Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342734500

PERTUMBUHAN IKAN BANDENG YANG MENGGUNAKAN PAKAN KOMERSIL


MERK "174"PADA BERBAGAI LEVEL PROTEIN

Article · January 2017

CITATIONS READS

0 1,673

4 authors, including:

Hadijah Mahyuddin
Bosowa University
42 PUBLICATIONS   39 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Gastropoda View project

reproduction View project

All content following this page was uploaded by Hadijah Mahyuddin on 07 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


774

PERTUMBUHAN IKAN BANDENG YANG MENGGUNAKAN PAKAN


KOMERSIL MERK “174”PADA BERBAGAI LEVEL PROTEIN

Oleh

Hadijah1), Amal Akmal2), Mardiana3) dan Idrus Sohilauw4)


Email : hadijahmahyuddin @ yahoo.com
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Bosowa, Makassar

ABSTRAK

Ikan bandeng adalah ikan air payau yang membutuhkan sekitar 50% kalori berasal dari
protein, fungsinya sebagai pembangun otot, sel-sel dan jaringan tubuh, terutama bagi ikan-ikan
muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan bandeng yang diberi
pakan komersil merk “174”. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yang berlokasi di
Laboratorium Pakan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar.
Bahan penelitian adalah anakan ikan bandeng sebanyak 45 ekor yang berukuran 80 mm. Pakan
yang diberikan adalah pakan komersil merk “174” pada beberapa level protein, yaitu 15 %, 20
% dan 25 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anakan ikan bandeng yang diberi pakan
pada level protein sebanyak 25 % menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding pada
perlakuan lainnya, yakni sebesar 8,68 ± 0,07gr.

Kata kunci : Ikan bandeng, level protein, pakan.

A. PENDAHULUAN Ikan bandeng adalah ikan herbivore yang


membutuhkan protein yang lebih sedikit
Latar Belakang dibanding ikan karnivora, yaitu sebesar 15-
Ikan bandeng adalah jenis ikan air 30% dari totalpakan dan 45%
payau yang mempunyai prospek cukup baik bagiikan karnivor.Tingkat proten optimum
untuk dikembangkan karena banyak digemari dalam pakan untuk pertumbuhan ikan
masyarakat. Ikan memiliki rasa cukup enak, berkisar antara 20 – 50% (Lovell, 1988).
gurih, tidak mudah hancur jika dimasak dan Selama ini, dalam pembudidayaan ikan
harganya terjangkau.Selain itu, teknologi bandeng di tambak, petani hanya
pembesaran dan pembenihan ikan bandeng mengandalkan pakan alamiseperti klekap,
telah dikuasai dan berkembang di masyarakat, lumut dasar dan ganggang yang tumbuh di
persyaratan hidupnya tidak memerlukan tambak. Namun demikian, ketersediannya
kriteria kelayakan yang tinggi karena toleran sangat bergantung kepada pemberian pupuk
terhadap perubahan. pada saat persiapan lahan. Hal ini
Ikan membutuhkan sekitar 50% kalori menyebabkan kualitas dan kuantitas pakan
berasal dari protein yang berfungsi sebagai alami dalam budidaya ikan bandeng sering
pembangun otot, sel-sel dan jaringan tubuh, tidak mencukupi. Dilain pihak, pemberian
terutama bagi ikan-ikan muda. Protein pakan buatan masih jarang dilakukan karena
mengandung karbon sebanyak 50-55%, terkendala oleh harga pakan yang mahal.
hidrogen 5-7%, dan oksigen 20-25% yang Dampak dari harga pakan yang mahal
bersamaan dengan lemak dan karbohidrat, tersebut menyebabkan produksi ikan bandeng
juga mengandung nitrogen sebanyak 15-18%, masih rendah (sekitar 500 kg/ha/penebaran)
rata-rata adalah 16% dan sebagian lagi karena petani tambak tidak mampu membeli
merupakan unsur sulfur dan sedikit pakan buatan pabrik. Padahal jika pakan
mengandung fosfat dan besi.Nutrient ini di buatan yang murah dan ramah lingkungan
perlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan dapat diaplikasikan pada pertambakan ikan
serta perawatan jaringan dan organ. bandeng maka produksinya dapat
Kebutuhan protein bervariasi ditingkatkan menjadi 1.000 – 1.500
tergantung pada kebiasaan makan ikan, kg/ha/penebaran.
apakah herbivora, karnivora atau omnivora.

