Anda di halaman 1dari 30

KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH (Macrobrachium

rosenbergii) PADA SISTEM BIOFLOK DENGAN


PENAMBAHAN Chlorella sp. DAN Ankistrodesmus sp.

SYAHID ARBI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Pertumbuhan


Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) pada Sistem Bioflok dengan
Penambahan Chlorella sp. dan Ankistrodesmus sp.” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2019

Syahid Arbi
NIM C14150072
ABSTRAK

SYAHID ARBI. Kinerja Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium


rosenbergii) pada Sistem Bioflok dengan Penambahan Chlorella sp. dan
Ankistrodesmus sp.. Dibimbing oleh JULIE EKASARI dan ICHSAN AHMAD
FAUZI.

Mikroalga dapat berasosiasi dalam agregat bioflok dan meningkatkan


kualitas nutrisi bioflok sehingga diduga dapat berpengaruh positif pada organisme
yang dibudidayakan dalam sistem bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh penambahan mikroalga yang berbeda yaitu Chlorella sp. dan
Ankistrodesmus sp. pada sistem bioflok untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan
Dan tingkat kelangsungan hidup udang galah Macrobrachium rosenbergii.
Pemeliharaan udang galah dilakukan selama 60 hari di ruang terbuka dengan
menggunakan bak fiber berukuran 1 m3 yang diisi air sebanyak 500L. Udang
galah yang digunakan memiliki bobot rata-rata awal 2.00 ± 0.09 g yang ditebar
dengan kepadatan 40 ekor m-2. Udang galah diberi pakan komersil (kadar protein
dan lemak 40.36% dan 6.48%) secara restricted dengan frekuensi dua kali sehari
dan tingkat pemberian pakan sebanyak 5%. Perlakuan pada penelitian ini yaitu: 1)
pemeliharaan udang galah pada sistem bioflok tanpa penambahan mikroalga
(Bio), 2) pemeliharaan udang galah pada sistem bioflok dengan penambahan
Chlorella sp (Bio/Chlo), dan 3) pemeliharaan udang galah pada sistem bioflok
dengan penambahan Ankistrodesmus sp. (Bio/Anki). Hasil penelitian ini
menunjukkan perlakuan Bio lebih baik (P<0,05) pada parameter bobot rata-rata
akhir (Wt), laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pakan (EP), dan rasio
efisiensi protein (REP) dibandingkan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan mikroalga berupa Chlorella
sp. dan Ankistrodesmus sp. tidak dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan hidup udang galah dalam sistem bioflok.

Kata kunci: Ankistrodesmus sp., bioflok, Chlorella sp., Macrobrachium


rosenbergii, udang galah
ABSTRACT

SYAHID ARBI. Growth Performance of Giant Prawn Fry Macrobrachium


rosenbergii in Biofloc System with the Addition of Chlorella sp and
Ankistrodesmus sp.. Supervised by JULIE EKASARI and ICHSAN AHMAD
FAUZI.

Microalgae could be associated in biofloc aggregates and could increase


the nutritional quality of biofloc and therefore positively contribute to the cultured
organism in biofloc system. This study aimed to examine the effect of adding
different microalgae, Chlorella sp. and Ankistrodesmus sp. in biofloc system to
improve the growth performance and survival of giant prawns Macrobrachium
rosenbergii. The maintenance of giant prawns was carried out for 60 days in
outdoor fiber tanks with a capacity of 1 m 3 which was filled with 500 L of water.
The prawn initial average weight was 2.00 ± 0.09 g, which was cultured at an
initial density of 40 prawn m-2. The prawns were given commercial feed (protein
and lipid content of 40.36% and 6.48%, respectively) on a restricted basis with a
frequency of twice a day and a feeding level of 5%. The treatments in this study
were: 1) giant prawns on biofloc systems without the addition of microalgae
(Bio), 2) giant prawns on biofloc system with the addition of Chlorella sp.
(Bio/Chlo), and 3) giant prawns on biofloc system with the addition of
Ankistrodesmus sp. (Bio/Anki). The results showed that Bio treatment resulted in
higher performance (P<0.05) as shown by the parameters of the final average
weight (Wt), specific growth rate (LPS), feed efficiency (EP), and protein
efficiency ratio (REP) compared to other treatments. Based on the results of this
experiment, it can be concluded that the addition of Chlorella sp. and
Ankistrodesmus sp. in biofloc-based prawn culture could not improve the growth
performance and survival rate of giant prawns.

Keywords: Ankistrodesmus sp., biofloc, Chlorella sp., giant prawn,


Macrobrachium rosenbergii
KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH (Macrobrachium
rosenbergii) PADA SISTEM BIOFLOK DENGAN
PENAMBAHAN Chlorella sp. DAN Ankistrodesmus sp.

