DEWI INDRIANI
Dewi Indriani
NIM D14080298
ABSTRAK
DEWI INDRIANI. Karakteristik Mikrobiologis Mentega Probiotik dari Susu
Kambing yang Diperkaya Serat dan Antioksidan. Dibimbing oleh ZAKIAH
WULANDARI dan RARAH RATIH ADJIE MAHESWARI (Alm)
Produk olahan dari susu kambing belum begitu popular di masyarakat. Salah
satu produk olahan susu yaitu mentega. Mentega adalah produk olahan susu yang
terbuat dari krim susu. Fermentasi menggunakan bakteri probiotik Lactobacillus
achidophilus dalam proses pembuatan dapat meningkatkan kandungan probiotik
dalam mentega. Penambahan serat dari bayam (Amaranthus sp ) dan antioksidan
dari wortel (Daucus carota L ) dalam mentega probiotik ini adalah salah satu
inovasi dalam pembuatan mentega yang sehat. Penelitian ini bertujuan
menganalisis karakteristik mikrobiologi dan kandungan serat serta antioksidan
yang ditambahkan dari tepung bayam (B) dan wortel (W). Terdapat 3 rasio
perbandingan (B : W) dalam penelitian ini yaitu (P1) (B : W = 1:1), (P2) (B : W
=2:1) and (P3) (B : W = 1:2). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
analisis ragam ANOVA. Hasil dari pengamatan karakteristik mikrobiologis
menunjukkan terdapat cemaran patogen S. aureus, Salmonella dan E. coli.
Penentuan formula terbaik produk berdasarkan karakteristik mikrobiologi, kadar
serat pangan dan kadar antioksidan. Produk P1 (1:1) merupakan produk dengan
formula terbaik berdasrkan karakteristik mikrobiologi, kadar serat pangan dan
kadar polifenol.
ABSTRACT
Goat milk has not been so popular to be developed into new products. One
of the products processed milk is good for developed i.e. butter. Butter is a dairy
products which the main raw material is milk cream. Fermentation using probiotic
bacteria such as Lactobacillus achidophilus in butter production could enriched
probiotic in butter. The addition of fibers from spinach andantioxidants from
carrot in goat’s milk butter can be one of innovations to make butter healthier.
This research to analysis the microbiology and characteristics of goat's milk butter
enriched by fiber content from spinachs (Amaranthus sp.) and antioxidant from
carrots (Daucus carotaL). This research is divided into three different treatments
ratio between spinachs and carrots (S : C), consist of (P1) (S : C = 1:1), (P2) (S :
C = 2:1) and (P3) (S : C = 1:2). The data processing use analysis of variance
(ANOVA). The result of research in microbiologycal characteristics showed the
contains S. aureus, Salmonella and E. coli. Act of determining the best formula
build of microbiologycal characteristics, dietary fiber quality and polifenol quality
probiotic butter. P1 (1:1) product is the best formula build of microbiologycal
characteristics, dietary fiber quality and polifenol quality.
Keywords : Amaranthus sp., butter, Daucus carota L, microbiology
characteristics, probiotic
KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGIS MENTEGA
PROBIOTIK DARI SUSUKAMBING YANG
DIPERKAYA SERAT DAN ANTIOKSIDAN
DEWI INDRIANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2012 ini ialah
mentega, dengan judul Karakteristik Mikrobiologis Mentega Probiotik dari Susu
Kambing yang Diperkaya Serat dan Antioksidan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Zakiah Wulandari, STP, MSi dan
Ibu Dr Ir Rarah Ratih Adjie Maheswari, DEA (Alm) selaku dosen pembimbing,
serta Bapak M. Sriduresta, SPt, MSc yang telah banyak memberi saran. Penulis
sampaikan terimakasih kepada Bapak Bramada Winiar Putra, SPt, MSi sebagai
dosen pembimbing akademik yang telah membantu penulis dalam bidang
akademik. Terimakasih kepada Ibu Dr Irma Isnafia Arief, SPt, MSi selaku dosen
penguji seminar, Bapak Dr Epi Taufik, SPt, MSVH dan Prof Dr Ir Dewi Apri
Astuti, MS selaku dosen penguji sidang serta Bapak Edit Leisa Aditya, SPt, MSc
selaku dosen perwakilan dari departemen IPTP yang telah memberikan masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada semua dosen dan staf Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Bambang Purwito,
Ibu Poni, Anissa Dwi Noviani, dan Putra Rendry, ST serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan kasih sayangnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih khususnya kepada Raden Iraninta
Murniasih dan Ariandanu Catur Biandana atas kerjasamanya selama ini dalam
menyelesaikan penelitian mentega, teman-teman Laboratorium Teknologi
Pengolahan Susu, teman-teman Asisten Praktikum Teknologi Pengolahan Susu
dan Dasar Teknologi Hasil Ternak, teman-teman Al-Katras, Fauzan Akbar, Ayu
Muntheani, Putri Oktaviana, Inessya Feronica, Gita Siamti, Hesti Indri, Achmad
Furqon, Ricky Firmansyah, Gigih Yudha, Sekar Mumpuni, Septina Lusi, Mega
Sulistya, Yunia Devia, Aldi Pramestya, Sugma Ginanjar, Taufik Prayudi, Yogi
Muji dan Ade Priyadi yang membantu memberikan masukan bagi penulis dan
mengajarkan arti persahabatan serta pertemanan selama berada di Fapet, IPB.