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


775

B. METODOLOGI dengan bulan Februari 2017 bertempat di


Laboratorium Pakan Jurusan Perikanan
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 Fakultas Pertanian Universitas Bosowa
bulan yakni bulan Desember 2016 sampai Makassar.

Tabel 1.
Alat dan Kegunaan yang digunakan sebagai berikut.
No. Nama Alat Kegunaan
1 Thermometer Untuk mengukur suhu
2 Refraktometer Untuk mengukur salinitas
3 pH Untuk mengukur pH air
4 Aerator Untuk oksigen terlarut
5 Bak atau akuarium Untuk memelihara ikan
6 Timbangan elektrik Untuk menimbang ikan
7 Ember Untuk memelihara ikan
8 Mistar Untuk mengukur panjang ikan
9 Kamera Dokumentasi
10 Penggiling Pakan Untuk membuat Pakan
11 ATK Buku dan Pulpen Mencatat aktifitas peneliltian

1. Bahan penggiling pakan dan dipotong-potong


Adapun bahan yang digunakan pada menyerupai pelet yang sesuai dengan ukuran
penelitian ini adalah anakan bandeng berumur mulut ikan kemudian dikeringkan selama
45 hari, panjang 80 mm, berat 5 gr sebanyak beberapa hari. Formulasi pakan yang
45 ekor. Pakan yang di digunakan (%) penelitian dapat dilihat pada
2. Formulasi Pakan Uji tabel dibawah ini:
Semua bahan dicampur dan diaduk
hingga rata kemudian digiling menggunakan

Tabel 2.
Formulasi pakan uji setiap perlakuan (gr).
No Nama Bahan (gr) Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
(gr) (gr) (gr)
1 Tepung ikan lokal 10 20 30
2 Tepung kepala udang 10 10 10
3 Tepung dadak halus 60 45 35
4 Tepung pollard 10 15 15
5 Tepung kanji 5 5 5
6 Minyak nabati 3 3 3
7 Vitamin mineral mix 2 2 2
Jumlah 100 100 100

3. Prosedur Penelitian 3) Menyiapkan toples sebanyak 9 buah


a. Persiapan lalu diisi dengan air sebanyak 5 liter
1) Sebelum melakukan penelitian setinggi wadah, kemudian diberi
terlebih dahulu dilakukan persiapan aerasi untuk mensuplai oksigen.
seperti sterilisasi alat dengan cara 4) Menebar anakan ikan bandeng yang
mencuci dengan detergen . sehat, lincah, tidak cacat dan
2) Air yang digunakan adalah air laut kecemerlangan warna tubuh.
yang diencerkan pada salinitas 15-32 5) Setiap wadah diisi dengan air 5 ekor
permil yang diambil dari sungai tello. per wadah

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


776

6) Pemberian pakan dilakukan 2 kali 2) Analisis Data


sehari yaitu jam 07.00 dan jam 17.00 Analisis pertumbuhan anakan ikan
dengan dosis 5 % dari bobot tubuh. bandengpada berbagai level protein di
7) Pergantian air dilakukan sekali analisis menggunakan Anova jika
seminggu sebanyak 50% setelah berpengaruh dilanjutkan Uji lanjut Tuckey
dilakukan penyiponan untuk dan dianalisis dengan menggunakan SPSS
versi 17,0.
membersihkan sisa- sisa pakan yang
tidak termakan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
8) Penyiponan dilakukan seminggu
sekali. 1. Laju Pertumbuhan Harian Berat Ikan
9) Pengukuran ikan seminngu sekali Hasil pengamatan selama penelitian
yaitu pada sore hari. mengenai level protein ikan bandeng pada
10)Pemeliharaan ikan selama dua bulan. semua perlakuan yang dilaksanakan selama
11)Untuk menunjang data penelitian dua bulan di Laboratorium Pakan Jurusan
dilakukan pula pengukuran kualitas Perikanan Universitas Bosowa, didapatkan
air yaitu, suhu, salinitas dan pH. bahwa pertumbuhan berat pada masing-
Pengukur kualitas air dilakukan pada masing perlakuan antara lain sebagai berikut,
pagi hari yaitu pukul 07.00. perlakuan A (protein 15%) sebesar 7,56 ±
b. Parameter Uji 0,23%, perlakuan B (protein 20%) sebesar
1) Laju Pertumbuhan Harian 8,48 ± 0,27gr dan perlakuan C (protein 25%)
Untuk mengatahui laju pertumbuhan sebesar 8,68 ± 0,07gr.
harian ikan uji maka dilakukan Nilai rata-rata dari pertumbuhan berat
pengukuran pertumbuhan dengan pada masing-masing perlakuan diatas dapat
menggunakan rumus Thanuthong et al, dilihat pada diagram laju pertumbuhan
(2011) sebagai berikut.
Wt − Wo
SGR = x 100 %
T
Dimana:
SGR = Laju Pertumbuhan Harian
Wo= Berat hewan uji pada awal penelitian (g)
Wt = Berat hewan uji pada akhir penelitian (g)
T = Waktu penelitian (hari)
1) Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan
3 ulangan sehingga ada 9 satuan
percobaan yaitu:
1. Perlakuan A ( Protein 15% )
2. Perlakuan B ( Protein 20% )
3. Perlakuan C ( Protein 25% )

