DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Metodologi Penelitian dan Literatur Kimia yang berjudul
“PROBIOTIC FOOD, PROCESS FOR ITS PREPARATIONS AND DIETARY
REGIMEN” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Titania
Tjandrawati Nugroho, MS selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini yang
telah memberi masukan kepada penulis dalam menulis makalah ini dan seluruh
anggota kelas Metodologi Penelitian dan Literatur Kimia B yang telah
memberikan pertanyaan sehingga dapat melengkapi bagian dari makalah kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis memohon maaf apabila masih ada banyak kesalahan dari kata dan
penyusunan dari makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Penulis
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
ataupun penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
2.3 Probiotik.......................................................................................................................... 4
2.4 Makanan
ii
BAB I PENDAHULUAN
3
daripada makanan probiotik berbasis susu dan produk yang stabil dalam jangka
waktu yang lama. Untuk memenuhi permintaan akan produk makanan probiotik
dalam bentuk yang sesuai, paten ini mengungkapkan suatu penemuan, bahan
makanan probiotik diskrit yang pada dasarnya padat pada suhu kamar.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroorganisme
Jasad hidup yang ukurannya kecil dikenal dengan istilah mikroorganisme
(jasad renik atau mikroba), bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga
relatif sulit dilihat dengan mata secara langsung, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk mikroskopik dalam
bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi, kapang,
mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk mikro
aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak dapat
sepenuhnya dikatakan sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak
ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi ilmu yang multidisipliner.
Dalam penerapannya di masa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan
ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia,
arkeologi, pertanian, gizi dan kesehatan, serta pangan.
Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron (µ), 1 mikron adalah
0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau
mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat
dilihat tanpa alat pembesar. Mikroba memiliki peran sebagai produsen, konsumen,
dan redusen di alam. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan
anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperan sebagai produsen
adalah alga dan bakteri fotosintetik. Mikroba konsumen menggunakan bahan
organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah
protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang
mati Menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam
terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur
(fungi). Sel mikroba yang berukuran kecil ini merupakan satuan struktur biologi.
Kebanyakan mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler), hal ini menunjukkan bahwa
seluruh aktivitas hidupnya bergantung pada sel tersebut. Beberapa mikroba
memiliki banyak sel (multiseluler) yang umumnya sudah terdapat pembagian tugas
diantara sel atau kelompok sel tersebut, meskipun belum sempurna (Fibriana,G dan
Andin, V.A., 2016).
5
2.1.1 Bakteri
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada
yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, Patogen pada manusia, hewan dan
tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam dalam tanah, atmosfer (sampai ± 10 km
di atas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat,
batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat
pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk
yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang
menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk
yang bermacam- macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat
pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 (Suryani, Y dan
Opik, T., 2021).
Bakteri merupakan salah satu golongan organisme prokariotik (tidak
mempunyai selubung inti) namun bakteri memiliki informasi genetik berupa DNA
yang berbentuk sirkuler, panjang dan bisa disebut nucleoid. Tes bokimia
pewarnaan gram merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil
pewarnaan akan menunjukkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri
(struktur dinding sel), Sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yaitu
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Pada pewarnaan Gram, golongan
bakteri gram positif akan memberikan warna ungu karena memiliki lapisan
peptidoglikan setebal 20-80nm sedangkan bakteri Gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis yaitu 5-10 nm dengan komposisi utama: lipoprotein,
membran luar dan polisakarida (Holderman et.al., 2017).
2.2 Probiotik
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bila diberikan dengan
juumlah yang memadai dapat memelihara keseimbangan mikrobiota dalam tubuh
yang mungkin dapat memberikan manfaat kesehatan kepada manusia sebagai
inang. Probiotik umumnya berasal dari golongan bakteri asam laktat (BAL),
khususnya genus Lactobacillus dan Bifidobacterium yang merupakan bagian dari
flora normal pada saluran pencernaan manusia. Probiotik dapat ditemukan dalam
produk pangan olahan berupa makanan/minuman yang difermentasi atau dapat
6
diperoleh dalam produk suplemen kesehatan. Strain tertentu bakteri probiotik
berperan dalam keseimbangan mikroflora usus, merintangi kolonisasi bakteri
patogen di usus, strain tertentu bakteri probiotik juga mempengaruhi pengaturan
beberapa respon imun innate atau alami yang merupakan pertahanan awal di
dinding usus yaitu meningkatkan proliferasi leukosit intra epitel dinding usus,
meningkatkan aktivitas (fagositosis) sel makrofa, juga meningkatkan
Imunoglobulin A (IgA) setelah kontak dengan antigen di usus. Efeknya pada diare
akibat patogen di usus sudah cukup terbukti, tetapi efeknya terhadap infeksi akut
saluran napas, terutama pada orang dewasa dan lansia, masih belum terbukti.
Penggunaan probiotik dalam jangka waktu lama belum tentu aman karena faktor
tuan rumah (pemakai) dapat bervariasi, dan untuk lingkungan tertentu dalam
kondisi klinis tertentu, probiotik mungkin menguntungkan untuk saluran cerna,
tetapi dapat juga menyebabkan penyakit (Penny, 2020).
8
BAB III ISI
9
5. Makanan probiotik yang diuraikan di sini enak untuk dikonsumsi, berupa
makanan ringan seperti snack yang mengandung probiotik dan nutrisi lainnya.
6. Produk makanan probiotik yang dijelaskan di sini, bila dikemas dan disimpan
seperti yang dijelaskan,pada akhir umur simpan akan memiliki sekurangnya 0,4
miliar Colony Forming Unit (CFU) per gram.
3.3 Klaim
Paten ini terdapat 17 klaim yaitu sebagai berikut:
1. Makanan probiotik diskrit yang terdiri dari: kultur probiotik kering yang
tersebar di dalam dan sepenuhnya diselimuti oleh pelapisan berbasi lemak yang
kontinyu dimana aktivitas air dari pelapisan berbasis lemak adalah dari sekitar
0,1 sampai sekitar 0,5; dan dimana bahan makanan probiotik berada pada suhu
antara sekitar 0ᵒ F dan sekitar 50ᵒ F dan dikemas dalam kemasan yang pada
dasarnya tidak dapat ditembus air; dimana bungkusan yang secara substansial
kedap air mencakup penggunaan atau penjualan berdasarkan tanggal; di mana
biakan terdiri dari biakan hidup dalam jumlah setidaknya sekitar 0,4 miliar unit
pembentuk koloni (CFU) per gram bahan makanan yang digunakan atau dijual
menurut tanggal; dan dimana bahan makanan probiotik pada dasarnya padat
pada suhu kamar.
2. Bahan makanan menurut klaim 1. di mana kultur terdiri dari kultur hidup
dalam jumlah setidaknya sekitar 0,6 miliar CFU per gram bahan makanan yang
digunakan atau dijual berdasarkan tanggal.
3. Bahan makanan menurut klaim 1, di mana biakan terdiri dari biakan hidup
dalam jumlah sedikitnya sekitar 0,8 miliar CFU per gram bahan makanan yang
digunakan atau dijual berdasarkan tanggal.
4. Bahan makanan menurut klaim 1, di mana biakan terdiri dari biakan hidup
dalam jumlah paling sedikit sekitar 1 miliar CFU per gram bahan makanan
yang digunakan atau dijual berdasarkan tanggal.
5. Bahan makanan menurut klaim 1, dimana aktivitas air dari pelapisnya dari
sekitar 0,2 menjadi sekitar 0,4.
6. Bahan makanan menurut klaim 1 yang suhunya antara sekitar 33°F dan sekitar
50°F.
10
7. Bahan makanan menurut klaim 1 dimana suhu antara sekitar 40ᵒ F dan sekitar
45° F.
8. Bahan makanan menurut klaim 1 yang bahan makanannya berupa batangan
dengan berat sekitar 10 sampai 45 gram.
9. Bahan makanan menurut klaim 1 dimana bahan makanan berbentuk batangan
dengan berat sekitar 10 sampai 25 gram.
10. Bahan makanan menurut klaim 1, dimana pelapis berbahan dasar lemak terdiri
dari cokelat atau pengganti cokelat.
11. Makanan menurut klaim 1, selanjutnya terdiri dari suplemen kalsium.
12. Item makanan menurut klaim 1, selanjutnya terdiri dari prebiotik.
13. Makanan menurut klaim 11, dimana prebiotik dipilih dari kelompok yang
terdiri dari laktosa, tagatose, dan serat makanan.
14. Makanan menurut klaim 13, di mana prebiotiknya adalah serat makanan.
15. Makanan menurut klaim 14, di mana serat makanannya adalah inulin.
16. Bahan makanan menurut klaim 1, selanjutnya terdiri dari inklusi yang dipilih
dari kelompok yang terdiri dari: matriks terkompresi dari biji-bijian utuh,
kacang-kacangan, keripik beras, gandum kembung, jawawut, kedelai, dan buah
kering.
17. Bahan makanan menurut klaim 1, dimana kultur aktif kering terdiri dari
mikroorganisme yang dipilih dari kelompok yang terdiri dari: Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium lactis, dan Lactobacillus casei.
Berdasarkan 17 klaim diatas dapat disimpulkan bahwa produk pribiotik
dari paten ini berupa makanan probiotik yang terdiri dari kultur probiotik kering
dilapisi oleh bahan pelapis berupa lemak berbahan dasar cokelat atau pengganti
cokelat dan dikemas dalam kemasan tidak tembus air serta padat pada suhu kamar.
Biakan probiotik terdiri dari kultur hidup dalam jumlah setidaknya 0,4 miliar unit
pembentuk koloni (CFU) per gram bahan makanan. Bahan makanan berbentuk
batangan dengan berat 10 sampai 25 gr dan suplemen kalsium. Bahan makanan
dari paten ini juga terdiri dari prebiotic berasal dari serat makanan yaitu inulin.
Kultur aktif kering terdiri dari mikroorganisme kelompok Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium lactis, dan Lactobacillus casei.
11
3.4 Kemungkinan Pengembangan Paten Serupa
Paten ini dapat dikembangkan pada beberapa bidang seperti bidang
kewirausahaan dan bidang penelitian:
a. Bidang Kewirausahaan
Paten ini menjelaskan tentang proses pembuatan makanan probiotik kering yang
tahan lama pada suhu ruang. Berdasarkan hal tersebut dapat dikembangkan
beberapa produk kewirausahaan seperti:
1. Makanan ringan seperti biscuit, snack dan sereal.
2. Makanan untuk hewan peliharaan seperti pellet, dry food dan lain sebagainya.
b. Bidang Penelitian
Paten ini hanya mengklaim tiga jenis bakteri sebagai sumber probiotiknya yaitu
Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium lactis, dan Lactobacillus casei.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikembangkan penelitian lanjutan seperti:
1. Menggunakan jenis bakteri yang berbeda dari bakteri yang telah diklaim
dalam paten ini seperti Lactobacillus reuteri.
2. Menggunakan jamur probiotik sebagai pengganti bakteri yang digunakan
dalam paten ini seperti Saccharomyces boulardii.
Paten ini merupakan paten biasa yang memiliki masa kadaluarsa yaitu 20 tahun.
Sehingga untuk pengembangan paten wajib membayar royalty sampai sebelum
paten tersebut kadaluarsa, namun jika paten tersebut sudah kadaluarsa maka dapat
dengan bebas dikembangkan tanpa harus membayar royalty kepada pemilik paten.
12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan penulis dalam bab sebelumnya dan hasil presentasi
yang telah kami sampaikan dapat disimpulkan bahwa :
1. Paten ini berkaitan dengan perbaikan proses pengolahan bahan makanan
dengan menggunakan bakteri probiotik pada media kultur kering yang
tahan pada suhu kamar.
2. Paten ini memiliki beberapa keunikan, beberapa diantaranya yaitu
menyediakan makanan probiotik yang dapat dikemas dengan mudah dan
mengandung sejumlah besar kultur hidup yang distabilkan dalam
pembuatannya, memiliki keuntungan pada kultur enrobing dan
encapsulating yang memungkinkan bahan makan dengan lapisan berbasis
lemak akan bertahan dalam jangka panjang. Selain itu, produk makanan
probiotik yang diuraikan mengandung inklusi dalam bentuk kering.
3. Potensi yang dapat dikembangkan berdasarkan paten ini dapat dilihat dari
bidang kewirausahaan yaitu pada proses pengolahan bahan makanan yang
mengandung probiotik agar dapat bertahan lama. Bidang penelitian yaitu
menggunakan jenis bakteri probiotik yang berbeda dari bakteri yang telah
digunakan pada paten ini.
4.2 Saran
Penulis menyarankan agar paten ini dapat dikembangkan lagi aplikasinya
dalam industri lainnya dengan menggunakan bakteri probiotik lainnya dan
dengan menggunakan metode kultur lainnya. Penulis juga menyarankan agar
penelitian – penelitian terkait ini dapat dikembangkan dan diperbaharui karena
paten yang diambil merupakan paten yang belum kadaluarsa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Holderman, M.V., Edwin, D.Q., Sendy, B.R. 2017. Identifikasi bakteri pada
pegangan eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di kota Manado. Jurnal
Ilmiah Sains. 1(17) : 14-15Chatami, M. (2022). Pemanfaatan Limbah Las
Karbit Menggunakan Aktivator Kotoran Kambing Untuk Remediasi Tanah
Bekas Tambang (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
Penny, K.L. 2020. Patogen. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.
Suryani, Y dan Opik. 2021. Mikrobiologi Dasar. LP2M UIN Sunan Gunung
Djati, Bandung.
Wardani, N.K., Susanti dan Talitha, W. 2021. Telaah studi kandungan probiotik
pada fermentasi makanan khas di pulau Jawa. Jurnal Sains Teknologi dan
Lingkungan. 1(7) : 51.
14
15
11
6