SYAHID ARBI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
Pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Kinerja Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) pada Sistem
Bioflok dengan Penambahan Chlorella sp. dan Ankistrodesmus sp.”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama penulisan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Dr Julie Ekasari dan Dr Ichsan Ahmad Fauzi selaku dosen pembimbing
atas segala bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan kepada
penulis.
2. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan, dukungan,
serta doa yang dipanjatkan kepada penulis.
3. Bapak/Ibu selaku dosen penguji.
4. Bu Retno, Pak Wasjan, dan Pak Abe yang telah memberikan bimbingan
selama proses analisa sampel.
5. Kak Deasy Angela yang telah banyak membantu, mengingatkan dan
menemani penulis selama penelitian.
6. Teman-teman kontrakan Bin-Ilyas yang telah memberikan banyak
bantuan, masukan, serta naungan kepada penulis.
7. Lisa Septianingsih, Tri Novi Handayani, dan Ilham Labubal Banin selaku
teman satu bimbingan dan satu perjuangan.
8. Teman-teman lab nutrisi atas segala bantuan dan kebersamaannya.
9. Teman-teman Asrama Sylvapinus yang selalu mengingatkan penulis akan
pembuatan karya tulis ini.
10. Akuakultur 52 yang selalu memberikan dukungan selama perkulihan
hingga sampai saat ini.
11. Teman-teman yang telah lulus lebih dulu sehingga secara tak langsung
menginspirasi dan memberi semangat kepada penulis
12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan karya ilmiah
ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi pembaca.

Bogor, Desember 2019

Syahid Arbi
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiv


DAFTAR LAMPIRAN xiv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Rancangan Penelitian 2
Persiapan Wadah dan Perlakuan 3
Pemeliharaan Hewan Uji 3
Parameter Penelitian 3
Analisa Statistik 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Hasil 4
Pembahasan 5
SIMPULAN DAN SARAN 8
Simpulan 8
Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN 11
RIWAYAT HIDUP 16
DAFTAR TABEL

1 Kisaran parameter kualitas air selama waktu pemeliharaan. 4


2 Kinerja pertumbuhan udang galah yang dipelihara pada sistem bioflok
dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus
sp.) selama 60 hari 5

DAFTAR GAMBAR

1 Tekstur partikel flok pada sistem bioflok dengan dan tanpa penambahan
mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus sp.) perbesaran 4x10 4
2 Pertambahan bobot rata-rata udang galah yang dipelihara pada sistem
bioflok dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp.,
Ankistrodesmus sp.) selama 60 hari. 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Komposisi pupuk Walne 11


2 Perhitungan jumlah molase dengan C/N rasio 6 11
3 Data kualitas air 12
4 Hasil analisis statistik kinerja pertumbuhan udang galah 12
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu jenis
udang yang hidup pada habitat air tawar dan memiliki ukuran lebih besar
dibandingkan udang air tawar lainya. Menurut Tantri et al. (2014), udang galah
memiliki nilai ekonomis tinggi dengan harga mencapai Rp. 70.000 kg -1. Dalam
upaya memenuhi kebutuhan pasar karena permintaan yang cukup tinggi,
peningkatan produksi budidaya udang galah terus dilakukan (Ekasari et al. 2016).
Akan tetapi terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala bagi
pengembangan budidaya udang galah. Kelangsungan hidup menjadi salah satu
faktor penyebab tersendatnya kegiatan budidaya udang galah. Penelitian Irianti et
al. (2016) mengenai udang galah yang diberi pakan tambahan berupa kentang
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udang galah hanya dapat mencapai 33-
51%. Menurut Ekasari et al. (2016), permasalahan yang biasa dihadapi dan perlu
diperhatikan dalam budidaya udang galah ini berkaitan dengan penyakit, kualitas
air, dan kebutuhan nutrisi.
Teknologi bioflok merupakan salah satu teknologi budidaya yang dapat
digunakan dalam meningkatkan kualitas air dan menghasilkan pakan tambahan
yang kaya akan protein (Karunaarachchi et al. 2018). Menurut Widarnani et al.
(2012) bioflok mengandung 39 – 48 % protein sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan alami dan telah diaplikasikan pada ikan maupun udang. Bioflok
sendiri tersusun dari partikel-partikel yang tersuspensi pada kolom perairan
meliputi bakteri heterotoph, flagellata, ciliata, rotifer, protozoa, cynobacter,
nematode, metazoan, jamur, dan mikroalga (Ballester et al. 2010 ; Ju et al. 2008).
Kualitas bioflok dan pemanfaatannya oleh organisme budidaya dipengaruhi oleh
mikroorganisme pembentuk bioflok. Ju et al. (2008) menyatakan bahwa bioflok
yang didominasi oleh mikroalga memiliki kandungan bahan bioaktif yang lebih
tinggi daripada bioflok yang didominasi oleh bakteri saja.
Mikroalga adalah salah satu organisme penyusun flok yang dapat
ditambahkan pada sistem bioflok. Mikroalga merupakan organisme mirip
tumbuhan tingkat rendah dan berukuran renik yang tidak dapat dibedakan akar,
batang, dan daunnya (Regista et al. 2017). Menurut Sukkrom et al. (2014), saat ini
mikroalga telah banyak menarik perhatian sebagai alternatif karena mengandung
berbagai bahan kimia alami seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan
antioksidan. Chlorella sp. termasuk salah satu kelompok mikroalga yang telah
dimanfaatkan pada berbagai bidang seperti pakan ikan, suplemen makanan, bahan
penawar berbagai penyakit, biofuel dan bioremediator karena mengandung
berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, asam amino
esensial, asam lemak esensial, enzim, beta karoten, dan klorofil (Selvika et al.
2016). Hasil penelitian Andreas et al. (2014) menunjukkan bahwa kandungan
protein pada Chlorella sp. mencapai 52.52% - 54.93%. Selain itu, Chlorella sp.
merupakan mikroalga yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan bersifat
kosmopolit sehingga dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan (Apriliyanti
et al. 2016).
Selain Chlorella sp. terdapat juga mikroalga lainnya yang telah
dikembangkan serta dimanfaatkan karena dinilai memiliki nilai nutrisi yang tinggi
dan pertumbuhan yang cepat. Ankistrodesmus sp. adalah salah satu mikroalga
2

yang telah banyak dikembangkan. Menurut Sukkrom et al (2014), Ankistrodesmus


gracilis memiliki kandungan lemak total hingga 24%, protein 47 hingga 70%, dan
lebih dari 5% karbohidrat. Selain nilai nutrisinya yang tinggi, Ankistrodesmus sp.
dapat dikultur dengan mudah di laboratorium dan tumbuh secara eksponensial
hingga hari ke-6 dengan jumlah sel mencapai 144 x 104 sel ml–1. Karena tingginya
kandungan nutrisi mikroalga, penambahan mikroalga pada sistem bioflok
diharapkan dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
hidup udang galah.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan
mikroalga yang berbeda yaitu Chlorella sp. dan Ankistrodesmus sp. pada sistem
bioflok terhadap kinerja pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang
galah.

METODE

Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2019
bertempat di Kolam Percobaan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisa kualitas air
dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini
yaitu:
Bio : Udang galah dipelihara pada sistem bioflok tanpa penambahan
mikroalga
Bio/Chlo : Udang galah dipelihara pada sistem bioflok dengan penambahan
Chlorella sp.
Bio/Anki : Udang galah dipelihara pada sistem bioflok dengan penambahan
Ankistrodesmus sp

Kultur Mikroalga
Kultur mikroalga dilakukan secara bertahap, tahap pertama yaitu kultur
pada sekala lab dengan menggunakan wadah berupa botol kaca bervolume 1 L.
Kultur diawali dengan pengisian air dan sterilisasi menggunakan larutan klorin
dengan dosis 0.1 ml L-1 lalu diaerasi kurang lebih selama 18 jam. Selanjutnya
ditambahkan sodium thiosulfat 1N dengan dosis 0.1 ml L-1 dan diaerasi selama 3
jam. Setelah itu ditambahkan pupuk, vitamin dan inokulan mikroalga dengan
dosis 1 ml L-1, 0.1 ml L-1, dan 10 ml L-1 ke dalam wadah dan diaerasi selama
seminggu. Selanjutnya dilakukan upscalling pada wadah galon bening bervolume
19 L. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Walne (Lampiran 1).
3

Persiapan Wadah dan Perlakuan


Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak fiber dengan
ukuran 1 m3 sebanyak 12 buah yang ditempatkan di luar ruangan. Bak dicuci
hingga bersih dan diisi air sebanyak 500 L. Pada masing-masing wadah
pemeliharaan diberikan aerasi, anco, dan substrat berupa daun kelapa.
Penambahan mikroalga diberikan sesuai dengan perlakuan dengan kepadatan
setiap wadah sekitar 4 x 105 sel ml-1 untuk Chlorella sp. dan 1 x 105 sel ml-1 untuk
Ankistrodesmus sp. Penambahan mikroalga dilakukan setiap minggu untuk
menjaga keberadaan mikroalga pada wadah pemeliharaan. Penambahan molase
dilakukan setiap tiga hari sekali sebagai sumber C organik pada wadah dengan
estimasi rasio C/N 6 (Lampiran 2).

Pemeliharaan Hewan Uji


Hewan uji yang digunakan pada penelitian yaitu udang galah yang berasal
dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa
Barat. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari. Udang galah yang digunakan
diaklimatisasi terlebih dahulu pada wadah stok. Udang galah pada wadah stok
disortir terlebih dahulu dan disampling sebanyak 30 ekor untuk ditimbang
bobotnya. Udang galah dengan bobot rata-rata awal 2.00 ± 0.09 g kemudian
ditebar pada bak pemeliharaan secara acak dengan kepadatan 40 ekor setiap bak
pemeliharaan. Udang galah diberi pakan komersil (kadar protein 40.36% dan
kadar lemak 6.48%) dengan frekuensi dua kali sehari pada pukul 08.00 dan pukul
16.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan secara restricted dengan tingkat
pemberian pakan sebanyak 5%.
Setiap 2 minggu sekali dilakukan sampling udang galah sebanyak 15 ekor
untuk mengetahui pertambahan bobot udang galah dan menentukan jumlah pakan
yang akan diberikan. Selama pemeliharaan dilakukan monitoring kualitas air
meliputi pH, suhu dan oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) yang diukur setiap
hari pada pukul 09.00 - 10.00 WIB. Selain itu, total amonia nitrogen (TAN), nitrit,
nitrat, dan alkalinitas yang diukur dengan metode APHA (1975) setiap tujuh hari.
Sampel bioflok yang dihasilkan diamati karakteristik partikel floknya
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x10.

