Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

HILAPOK DOGA ( NPM:202154231009)

NATALIS WALILO (NPM:201954231011)

AMATUS AW KEROKTIT (NPM:201954231019)m

WAHYU ERIKSON NITBANI (NPM:202154231010)

RIAN INDRI KURNIANTI (NPM:202154231005)

UNIVERSITAS MUSAMUS

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN PETERNAKAN MERAUKE

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur senantiasa kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman serta kesehatan, sehingga penulis diberi waktu dalam
menyelesaikan makalah dengan judul “Bakteri”. Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah biologi. Makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca
serta bagi penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga
masih banyak kesalahan yang penulis yakini ada di luar batas kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran dari para pembaca.

Merauke, 18 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR IS................................................................................................................................2

BAB l. PENDAHULUAN

Latar Belakang.............................................................................................................................3

Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................4

BAB ll. PEMBAHASAN

Pengawetan telur ayam dengan metode pengasinan...............................................................5

Pengawetan telur ayam dengan antimikroba alami................................................................5

Pengawetan telur dengan pencelupan ekstrak air kulit manggis

pada suhu ruang.........................................................................................................................6

Pengawetan telur dengan minyak kelapa.................................................................................7

Pengawetan dengan metode daun teh.......................................................................................7

BAB lll. PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Telur adalah produk peternakan yang mengandung nilai asam amino esensial yang
dibutuhkan tubuh manusia. Kendati memiliki kandungan gizi tinggi, telur mudah rusak akibat
bakteri, antara lain Salmonella, bahan kimia dari limbah, dan benturan atau gesekan.
Penyimpanan telur dalam waktu lama tanpa pengawetan dapat menyebabkan penguapan
sehingga bobot telur menurun dan putih telur menjadi encer. Telur yang diawetkan dapat
memperpanjang daya simpan minimal seminggu tanpa mengurangi nilai gizi di
dalamnya,pengolahan bahan pangan dengan tujuan memperpanjang masa simpan harus
dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas bahan pangan. Bahan pengawet pada
umumnya digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak.
Telur ayam merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini dikarenakan
telur ayam mengandung zat-zat yang penting bagi tubuh seperti mineral, vitamin, protein,
karbohidrat, dan lemak. Tingkat kerusakan telur sering terjadi pasca panen. Hal ini disebabkan
oleh terbatasnya perlakuan teknologi dan keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan.
Untuk mengantisipasi penurunan kualitas telur pasca panen tersebut, maka diperlukan suatu
teknologi pengawetan .Secara umum telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih
dari 14 hari di ruang terbuka. Kerusakan berupa pecah, dan retak, diikuti kerusakan lain
sehingga derajat keasaman naik. Terjadinya penguapan dari dalam telur membuat berat
telur turun serta putih telur encer. Mengakibatkan kesegaran telur menurun. Untuk mengatasi
terjadinya kerusakan maka perlu diadakan pengawetan agar nilai gizinya tetap tinggi, tidak
berubah rasa, tidak berbau busuk dan warna isinya tidak pudar.

4
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan pengawetan dengan cara kering,
pengawetan basah, perendaman, penutupan kulit dengan bahan pengawet dan penyimpan
dalam ruangan pending selama 21 hari.Pengawetan adalah upaya untukmempertahankan
kesegaran suatu bahan pangan asal ternak yaitu telur ayam.

Tujuan pembahasan

Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Dan Memahami Cara Pengawetan Telur Dengan
Metode Pengasinan, Antimikroba Alami, Ekstrak Air Kulit Manggis, Minyak Kelapa, Dan
Pengawetan Dengan Teh

5
BAB II

PEMBAHASAN

Pengawetan Telur Ayam Dengan Antimikroba Alami

Materi dan metode

Penelitian ini dilakukan tangggal 21 mai – 17 juni 2019 selama 28 hari pada telur yang
dibrikan perlakuan pengawetan dengan larutan antimikroba alami dari daun papaya untuk dilihat
kualitasnaya. Ada pun para meter kualitas telur yang diukur adalah indeks kualitas telur dan
haugh unit antara kelompok telur yang di rendam larutan antimikroba alami. Sedangkan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang di selidiki atau di amati ( sugiono,2017).

Larutan antimikroba alami

Larutan terbuat dari daun papaya yang dihancurkan untk diambil ekstranya proses ini dapat
dilihat pada gambar 1. Daun papaya dipilih yang berwarna hujau mudah,utuh tidak ada yang
rusak akibat penyakit, didapat langsung dari pohon lalu dihaluskan yang diambil larutan.
Ekstraksi larutan antimikroba dari daun papaya dilakukan dengan dengan mencampurkan daun
epaya dengan air dengan perbandingan 30% :70%.

6
Perendaman telur ayam dengan antimikroba alami

Telur ayam yang digunakan adalah telur yang berkualitas baik apabila telur direndam dalam
air akan tengelam. Cangkang telur dibersikan dari kotoran yang menempel lalu telur direndam
pada larutan antimikroba alami selama 60 menit. Setelah itu telur dikeringkan dan disimpan
pada suhu ruang selama 28 hari.

Gambar.1 proses pengawetan telur ayam dengan antimikroba

Indeks kialitas telur (IKT)

Perhitungan ikt merupakan perbandingan tinggi kuning telur dengan diameter kuning telur.
Perhitungan untuk mengetahui indeks kuning telur (ikt) dengan menggunakan rumus (badan
standar nasional Indonesia,2008)

7
Haugh unit (HU)

Perhitungan HU merupakan pengukuran tinggi albumen dan bobot telur. Telur yang sudah
ditimbang menggunakan tingbangan digital dipecah, pecahan telur tersbut diletak diatas kaca
datar kemudian ketinggian ambumen diukur menggunakan jangka sorong. Panda (1996)
menyatan rumus haugh unit yang dibuat oleh raimond haugh yaitu:

HU = 100 log (H+7,57- 1,7 W 0,37)

HU :Haugh Unit

H : tinggi albumen ( mm)

W : bobot telur (g)

Analisis data

Data kualitas telur diambil setelah 28 hari. Data kualitas telur dianalisis secara deskriptif
dengan membandingkan telur yang diberi perlakuan perendaman larutan antimikroba daun
papaya dengan control.

Hasil dan pembahasan

Telur ayam yang disimpan pada suhu ruang hanya mampu bertahan selama 14 hari
penyimpanan, hal ini disebabkan karena adanya kotoran atau bakteri pathogen yang menempel
pada cangkang atau kulit telur yang mengkontaminasi telur sehingga telur menjadi cepat
membusuk,

Bakteri phatogen dapat dihambat pertumbuhannya atau dimatikan namun tidak memiliki
efek samping yang besar bagi manusia dengan menggunakan antimikroba. Salah satu sumber
antimikroba berassal dari daun papaya. Menurut beberapa sumber literaturr daun papaya
merupakan salah satu sumbar antimikroba alami, daun papaya memiliki bebeapa komponen

8
biochemical antara lain yaitu : (1) alakaloid memiliki fungsi analgesic,antispasmodic dan
antibakteri. (2) flavonoidmempunyai fungsi efek anti tumor,imun ostimulan t, anti
oksidan,analgesik, anti radang,anti virus, anti bakteri,dan anti fungi.

Hasil rata-rata nilai IKT dan HU kelompok perlakuan lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu IKT
perlakuan 0,268 cenderung lebih tinggi dari kontrol 0,042. Telur segar mempunyai IKT 0,33-
0,50 dengan nilai rata-rata IKT 0,42. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya umur telur, maka
IKT akan menurun karena penambahan ukuran kuning telur akibat perpindahan air (Swacita
dan Cipta, 2011).

Tabel 3. Kualitas telur kontrol yang disimpan 28 hari

Tabel 4. Kualitas telur dengan perendaman larutan antimikroba alami

Pengawetan Telur Ayam Ras Dengan Pencelupa Dalam Ekstrak Air Kilit Manggis
Pada Suhu Ruang
9
Tujuan pengawetan telur yaitu agar dapat mempertahankan mutu dari telur serta
memperpanjang masa penyimpanan telur, tujuan utama dari pengawetan telur adalah untuk
mencegah penguapan air serta menghambat terlepasnya CO2 dari dalam isi telur dan
menghambat aktifitas dan perkembangbiakan mikroba . Bahan yang akan dicoba dalam
mengawetkan telur yaitu menggunakan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L). Manfaat
dari kulit buah manggis di antaranya dapat dijadikan sebagai anti inflamasi, anti tumor, anti
oksidan dan anti bakteri. Kulit manggis dilaporkan menjadi sumber tannin, xanthone,
chrysanthemin, garcinone, gartanin, vitamin B1, B2, C dan zat bioaktif lainnya (Moongkarndi, et.
al., 2003).

Kulit buah manggis memiliki kandungan senyawa xanthone, yang bermanfaat bagi
kesehatan, antara lain, antiflamasi, antihistamin, antibakteri, antijamur. Di dalam ilmu farmasi,
kulit manggis dikenal dengan nama garcinae cortex fructus. Kulit manggis memiliki kandungan
berkhasiat, namun yang memiliki khasiat obat yang luar biasa adalah senyawa xanthone.
Xanthone adalah senyawa organik yang memiliki fitonutrisi yang sangat kuat. Senyawa xanthon
memiliki struktur karbon yang stabil (Warisno dan Dahana, 2012). Pada kulit manggis
terkandung senyawa tanin yang berfungsi menutupi pori-pori kulit telur serta menghambat
masuknya mikroorganisme ke dalam telur dan berperan sebagai antibakteri (Stevi, et. al.,
2012).

METODE PENELITIAN

10
Sampel penelitian mengguankan 40 butir telur ayam ras dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain egg tray (rak tempat telur), timbangan, kapas, spidol, yolk colour fan, kertas label,
meja kaca datar, blender, pisau, baskom, sendok, glove (sarung tangan) , tisu dan kantong
plastik.

Kulit buah yang digunakan adalah bagian endocarpnya dicampur dengan aquades
kemudian diblender sampai homogen. Kemudian 20 telur dicelupkan ke dalam larutan kulit
manggis selama satu menit sampai semua permukaan kulit telur tertutupi oleh larutan kulit
manggis. Kemudian ditiriskan dan diletakkan pada rak yang tersedia. Selanjutnya simpan pada
suhu ruang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengaruh pencelupan larutan kulit manggis terhadap warna putih telur
ayam ras pada penyimpanan suhu ruang antara telur yang diberi perlakuan dan telur tanpa
perlakuan yang dilakukan dengan pengambilan skor 0 apabila tidak terjadi perubahan dan 1
apabila terjadi perubahan. Pada pengamatan telur ayam ras yang tanpa diberi perlakuan tidak
terjadi perubahan terhadap pengaruh pencelupan ke dalam larutan kulit manggis dan warna
putih telur pada telur ayam ras yang diberi perlakuan dengan cara dicelupkan pada minggu ke-0
sampai minggu ke-4 tidak terjadi perubahan warna pada putih telur. Hal ini dapat dikatakan
baik karena pengaruh dari pencelupan ke dalam larutan kulit manggis tidak mempengaruhi
perubahan warna pada putih telur.

Hasil penelitian pengaruh pencelupan ke dalam larutan kulit manggis terhadap warna
kuning telur ayam ras pada penyimpanan suhu ruang antara telur yang diberi perlakuan
menggunakan kulit manggis dan telur tanpa perlakuan. Hasil pengamatan warna kuning telur
tanpa perlakuan bahwa warna kuning telur yang tanpa dilakukan pencelupan larutan kulit
manggis mengalami perubahan warna kuning telur. Dimana telur yang diamati selama minggu
ke 0 sampai minggu ke 2 tidak terjadi perubahan pada warna kuning telur ayam ras, kemudian

11
pada minggu ke 2 dan ke 3 warna kuning telur mulai terjadi perubahan dan pada minggu yang
ke 4 terjadi perubahan pada warna kuning telur yang nyata terlihat semakin memudar.
Menurut Romanoff(1963), telur yang telah disimpam lama warna kuning akan memudar. Hal ini
disebabkan diserapnya air dari albumin ke dalam kuning telur, sehingga kuning telur menjadi
muda dan pucat. Pengamatan warna kuning telur pada telur yang diberikan perlakuan dengan
cara pencelupan menggunakan larutan kulit manggis, dapat dilihat bahwa pada minggu ke 0
sampai dengan minggu ke 4 tidak terjadi perubahan yang nyata pada warna kuning telur yang
diberi perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa pengawetan dengan cara pencelupan ke dalam
larutan kulit manggis dapat memperlambat perubahan warna pada kuning telur.

Hasil penelitian pengaruh pencelupan ke dalam larutan kulit manggis terhadap warna
kerabang telur ayam ras pada penyimpanan suhu ruang antara telur yang diberi perlakuan
menggunakan kulit manggis dan telur tanpa perlakuan. Dapat dilihat bahwa larutan kulit
manggis yang melapisi kulit telur ayam ras memiliki pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
perubahan warna dari kerabang telur, hal ini karena kulit manggis memiliki kandungan
antosianin yang berfungsi sebagi zat pewarna. Pengamatan dilakukan dengan pengambilan skor
(0 tidak berubah, 1 berubah). Pada minggu ke 1, kerabang telur yang diberi perlakuan
menggunakan larutan kulit manggis memiliki warna lebih coklat dibandingkan dengan kerabang
telur yang tidak diberi perlakuan. Dan proses perubahan terjadi minggu ke 4 dimana telur yang
diberi larutan kulit manggis memiliki warna lebih coklat dibandingkan dengan telur yang tanpa
perlakuan yang semakin lama semakin memucat.

12

Anda mungkin juga menyukai