A1 C2 B2

C3 B1 A2

A3 C1 B3

Gambar 1. Tata letak wadah pemeliharaan.

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


777

X
10 SGR_Bobot
8,48 8,68
9
8 7.56
SGR Bobot (%) Minggu

7
Ket:
6
A. Protein 15%
5 B. Protein 20%
4 C. Protein 25%
3
2
1
0 y
A (15%) B (20%) C (25%)
Pelakuan

Gambar 2. Diagram Pertumbuhan berat (%).

Dari hasil analisis ragam data dari pada pertumbuhan panjang maka akan
pertumbuhan berat pada anakan ikan bandeng membentuk tubuh ikan bandeng menjadi
dengan Hasil uji statistik ANOVA gemuk, hal ini disebabkan oleh asupan nutrisi
menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak yang cukup dan lingkungan yang baik.
berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan Pertumbuhan berat terendah berada
(P<0,05). pada perlakuan A (protein 15%) yaitu berada
Pertumbuhan berat tertinggi yang pada kisaran 7,56%.nilai pertambahan berat
diperoleh pada penelitian ini berada pada ikan yang dihasilkan cenderung lebih
kisaran 7,56 - 8,68%, dimana pertumbuhan bervariasi, Hal ini disebabkan oleh kebutuhan
berat tertinggi terdapat pada perlakuanC protein ikan bandeng yang tinggi. Namun
(protein 25%) yaitu berada pada kisaran ketersediaan protein di dalam pakan
8,68%. Hal ini diduga protein yang diperoleh rendah.Hal ini diduga protein yang diberikan
ikan dari pakan tersebut terserap dengan baik. masih rendah untuk memenuhi kebutuhan
Ikan yang dihasilkan memiliki ukuran yang ikan bandeng yang membutuhkan kandungan
relatif seragam. Protein merupakan sumber protein yang lebih tinggi sehingga
energi bagi ikan dan protein mutlak pertumbuhan ikan melambat. (New, 1987)
diperlukan oleh ikan. Protein dapat berguna dalam(Utojo, 1995). menjelaskan bahwa
untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, kebutuhan protein bervariasi menurut spesies
sebagai salah satu pembentuk membran sel, ikan dan pemanfaatan protein pakan untuk
juga dapat menjadi sumber energi bagi ikan. pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh ukuran
Sudarman (1988) dalam Sabriah dan ikan, kualitas protein, kandungan energi
Sunarto (2010) mengemukakan, bahwa pakan, keseimbangan kandungan nutrisi,
kecepatan pertumbuhan tergantung pada tingkat pemberian pakan dan kandungan asam
jumlah pakan yang dikonsumsi, jumlah amino yang paling rendah ketersediannya.
kandungan protein yang terkandung dalam Menurut NRC (1993). keberadaan tingkat
pakan, kualitas air dan faktor lainnya seperti energi yang optimum dalam pakan sangat
keturunan, umur dan daya tahan serta penting sebab kelebihan atau kekurangan
kemampuan ikan tersebut memanfaatkan energi mengakibatkan penurunan laju
pakan.Berdasarkan hasil penelitian, pertumbuhan.
pertumbuhan berat lebih tinggi dari pada 2. Laju Pertumbuhan Harian Panjang
pertumbuhan panjang dalam waktu yang Ikan
sama, hal ini menunjukan ikan bandeng Hasil pengamatan pertumbuhan harian
tumbuh gemuk. Menurut Saparinto (2009) panjang Ikan bandeng yang didapat dari hasil
dalam Mashuri dkk., (2012), menyatakan penelitian pada masing-masing perlakuan
bahwa apabila pertumbuhan berat lebih tinggi antara lain sebagai berikut, perlakuan A

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


778

(protein 15%) sebesar 4,42 ± 0,15 cm, dapat dilihat pada diagram laju pertumbuhan
perlakuan B (protein 20%) sebesar 4,92 ± Gambar 3 dibawah ini.
0,09 cm dan perlakuan C (protein 25%)
sebesar 5,31 ± 0,12 cm.
Nilai rata-rata dari pertumbuhan
panjang pada masing-masing perlakuan diatas
X SGR_Panjang
6
5,31
4,92
5
4,42
SGR Panjang (%) Minggu

4
Ket:
3 A. Protein 15%
B. Protein 20%
2
C. Protein 25%

0 y
A (15%) B (20%) C (25%)
Pelakuan

Gambar 3. Diagram Pertumbuhan Panjang (cm)

Dari hasil ragam data pertumbuhan berperan dalam pertumbuhan ikan bandeng,
panjang anakan ikan bandeng dengan Hasil semakin tinggi kandungan protein pakan
uji statistik ANOVA menunjukkan maka akan semakin cepat laju pertumbuhan.
pertumbuhan panjang berpengaruh nyata pada Menurut Noegroho (2000) protein memegang
tingkat kepercayaan (P<0,05). peranan penting dalam penyusunan jaringan
Laju pertumbuhan panjang yang dan organ tubuh ikan. Dalam pakan yang
diperoleh pada penelitian ini berada pada diberikan kepada ikan, protein harus tersedia
kisaran 4,42–5,31%, dimana pertumbuhan dalam jumlah yang cukup. Protein yang
panjang tertinggi terdapat pada perlakuan C rendah akan mengakibatkan pertumbuhan
(protein 25%) yaitu berada pada kisaran ikan akan menjadi lambat. Kisaran kebutuhan
5,31%. Menurut Effendie (2002) menyatakan protein dalam pakan ikan untuk ikan didaerah
bahwa pertumbahan panjang ikan tidak tropis, kadar protein antara 20 – 60 %.
secepat dengan pertambahan berat ikan. Laju pertumbuhan panjang terendah
Berdasarkan hasil penelitiaan, ikan bandeng berada pada perlakuan A (protein 15%) yaitu
yang diukur panjang dan berat tubuhnya, berada pada kisaran 4,42%.Hal ini diduga
memiliki ukuran yang berbeda beda antara bahwa semakin kecil kandungan protein
ikan yang satu dengan ikan yang lain. pakan yang diberikan pada media
Perbedaan ukuran berat dan panjang antara pemeliharaan semakin lambat pula
tiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan dapat mengganggu
berbagai faktor, seperti yang telah keseimbangan Ikan bandeng, sehingga jumlah
dikemukakan oleh Fujaya (1999), dimana ada pakan yang di makan oleh Ikan dengan
dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kandungan protein pakan yang lebih sedikit
ikan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dapat mengakibatkan proses pencernaan
dalam diantaranya adalah keturunan, jenis dalam tubuh Ikan bandeng melambat,
kelamin, umur, parasit dan penyakit. sehingga tingkat pertumbuhan ikan bandeng
Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah pada media pemeliharaan mengalami
makanan dan kualitas perairan pada media penurunan. Masyamsir (2001).Selain itu, Cho
pemeliharaan. Hal ini juga disebabkan karena dan Watanabe (1988). juga menyatakan
pakan merupakan salah satu faktor yang bahwa hewan muda umumnya memerlukan

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


779

energi yang lebih tinggi perunit bobot tubuh 3. Kualitas Air


untuk fungsi pemeliharaan dibandingkan Kualitas air merupakan salah satu
hewan dewasa, meskipun proses reproduksi faktor lingkungan yang mempengaruhi
meningkatkan kebutuhan energi bagi hewan pertumbuhan. Hasil pengukuran kualitas air
dewasa. selama penelitian disajikan pada tabel di
bawah ini :

Tabel 3.
Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama Penelitian.
No Parameter Satuan Kisaran Kelayakan menurut pustaka
1. Suhu 0C 28 – 30 26 – 33
2. Salinitas Ppt 8 – 12 0>33
3. pH - 6,5– 7,5 6–8