Seluruh teman-teman IPTP 45 serta pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
atas bantuan berupa dorongan dan masukan yang berarti bagi penulis. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Dewi Indriani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Bahan 2
Alat 3
Prosedur 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Pemeriksaan Karakteristik Kultur Starter 4
Perbanyakan Kultur Starter 4
Karakteristik Mikrobiologi Krim Susu Kambing 5
Karakteristik Mikrobiologi Mentega Probiotik 5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Mikrobiologi Produk 9
Karakteristik Serat dan Antioksidan Mentega Probiotik 10
Penentuan Formula Terbaik Mentega Probiotik 12
SIMPULAN DAN SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 13
RIWAYAT HIDUP 14
DAFTAR TABEL
1 Form perangkingan penentuan formula terbaik 4
2 Hasil uji mikrobiologis krim susu kambing pasteurisasi 5
3 Jumlah populasi BALpada produk mentega 6
4 Jumlah populasi TPC pada produk mentega 6
5 Jumlah populasi S.aureus pada produk mentega 7
6 Jumlah populasi Salmonella pada produk mentega 7
7 Jumlah populasi E. coli pada produk mentega 8
8 Jumlah populasi Kapang Khamir pada produk mentega 8
9 Rataan pH dan kadar airmentega probiotik 9
10 Rataan serat pangan mentega probiotik 10
11 Rataan antioksidan mentega probiotik 11
12 Perangkingan mentega probiotik dengan formula terbaik 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu kambing merupakan salah satu produk hasil peternakan yang belum
begitu populer dikembangkan masyarakat Indonesia. Selain kandungan gizi yang
lengkap, susu kambing memiliki beberapa khasiat yaitu untuk terapi beberapa
penyakit. Khasiat yang banyak terkandung dalam susu kambing dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan susu kambing menjadi produk olahan baru.
Salah satu produk olahan susu yaitu mentega. Mentega merupakan produk olahan
yang terbuat dari krim susu. Pemanfaatan susu kambing dalam pembuatan
mentega dapat meningkatkan kandungan gizi pada produk mentega.
Mentega fermentasi belum banyak dikembangkan di Indonesia.
Lactobacillus acidhopilus merupakan salah satu bakteri asam laktat yang dapat
menghasilkan asam laktat dari metabolisme laktosa. Penambahan Lactobacillus
acidhopilus pada produk mentega dari susu kambing diharapkan dapat
meningkatkan kandungan probiotik dalam produk tersebut. Probiotik adalah
mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup akan
memberikan manfaat kesehatan pada inangnya (FAO 2001). Probiotik dapat
diperoleh dari konsumsi produk olahan susu fermentasi salah satunya yaitu
mentega fermentasi.
Mentega biasa digunakan sebagai bahan pelengkap untuk memakan roti
dan membuat beberapa jenis kue. Anak-anak sebagai salah satu konsumen
mentega memerlukan asupan gizi yang seimbang. Selain kandungan gizi yang
terdapat darimentega, banyak kandungan gizi lain yang baik untuk dikonsumsi
oleh anak-anak, diantaranya yaitu serat dan antioksidan. Produk pangan yang
tinggi kandungan serat dapat memperlancar pencernaan, sedangkan antioksidan
dapat melindungi diri dari radikal bebas. Serat dan antioksidan ini terdapat pada
sayuran dan buah-buahan. Banyak anak-anak yang kurang suka mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, dibuat suatu inovasi pada mentega
melalui penambahan sumber serat dan antioksidan sebagai alternatif bagi anak-
anak untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Selain untuk meningkatkan
kandungan gizi, penambahan sayuran juga untuk meningkatkan daya jual mentega
probiotik dari susu kambing.
Sayuran yang memiliki kandungan serat yang tinggi salah satunya adalah
bayam. Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. banyak
dipromosikan sebagai sayuran daun yang kaya kandungan gizi dan serat.
Kandungan gizinya yang tinggi seperti protein, mineral (besi dan kalsium) dan
vitamin maka sayuran bayam sering disebut sebagai raja sayuran atau king of
vegetables. Kandungan serat yang tinggi pada bayam dapat memperlancar
pencernaan. Wortel (Daucus carota L) kaya akan beta-karoten dan antioksidan.
Antioksidan ini berfungsi sekaligus melindungi mentega dari kerusakan seperti
bau tengik yang terjadi akibat adanya radikal bebas dari proses oksidasi mentega.
2
Tujuan Penelitian
METODE
Bahan
Alat
Berdasarkan tabel diatas populasi bakteri asam laktat (BAL) adalah 1.72 ×
9
10 CFU/g sedangkan jumlah populasi TPC (Total Plate Count) sebesar 1.67 ×
107CFU/g. Jumlah BAL lebih besar dibandingkan dengan jumlah TPC namun
jumlah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella negatif. Krim
susu kambing pasteurisasi tersebut kemudian diinokulasi dengan L.acidophilus
sebanyak 5%. Jumlah BAL krim susu kambing setelah diinokulasi yaitu sebesar
1.37 × 1010 populasi (CFU/g). Kandungan BAL dalam krim inokulasi lebih tinggi
jika dibandingkan dengan krim pasteurisasi. Hal ini disebabkan oleh penambahan
kultur starter L.acidophilus kedalam krim inokulasi yang menyebabkan populasi
BAL meningkat. L.acidophilus dapat meningkatkan jumlah BAL pada produk
karena L.acidophilus merupakan salah satu bakteri asam laktat yang dapat
menghasilkan asam laktat dari hasil metabolisme laktosa (Fardiaz 1989)
Hasil dari tabel menunjukan bahwa Bakteri Asam Laktat (BAL) yang
terdapat pada mentega probiotik pada penelitian ini yaitu sekitar 9.85–10.84 log10
CFU/g. Hasil tersebut telah memenuhi syarat sebagai bahan pangan probiotik
karena mengandung populasi BAL antara 7–9 log10 CFU/g (Surono 2004). Data
BAL pada tiap perlakuan tidak berbeda nyata hal ini dapat dipengaruhi oleh
penambahan jumlah kultur starter L. acidophillus yang sama yaitu, masing-
masing perlakuan sebanyak 5%. Waktu dan suhu inkubasi yang dilakukan juga
seragam yaitu selama 24 - 48 jam dengan suhu 37oC.
Hasil dari tabel menunjukan bahwa jumlah TPC pada produk mentega
probiotik ini berkisar antara 6.61–7.29 log10 CFU/g. Perbedaan penambahan rasio
tepung bayam dan wortel tidak menghasilkan perbedaan jumlah total mikroba.
Jumlah populasi TPC yang tinggi dapat disebabkan oleh mikroba alami yang
terdapat dalam krim susu kambing sebagai bahan baku dalam membuat produk
mentega probiotik.
berkisar antara 3.07–4.20log10 CFU/g. Data tersebut jauh dari standar SNI-01-
3744-1995 tentang mentega. Jumlah S. aureus yang ditetapkan dalam SNI yaitu
maksimal 1.0 × 102 CFU/g atau sama dengan 2 log10 CFU/g. Beberapa tahapan
yang dapat menyebabkan kontaminasi produk adalah proses pendinginan krim
setelah pemanasan, churning, kneading, hingga proses pengemasan merupakan
tahapan yang mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen.
Tabel 9 Rataan pH dan kadar Air pada produk mentega probiotik (1:1), (2:1) dan
(1:2)
Parameter P1(1:1) P2(2:1) P3(1:2)
pH 5.35 ± 0.04 5.33 ± 0.05 5.26 ± 0.06
Kadar air (%) 26.13 ± 0.17c 16.80 ± 0.27b 13.94 ± 0.10a
Keterangan : Data yang berbeda pada baris yang sama dinyatakan dengan huruf yang berbeda
yaitu a, b dan c (P<0.05)
Hasil rataan nilai pH pada tabel diatas menunjukan bahwa pH produk tidak
dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
data populasi BAL. Jumlah populasi BAL dalam produk mentega juga tidak
dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan. Nilai pH yang cukup rendah berbanding
lurus terhadap jumlah populasi BAL dalam poduk mentega probiotik. Data kadar
air menunjukan bahwa jumlah kadar air dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan.
Produk P1 (1:1) memiliki kadar air yang tertinggi sedangkan kadar air terendah
dimiliki oleh P3 (1:2). Hal tersebut namun tidak berkaitan dengan hasil pengujian
karateristik mikrobiologis produk mentega probiotik. Mentega probiotik (1:2)
memiliki jumlah populasi S. aureus yang cukup tinggi. Kontaminasi mikroba
pada produk mentega probiotik tersebut kemungkinan lebih disebabkan akibat
faktor ekstrinsik dan faktor pengolahan.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP