Disusun oleh :
Oriza Krisnata Wiwata
141710101043
THP - A
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi
karena mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu
merupakan air susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu
apapun yang diperoleh dari hasil pemerahan. Susu memiliki aroma yang ringan
dan umumnya dapat diterima orang-orang. Komposisi air susu adalah air, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya
(beck, 1993).
Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong upaya untuk
penanganan dan pengolahan susu segar menjadi lebih berkembang. Hal ini
dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan, diversivikasi produk dan
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Namun perlu disadari bahwa
untuk mengolah susu segar menjadi produk olahan yang baik diperlukan mutu
susu yang baik pula. Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik
didih, titik beku, dan kekentalannya. Sedangkan sifat kimia susu yang dimaksud
adalah kandungan nutrisi (karbohidrat, lemak, protein, abu, vitamin dan mineral),
pH dan keasaman. Untuk mengetahui karakteristik dan kualitas susu, maka pada
praktikum kali ini akan dilakukan beberapa pengujian yang meliputi: uji warna,
bau, rasa, kekentalan (viskositas), uji pH dan keasaman, uji berat jenis serta uji
alkohol untuk mengetahui apakah susu tersebut sudah rusak atau belum. Selain itu
akan dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh enzim terhadap susu.
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein
mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling
lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu,
tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak
orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan.
Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Chartbet, 2013).
Penurunan kualitas telur dapat dicegah melalui proses pengawetan.
Pengawetan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memperpanjang
lama simpan dari telur supaya telur tersebut tidak rusak baik secara kuantitas
maupun secara kualitas. Berdasarkan tingkat umurnya telur dibedakan menjadi 2
yaitu telur segar dan telur tidak segar. Telur segar secara biologis adalah telur yang
baru keluar dari tubuh induknya. Seiring dengan waktu penyimpanan telur
tersebut akan mengalami penurunan kualitasnya. Proses pengawetan yang
umumnya dilakukan adalah pengawetan dengan cangkang (contoh : Cool storage,
shell sealing) atau pengawetan tanpa cangkang (contoh : telur bubuk).
Pada praktikum kali ini akan dilakuakan pengamatan karakteristik telur
dari berbagai spesies ternak, kualitas eksternal dan kualitas internal telur serta
sifat fungsional telur.
1.2 Tujuan
Praktikum kali ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengamati perbedaan berbagai karakteristik susu dan produk olahan susu.
2. Mengetahui nilai pH susu.
3. Untuk mengetahui apakah kondisi susu masih bagus atau sudah rusak.
4. Untuk mengetahui berat jenis berbagai sampel susu dengan menggunakan alat
laktometer.
5. Untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim protease terhadap susu,
dimana pada praktikum ini digunakan ekstrak kasar enzim bromelin (nanas).
6. Mengamati perbedaan karakteristik telur yang meliputi kualitas eksternal dan
internal beberapa spesies ternak.
7. Mengamati sifat fungsional telur sebagai emulsifier, sebagai clarifiying agent
dan pembentuk busa.
8. Mengetahui beberapa cara pengawetan telur.
Piring plastik
Jangka sorong
Sperometer/penggaris
Tabung reaksi
Kompor
Panci
Gelas ukur
Wadah
Spatula
Refrigerator
pH meter
laktometer
3.1.2 Bahan :
1
2
3
4
5
6
Susu
Alkohol
Nanas
Telur
Air
Minyak goreng
Pengamatan
Susu 5 ml
Susu 50 ml
Pencatatan skala
50 ml tabung A
50 ml tabung B
Pengamatan perubahan
Pengamatan
3 Tabung Reaksi
Pemberian 5 ml air
Penambahan 1 ml minyak
Pengocokan, diamati
Tabung 1
1 ml kuning telur
Tabung 2
Tabung 3
Pengamatan
Didihkan
wadah 1
wadah 2
wadah 3
5 ml putih telur
5 ml kuning telur
5 ml telur dicampur
Pengamatan
2 butir telur
C. Pengawetan Telur
C1. Pengawetan Telur Dengan Pelapisan Minyak Goreng
4 butir telur
Pencelupan,pengangkatan,pengeringan
Penyimpanan pada suhu ruang masing-masing ( 5,10, dan 15 hari)
Pengamatan perbedaan
Gambar 3.11 Diagram Alir Pengawetan Telur Dengan Pelapisan Minyak Goreng
4 butir telur
Pengamatan