Pada tabel 3 di atas kisaran suhu yang ikan bandeng. Sedangkan menurut Prahasta
diperoleh selama penelitian adalah 280C- (2009) tambak yang baik adalah tambak yang
300C. Kisaran suhu tersebut sangat layak memiliki pH 8-9 yang merupakan kondisi
untuk pertumbuhan ikan bandeng karena suhu optimum tumbuhnya klekap yang di butuhkan
optimum untuk ikan bandeng berkisar antara ikan bandeng.
270C-300C, diluar kisaran tersebut ikan
bandeng tidak aktif mencari makan (Ahmad, D. KESIMPULAN
2009). Menurut pendapat Zakaria (2010)
bahwa suhu yang baik untuk kehidupan dan Berdasarkan hasil penelitian Analisis
pertumbuhan ikan bandeng berkisar antara Pertumbuhan Anakan Ikan Bandeng Chanos
24-310C. Hal ini juga didukung oleh pendapat chanos forsskalPada Berbagai Level Protein
Kordi dan Tancung (2005) bahwa suhu dapat diambil beberapa kesempulan yaitu.
optimal untuk pemeliharaan ikan bandeng 1. Pemberian pakan pada berbagai level
berkisar antara 23-32°C. protein memberikan pengaruh nyata
Menurut Kordi dan Tancung (2005) terhadap pertumbuhan anakan ikan
suhu rendah akan mengurangi imunitas bandeng P <0,05.
(kekebalan tubuh) ikan, suhu tinggi akan 2. Level protein pakan 25% (Perlakuan C)
mempercepat ikan terkena infeksi bakteri. memperlihatkan performansi pertumbuhan
Pada suhu 180C-250C, ikan bandeng masih terbaik pada anakan ikan bandeng.
dapat bertahan hidup, tetapi nafsu makannya
mulai menurun , Suhu air 120C- 180C mulai DAFTAR PUSTAKA
berbahaya bagi ikan, sedangkan pada suhu air
di bawah 120C ikan bandeng mati kedinginan Ahmad. (2009). Budidaya bandeng. Rineka
(Ahmad, 2009). cipta. Jakarta.
Kisaran Salinitas selama penelitian Almaniar, S. (2011). Kelangsungan hidup dan
berkisar antara 8-12 ppt. Menurut Kordi pertumbuhan benih ikan gabus
(2011) bahwa ikan bandeng mampu (Channa striata) pada pemeliharaan
menyesuaikan diri terhadap salinitas air, dengan padat tebar yang berbeda.
sehingga dapat hidup di air tawar (salinitas Skripsi. Fakultas Pertanian Program
antara 0-5 ppt) maupun air asin(salinitas >30 Studi Budidaya Perairan Universitas
ppt). Sriwijaya. Indralaya
pH atau Derajat keasaman yang (tidakdipublikasikan).
diperoleh selama penelitian adalah 7-8. Hal Amri. (2003). The effect of Marine
ini masih dianggap stabil untuk pertumbuhan Temperature and Saliniti on Marine
ikan bandeng sebagaimana dikemukakan oleh and Brakiswater Animals.
Idel dan Kordi (2009) tambak yang baik Anggoro, S. (1992). Efek Osmotik Berbagai
adalah tambak yang mengandung kadar Tingkat Salinitas Media terhadap Daya
keasaman tidak lebih 7-8, di mana angka Tetas Telur dan Vitalitas Larva Udang
tersebut merupakan batas optimal kehidupan Windu, Penaeus monodon Fabricius.
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017
780

[Disertasi]. Program Pascasarjana. Mashuri. (2008). Penelitian Verifikatif. Edisi