Parameter Penelitian
Parameter penelitian yang diamati yaitu kinerja pertumbuhan udang galah
dan tingkat kelangsungan hidup (TKH). Kinerja pertumbuhan udang galah
meliputi pertambahan bobot rata-rata, jumlah konsumsi pakan (JKP), laju
pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pakan (EP), dan rasio efisiensi protein
(REP)

Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program Microsoft
Excel 2010 dan program statistik SPSS 24.0 melalui metode sidik ragam (One-
way ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Perlakuan yang berbeda nyata
diuji lanjut dengan uji Duncan.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Kualitas air media pemeliharaan udang galah
Kualitas air pada media pemeliharaan udang galah yang dipelihara pada
sistem bioflok dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp.,
Ankistrodesmus sp.) selama 60 hari masa pemeliharaan ini disajikan pada Tabel 1.
Kisaran kuaaliatas air pada tabel 1 menunjukkan perbadaan nilai antar perlakuan.
Apabila dibandingkan antar perlakuan, maka diketahui bahwa perlakuan Bio
memiliki nilai kisaran kualitas air terbesar pada parameter suhu yaitu 23.50 -
27.10 0C, perlakuan Bio/Chlo memiliki nilai kisaran kualitas air terbesar pada
parameter Ph, DO, NO2 yaitu 6.00 - 7.70, 3.25 - 8.10 mg L-1, 0.133 - 1.874 mg L-1
dan perlakuan Bio/Anki memiliki nilai kisaran kualitas air terbesar pada
parameter TAN, NO3, alkalinitas yaitu 0.028 - 0.287 mg L-1, 0.660 - 2.163 mg L-1,
49.33 - 92.00 mg L-1. Semakin besarnya kisaran nilai kualitas air tersebut dapat
mengidikasikan bahwa kualitas airnya cenderung lebih tidak stabil dibandingkan
yang kisaran kualitas airnya kecil.
Tabel 1 Kisaran parameter kualitas air selama waktu pemeliharaan.
Nilai
Parameter Satuan Pustaka
Bio Bio/Chlo Bio/Anki
Suhu 0
C 23.50 - 27.10 23.50 - 26.80 23.21 - 26.70 25 - 321)
pH - 6.60 - 7.70 6.00 - 7.70 6.80 - 7.70 7 - 8.51)
DO mg L -1
3.89 - 8.20 3.25 - 8.10 3.77- 7.90 > 31)
TAN mg L -1
0.042 - 0.193 0.028 - 0.195 0.028 - 0.287 < 0.52)
NO2 mg L -1
0.200 - 1.098 0.133 - 1.874 0.357 - 1.140 < 12)
NO3 mg L -1
0.493 - 1.826 0.709 - 1.935 0.660 - 2.163 < 102)
Alkalinitas mg L-1 46.00 - 73.00 49.33 - 89.00 49.33 - 92.00 20 - 601)
Keterangan: - DO = Dissolved oxygen (oksigen terlarut), TAN = Total ammonia nitrogen, NO2
= nitrit, NO3 = Nitrat
- 1) Zimmermann (1998), 2) NRS/SBCS (1995)
Karakteristik flok
Karakteristik partikel flok pada sistem bioflok dengan dan tanpa
penambahan mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus sp.) ditampilkan pada
Gambar 1. Berdasarkan pengamatan visual pada Gambar 1 diketahui bahwa
karakteristik partikel flok yang dihasilkan memiliki tekstur yang berbeda-beda
antar perlakuan. Ukuran partikel flok terkecil hingga terbesar berturut-turut yaitu
perlakuan Bio, Bio/Chlo dan Bio/Anki.

200 µm 200 µm 200 µm

(Bio) (Bio/Chlo) (Bio/Anki)


Gambar 1 Tekstur partikel flok pada sistem bioflok dengan dan tanpa penambahan
mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus sp.) perbesaran 4x10
5

Kinerja pertumbuhan udang galah

Gambar 2 Pertambahan bobot rata-rata udang galah yang dipelihara pada sistem
bioflok dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp.,
Ankistrodesmus sp.) selama 60 hari.
Tabel 2 Kinerja pertumbuhan udang galah yang dipelihara pada sistem bioflok
dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus
sp.) selama 60 hari
Perlakuan
Parameter
Bio Bio/Chlo Bio/Anki
a a
TKH (%) 88.13±5.54 83.75±4.79 83.13±5.54a
JKP (g) 423.75±16.67a 412.40±12.32a 408.85±12.33a
LPS (%) 2.51±0.14b 2.12±0.10a 2.18±0.16a
b a
EP (%) 55.67±6.90 39.55±8.14 40.52±2.99a
b a
REP (%) 1.38±0.17 0.98±0.20 1.00±0.07a
Keterangan: - Huruf cetak atas yang berbeda pada baris yang sama di belakang nilai rata-rata ±
standar deviasi menunjukkan perbedaan nyata (p<0.05)
- TKH = Tingkat kelangsungan hidup, JKP = Jumlah konsumsi pakan, LPS = Laju
pertumbuhan spesifik, EP = Efisiensi pakan, PER = Protein efisiensi rasio

Kinerja pertumbuhan udang galah yang dipelihara pada sistem bioflok


dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella sp., Ankistrodesmus sp.)
selama 60 hari masa pemeliharaan ini disajikan pada Gambar 2 dan Tabel 2. Hasil
pengamatan dan analisis kinerja pertumbuhan udang galah yang dipelihara selama
60 hari pada sistem bioflok dengan dan tanpa penambahan mikroalga (Chlorella
sp., Ankistrodesmus sp.) menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05)
antar perlakuan pada parameter TKH dan JKP (Tabel 2). Udang yang dipelihara
dengan perlakuan Bio lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya pada parameter
pertambahan bobot rata-rata (Gambar 2), LPS, EP dan REP (Tabel 2).

