Dosen Pengampu :
JURUSAN GIZI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Telur adalah bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi yaitu mengandung
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Sifat telur yang mudah rusak dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, suhu, kelembaban dan panas. Hal tersebut akan membuat kualitas telur
menurun. Selama penyimpanan, telur juga akan mengalami penurunan kualitas telur (Buckle et
al., 1987). Pengolahan telur yang paling mudah adalah dengan cara direbus, telur dimasak di
dalam air mendidih dalam keadaan masih utuh terbungkus kerabang telur. Salah satu
pengolahan yang dapat memperpanjang umur simpan adalah dengan pengawetan.
Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan guna mencegah atau
menghambat tumbuhnya jamur, bakteri, atau jasad renik.
Dengan begitu proses fermentasi (pembusukan), pengasaman atau penguraian akibat
aktivitas jasad renik dapat dicegah sehingga daya simpannya relatif lebih panjang. Selain itu
pengawetan dapat menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan
mutu, menghindarkan terjadinya keracunan, sehingga dapat mempermudah penanganan dan
penyimpanan.
Pemindangan telur merupakan salah satu bentuk pengolahan dengan kombinasi
penggaraman dan perebusan. Telur pindang merupakan produk olahan telur tradisional yang
menggunakan bahan penyamak protein. Protein akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan
penyamak, misalnya tanin. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyamak telur antara lain
kulit bawang merah, daun jambu biji dan air teh. Proses pembuatan telur pindang dilakukan
dengan tahap perebusan awal, kemudian diretakkan kerabang telurnya dan perebusan dilanjutkan
hingga bumbu meresap.
Peretakan kerabang bertujuan memberikan pola retakan pada putih telur dan agar bumbu
dapat meresap ke dalam telur. Pemindangan telur dapat menyebabkan telur rebus tersebut sedikit
lebih awet dari pada perebusan telur dalam air biasa. Proses pemindangan telur biasanya
menggunakan daun jambu biji atau kulit bawang merah yang menyebabkan warna kulit telur
menjadi kecoklatan dan akan memberikan cita rasa yang khas.
1.2 Tujuan Pratikum
Memahami prinsip pengawetan , mengolahaan makanan, tahap- tahap pengawetan, ciri-
ciri makaanan dan hasil olahaan dan kondiis lingkungan yang berpengaruh terhadap proses
pengawetan penggaraman.
TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Prosedur
Prosedur :
Telur di cuci kemudian di amplas dan dicuci lagi sampai bersih
Telur ayam dan itik dipisahkan dan dimasukkan ke dalam wadah pemindangan yang di
dalamnya berisi larutan pindang.
Larutan pindang dibuat dengan mencampurkan daun jambu biji dan garam serta air
dengan perbandingan 1 : 1 : 10 (atas dasar berat bahan)
Telur direbus selama 15 menit,retakkan kemudian rebus lagi selama 30 mnt (perlakuan 1,
kelompok 1), 45 menit (perlakuan 2, kelompok 2) dan 60 menit (perlakuan 3, kelompok
3), biarkan menjadi dingin.
Amati sifat organoleptik : warna, rasa, aroma dan tingkat keasinan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Telur ayam
Warna: putih kecoklat
Rasa: sedikit asin
Aroma: sedikit amis khas telur
Tingkat keasinan: sedang
Telur itik
Warna: kuning kecoklatan
Rasa: sedikit asin
Aroma: sedikit amis khas telur
Tingkat keasinan: sedang
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menggunakan telur ayam yang bermutu baik.Telur dicuci
bersih dengan air hangat untuk membersihkan kulit telur dari kotoran.Dibuat larutan garam 6% -
10% dari 1 liter air. Setelah itu telur direbus dalam larutan garam kemudian dimasukkan daun
jambu biji. Daun jambu biji dapat menyababkan warna kulit telur menjadi kecoklatan dan akan
memberikan citarasa yang khas. Tanin pada daun jambu biji akan menyebabkan
protein yang ada pada permukaan kulit telur menggumpal dan menutupi pori-pori
telur, sehingga telur menjadi lebih awet karena kerusakan telur dapat dihambat. Perebusan
diteruskan sampai 15 menit. Pemasakan tersebut dilakukan sampai warna permukaan kulit telur
menjadi coklat kehitaman lalu didinginkan. Setelah telur pindang dingin, dilakukan uji hedonik.
Telur yang diberi perlakuan dengan larutan 10%menghasilkan telur yang terlalu asin
sehingga telur ini memiliki rasa dan teksturseperti telur asin.Bentuk utuh telur sebelum dikupas
pada setiap perlakuan tidak berbeda jauh dari segi warna. Semua telur pindang yang dihasilkan
pada setiap perlakuan memilikiwarna coklat tua khas telur pindang. Dari segi citarasa telur
pindang dengan perlakuanlarutan garam 8% adalah telur pindang yang memiliki mutu sensori
yang paling baik.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pembuatan telur pindang merupakan salah satu cara pengawetan telur yang dilakukan
dengan perebusan telur dengan air garam yang ditambahkan daun jambu biji sebagai
pengawet dan pemberi warna coklat serta cita rasa yang khas. Telur pindang yang memiliki
mutu sensori yang paling baik adalah telur pindang dengan perlakuan konsentrasi garam
sebanyak 8% dengan cita rasa, warna dan tekstur yang paling baik. Dengan hasil untuk telur
ayam yaitu : Warna adalah putih kecoklat,Rasa sedikit asin, Aroma sedikit amis khas telur
dan Tingkat keasinan sedang. Sedangkan Telur itik yaitu : Warna adalah kuning kecoklatan,
Rasa sedikit asin, Aroma sedikit amis khas telur dan Tingkat keasinan sedang
5.2 Saran
Saran yang dapat ialah sebaiknya lebih serius dalam melakukan praktikum sehingga
praktikum dapat lebih cepat selesai dan kita lebih tau tentang metoda pengawetan dalam
bentuk penggaraman.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : UI-
Press.