Oleh:
Kelompok B1-1
Agus Maulana 2203567
Hanifah Nurfikriyah 2200172
Naia Larasati 2201117
Naila Ramadhani 2202387
Najwa Agwina 2201748
Dosen Praktikum:
Hurry Mega Insani, S. Pd., M. Si.
Latar Belakang
Telur merupakan bahan pangan yang bergizi dan dibutuhkan oleh manusia.
Komposisi gizi dalam telur ayam terdiri dari protein 13 %, lemak , dan vitamin,
serta mineral. Telur salah satu sumber protein hewani yang berasa lezat, mudah
dicerna, dan bergizi tinggi. Telur mudah diperoleh dan harga telur relatif terjangkau
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan,
tepung telur, obat, pengencer ramuan obat, pengencer sperma (Yuniati, 2011). Nilai
tertinggi telur terdapat pada bagian kuning telurnya yang mengandung asam amino
esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium, dan
vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada
kuning telur.
Jika telur dibiarkan begitu saja di udara terbuka akan rentan rusak akibat
mikroba. Kerusakan telur oleh bakteri terjadi karena bakteri masuk ke dalam telur,
baik sejak telur berada di dalam maupun sudah berada di luar tubuh induknya.
Untuk mencegah terjadinya perubahan tersebut, telur dapat diawetkan. Telur harus
disimpan tersendiri dari produk makanan atau bahan mentah lain supaya tidak
terkontaminasi bakteri salmonella (Faridah,2008).
Mutu telur dan produk olahannya merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan nilai gizi dan harapan yang dikehendaki oleh konsumen. Mutu
telur dapat dilihat dari eksternal dan internal. Mutu eksternal meliputi ukuran telur,
bentuk telur, warna cangkang, tekstur cangkang, cacat-cacat (defect) yang ada pada
telur, dan kebersihan telur. Sedangkan mutu internal telur dapat dilihat dari besar
kecilnya rongga udara telur, isi telur (putih dan kuning telur) belum mengalami
perubahan. Pengamatan mutu telur internal dengan mudah dapat dilakukan dengan
memecah cangkang telur kemudian diperiksa indeks putih telur maupun indeks
kuning telur. Telur yang baru keluar dari induk biasanya steril, begitu sudah
mengalami penyimpanan biasanya terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Pengawetan telur segar perlu dilakukan dengan tujuan agar mutu telur dapat
dipertahankan, sehingga telur dapat disimpan lebih lama dengan mutu yang masih
baik.
Tujuan
1) Mahasiswa mampu memahami pengaruh perlakukan perendaman telur pada
berbagai media dan perlakuan suhu terhadap mutu dan kesegaran telur.
2) Mahasiswa mampu menghitung indeks telur dan indeks Haugh telur
METODE
Prosedur Praktikum
Prosedur dilaksanakan praktikum yakni :
1. Perendaman Telur
2 butir telur ayam ras segar disiapkan dan timbang masing-masing berat
telur
↓
25 gram teh bubuk direbus sampai mendidih kemudian dinginkan, setelah
dingin saring teh bubuk
↓
Dua butir telur dimasukkan kedalam larutan teh bubuk yang sudah
disaring
↓
Diamkan dan rendam telur ayam ras pada suhu ruang selama satu minggu
b. Putih Telur
Telur yang sudah direndam dalam waktu seminggu ditiriskan
↓
Kertas militer blok diletakan pada tempat yang datar dan sematkan setiap
ujung dengan jarum pentul atau selotip
↓
Telur dipecahkan di atas plastik transparan
↓
Tinggi dan tebal putih telur diukur dengan jarum pentul, garis tengah
terpanjang putih telur dan garis tengah terpendek putih telur
↓
Indeks putih dan indeks Haugh telur dihitung dengan rumus yang tersedia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telur merupakan salah satu produk hewani yang digunakan sebagai bahan
pangan sumber protein, lemak dan vitamin yang dibutuhkan tubuh manusia untuk
pertumbuhan. Telur juga mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Berdasarkan kandungan gizinya, telur dapat dikategorikan sebagai
bahan makanan bergizi tinggi.
Telur dapat mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang
cermat sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai
penyimpanan pada konsumen. Kerusakan telur dapat dilihat dari bentuknya,
keutuhannya, warnanya, teksturnya, dan kebersihan kulitnya. Untuk memperkecil
kerusakan pada telur perlu dilakukan suatu cara agar telur tersebut dapat disimpan
dalam waktu yang cukup lama. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah
dengan cara pengawetan. Dengan cara ini, telur dapat disimpan lebih lama, dapat
meningkatkan selera konsumen, mencegah hilangnya air dan CO2 pada telur, dan
dapat mencegah masuknya bakteri dan kapang pada telur.
Pengawetan pada telur dapat dilakukan dengan cara perendaman telur segar
dalam berbagai larutan seperti air, kapur, larutan air garam dan filtrate atau
penyamak nabati yang mengandung tanin. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan mutu telur dan meningkatkan daya simpan telur dengan
merendam telur dalam bahan penyamak (tanin). Umumnya sebagian masyarakat
Indonesia belum mengetahui cara pengawetan telur ayam ras menggunakan larutan
teh konsumsi. Cara ini cukup mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar
sehingga diharapkan dapat memberi nilai tambah pada upaya pengawetan telur
ayam ras.
Kualitas telur dapat dilihat dari indeks Haugh, warna kuning telur, indeks
kuning telur, indeks putih telur, berat kuning telur, berat putih telur dan berat telur.
Berat telur, indeks putih telur dan indeks kuning telur dipengaruhi oleh protein,
lemak, dan asam amino esensial yang terkandung dalam ransum. Warna kuning
telur dipengaruhi zat-zat yang terkandung dalam ransum, seperti xanthofil, beta
karoten, klorofil, dan cytosan.
Praktikan melakukan perhitungan untuk menentukan indeks putih telur,
indeks kuning telur, dan indeks Haugh (Nesheim dkk, 1997) dengan perhitungan
sebagai berikut :
1) Penentuan indeks putih telur yang kami gunakan dengan rumus :
kontrol
0,5 1,5
(17,5 + 14,5) Indeks kuning telur = 3,6
Indeks putih telur =
2
0,5 = 𝟎, 𝟒𝟏
32 0,5
= =
2 16
= 0,03
0,3 1,3
(17+14,5) Indeks kuning telur =
Indeks putih telur = 5
2
0,3 = 0,26
31,5 0,3
= =
2 15,75
= 0,02
Simpulan
Dalam proses yang dilalui telur sejak masa panen hingga proses pengolahan,
telur dapat rusak dan busuk dengan mudah sehingga perlu untuk menyimpan telur
dengan seksama agar tahan lama dengan mutu dan kesegaran yang masih terjaga.
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa perendaman telur pada
berbagai media dan suhu dapat berpengaruh terhadap mutu dan kesegaran telur.
Angka indeks putih telur, indeks kuning telur dan indeks haugh pada telur yang
telah direndam dalam larutan teh cenderung menurun dibandingkan angka indeks
telur pada kontrol. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan mutu telur
karena adanya kerusakan akibat reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama masa
perendaman telur dalam larutan teh.
Adapun saran yang dapat membangun dan bermanfaat sebagai acuan untuk
praktikum selanjutnya yaitu :
Kontrol
Larutan teh
Proses perendaman
Setelah perendaman