Pembahasan
Kanibalisme merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
kematian pada pendederan udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Hal yang
sering dijumpai yaitu udang yang sedang ganti kulit dimangsa oleh udang yang
normal (Irianti et al. 2016). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai tingkat
6

kelangsungan hidup pada udang galah yang di pelihara pada sistem bioflok yaitu
berkisar 83-88%. Pemeliharaan udang galah pada sistem bioflok diduga dapat
meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang galah dikarenakan
pemeliharaan pada sistem bioflok dapat memperbaiki kualitas lingkungan
sehingga dapat mengurangi stress pada ikan (Ballester 2018). Selain itu,
peningkatan biomassa mikroba bioflok yang terdapat dalam wadah pemeliharaan
dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi dan tambahan pakan pada media
pemeliharaan (Widanarni et al. 2009). Tersedianya pakan pada media
pemeliharaan ini dapat mengurangi tingkat persaingan dan kanibalisme sehingga
tingkat kelangsungan hidup meningkat. Penelitian Khasani dan Sopian (2013)
menunjukkan tingkat kelangsungan hidup udang galah yang dipelihara pada
sistem bioflok lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan secara
konvensional (tanpa perlakuan).
Selain berpengaruh pada tingkat kelangsungan hidup, bioflok juga
diketahui dapat memengaruhi pertumbuhan pada udang galah. Becerril-Cortés et
al. (2018) menyatakan bahwa dengan penerapan aplikasi teknologi bioflok dapat
meningkatkan pertumbuhan karena adanya peningkatan protein dari mikroba
bioflok sebagai sumber nutrisi tambahan pada media pemeliharaan. Mikroba yang
terdapat pada bioflok dilaporkan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi penting
untuk udang tersebut seperti vitamin dan mineral (Ballester et al. 2018).
Penerapan teknologi bioflok pada budidaya ikan yaitu memiliki prinsip
manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof untuk
memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di dalam air yang
selanjutnya membentuk flok dan dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan
ikan (Ekasari 2009). Penerapan ini dapat dilakukan melalui kontrol terhadap rasio
C/N dengan menambahkan karbohidrat organik ke dalam media pemeliharaan
sehingga merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof yang dapat mengasimilasi
nitrogen anorganik menjadi biomass bakteri (Crab et al. 2007).
Hasil kinerja pertumbuhan udang galah pada penelitian ini menunjukkan
bahwa pada perlakuan Bio lebih baik dibandingkan perlakuan Bio/Chlo ataupun
perlakuan Bio/Anki. Perlakuan Bio memiliki nilai pertambahan bobot rata-rata
dan laju pertumbuhan spesifik paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
Pertambahan bobot rata-rata udang galah pada perlakuan Bio dengan perlakuan
lainnya mulai menunjukkan perbedaan pada hari ke 42. Gambar 2 menunjukkan
bahwa pada perlakuan Bio memiliki grafik pertumbuhan yang eksponensial
hingga hari 60 pemeliharaan, sedangkan pada perlakuan Bio/Chlo dan Bio/Anki
memiliki grafik pertumbuhan yang mulai mengalami penurunan pada hari ke 42.
Pertumbuhan pada udang galah yang tinggi ini berkaitan dengan nilai efisiensi
pakan dan kemampuan udang dalam penyerapan nutrisi yang diberikan. Tabel 2
menunjukkan bahwa udang galah pada perlakuan Bio memiliki nilai rasio
efisiensi protein lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya sehingga nilai
efisiensi pakan pada perlakuan Bio pun lebih tinggi. Paul dan Rahman (2016)
melaporkan bahwa pada udang galah yang dipelihara dengan pemberian pakan
yang berbeda tanpa bioflok menunjukkan nilai efisiensi pakan berkisar 44% -
76%. Apabila dibandingkan, hal tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan Bio
memiliki nilai efisiensi pakan yang masuk pada kisaran tersebut, sedangkan pada
Bio/Chlo dan Bio/Anki memiliki nilai dibawahnya yang mengindikasikan bahwa
nilai efisiensi pakan pada pelakuan tersebut relatif lebih rendah.
7

Rendahnya kinerja pertumbuhan pada perlakuan Bio/Chlo ataupun


Bio/Anki diduga dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama yaitu penambahan
mikroalga pada bioflok diduga dapat menyebabkan kompetisi oksigen pada
malam hari. Oksigen merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penerapan
teknologi bioflok, dimana kepadatan bakteri dalam air yang tinggi akan
menyebabkan kebutuhan oksigen tinggi pula (Ekasari 2009). Dengan adanya
penambahan mikroalga, kompetisi oksigen pada malam hari mungkin akan
meningkat yang dapat menyebabkan penurunan oksigen pada media pemeliharaan
yang mengakibatkan udang galah pada perlakuan Bio/Chlo ataupun Bio/Anki
stres. Menurut Permana et al. (2014), dalam penelitiannya mengenai produksi
benih ikan bandeng pada sistem bioflok, alga yang tumbuh subur pada sistem
pemeliharaan dapat mengganggu pergerakan larva dan kompetisi oksigen pada
malam hari.
Kedua, penambahan mikroalga pada bioflok diduga dapat mempengaruhi
kestabilan kinerja bioflok. Salah satu keberhasilan kinerja produksi bioflok yaitu
ditentukan oleh organisme penyusun komunitas mikroba yang berasosiasi dengan
bioflok (bakteri, protozoa, dan mikroorganisme lain) sebagai biodegradasi flok
(Avnimelech 2007). Llario et al. (2019) melaporkan bahwa secara alami bioflok
telah memiliki kandungan mikroalga sebagai penyusun bioflok itu sendiri.
Penambahan mikroalga dari luar sistem mungkin dapat menekan komunitas
organisme lainnya yang meyusun bioflok sehingga kinerja pada sistem bioflok
tidak berjalan stabil. Souza et al. (2012) menyebutkan bahwa kualitas air dalam
sistem produksi heterotrofik berbasis mikroorganisme, lebih stabil daripada sistem
produksi yang didasarkan pada fitoplankton. Kisaran kualitas air pada media
pemeliharaan dapat pada Tabel 1.
Terakhir, udang galah pada penelitian perlakuan Bio/Chlo dan Bio/Anki
diduga tidak dapat memanfaatkan flok yang telah diberi penambahan mikroalga
sehingga kinerja pertumbuhannya lebih rendah daripada perlakuan Bio.
Keberadaan mikroalga pada bioflok diduga dapat berpengaruh pada kecernaan
bioflok karena mikroalga memiliki dinding sel yang mungkin dapat menurunkan
kecernaan bioflok secara umum. Akan tetapi hal tersebut perlu dikaji lebih lanjut
karena pada penelitian ini tidak dilakukan analisis tingkat pemanfaatan bioflok
oleh udang galah.
Karakteristik flok melalui pengamatan visual pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pada perlakuan Bio memiliki partikel flok yang kurang
kompak dengan ukuran kecil dan lebih didominasi oleh organisme berfilamen
apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Gambar 1). Karakteristik flok
yang kurang kompak dan berukuran kecil ini diduga dapat menyulitkan organisme
yang dibudidaya untuk memanfaatkan flok tersebut meskipun pada hasil
penelitian ini diketahui perlakuan Bio memiliki kinerja pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Sehingga apabila dinilai berdasarkan
karakteristik flok yang dihasilkan, pada perlakuan bioflok dengan penambahan
mikroalga lebih baik daripada perlakuan bioflok tanpa penambahan mikroalga.
Pada penelitian De Schryver dan Vestraete (2009) disebutkan bahwa karakteristik
pada flok yang dihasilkan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
meliputi jenis karbon, konsentrasi DO, pengadukan, waktu pengendapan, dan
ketersediaan nutrient.
8

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan
mikroalga berupa Chlorella sp. dan Ankistrodesmus sp. pada bioflok tidak dapat
meningkatkan kinerja pertumbuhan udang galah.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait organisme penyusun bioflok
dan tingkat pemanfaatan bioflok oleh udang galah.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas SQ, Suminto, Chilmawati D. 2014. Studi Pola Pertumbuhan dan Kualitas
Sel Chlorella sp. yang Dihasilkan Melalui Teknologi Pencucian Bibit Sel.
Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 : 273-280.
[APHA] American Public Health Association. 1975. Standard Method for the
Examination of Water and Wastewater. Washington DC (USA): APHA. p
416.
Apriliyanti S, Soeprobowati TR, Yulianto B. 2016. Hubungan Kemelimpahan
Chlorella sp dengan Kualitas Lingkungan Perairan pada Skala Semi Masal
di BBBPBAP Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14 : 77-81.
Avnimelech, Y. 2007. Feeding with Microbial Flocs by Tilapia in Minimal
Discharge Bioflocs Technology Ponds. Aquaculture. 264 : 140-147.
Ballester ELC, Abreu PC, Cavalli RO, Emerenciano M, Abreu L, Wasielesky W.
2010. Effect of Practical Diets With Different Protein Levels on the
Performance of Farfantepenaeus paulensis Juveniles Nursed in a Zero
Exchange Suspended Microbial Flocs Intensive System. Aquaculture
Nutrition. 16: 163-172.
Ballester ELC, Maurente LPB, Heldt A, Dutra FM. 2018. Vitamin and Mineral
Supplementation for Macrobrachium rosenbergii in Biofloc System. Latin
American Journal of Aquatic Research. 46 : 855-859.
Becerril-Cortés D, Monroy-Dosta MDC, Emerenciano MGC, Castro-Mejía G,
Bermúdez BSS, Correa GV. 2018. Effect on Nutritional Composition of
Produced Bioflocs with Different Carbon Sources (Molasses, Coffee
Waste and Rice Bran) in Biofloc System. International Journal of
Fisheries and Aquatic Studies. 6 : 541-547.
Crab R, Avnimelech Y, Defoirdt T, Bossier P, Verstraete W. 2007. Nitrogen
Removal in Aquaculture Towards Sustainable Production. Aquaculture.
270 : 1-14.
De Schryver P, Vestraete W. 2009. Nitrogen Removal from Aquaculture Pond
Water by Heterotrophic Nitrogen Assimilation in Lab-Scale Sequencing
Batch Reactors. Bioresource Technology. 100 : 1162-1167.
9

Ekasari J. 2009. Teknologi Biotlok: Teori dan Aplikasi dalam Perikanan Budidaya
Sistem Intensif. Jumal Akuakultur Indonesia, 8 : 117-126.
Ekasari J, Napitupulu JLF, Surawidjaja EH. 2016. Imunitas dan Pertumbuhan
Udang Galah yang Diberi Pakan dengan Suplementasi β-glukan. Jurnal
Akuakultur Indonesia. 15 : 41-48.
Irianti DSA, Yustiati A, Hamdani H. 2016. Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) yang Diberi
Kentang pada Media Pemeliharaan. Jurnal Perikanan Kelautan. 7 : 23-29.
Ju ZY, Forster I, Conquest L, Dominy W, Kuo WC, Horgen FD. 2008.
Determination of Microbial Community Structures of Shrimp Floc
Cultures by Biomarkers and Analysis of Floc Amino Acid Profiles.
Aquaculture Research. 39 : 118-133
Karunaarachchi KACM, Kumari MAAP, Adikari AMJB, Nayananjalie WAD
2018. Effect of Biofloc on Growth of Genetically Improved Farmed
Tilapia Juveniles in Indoor Condition. International Journal of Fisheries
and Aquatic Studies; 6 : 295-299.
Khasani I, Sopian A. 2013. Pertumbuhan dan Sintasan Benih Udang
(Macrobrachium rosenbergii) pada Pendederan Berbasis Sistem Heterotrof
dengan Padat Tebar Berbeda. Jurnal Riset Akuakultur. 8 : 373-382.
Llario F, Rodilla M, Escrivá J, Falco S, Frasquet MTS. 2019. Phytoplankton
Evolution During the Creation of a Biofloc System for Shrimp Culture.
International Journal of Environmental Science and Technology. 16 : 211-
222.
[NRS/SBCS] Nucleo Regional Sul da Sociedade Brasileira de Ciencia do Solo.
1995. Recomendacoes de adubacao e calagem para os estados do Rio
Grande do Sul e Santa Catarina. Passo Fundo (BR): Sociedade Brasileira
de Ciencia do Solo (SBCS)/Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria
(EMBRAPA). 3a Edicao.
Paul P, Rahman MA. 2016. Growth performance of freshwater prawn
Machrobachium rosenbergii under different suplemental feedeing options.
International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 4 : 203-207.
Permana GN, Haryanti, Wardana IK, Muzaki A. 2014. Aplikasi BFT-Heterotropik
Sistem dalam Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos). Jurnal
Riset Akuakultur. 9 : 363-375.
Regista, Ambeng, Litaay M, Umar MR. 2017. Pengaruh Pemberian Vermikompos
Cair Lumbricus rubellus Hoffmeister pada Pertumbuhan Chlorella sp.
Jurnal Biologi Makassar. 2 : 1-8.
Selvika Z, Kusuma AB, Herliany NE, Fajar B. 2016. Pertumbuhan Chlorella sp.
pada Beberapa Konsentrasi Limbah Batubara. Depik. 5 : 107-112
Souza DM, Suita SM, Romano LA, Wasielesky W, Ballester L. Use of Molasses
as a Carbon Source During the Nursery Rearing of Farfantepenaeus
brasiliensis (Latreille, 1817) in a Biofloc Technology System. Aquaculture
Research. 1-8
10

Sukkrom K, Bunnag B, Pavasant P. Lipid and Biomass Productivity for Outdoor


Culture of Microalga Ankistrodesmus sp. in Flat Panel Airlift
Photobioreactor. International Conference on Chemical, Environment &
Biological Sciences. 1 : 17-18
Tantri AF, Rahardja BS, Agustono. 2016. Penambahan Lisin pada Pakan
Komersial Terhadap Retensi Protein dan Retensi Energi Udang Galah
(Macrobrachium rosenbergii). Journal of Aquaculture and Fish Health 5 :
36-42
Widanarni, Ekasari J, Maryam S. 2012. Evaluation of Biofloc Technology
Application on Water Quality and Production Performance of Red Tilapia
(Oreochromis sp.) Cultured at Different Stocking Densities. Hayati
Journal Of Biosciences. 19 : 73-80.
Zimmermann, S. 1998. Manejo da fase de crescimento final In Carcinicultura de
Agua Doce. Brasılia : Tecnologia para a Producao de Camaroes, (Ed. by
W.C. Valenti). Sao Paulo (BR): Fundacao de Amparoa Pesquisa do Estado
de Sao Paulo (FAPESP) and Instituto Brasileiro do Meio Ambiente e dos
Recursos Naturais Renovaveis (IBAMA). p. 191-215.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1 Komposisi pupuk Walne


Bahan Jumlah
Larutan A
FeCl2 0,8 g
MnCl2 0,4 g
H3BO3 33,6 g
EDTA 2Na 45,0 g
NaH2PO4.2H2O 20,0 g
NaNO3 100 g
Larutan B 1 mL
Akuades Hingga volume 1 L

Larutan B
ZnCl2 2,1 g
CoCl2.6H2O 2,0 g
(NH4)6Mo7O24.4H2O 0,9 g
CuSO4.5H2O 2,0 g
HCl pekat 10 mL
Akuades Hingga volume 100 mL

Premix Vitamin
Vitamin B1 (thiamin HCl) 0,2 g
Vitamin B12 0,1 g
Akuades Hingga volume 250 mL

Lampiran 2 Perhitungan jumlah molase dengan C/N rasio 6


Diketahui :
- Jumlah pakan yang diberikan = X
- Kadar protein pada pakan = 40%
- Kadar N pada protein = 16 %
- ∑ N yang terbuang pada media = 80%
- Target C/N rasio = 6
- Kadar C pada molase = 40%
12

Lampiran 3 Data kualitas air

TAN (mg L-1)


Minggu ke-
Perlakuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Bio 0.096 0.130 0.051 0.042 0.103 0.124 0.193 0.088 0.169
Bio/Chlo 0.096 0.028 0.029 0.060 0.062 0.104 0.126 0.195 0.159
Bio/Anki 0.096 0.080 0.038 0.036 0.092 0.099 0.111 0.100 0.287

NO2 (mg L-1)


Minggu ke-
Perlakuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Bio 0.403 0.984 1.098 0.416 0.394 0.200 0.815 0.583 0.473
Bio/Chlo 0.403 0.559 1.215 0.479 0.857 0.491 1.874 1.044 0.133
Bio/Anki 0.403 0.357 0.624 1.140 0.848 0.457 0.589 0.544 0.385

NO3 (mg L-1)


Minggu ke-
Perlakuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Bio 1.257 1.153 1.366 0.724 0.674 0.493 1.174 1.826 1.732
Bio/Chlo 1.257 0.709 1.310 1.216 1.052 1.093 1.143 1.935 1.681
Bio/Anki 1.257 0.660 1.289 0.983 1.103 1.263 1.288 2.163 1.725

Alkalinitas (mg L-1)


Minggu ke-
Perlakuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Bio 49.33 57.00 47.00 54.00 46.00 66.00 65.00 73.00 70.00
Bio/Chlo 49.33 54.00 54.00 55.00 54.00 66.00 73.00 83.00 89.00
Bio/Anki 49.33 55.00 60.00 56.00 54.00 70.00 69.00 83.00 92.00

Lampiran 4 Hasil analisis statistik kinerja pertumbuhan udang galah


Tingkat kelangsungan hidup
Test of Homogeneity of Variances
TKH
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.107 2 9 .900

ANOVA
TKH
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 59.375 2 29.688 1.056 .387
Within Groups 253.125 9 28.125
Total 312.500 11
13

TKH
Subset for alpha = 0.05
perlakuan
N 1
Duncana c 4 83.1250
b 4 83.7500
a 4 88.1250
Sig. .234
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Bobot Rata-rata akhir


Test of Homogeneity of Variances
Wt
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.044 2 9 .391

ANOVA
Wt
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.750 2 3.375 8.878 .007
Within Groups 3.422 9 .380
Total 10.172 11

Wt
Duncana
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2
b 4 7.2700
c 4 7.4125
a 4 8.9275
Sig. .751 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Jumlah Kebutuhan Pakan


Test of Homogeneity of Variances
JKP
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.097 2 9 .908

ANOVA
JKP
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 484.651 2 242.326 1.264 .328
Within Groups 1725.097 9 191.677
Total 2209.748 11

JKP
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1
Duncana c 4 408.8475
b 4 412.4025
a 4 423.7500
Sig. .179
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
14

Laju Pertumbuhan Spesifik


Test of Homogeneity of Variances
LPS
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.125 2 9 .884

ANOVA
LPS
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .343 2 .172 9.395 .006
Within Groups .164 9 .018
Total .508 11

LPS
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2
Duncana b 4 2.1225
c 4 2.1825
a 4 2.5075
Sig. .546 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Efisiensi Pakan
Test of Homogeneity of Variances
EP
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.311 2 9 .316

ANOVA
EP
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 653.697 2 326.848 7.985 .010
Within Groups 368.414 9 40.935
Total 1022.110 11

EP
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2
Duncana b 4 39.5515
c 4 40.5179
a 4 55.6691
Sig. .836 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Protein Efisiensi Rasio


Test of Homogeneity of Variances
PER
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.338 2 9 .310

ANOVA
PER
15

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups .407 2 .203 8.117 .010
Within Groups .226 9 .025
Total .632 11

PER
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2
Duncana b 4 .9775
c 4 1.0025
a 4 1.3800
Sig. .828 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 7 Januari 1997 dari
Bapak Aam Alamudi dan Ibu Herli Suryani (Alm). Penulis merupakan anak ke-
empat dari lima belas bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di
SMAN 4 Kota Bogor tahun 2015 dan melanjutkan studi di program studi
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SNMPTN.
Selama perkuliahan, penulis aktif di beberapa kegiatan organisasi yaitu Unit
Kegiatan Mahasiswa Uni Konservasi Fauna dan organisasi kemahasiswaan
HIMAKUA periode 2017/2018. Penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan
pada acara Aquaculture Festival tahun 2016, 2017 dan 2018. Penulis pernah
menjadi asisten praktikum matakuliah Teknologi Produksi Plankton, Bentos, dan
Alga (TP2BA) (2019). Penulis juga pernah mengikuti kegiatan magang di Unit
Kerja Budidaya Air Laut (UKBAL) Sundak, Yogyakarta (2017) dan Praktik
Lapangan di tempat budidaya ikan hias Ilmi Fish Farm, Bogor.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi dengan judul
“Kinerja Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) pada Sistem
Bioflok dengan Penambahan Chlorella sp. dan Ankistrodesmus sp.” dibawah
bimbingan Dr Julie Ekasari, SPi MSc dan Dr Ichsan Ahmad Fauzi, SPi MSc.

Anda mungkin juga menyukai