopang impor.

e. Penanggulangan

Upaya sebelumnya untuk merancang produksi antosianin pada padi

telah gagal karena jalur biosintesis yang mendasari sangat kompleks. Selain

itu juga sulit untuk mentransfer banyak gen kedalam tanaman secara efisien.

Untuk mengatasi tantangan ini, gen yang dibutuhkan untuk

merekayasa produksi antosianin dalam endosperma padi. Untuk

melakukannya mereka menganalisis urutan jalur gen antosianin pada varietas

padi yang berbada. Lalu menunjuk gen yang cacat pada subspesifikasi

japonica dan indinica yang tidak menghasilkan antosianin. Untuk

mengekspresikan delapan jalur gen antosianin secara khusus pada

endosperma digunakan pengembangan biorektor tanaman untuk

menghasilkan banyak nutrisi penting dan bahan obat lainnya.

Untuk bagian tersebut berencana mengevaluasi keamanan beras

endospermae ungu sebagai makanan yang diberi biofortifikasi. Dan juga

akan mencoba untuk merancang biosintesis antosianin pada tanman lain

untuk menghsilkan sereal endosperma yang lebih ungu.

4. Pengaruh Rekayasa Genetika Tanaman Padi Terhadap Tingkat

Keuntungan Para Petani

a. Mengenal Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah

manipulasi langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini

merupakan satu set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan

genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-

batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat. DNA baru

diperoleh dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari induk

menggunakan metode DNA rekombinan atau sintesa DNA buatan. Sebuah

vektor biasanya diciptakan dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke

organisme inang. Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg

pada tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan

virus lambda. Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk

menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan secara acak, atau ditargetkan

le bagian tertentu dari genom.

Suatu organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap

dimodifikasi secara genetik dan entitas yang dihasilkan disebut genetically

modified organism (GMO). Organisme transgenik pertama adalah bakteri

yang dihasilkan oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen pada tahun 1973.

Rudolf Jaenisch menciptakan hewan transgenik pertama ketika dia

memasukkan DNA asing dalam tikus pada tahun 1974. Perusahaan pertama

yang berfokus pada rekayasa genetika, Genentech, didirikan pada tahun 1976

dan mulai memproduksi protein manusia. Insulin manusia pertama dari

rekayasa genetika diproduksi pada tahun 1978 dan bakteri yang

menghasilkan insulin dikomersialisasikan pada tahun 1982. Makanan yang


dimodifikasi secara genetik telah dijual sejak tahun 1994, dengan munculnya

tomat dari Flavr Savr. Flavr Savr direkayasa untuk memiliki umur simpan

lebih lama, tapi tanaman transgenik saat ini dimodifikasi paling banyak untuk

meningkatkan ketahanan terhadap serangga dan herbisida. GloFish, hewan

transgenik pertama, dijual di Amerika Serikat pada bulan Desember 2003.

Pada tahun 2016, sudah ada salmon yang telah dimodifikasi dengan hormon

pertumbuhan.

Munculnya tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah

memberikan manfaat ekonomi kepada para petani di berbagai negara, tetapi

juga menjadi sumber kontroversi. Hal ini sudah muncul sejak awal

kehadirannya, ladang percobaan uji pertamanya dihancurkan oleh aktivis

anti-transgenik. Meskipun ada konsensus ilmiah yang menyatakan bahwa

makanan yang berasal dari tanaman transgenik tidak menimbulkan risiko

yang lebih besar untuk kesehatan manusia daripada makanan konvensional,

keamanan pangan transgenik tetap menjadi pusat kritikan.

b. Rekayasa Genetika terhadap Tanaman Padi

1) Padi Transgenik

Transgenik merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan

kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari

sumber yang berbeda secara in vitro. Tujuan dari transgenik ini adalah

untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan peningkatan produksi. Jadi,

transgenik pada tanaman padi merupakan mengintroduksi gen tertentu

pada tanaman padi sehingga diperoleh sifat tanaman yang diinginkan.


Misalkan suatu tanaman memiliki karakteristik genetik tertentu seperti

tahan terhadap hama, mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim,

cepat berbuah dan berbulir banyak. Kemudian gen yang mempunyai

karakteristik ini diidentifikasi, diisolasi dan selanjutnya dimasukkan ke

dalam sel tanaman padi. Tanaman padi pembawa gen ini kemudian

ditumbuhkan secara normal. Padi inilah yang disebut dengan padi

transgenik.

2) Tahap-Tahap Pembentukan Padi Transgenik

a) Mengidentifikasi Karakteristik genetik yang diinginkan

Dalam pembentukan padi transgenik ini, langkah pertama yang

kita lakukan adalah menentukan karakteristik seperti apa yang kita

inginkan. Misalkan kita menginginkan padi yang cepat berbuah dan

berbulir banyak. Selanjutnya gen yang memiliki sifat cepat berbuah

dan berbulir banyak tersebut diidentifikasi.

b) Isolasi dan Pemurnian Gen

Setelah mengidentifikasi gen yang memiliki sifat cepat berbuah

dan berbulir banyak, gen ini diisolasi atau diekstraksi melalui

elektroforesis. Isolasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan

gen dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat.

Menurut Surzycki (2000), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam proses isolasi DNA antara lain harus

menghasilkan DNA tanpa adanya kontaminan seperti protein dan

RNA, metodenya harus efektif dan bisa dilakukan untuk semua


spesies, metode yang dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan

fungsi molekul DNA dan metodenya harus sederhana dan cepat.

Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis),

ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan

protein, serta pemurnian DNA (Corkill dan Rapley, 2008).

Isolasi gen (DNA) yang memiliki sifat yang diinginkan dapat

dilakukan dengan beberapa tahap, sebagai berikut:

1) Proses Perusakan atau Penghancuran Membran dan Dinding

Sel

Pemecahan sel (lisis) merupakan tahapan dari awal isolasi

DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel. Tahap

penghancuran sel atau jaringan memiliki beberapa cara yakni

dengan cara fisik seperti menggerus sampel dengan menggunakan

mortar dan pestle dalam nitrogen cair atau dengan menggunakan

metode freezing-thawing dan iradiasi (Giacomazzi et al., 2005).

Cara lain yakni dengan menggunakan kimiawi maupun enzimatik.

Penghancuran dengan menggunakan kimiawi seperti penggunaan

detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel sehingga

terjadi destabilisasi membran sel (Surzycki, 2000). Sementara

cara enzimatik seperti menggunakan proteinase K seperti untuk

melisiskan membran pada sel darah serta mendegradasi protein

globular maupun rantai polipeptida dalam komponen sel

(Surzycki (2000).
2) Ekstraksi DNA yang diinginkan.

Pada tahapan ekstraksi DNA, digunakan chelating agent

ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA) yang berperan

menginaktivasi enzim DNAse yang dapat mendenaturasi DNA

yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim nuklease dengan cara

mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan sebagai

kofaktor enzim DNAse (Corkill dan Rapley, 2008).

DNA yang telah diekstraksi dari dalam sel selanjutnya perlu

dipisahkan dari kontaminan komponen penyusun sel lainnya

seperti polisakarida dan protein agar DNA yang didapatkan

memiliki kemurnian yang tinggi. Fenol seringkali digunakan

sebagaipendenaturasi protein, ekstraksi dengan menggunakan

fenol menyebabkan protein kehilangan kelarutannya dan

mengalami presipitasi yang selanjutnya dapat dipisahkan dari

DNA melalui sentrifugasi (Karp, 2008).

Bettelheim dan Landesberg (2007) menyebutkan bahwa

setelah sentrifugasi akan terbentuk 2 fase yang terpisah yakni fase

organik pada lapisan bawah dan fase aquoeus (air) pada lapisan

atas sedangkan DNA dan RNA akan berada pada fase aquoeus

setelah sentrifugasi sedangkan protein yang terdenaturasi akan

berada pada interfase dan lipid akan berada pada fase organik.

Selain fenol, dapat pula digunakan campuran fenol dan kloroform

atau campuran fenol, kloroform, dan isoamil alkohol untuk


mendenaturasi protein. Ekstrak DNA yang didapat seringkali juga

terkontaminasi oleh RNA sehingga RNA dapat dipisahkan dari

DNA ekstrak dengan cara pemberian RNAse.

3) Southern blotting.

Southern blotting merupakan proses perpindahan fragmen

DNA yang terpisah secara elektroforesis dari gel ke membran

(misal membrane nitroselulosa). Molekul yang telah berada pada

membrane tersebut selanjutnya dianalisis lebih lanjut (Juniarka,

2011).

Metode ini mengkombinasikan elektroforesis gel agarosa

untuk memisahkan DNA berdasarkan ukurannya dan kemudian

ditransfer ke membran filter untuk selanjutnya dilakukan

hibridisasi dengan probe (pelacak). Untuk mengidentifikasi

ataupun melacak suatu fragmen DNA spesifik, diperlukan suatu

pelacak (probe). DNA dipisahkan terlebih dahulu dengan

elektroforesis. Probe yang dilabel akan hibridisasi pada pita-pita

DNA untuk mengetahui apakah DNA tersebut mengandung gen

yang diinginkan.

Tahap awal metode shoutern blotting adalah penguraian

DNA dengan enzim restriksi endonuklease sehingga terbentuk

fragmen-fragmen DNA yang lebih kecil. Kemudian DNA

dipisahkan sesuai ukuran dengan elektroforesis agarosa. Setelah

DNA terpisah, dilakukan pemindahan DNA ke membran


nitroselulosa, tahap ini disebut dengan tahap blotting. Membran

nitroselulosa diletakkan pada bagian atas dari gel agarosa. Pada

teknik blotting dengan menggunakan vakum, membran diletakkan

pada bagian bawah gel.

Tekanan diberikan secara merata pada gel untuk memastikan

terjadi kontak antara gel dengan membran. Proses transfer

berlangsung dengan memanfaatkan daya kapilaritas. Setelah DNA

ditransfer ke gel, membran nitroselulosa dipanaskan dengan suhu

tinggi (60oC - 100oC) kemudian membran diberi radiasi UV agar

terbentuk ikatan kovalen dan permanen antara pita-pita DNA

dengan membran. Lalu, membran dicampur dengan probe

(pelacak) yang telah dilabeli radioaktif, tetapi dapat juga digunakan

label nonradioaktif yang dapat berpendar. Probe yang digunakan

adalah DNA untai tunggal yang memiliki sekuen yang akan

dideteksi. Probe diinkubasi dengan membran agar dapat

berhibridisasi dengan DNA yang ada pada membran. Setelah

proses hibridisasi, probe yang tidak terikat dicuci dari membran

sehingga yang tinggal hanya probe yang hibrid dengan DNA di

membran. Pola hibridisasi kemudian dideteksi dengan visualisasi

pada film X-ray melalui autoradiografi (Molecular Station, 2013).

4) Memasukkan Gen ke dalam sel tanaman padi

Memasukkan gen ke dalam nucleus dapat dilakukan dengan

cara transfer gen. Dalam hal ini untuk mentransfer gen yang
memiliki karakteristik cepat berbuah dan berbulir banyak dapat

dilakukan dengan metode transfer langsung dengan menggunakan

teknik mikro injeksi dan penembakan atau pengeboman partikel.

Menurut Potrykus (1996) metode transfer langsung banyak

digunakan pada tanaman dengan cara DNA diikat pada suatu

mikropartikel. Transfer gen dengan metode ini mempunyai banyak

keuntungan yaitu mudah ditangani dengan satu kali tembakan akan

menghasilkan beberapa sasaran, partikel dapat mencapai sasaran

yang lebih dalam dan dapat digunakan pada berbagai macam

jaringan.

Selanjutnya tanaman padi yang telah mengandung gen cepat

berbuah dan berbulir banyak tersebut ditumbuhkan secara normal.

5) Keunggulan dan Kekurangan Padi Transgenik

a) Keunggulan

Padi transgenik memiliki beberapa kelebihan diantaranya

padi transgenik memiliki kualitas lebih dibanding padi biasa,

kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, toleran

terhadap kekeringan, umur pendek, sehingga penanaman

komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara

cepat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian

pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik

produksi lebih baik.


b) Kekurangan

Seperti yang kita ketahui, tidak ada teknologi tanpa

resiko. Ini berarti, meskipun padi transgenik ini mempunyai

berbagai keunggulan, tetap saja terdapat hal-hal yang dapat

merugikan, diantaranya:

1) Potensi terbentuknya barrier species

Adanya mutasi pada mikroorganisme transgenik

menyebabkan terbentuknya barrier species yang memiliki

kekhususan tersendiri.

2) Potensi erosi plasma nutfah

Adanya padi transgenik akan menghilangkan ciri

khas yang dimiliki tanaman padi. Karena suatu saat nanti

bisa jadi kita hanya menemukan padi yang sudah tidak

memiliki sifat aslinya.

3) Potensi pergeseran gen

4) Potensi mudah diserang penyakit

5) Potensi pergeseran ekologi.

c. Pengaruh Rekayasa Genetika Tanaman Padi

Kebanyakan masyarakat merasa khawatir terutama menyangkut

masalah jaminan kesehatan dan efeknya terhadap keseimbangan

lingkungan, sehingga pemanfaatan teknologi ini masih menjadi


polemik apakah dapat dijadikan solusi mengatasi kelaparan atau justru

menjadi polusi yang membawa kerusakan dan bencana.

1) Pro Tanaman Transgenik

Sebagian masyarakat yang pro pada penerapan tanaman

transgenik berdasarkan pada asumsi bahwa rekayasa genetika

memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia dalam menghadapi permasalahan-

permasalahan di masa mendatang. Pada awalnya, penemuan

teknologi ini dimaksudkan sebagai jalan keluar bagi ancaman krisis

pangan dunia. Para peneliti dan praktisi mengklaim tanaman hasil

rekayasa genetika mampu meningkatkan jumlah produksi dan

kualitas produk yang dihasilkannya. Manipulasi gen pada tanaman

dapat meningkatkan kualitas rasa, nutrisi, aroma dan mutu produk

supaya tahan lama dalam penyimpanan pascapanen. Selain itu,

tanaman transgenik memiliki ketahanan terhadap hama karena

mampu memproduksi toksin bakteri pengendali serangga, dengan

demikian penggunaan herbisida dan pestisida dapat dikurangi dan

pencemaran lingkungan sebagai dampak penggunaan bahan kimia

pun dapat dihindari (Wolfenbarger dan Phifer, 2000). Tanaman

transgenik juga memiliki kemampuan toleran terhadap kondisi

lingkungan ekstrim seperti kekeringan, banjir, kadar garam yang

tinggi dan suhu ekstrim. Dengan modifikasi genetika, tanaman

mampu menghasilkan asam lemak linoleat yang tinggi sehingga


mampu hidup dengan baik pada suhu dingin dan beku (Syahriani,

2013).

Dalam bidang kesehatan dikembangkan tanaman transgenik

yang dapat menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan

manusia seperti vitamin dan vaksin. Saat ini sedang dikembangkan

tanaman yang mampu memproduksi vaksin yakni pada tanaman

pisang, kentang dan tomat. Sementara itu padi emas (golden rice)

merupakan tanaman transgenik yang sudah diteliti sejak tahun 1980

untuk mengurangi jumlah penderita kekurangan vitamin A. Melalui

teknologi ini juga dapat dihasilkan tanaman yang mengandung nilai

gizi lebih seperti tomat, labu dan kentang yang mengandung

vitamin A, C dan E yang tinggi; jagung dan kedelai dengan

kandungan asam amino esensial lebih banyak; kentang dengan

kadar pati yang tinggi dan kemampuan menyerap lemak yang lebih

rendah; daun bawang yang bermanfaat untuk menurunkan

kolesterol karena mengandung lebih banyak alicin; serta kacang-

kacangan yang mampu menghasilkan insulin yang berguna bagi

pengobatan diabetes (Rozanah,2001 dalam Karmana, 2009).

2) Kontra Tanaman Transgenik

Beragam manfaat dari tanaman transgenik yang diklaim oleh

pihak peneliti dan praktisi rekayasa genetika ternyata tidak mampu

meredam suara-suara yang menentang penerapan teknologi ini

sebagai alternatif baru komoditi pangan. Penolakan terhadap


budidaya tanaman transgenik ini karena dianggap dapat

membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu keseimbangan

ekosistem.

Dari segi kesehatan, tanaman transgenik disinyalir dapat

menyebabkan keracunan bagi manusia. Tanaman transgenik tahan

hama yang disisipi gen Bt ternyata tidak hanya bersifat racun

terhadap serangga tetapi juga pada manusia. Penggunaan gen Bt

pada tanaman jagung dan kapas dapat menyebabkan alergi pada

manusia (Syamsi, 2014), demikian pula dengan kedelai transgenik

yang diintroduksi dengan gen penghasil protein metionin dari

tanaman brazil nut. Hasil uji skin prick-test menunjukkan kedelai

transgenik tersebut positif sebagai alergen (Karmana, 2009

Dari studi yang dilakukan oleh Gilles-Eric Seralini dari

Universitas Caen pada tahun 2009 terhadap tikus percobaan yang

mengkonsumsi pangan hasil rekayasa genetika dalam jangka

panjang, terkuak fakta bahwa lebih dari 50% tikus jantan dan 70%

tikus betina menderita kematian prematur; tikus yang diminumkan

minuman yang mengandung herbisida mengalami peningkatan

ukuran tumor sebesar 200% hingga 300%; sementara tikus yang

diberi makan jagung transgenik menderita kerusakan pada sejumlah

organ termasuk kerusakan hati dan ginjal (Khalifamart, 2013).

Sebelumnya, A. Putzai dari Inggris pada tahun 1998 juga

melakukan penelitian terhadap tikus yang diberi pakan kentang


transgenik dan menemukan munculnya gejala kekerdilan dan

imunodepresi (Haryanti, 2012).

Dampak yang tak kalah pentingnya adalah dampak sosial dan

ekonomi. Apabila tanaman transgenik dibudidayakan secara besar-

besaran di seluruh dunia, maka dikhawatirkan akan terjadinya

pergeseran penguasaan benih dari yang semula milik umum atau

common property, dalam hal ini petani menjadi pemilik benih yang

bisa disimpan dan ditanam berulang kali, menjadi milik beberapa

perusahaan besar multinasional (sejauh ini ada enam perusahaan

multinasional yang memonopoli benih transgenik komersial)

(Santosa, 2000). Persaingan dalam perdagangan dan pemasaran

produk pertanian transgenik akan menimbulkan ketidakadilan bagi

negara agraris berkembang karena adanya kesenjangan teknologi

yang sangat jauh dengan negara maju. Kesenjangan tersebut timbul

karena bioteknologi modern sangatlah mahal sehingga sulit bagi

negara berkembang untuk mengembangkannya. Hak paten yang

dimilik produsen produk transgenik juga semakin menambah

dominasi negara maju. Petani yang menanam benih transgenik

tanpa ijin dapat dituntut ke pengadilan karena dianggap melanggar

property right.
d. Analisis Tanaman Padi

a. Modal

Barang Banyak (kg) Harga Jumlah


Benih 30 Rp 9.000 Rp. 270.000
Pupuk Kandang 1000 Rp. 1.000 Rp. 1.000.000
Pupuk Urea 150 Rp. 1.300 Rp. 195.000
Pupuk SP36 100 Rp. 2.200 Rp. 220.000
Pupuk NPK Ponka 300 Rp. 2.300 Rp. 690.000
Petroganik 1000 Rp. 500 Rp. 500.000
Pestisida 2 (liter) Rp. 75.000 Rp.150.000
JUMLAH Rp. 3.025.000

b. Biaya Operasional / Upah Kerja

Barang Banyak Harga Jumlah


Pengolahan lahan 30 ha Rp. 30.000 Rp. 900.000
Pencabutan bibit + 20 ha Rp. 17.500 Rp. 350.000
penanaman
Penyiangan + 32 ha Rp. 30.000 Rp. 960.000
pemupukan ke 1 dan ke
2
Penyemprotan 4 ha Rp. 30.000 Rp. 120.000
Panen dan pasca panen 12 ha Rp. 30.000 Rp. 360.000
Biaya pengeringan 8 ha Rp. 30.000 Rp. 240.000
JUMLAH Rp. 2.930.000

Total Modal keseluruhan

Modal Rp. 3.025.000


Biaya Oprasional Rp, 2.930.000
JUMLAH Rp. 5.955.000
c. Pendapatan

 Hasil Panen contohnya 9 ton GKP/hektar. Sesudah dikeringkan susut

hingga 20%, jadi akhirnya 7 ton GKG/hektar.

 Harga 1 kg GKG yaitu Rp. 4.000 . Jadi hasil yang didapat,

7000 kg x Rp. 4.000 = Rp. 28. 000. 000.

d. Keuntungan

 Pendapatan – Biaya Pengeluaran,

Rp. 28. 000. 000 – Rp 5.945.000 = Rp. 22. 055. 000

Jadi keuntungan bersih setiap kali panen adalah Rp. 22. 055. 000

 Jikadalam satu periode panen membutuhkan waktu 3 bulan maka

penghasilan dalam sebulan, anda bisa mendapatkan,

Rp. 22. 055. 000/3 = Rp. 7.300.000

B. DATA

1. Tanaman Padi di Dunguswiru

Tanaman padi kebanyakan berjenis padi lokal dan bervarietas ciherang

dengan usia tanaman padi berkisar antara 90-120 hari .

2. Kebiasaan Masyarakat dalam Menanam Padi

Kebiasaan menanam padi dari turun temurun tetapi sudah dikombinasikan

dengan teknologi budidaya padi sekarang.


3. Lahan Persawahan di Dunguswiru

Luas lahan persawahan di Dunguswiru seluas 20 hektar dengan 2 kali

musim tanam , karena pengairannya tergantung pada air hujan. Tekstur tanahnya

lumayan subur karena sering kali masyarakat menggunakan pupuk kandang.

4. Perkembangan Tanaman Padi di Dunguswiru

Perkembangannya cukup bagus karena dari tanam sampai panenselalu

diramat dengan baik .

5. Keuntungan yang diperoleh

Menanam padi sangat menguntungkan karena dalam 1 hektar diperlukan

modal 7 juta dengan hasil mencapai 30 juta . Jadi jika 20 hektar akan mendapat

hasil mencapai 600 juta , dengan modal 140 juta.

6. Harapan Masyarkat

Harapan masyarakat adanya jenis padi yang bisa ditanam 2 bulan dan

adanya bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah.

C. Pengolahan Data

Berdasarkan data yang berhasil penulis peroleh melalui wawancara terhadap

salah satu petani tanaman padi dikampung Dunguswiru, maka disusunlah sebuah

pengolahan data untuk menampungnya. Hasil penelitian penulis menunjukan bahwa

menanam padi yang dilakukan sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan taraf

ekonomi masyarakat setempat. Tidak ada hambatan dalam pengelolaan ini. Banyak

masyarakat yang berpropesi sebagai petani, karena penghasilannya yang menjamin.

Demikian hasil pengolahan data yang penulis lakukan dengan menggunakan dasar
memadukan dan membandingkan antara data yang diperoleh dilapangan dengan dari

berbagai sumber yang telah dijadikan sebagai landasan teori.

Adapun dari hasil pengolahan data tersebut setelah dibandingkan, dianalisis

maka memunculkan hasil pemilahan antara yang sudah sesuai dengan harapan dan

juga muncul unsur-unsur yang perlu pembenahan.

1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat Dunguswiru tentang tanaman

padi.

2. Masih mengguanakan jenis padi lokal

3. Harapan masyarakat adanya jenis padi yang bisa ditanam 2 bulan dan

adanya bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah.

Demikian hasil pengolahan data yang penulis lakukan dengan mengunakan

dasar yang memadukan antara data yang di peroleh di lapangan dengan

landasan teori dari berbagai sumber.

D. Permasalahan

Setelah penulis melakukan observasi secara langsung kemudian melakukan

pengolahan terhadap fakta-fakta yang penulis dapatkan, penulis mendapatkan

berbagai macam permasalahn yang diantaranya adalah :

1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat Dunguswiru tentang tanaman

padi.

2. Masih menggunakan jenis padi lokal

3. Harapan masyarakat adanya jenis padi yang bisa ditanam 2 bulan dan

adanya bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah.


Demikian permasalahan yang dialami oleh masyarakat Dunguswiru dalam

mengatasi perekonomian.

E. Pemecahan Masalah

Setelah penulis mengetahui beberapa masalah yang ada dalam upaya

pertanian di Dunguswiru sebagai usaha untuk meningkatkan perekonomian di

Dunguswiru. Dengan ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memecahkan

masalah tersebut ialah :

1. Sebaiknya masyarakat setempat tahu bagaimana awal perkembangan

tanaman padi di Dunguswiru.

2. Sebaiknya petani di Dunguswiru menggunakan tanaman padi jenis lain,

karena masih banyak jenis tanaman padi yang lebih bagus dari padi yang

biasanya mereka gunakan.

3. Sebaiknya pemerintah melihat bahwa ada daerah yang membutuhkan

bantuan.

Upaya pemecahan masalah diatas akan berhasil jika ada kerjasama dari

berbagai pihak di Dunguswiru, masyarakat Dunguswiru dan pemerintah dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat Dunguswiru.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rekayasa genetika adalah proses penggabungan informasi genetika pada

makhluk hidup karena pada dasarnya makhluk hidup memiliki susunan gen yang

dapat di hubungkan . Rekayasa genetika adalah suatu bioteknologi yang sangat

berguna bagi kehidupan manusia dalam berbagai bidang serta dapat di lakukan

berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang ada. Untuk melaksanakan rekayasa genetika

terdapat tiga prinsip dasar yaitu rekombinasi DNA teknologi hibridoma dan kultur

jaringan . Dengan rekayasa genetika manusia dapat membuat organisme yang tidak

dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu menghasilkan bahan tertentu

yang dibutuhkan manusia.

B. SARAN

Penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin bisa membuat pertanian di

kampung Dunguswiru agar lebih baik lagi, seperti:

1. Sebaiknya masyarakat setempat tahu bagaimana awal perkembanga tanaman

padi di Dunguswiru.
2. Sebaiknya petani di Dunguswiru menggunakan tanaman padi jenis lain,

karena masih banyak jenis tanaman padi yang lebih bagus dari padi yang

biasanya mereka gunakan.

3. Sebaiknya pemerintah melihat bahwa ada daerah yang membutuhkan

bantuan.

Sekian saran dari penulis semoga bisa membantu untuk memajukan

perekonomian di kampung Dunguswiru.


DAFTAR PUSTAKA

http://bawuran-bantul.desa.id/index.php/first/artikel/143-Langkah-Langkah-Cara-

Menanam-Padi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika

http://maskusumadiharja.blogspot.com/2016/05/sejarah-tanaman-padi.html?m=1

https://mediatani.co/jenis-jenis-padi/

https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/23-tanaman-transgenik-solusi-atau-

polusi.html

http://risehviktre.blogspot.com/2014/06/padi-transgenik.html?m=1

https://teukuzakir.blogspot.com/2017/03/makalah-budidaya-padi.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/manfaat.co.id/manfaat-padi/amp

http://www.usahakecil2an.com/2017/08/rincian-biaya-modal-usaha-tani-padi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai