FISIKA TERAPAN
OLEH:
WINONA APRILIA AZZAHRA
D1A022070
OLEH:
WINONA APRILIA AZZAHRA
D1A022070
FISIKA TERAPAN
PENGUKURAN
Oleh:
2.1 Hasil
2.1.1 Gambar
2.1.2 Tabel
No. Urut telur Panjang telur Lebar telur Indeks telur Keterangan
(cm) (cm)
1. 5,76 4,42 0,77 Telur normal
2. 5,65 4,48 0,79 Telur normal
3. 5,53 4,43 0,80 Telur bulat
4. 6,16 4,40 0,72 Telur normal
5. 5,89 4,55 0,77 Telur normal
6. 5,34 4,64 0,87 Telur bulat
7. 5,51 4,49 0,81 Telur bulat
8. 5,66 4,42 0,78 Telur normal
9. 5,81 4,47 0,77 Telur normal
10. 5,76 4,51 0,78 Telur normal
2.2 Pembahasan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu benda dengan
sesuatu yang ditetapkan sebagai satuan. Hal ini sependapat dengan Muchtadi
(2010) bahwa pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Banyak sekali jenis hewan
yang dapat menghasilkan telur. Yang paling popular adalah telur ayam sehingga
dalam kehidupan sehari-hari istilah telur diasosiasikan dengan telur ayam.
Pada praktikum kali ini adalah melakukan pengukuran Panjang dan lebar
telur menggunakan jangka sorong. Pengukuran yang dilakukan yakni dengan
memberikan nomor pada tiap-tiap telur hingga mencapai nomor ke sepuluh, setelah
itu ukur panjang dan tebal telur dengan menggunakan jangka sorong. Mengukur
panjang telur yaitu mengukur telur mulai dari ujung telur yang runcing hingga ujung
telur yang tumpul. Mengukur lebar yakni dengan mngukur lebar telur mulai dari
samping kanan telur hingga samping kiri telur.
Hasil pengukuran telur yang didapat untuk rataan panjang telur itik yaitu
5,71 mm sedangkan rataan lebar telur itik yaitu 4,48 mm. Kemudian hitung indeks
masing masing telur dengan cara membagi lebar dengan panjang telur. Indeks
telurnya adalah 0,79 mm.
Bentuk telur dipengaruhi oleh bentuk oviduct pada masing-masing induk
ayam, sehingga bentuk telur yang dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur
biasanya dinyatakan dengan suatu ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu
perbandingan (dalam persen) antara ukuran lebar dan panjang telur. Telur dapat
dikatakan bulat, normal, dan lonjong dengan menghitung indeks telurnya. Indeks
telur yang ideal adalah telur yang berbentuk oval. Menurut Azizah et al. (2012)
bentuk telur yang paling baik adalah oval. Soekarto (2013) menyatakan bahwa
bentuk telur ideal memiliki nilai indeks telur 0,80. Bentuk telur dengan indeks telur
lebih kecil dari 0,80 disebut telur berbentuk lonjong (biconical dan conical). Telur
dinyatakan berbentuk bulat (elliptical dan spherical) apabila indeks telur lebih besar
daripada 0,80.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat diperlukan dan dibutuhkan
oleh tubuh manusia seperti protein yang tinggi. Telur merupakan sumber protein
yang sangat diperlukan oleh tubuh.
2. Rumus mengukur indeks telur
Indeks Telur = Lebar Telur
Panjang Telur
3. Bentuk telur dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu telur normal, bulat dan lonjong
• Jika indeks telurnya > 0,80 telur berbentuk oval
• Jika indeksnya =0,80 telur berbentuk oval
• Jika indeks telurnya <0,80 telur berbentuk lojong
3.2 Saran
Tidak ada saran karena praktikum ini sudah berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Abdurrahman. 2014. Manajmen Ternak Unggas Kualitas Telur. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Bakhtara, D. D., Rusdi, & Mardiah, A. (2016). Penetapan Kadar Protein dalam Telur Unggas
Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl. Jurnal Farmasi Higea,
8(2):143-150.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Woolton. 2013. Ilmu Pangan. UI Press,
Jakarta.
Djanah, D. 1990. Beternak Ayam. CV. Yasaguna, Surabaya.
Isnanda,F. 2016, PERBANDINGAN KUALITAS EKSTERNAL TELUR AYAM RAS STRAIN ISA
BROWN DAN LOHMANN BROWN. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu .Vol. 4(1): 1-5.
Muchtadi, Tien.R., dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabet, Bogor.
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA TERAPAN
TRANSFER PANAS
Oleh :
Nama : Winona Aprilia Azzahra
NIM : D1A022070
KELAS :B
PJ KELAS : IQBAL ZULFAHMI RAHMAT
2.1 Hasil
2.1.1 Gambar
2.1.2 Tabel
No Temperatur
Lama Perendaman Daging (⁰C) Transfer Panas Keterangan
(detik) sebelum sesudah (⁰C/Cm³/det)
2.2 Pembahasan
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Besar transfer panas secara berturut-turut adalah 2,87⁰C/Cm³/det;
0,46⁰C/Cm³/det; dan 0,49⁰C/Cm³/det.
2. Semakin lama suatu benda berada didalam suatu medium yang
temperaturnya tinggi maka transfer panasnya semakin besar
3.2 Saran
FISIKA TERAPAN
Oleh :
Nama : Winona Aprilia Azzahra
NIM : D1A022070
KELAS :B
PJ KELAS : IQBAL ZULFAHMI RAMHMAT
Listrik adalah salah satu hal yang sering digunakan pada kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang bergantung terhadap penggunaan listrik untuk mempermudah
pekerjaannya dalam berbagai hal. Setiap listrik sebenarnya memiliki daya hantar
masing-masing. Hal tersebut berfungsi untuk menentukan jumlah arus yang bisa
mengalir pada listrik tersebut.
Alasan listrik bisa mengalih adalah karena keberadaan arus elektron yang
melewati suatu hambatan. Sedangkan arus elektron sendiri didapatkan dari berbagai
bahan yang bisa menjadi ion seperti NaCl (garam dapur). Suatu NaCl dalam bentuk
larutan atau lelehannya bisa menghantarkan arus listrik, sehingga bisa dipakai untuk
menyalakan sebuah lampu LED. Contoh bahan lainnya adalah asam cuka, meskipun
tidak sebaik NaCl dalam menghantarkan arus listrik.
Berbeda dengan larutan di atas, susu tidak bisa dipakai untuk menghantarkan
arus listrik yang selanjutnya disebut dengan nonelektrolit dikarenakan tidak bisa
terionisasi seperti CH3COOH maupun NaCl. Pada setiap bahan yang termasuk ke dalam
elektrolit, bahan tersebut mempunyai kemampuan dalam menghantarkan listriknya dan
disebut dengan daya hantar. Setiap bahan pun juga mempunyai daya hantar yang
berbeda.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan mengukur daya hantar listrik dari berbagai
konsentrasi cairan dengan alat elektroanalisa.
2.1 Hasil
2.1.1 Tabel
2.1.2 Grafik
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
5 25 50 75
2.1.3 Perhitungan
Y = a+bx
Y = 0,017 + 0,0006x
0,003 = 0,0006x
0,003: 0,0006 = x
5=x
2.1.4 Gambar
2.2 Pembahasan
Daya hantar listrik adalah ukuran kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik.
Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan listrik (R). Daya hantar listrik
disebut juga konduktivitas. Satuan dari daya hantar listrik adalah Ω−1 𝑐𝑚−1. Konduktivitas
digunakan untuk mengukur daya hantar larutan atau cairan elektrolit. Besarnya
konduktivitas ditentukan oleh konsentrasi elektrolit. Energi listrik dapat ditransfer melalui
materi berupa hantaran bermuatan listrik yang berwujud arus listrik yang berarti bahwa
harus ada pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang
menggerakkanpembawa muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa electron seperti
logam atau dapat juga digunakan ion positif dan ion negatif seperti dalam larutan elektrolit
dan lelehan garam. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari
baterai, generator atau sumber energi listrik yang lain. Muatan listrik akan berpindah jika
terdapat beda potensial diantaradua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir atau
berpindah dari tempat yang berpotensialtinggi menuju tempat dengan potensial yang lebih
rendah. Arus listrik terjadi didalam suatu larutan karena adanya ion yang bergerak
(Supriyana, 2004).
Cara lain untuk mengelompokkan senyawa selain dengan identitikasi ikatannya
yaitu didasarkan pada daya hantar listrik. Berdasarkan daya hantarnya, senyawa dibagi
menjadi dua, yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat yang dapat
menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya akan terdisosiasi atau akan terurai
menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik.
Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat disosiasinya, elektrolit dibagi
menjadi: elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi sempurna atau
sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan, dengan
derajat ionisasi 1 atau mendekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa kuat.
Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi
ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian kecil
garam-garam, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).
Susu tidak bisa dipakai untuk menghantarkan arus listrik yang selanjutnya disebut
dengan nonelektrolit dikarenakan tidak bisa terionisasi seperti CH3COOH maupun NaCl.
Pada setiap bahan yang termasuk ke dalam elektrolit, bahan tersebut mempunyai
kemampuan dalam menghantarkan listriknya dan disebut dengan daya hantar. Setiap
bahan pun juga mempunyai daya hantar yang berbeda.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi dari suatu senyawa mempengaruhi besarnya daya hantar
listrik. Semakin besar konsentrasi, daya hantar listriknya juga akan semakin
besar (berbanding lurus).
3.2 Saran
FISIKA TERAPAN
VISKOMETER
Oleh :
Nama : Winona Aprilia Azzahra
NIM : D1A022070
KELAS :B
PJ KELAS : IQBAL ZULFAHMI RAMHMAT
Pada praktikum kali ini viskositas akan dibuktikan dengan menggunakan zat cair
berupa susu sapi. Viskositas akan dicari dengan bantuan kaca dan kertas milimeter blok.
Percobaan diakukan sebanyak 4 kali, dimana masing masing percobaan dilkukan selama 30
detik. Sudut kemiringan masing masingpercobaan di buat sama, yaitu 90 derajat.
1.2 Tujuan
1. Menentukan viskositas atau kekentalan zat cair yang ada di kehidupan sehari-hari
2. Mengetahui cara menghitung viskositas atau kekentalan zat cair yang ada di
kehidupan sehari-hari
2.1 Hasil
2.2 Pembahasan
Dengan Martoharsono (2006) yang menyatakan bahwa viskositas fluida (zat cair)
adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang
bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan
zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair.
Pada praktikum kali ini menggunakan dua macam jenis zat cair yaitu susu kambing
dan susu sapi. Zat-zat cair tersebut mempunyai viskositas atau kekentalan yang berbeda-
beda. Hal ini sependapat dengan Sudarjo (2008) yang menyatakan bahwa setiap zat cair
mempunyai karakteristik yang khas dan viskositas masing-masing, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Dalam praktikum ini susu kambing itu memiliki kekentalan yang
lebih dibandigkan susu sapi, hal itu dibuktikan dengan jarak tempuh masing masing susu,
dimana susu sapi memiliki rataan jarak tempuh 34,72 cm, rataan jarak tempuh susu
kambing 29,55 cm.
Viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
1.2.1 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Viskositas atau kekentalan zat cair terjadi karena adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.
3.2 Saran