Institut Pertanian Bogor, Bogor, 127 Pertama. Yogyakarta: Andi.
hlm. Noegroho, F, P. (2000). Pengaruh
Anonim, (2010). Derektorat Jendral Penggunaan Tepung Terigu Tepung
Perikanan Budidaya. (2010).Budidaya Dan tepung ikan Campuran Keduannya
Bandeng. Jakarta. Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan
Effendie, I. (2002). Biologi Perikanan. Ikan Bandeng(Chanos- chanis
Yayasan Pustaka Nusatama. Forsskal). [Skripsi] IPB. Bogor.
Yogyakarta. NRC (National Research Council). (1993).
Firdaus, (2001). Pakan ikan dan udang. Nutrient requirements of fish. National
Penebar swadaya. Jakarta. Academy Press. Washington, DC.
Fujiana Nursyamsiah, dkk., (2008).Alam 102p.
Ikan. (2014). Cara Pembenihan Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto,
Budidaya Ikan Bandeng. (online) C. (2007). Ragam Olahan Bandeng.
http://www.alamikan.com/2014/05/cara Kanisius. Yogyakarta.
-pembenihan-budidaya-ikan- Prahasta, A. dan Hasanawi, M. (2009).
bandeng.html. Agribisnis Bandeng. Pustaka Grafika.
Fujaya, Y.(2008). Fisiologi Ikan, Dasar Bandung.
Pengembangan Teknik Perikanan. Ratnawati. (2009). Budidaya bandeng secara
PenerbitRineka cipta. Jakarta. intensif. Penebar swadaya. Jakarta.
Ghufron, M.(2001).Pembesaran Ikan Rumiyati,S. (2012). Budidaya Bandeng
Bandeng di Keramba Jaring Apung. Super. Pustaka Baru Press.
Kanisius.Yogyakarta. Yogyakarta.
Fujaya, Y. (1999). Fisiologi Ikan. Rineka Sabariah dan Sunarto. (2009). Pemberian
Cipta. Yakarta. Pakan Buatan Dengan Dosis Yang
Kordi. (2011). Budidaya Ikan Laut. Rineka Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan
Cipta. Jakarta. Konsumsi Pakan Benih Ikan Semah
Kordi, G. (2009). Budidaya Perairan. PT. Dalam Upaya Domestikasi. Jurnal
Citra Aditya Bakti. Bandung. Akuakultur Indonesia 8(1) : 67-76.
Kordi, G dan Tancung, A. B. (2005). Sudradjat, A. (2008). Budidaya 23 Komoditas
Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Laut Menguntungkan. Penebar
Cipta. Jakarta. Swadaya, Jakarta.
Kordi, M. Ghufron. H. (2010). Budidaya Ikan Sulaeman.(2003). Budidaya ikan bandeng
Bandeng untuk Umpan. untuk umpan dalam keramba jaring
Akademia.Jakarta. apung di muara sungai, maros, balai
Lovell, T.(1988), Fish Nutrition. Academic penelitian prikanan budidaya pantai.
Press. London and New York. Sabariah. (2010). Seleksi Bakteri Probiotik
Mashuri, Sumarjan, Z. Abidin, (2012). dari Saluran Pencernaan untuk
Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan
Terhadap ikan bandeng(Chanos chanos Ikan Jelawat Leptobarbus hoevent.
Forsskal).Jurnal Perikanan Unram, Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Volume 1 No 1. Taufik. (1999). Budidaya Bandeng Secara
Masyamsir. (2001).Membuat Pakan Ikan Intensif. Penebar Swadaya.
Buatan. Departemen Pendidikan Yogyakarta.
Nasional. Jakarta. Thanuthong, T., Francis, D. S., Senadheera,
Murtidjo, Bambang Agus. (2001). Pedoman S., Jones, P. L. And Turchini, G. M.
Meramu Pakan Ikan. Kanisius. (2011). LC-PUFA biosynthesis in
Yogyakarta. rainbow troutis substrate limited: use of
Murtidjo, B.A. (2002). Budi Daya dan the whole body fatty acid balance
Pembenihan Bandeng. Penerbit method and different 18:3n-3/18:2n-6
Kanisius.Yogyakarta. 111 hal. ratios Lipids. 46: 11111127.
Mudjiman, A. (2008). Makanan Ikan. Edisi Utojo. (1995). Pengaruh kadar protein pada
Revisi Penebar Swadaya. Jakarta. 192 pakan buatan terhadap pertumbuhan
hal. dan kelangsungan hidup ikan kakap

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017


781

putih, Lates calcaliver Bloch. J.


Penelitian Perikanan Indonesia,
1(4):42-45.
Zakaria. (2010). Petunjuk Tehnik Budidaya
Ikan Bandeng. Diakses dari
http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/
budidaya-ikan-bandeng.html.
Zeni.(2011). Kriteria Kualias Air Untuk
Keperluan Pertanian Dan
Perikanan,Pusat Studi Pengelolaan
Sumber Dan Lingkungan,IPB, Bogor.

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 2, Mei – Agustus 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai