Perbaikan Daya Cerna Tepung Darah Menggunakan Teknik Silase dan Teknik Spray Dried
pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Improvement Digestibility of Blood Flour Using Silage and Spray Dried Techniques on Nile
Tilapia (Oreochromis niloticus)
Dian Miftahul Janah1, Rosmawati2, Reza Samsudin3
1,2
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor
3
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor
ABSTRACT
The aim of this research was to evaluate the use of silage and spray dried techniques toward
digestibility of blood flour on Nile tilapia (Oreochromis niloticus). This research used completely
random design with 3 treatments and 3 replication for each treatment. The treatments are blood
flour without processing technique (control), blood flour with silage technique and blood flour
with spray dried technique. The experiment used Nile tilapia fingerling have weight 7.0 g, each
aquarium contains 20 fingerling. Digestibilities of protein, lipid, energy, and total have been
evaluated. The results of research showed there were significantly different between the treatments
toward digestibilities of protein, lipid, energy, and total (P<0.05). The highest of digestibilities of
protein, lipid, energy, and total get from treatment of silage technique, respectively are 96.56%,
90.48%, 94.15%, and 92.08%.
Key Words: Silage of blood, spray dried, digestibility, Nile tilapia
.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi penggunaan teknik silase dan spray dried
terhadap daya cerna tepung darah pada ikan Nila. Penelitian ini memakain Rancangan Acak
Lengkap dengan 3 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah tepung
darah tanpa teknik pengolahan (kontrol), tepung darah dengan teknik silase, dan tepung darah
dengan teknik spray dried. Percobaan menggunakan benih Nila berbobot 7,0 g, tiap akuarium
berisi 20 ekor benih ikan Nila. Nilai kecernaan protein, nilai kecernaan lemak, nilai kecernaan
energi, dan nilai kecernaan total dievaluasi. Hasil penelitian memperlihatkan ada perbedaan
diantara perlakuan secara nyata terhadap nilai kecernaan protein, nilai kecernaan lemak, nilai
kecernaan energi, dan nilai kecernaan total (P<0,05). Nilai kecernaan protein, nilai kecernaan
lemak, nilai kecernaan energi, dan nilai kecernaan total tertinggi dari perlakuan teknik silase
adalah 96,56%, 90,48%, 94,15%, dan 92,08%.
Kata Kunci: Silase darah, spray dried, nilai kecernaan, ikan Nila
First Dian Miftahul Jannah, Rosmawati, Reza Samsudin. 2016. Perbaikan Daya Cerna Tepung Darah
Menggunakan Teknik Sialse dan Teknik Spray Dried pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Mina Sains 2(1): 15-23.
bukan sebagai makanan utama manusia kecernaan tepung darah ikan nila
(Handajani 2011). (Oreochromis niloticus).
Tepung ikan merupakan salah satu bahan
pakan yang sering digunakan sebagai sumber BAHAN DAN METODE
protein. Kandungan protein tepung ikan tinggi Waktu dan Tempat Penelitian
berkisar antara 50-70%. Pengadaan tepung Penelitian dilakukan pada April sampai
ikan saat ini masih mengandalkan impor dari dengan Oktober 2013, bertempat di Balai
negara lain yang menyebabkan harga tepung Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air
ikan di pasaran Indonesia relatif mahal. Oleh Tawar (BPPBAT) Bogor.
sebab itu dibutuhkan pengganti sumber protein
lain yang mempunyai harga yang lebih murah Alat dan Bahan Penelitian
dibandingkan dengan tepung ikan dan kualitas Wadah yang dipakai dalam percobaan yaitu
yang baik (Tyas 2009). akuarium sebanyak 9 buah dengan ukuran
Bahan baku hewani pengganti yang 50x50x40 cm3, akuarium dilengkapi dengan
dapat dipakai yaitu tepung darah. Tepung sistem resirkulasi dan aerasi. Tata letak
darah mempunyai kandungan protein tinggi akuarium menggunakan bilangan acak.
mencapai 92% (Johnson dan Summerfelt Ikan yang dipergunakan dalama
2000). Kendala dalam penggunaan bahan baku penelitian ini adalah ikan nila yang berasal dari
tepung darah yaitu tingkat kecernaannya yang Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Air
rendah. Tepung ikan memiliki nilai kecernaan Tawar Cijeruk, Bogor. Dengan bobot individu
87,2%, sedangkan kecernaan protein tepung 7,0 ± 0,01 gram/ekor. Padat tebar yang
darah hanya 55,2% (Laining dan Rahmansyah digunakan 20 ekor/akuarium, ikan uji
2002). Beberapa teknik yang bisa dipakai diadaptasikan selama tujuh hari.
dalam peningkatan mutu tepung darah melalui Ikan diberikan pakan uji tiga (3) kali
silase dan spray dried. Silase merupakan sehari yaitu pada jam 08.00 WIB, 12.00 WIB,
teknik mengubah struktur bahan pakan via dan 16.00 WIB. Pakan uji yang diberikan
penambahan asam maupun penggunaan berasal dari tepung darah dengan teknik
mikroba. Penggunaan teknik ini mampu pengolahan silase dan spray dried. Sedangkan
meningkatkan nilai kecernaan bahan terutama tepung darah dengan proses penggilingan
kecernaan protein (Goddard dan Perret 2005). penepungan dijadikan sebagai kontrol (Tabel
Teknik lainnya yang bisa dipergunakan untuk 1).
meningkatkan mutu tepung darah melalui
spray dried. Teknik ini merupakan perubahan Tabel 1 Formulasi Pakan untuk Uji Kecernaan
fisika yang mampu mengubah substansi cairan Perlakuan
menjadi padatan dalam bentuk butiran. Bahan Kontrol Silase Spray
Pengolahan darah melalui teknik spray dried dried
mampu meningkatkan kecernaan bahan, *Ref diet 68,25 68,25 68,25
mengurangi kontaminan mikroba serta Kontrol 28,25 - -
memperpanjang umur simpan tepung darah Silase - 28,2 -
(Toldra et al. 2004). Spray - - 28,2
dried
Tujuan Penelitian Cr2O3 0,5 0,5 0,5
Penelitian ini bertujuan untuk Tapioka 3 3 3
mengevaluasi penggunaan teknik silase dan
Total 100 100 100
spray dried terhadap daya cerna tepung darah
Keterangan : *Ref diet = Pakan acuan
pada ikan nila (Oreochromis niloticus).
Prosedur Penelitian
Hipotesis
Tahap Persiapan
Hipotesis penelitian ini ialah bahwa
Wadah yang dipergunakan dibersihkan
pengolahan tepung darah dengan
terlebih dahulu. Ikan uji yang dipakai ialah
menggunakan teknik pengolahan spray dried
ikan nila berbobot individu 7,0 ± 0,01
dan silase dapat berpengaruh terhadap tingkat
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 2 Nomor 1, April 2016 17
gram/ekor. Padat tebar yang digunakan 20 komposisi nutriea pakan. Pakan diberikan 3
ekor/akuarium. Ikan uji diadaptasikan selama kali sehari sekenyang-kenyangnya.
tujuh hari. Selanjutnya ikan diberi pakan uji 3 Ikan diadaptasi selama 4 hari dengan
kali sehari sekenyang-kenyangnya. Bahan diberi pakan uji. Pada hari ke-5 feses mulai
pakan yang dipergunakan ialah tepung darah dikumpulkan, pengumpulannya dilakukan 21
melalui teknik silase dan spray dried. hari. Pengambilan feses dengan penyiponan
dilakukan segera setelah ikan mengeluarkan
Pembuatan Tepung Darah feses untuk menghindari pencucian feses.
Darah Sapi segar diambil dari (RPH) Feses ditampung dalam botol film dan
Rumah Potong Hewan di Kota Bogor. Darah disimpan dalam freezer. Feses yang telah
segar kemudian direbus hingga mendidih dan terkumpul dikeringkan dalam oven pada suhu
terlihat pemisahan antara padatan (gumpalan) 70oC selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan
dan cairan, kemudian dioven pada suhu 65oC analisis proksimat dan Cr2O3 terhadap feses
hingga kering dan digiling dengan yang sudah dikeringkan (Takeuchi 1988).
menggunakan mesin penepung. Pengukuran kadar Cr2O3 di dalam feses
menggunakan Metode Takeuchi. Pengukuran
Pembuatan Tepung Silase Darah kadar Cr2O3 dilakukan di Laboratorium Nutrisi
Darah diambil dari Rumah Potong BPPBAT.
Hewan (RPH) Kabupaten Bogor. Darah
dikukus selama 30 menit, pengadukan Rancangan Percobaan
dilakukan setiap ± 5 menit lalu didinginkan. Rancangan percobaan yang
Darah dipisahkan cairan dan padatannya, dipergunakan adalah (RAL) Rancangan Acak
kemudian dihancurkan agar tidak terjadi Lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga
penggumpalan. Tambahkan asam propionat ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: (A)
1,5% dan asam formiat 1,5%, diaduk hingga Kontrol, (B) Silase, dan (C) Spray dried.
rata selama ±30 menit untuk pengadukan
pertama, pengadukan selanjutnya dilakukan Analisis Data
dua (2) kali sehari selama ±15 menit, Data dianalisis dengan menggunakan
pengadukan dilakukan selama 5 hari. analisis ragam dan uji lanjut yang dipakai yaitu
Kemudian dioven dengan suhu 65oC hingga uji Duncan pada interval kepercayaan 95% dan
kering dan digiling dengan memakai mesin menggunakan SPSS versi 16.00.
penepung. Parameter yang diamati
Nilai Kecernaan Nutrien
Pembuatan Pelet Nilai kecernaan nutrien terdiri dari
Semua bahan pakan uji ditimbang sesuai kecernaan protein, lemak dan energi dapat
dengan perlakuan, ditambahkan Cr2O3 dan dihitung menurut model persamaan Takeuchi
tapioka sesuai dengan dosis yang sudah (1988) :
ditentukan, dicetak di dalam mesin pencetak Kecernaan Nutrien = 100-(100 x a/a’ x b’/b)
dan dijemur hingga kering. (Keterangan: a= % Cr2O3 dalam pakan (%);
a’= % Cr2O3 dalam feses (%); b = % nutriea
Uji Kecernaan dalam pakan (%), dan b’= % nutriea dalam
Pengukuran tingkat kecernaan feses (%))
menggunakan metode tidak langsung yaitu Nilai Kecernaan Total
dengan menambahkan indikator dalam pakan Nilai Kecernaan Total dihitung menurut
berupa chromium oxide (Cr2O3). Uji kecernaan Ppersamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi
bahan dilakukan menurut metode yang sudah (1988) : Kecernaan total = 100 – (100 x a/a’)
dikemukakan Takeuchi (1988), yaitu pakan uji (Keterangan: a= % Cr2O3 dalam pakan (%);
dengan 70% pakan rujukan dan 30% bahan dan a’= % Cr2O3 dalam feses (%)).
yang akan diuji. Semua pakan perlakuan dibuat
dalam bentuk pelet kering. Pakan yang sudah
dibuat kemudian dianalisis untuk mengetahui
18 Janah et al. Perbaikan Daya
yang berlangsung kontinyu. Awalnya dari yang sangat cepat dan tekanan tinggi, sehingga
sejak pengambilan pakan hingga berakhir protein akan mudah terdegradasi menjadi
dengan pengeluaran sisa pakan. Pencernaan ikatan-ikatan peptida sederhana serta mudah
pakan meliputi hidrolisa senyawa protein untuk dicerna ikan. Perlakuan kontrol
menjadi asam-amino atau polipeptida memperoleh hasil kecernaan yang lebih rendah
sederhana, karbohidrat dikonversi menjadi yaitu sebesar 77,48%. Penurunan kecernaan
gula sederhana serta lipid diubah menjadi protein disebabkan oleh kemampuan ikan
gliserol serta asam lemak (Fitriliyani 2011). untuk mencerna protein pakan hanya sampai
Kecernaan adalah bagian pakan yang pada batas tertentu saja (Handajani 2011).
dikonsumsi dan tidak dikeluarkan menjadi Penggunaan asam formiat serta asam
feses (Handajani dan Widodo 2010). Nilai propionat pada pengolahan silase berguna
kecernaan mengekspresikan banyaknya untuk memperlunak jaringan serta menurunkan
komposisi (susunan) nutrisi suatu bahan atapun tingkat keasaman dari bahan. Pemanfaatan
energi yang bisa diserap serta dimanfaatkan asam-asam ini mampu menghasilkan enzim
oleh ikan (NRC 1993). silase yang tak terlalu asam sehingga bisa
Kemampuan cerna ikan terhadap bahan digunakan secara langsung untuk campuran
baku pakan ditentukan pengaruhi oleh berbagai makanan ikan atau ternak lain tanpa
faktor yaitu, sifat kimia air, jenis pakan, suhu dinetralkan dahulu (Wardhani 2007). Laining
air, ukuran, andungan gizi pakan, umur ikan, dan Rahmansyah (2002) menyatakan bahwa
feeding frequency, sifat fisika serta sifat kimia kecernaan protein tepung darah pada kerapu
pakan, serta jumlah dan jenis enzim rendah yaitu 55,2%, tetapi pada pembuatan
pencernaan yang ada pada saluran pencernaan silase darah bisa meningkatkan kecernaan
pakan (NRC 1993). protein pada kerapu hingga 32,3%. Sedangkan
untuk pengolahan darah melalui teknik spray
Nilai Kecernaan Protein dried mampu memberikan hasil yang bermutu
Percobaan ini menggunakan pakan tinggi, dengan tingkat kerusakan gizi yang
buatan dengan kadar protein masih berada rendah (Mardaningsih et al. 2012). Purnama
dalam kisaran yang diperlukan ikan. (2008) menjelaskan bahwa ikan kerapu dengan
Kebutuhan protein untuk setiap ikan tidak pemberian pakan tepung darah menggunakan
sama. Faktor yang menentukan kebutuhan ikan metode dpray dried memperoleh nilai cerna
mengenai protein adalah: suhu lingkungan, protein sebesar 83,20%, tingginya penyerapan
umur, spesies, kadar asam amino serta protein berpengaruh pada peningkatan nilai
kecernaan. Seperti yang sudah dikemukakan penyimpanan protein. Hasil penelitian Zuhra et
oleh NRC (1993) bahwa kecernaan protein al. (2012) terhadap kadar protein bahan pada
ikan secara umum sebesar 75-95%. pengeringan susu serbuk jagung dengan
Hasil percobaan pada perlakuan teknik menggunakan spray dried meningkat seiring
pengolahan silase dan spray dried berbeda dengan meningkatnya temperatur udara
dengan perlakuan kontrol. Pada Tabel 5 pengering dan tekanan atomizer, kadar protein
perlakuan teknik pengolahan silase dan spray yang terbanyak diperoleh pada tekanan
dried mampu meningkatkan nilai kecernaan atomizer 8 bar dan temperatur 200°C.
protein dari 77,48% menjadi 96,56% dan Kemudian pada temperatur 250°C dan tekanan
94,26%. Tingginya kecernaan protein pada 8 bar kadar protein terlihat menurun dari
perlakuan silase mampu menurunkan nilai 24,40% menjadi 23,2%. Kumalasari (2001)
keasaman (pH) hingga 3-4, sehingga bakteri menyatakan bahwa pengeringan madu bubuk
proteolitik dapat memecah ikatan peptida dengan menggunakan spray dried pada suhu
menjadi asam amino-asam amino yang 180°C, menghasilkan madu bubuk terbaik
sederhana sehingga lebih mudah untuk dicerna dibandingkan pada suhu 160°C dan 170°C.
oleh ikan. Sedangkan prinsip kerja dari spray Pada suhu 180°C memang merupakan suhu
dried adalah proses perubahan secara fisika yang seringkali dipergunakan pada proses
yang mampu mengubah substansi cairan pengeringan semprot (spray dried).
menjadi padatan dalam bentuk butiran atau
tepung, dan pada proses ini terjadi pemanasan
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 2 Nomor 1, April 2016 21
pengolahan darah setelah diolah menjadi silase Halver J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd Edition.
mengalami peningkatan kecernaan total. Hasil London : Academic Press.
percobaan terhadap ikan nila ini memperoleh
nilai kecernaan total dari 74,33% menjadi Johnson JA, Summerfelt RC. 2000. Spray-
90,48%, dan pada perlakuan pengolahan spray dried blood cells as a partial replacement
dried mengalami peningkatan dari 74,33% in diets for rainbow trout Oncorhynchus
menjadi 88,22%. Ini membuktikan bahwa nilai mykiss. Journal of the world aquaculture
kecernaan total dapat ditingkatkan dengan society 31 (1) : 96-117.
beberapa teknik pengolahan.
Kumalasari VDAR. 2001. Pembuatan Madu
Bubuk dengan Metode Pengeringan
KESIMPULAN DAN SARAN Semprot pada Komposisi Bahan Pengisi
Kesimpulan (Gum Arab dan Dekstrin). Skripsi. Institut
Hasil percobaan menyimpulkan bahwa Pertanian Bogor. Bogor.
perlakuan teknik pengolahan silase
memberikan hasil terbaik terhadap kecernaan Laining A, Rahmansyah. 2002. Komposisi
tepung darah pada ikan nila dengan kecernaan Nutrisi Beberapa Bahan Baku Lokal dan
protein 96,56%, kecernaan energi 94,15%, Nilai Kecernaan Proteinnya pada Ikan
kecernaan lemak 90,48% dan nilai kecernaan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).
total sebesar 92,08%. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 8
(2) : 45-51.
Saran
Pakan pada ikan nila dengan bahan Laining A, Rachmansyah, Ahmad T, Williams
baku tepung darah dapat digunakan terlebih K. 2003. Apparent digestibility ofselected
dahulu teknik pengolahan silase untuk feed ingredients for humpback grouper,
meningkatkan kecernaan. Cromileptes altivelis. Aquaculture. 218 :
529-538.