Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL : TEKNIK MENGUKUR TELUR

DOSEN : UMMUL MASIR, S.Pt., Msi

Oleh :

Nama : Rani

Nim : 2222100001

Prodi : Agribisnis Peternakan

AGRIBISNIS PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPUALAUAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas berkat rahmat
dan karunia-nya, penyusunan laporan tentang kebudayaan dan masyarakat dapat diselesaikan.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan adanya tugas yang diberikan
oleh dosen yang dapat membantu kelancaran untuk pemenuhan nilai praktikum.
Uraian tugas praktikum kami dapat menjadi pedoman bagi bidang sosiologi dalam memenuhi tugas
Demikianlah uraian laporan kami dengan harapan dapat membantu ke arah perbaikan.
Kritik dan saran untuk perbaikan ke depan saat kami harapkan
Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mandalle, 9 juni 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................................1


1.2 Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2

BAB III METODE PRAKTIKUM ..........................................................................................3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................4

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................6

BAB V PENUTUP..................................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Telur merupakan salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan,


dan susu. Telur yang dikonsumsi oleh manusia umumnya berasal dari beberapa jenis unggas,
seperti ayam, bebek, dan angsa. Namun, telur-telur yang lebih kecil, seperti telur ikan, kadang juga
digunakan sebagai campuran dalam hidangan. Selain itu, dikonsumsi pula telur berukuran besar,
seperti telur burung unta, maupun telur berukuran sedang, seperti telur penyu.
Sebagian besar produk telur ayam yang ditujukan untuk konsumsi manusia tidak dibuahi oleh ayam
pejantan. Namun, telur yang dibuahi dapat pula dimakan, meskipun tidak memiliki perbedaan
kandungan nutrisi yang signifikan. Telur pasaran yang dibuahi umumnya tidak
mengandung embrio yang berkembang karena disimpan dalam lemari pendingin sehingga mencegah
pertumbuhan sel-sel dalam telur.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui ukuran telur yang berkualitas
2. Agar mahasiswa mampu membedakan telur yang untuk di tetaskan dan yang tidak
3. Agar mahasiswa mengetahui berat dan ukuran panjang dan telbar telur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Telur ayam ras memiliki fisik terdiri dari 10% kerabang (kulit telur, cangkang), 60% putih
telur dan 30% kuning telur.
2. Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa mampu mengukur telur sehingga mampu
menjelaskan kriteriakualitas telur.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

1. Waktu dan tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu hari jumat, 09 juni
2023 pukul 09.00-10.40 WITA bertempat di RK 4.
2. Alat dan bahan
Bahan dan alat yang disiapkan :
1) Telur 36 butir
2) Egg trey
3) Kaca bidang datar
4) Spirometer
5) Kapiler (jangka sorong)
6) Kalkulator
3. Metode kerja
a. Keselamatan kerja
Untuk menjamin keselamatan kerja, Mahasiswa diwajibkan memakai pakaian
lanoratorium, menggunakan sarung tangan plastik dan masker saat melakukan
pembelahan telur dan pengamatan praktikum.
b. Langkah kerja (Prosedur kerja)
Langkah kerja praktikum ini diawali dengan tiap kelompok memperoleh alat
dan bahan yang disediakan, selanjutnya adalah :
 Pengukuran indeks putih telur
Indeks putih telur dihitung dengan menggunakan alat jangka sorong
untuk mengukur tinggi putih telur dan lebar putih telur. Telur yang
mendapat perlakuan masing-masing sebanyak 2 butir di ukur indeks
putih telurnya.
Hasil pengamatan indek putih telur di catat pada tabel hasil
pemeriksaan rumus indeks putih telur menurut (Laily dan suhendra,
1979)

Keterangan : T: Tinggi Putih Telur, L1 : Lebar Putih Telur, L2 :


Panjang Putih Telur.

 Pengukuran telur
Telur di pecahkan diatas bidang datar dan licin(kaca). Kuning telur
dipisahkan dari putih telur secara hati-hati. Indeks kuning telur diukur
dengan menggunakan alat jangka sorong untuk tinggi kuning telur dan
lebar kuning telur. Telur yang telah mendapat perlakuan masing-
masing sebanyak dua butir diukur indeks kuning telurnya. Hasil
pengamatan indeks Kuning Telur di catat pada tabel hasil pemeriksaan.
Kemudian dihitung indeks kuning telur (yolk indeks) menggunakan
rumus sebagai berikut:
T
½ (L1+L2)

Keterangan :
a. Tinggi kuning telur
b. Diameter kuning telur
 Pengukuran Haugh Unit
Telur di timbang kemudian diberi label sesuai dengan beratnya. Telur
dipecahkan diatas bidang datar dan licin (kaca). Tinggi putih telur
diukur dengan menggunkan alat jangka sorong. Telur yang telah
mendapatkan perlakuan masing-masing sebanyak dua butir diukur
dengan haugh unitnya. Hasil pengamatan hauggh unit di catat pada
tabel hasil pemeriksaan rumus haugh unit menurut
(Pamungkas,P.W,2007)

HU= 100 log [H- [√G (30W0,37-100)]+1,9]


100

Keterangan : HU: Haugh unit, H :Tinggi Putih telur (mm), W ;Berat


telur (gram), G : konstanta (32,2)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telur yang yang berasal dari ayam yang sehat umumnya berada dalam kondisi steril saat
setelah telur dikeluarkan. Adanya pencemaran pada telur umumnya melalui retakan atau
pecahan dari kulit telur yang terinfeksi (uhtadi et al.,2010). Lama penyimpanan menentukan
kualitas telur. Semakin lama disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin merosot
(Haryoto, 2010). Selain karena CO2 pada telur banyak keluar mengakibatkan naiknya derajat
keasaman, juga terjadi penguapan sehingga bobot telur menurun dan putih telur menjadi
encer. Selama menyimpan, kantong udara mengalami pemecahan sehingga albumin akan
semakin encer.

Kualiats telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang
dan telur faktor luar meliputi bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit.
Sedangkan faktor isi telur memiliki kekentalan putih telur, warna serta posisi kuning telur ,
dan ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru, kualitas telur
bagian luar tidak banyakmempengaruhi kualitas bagian dalamnya, jika telurtersebut
dikomsumsi langsung, kualitas bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut
akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas telur yang harus diperhatikan. Kualitas kulit
telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap keawetan telur.

Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktuyang
lama. Dalam suhu ruang, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan selama 2 minggu.
Kerusakan ini biasanya dua tandai dengan kocaknya isi telur dan bila di pecahisi tidak
menggumpal lagi. Kerusakan ini karena CO2 yang terkandung didalamnya sudah banyak
yang sehingga derajat keasaman telur meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat
bobot telur menurun dan putih telur juga lebih encer. Masuknya mikroba kedalam telur
melalui pori-pori kulit juga akan merusak isi telur.

Tanda-tanda telur segar yang baik adalah bentuk kulitnya bagus, cukup tebal, tidak cacat
atau retak, teksturnya baik, warnanya bersih, rongga udara dalam telur dalam telur kecil,
posisi kuning telir ditengah , dan tidak terdapat bercak atau noda darah (Haryoto,1996)

Telur yang segar memiliki ruangh udarayang lebih kecil dibandingkan dengan telur yang
sudah lama. Menurut sudaryani (2003), kualitas telur dapat dikelompokkan berdasarkan
ukuran kedalaman ruang udaranya, pembagiannya, yaitu :

a. Kualitas AA memiliki kedalaman ruang udara 0,3 cm


b. Kualitas A memiliki kedalaman ruang udara0,5 cm
c. Kualitas B memiliki kedalaman ruang udara lebih dari 0,5 cm.

Telur yang segar memiliki kuning telur yang tidsk cacat, bersih, dan tidak terdapat
pembuluh darah. Selain itu, didalam kuning telur tidak terdapat bercak daging atau bercak
darah.

Putih telur yang bagus adalah yang tebal dan diikat kuat oleh kalaza. Untuk telur kualitas
AA, putih telur harus bebas dari titik daging atau titik darah (Lestari dan utami,2009).

Kualitas telur sebelah luar ditentukan oleh kondisi kulit telurnya. Berikut ini beberapa
parameter untuk menentukan kualitas telur sebelah luar (Lestari dan utami, 2009)
1. Kebersihan kulit telur
Kualitas telur semakin baik jika kulit telur dalam keadaan bersih dan tidak ada kotoran
apapun
2. Kondisi kulit telur
Kondisi kulit telur dapat dilihat daritekstur dan kehalusannya. Kualitas telur akan semakin
baik jika tekstur kulitnya halus dan keadaan kulit telurya utuh serta tidak retak (Lestari
dan utami,2009).
3. Bentuk telur
Bentuk telur yang baik adalah proporsional, tidak berbonjol-bonjol, tidak terlalu lonjong,
dan juga tidak terlalu bulat (Lestari dan utami,2009).

Berikut tabel pengamatan fisik pada telur tetas :


Tabel pengamatan kualitas fisik telur tetas

No. Berat Fisik Panjang Lebar kriteria


Kotoran Bercak warna telur telur Telur tetas/
darah bukan
1. 68,9 gram - - Normal 6,0 cm 4,6 cm Bukan
2. 64,4 gram - - Normal 5,7 cm 4,5 cm Bukan
3. 63,2 gram - - Normal 5,7 cm 4,4 cm Bukan
4. 57,3 gram - - Normal 5,1 cm 4,4 cm Telur tetas
5. 46,9 gram - - Pucat 5,1 cm 4,1 cm Bukan
6. 52,6 gram + - Normal 5,4 cm 4,2 cm Bukan
7. 50,7 gram - - Gelap 5,2 cm 4,2 cm Bukan
8. 64,7 gram - - Gelap 5,6 cm 4,6 cm Bukan
9. 60,0 gram - - Normal 5,5 cm 4,4 cm Bukan
10. 61,5 gram - + Pucat 5,7 cm 4,4 cm Bukan
11. 56,0 gram + + Normal 5,5 cm 4,3 cm Telur tetas
12. 57,4 gram - - Normal 5,5 cm 4,3 cm Telur tetas
13. 51,1 gram - + Pucat 5,5 cm 4,1 cm Bukan
Keterangan : berat telur 55-60 gram, namun ada beberapa yang memiliki bercak darah
dan kotoran pada cangkang namun bisa termasuk dalam kriteria dikarenakan bercak darah
dan kotoran pada cangkangnya dapat di bersihkan.

Tabel pengamatan kualitas telur 1 :

No. Panjang putih telur Lebar putih Tinggi Indeks putih


telur telur
1. 8,6 cm 6,9 cm 0,6 cm 9.0,07
2. 5,5 cm 8,52 cm 0,6 cm 5.0,08

Tabel pengamatan kualitas telur 2 :

No. Panjang kuning telur Lebar kuning Tinggi Indeks kuning


lebar telur
1. 4,4 cm 4,2 cm 1,6 cm 9.0,08
2. 4,1 cm 4,0 cm 1,5 cm 5.0,09

Tabel pengamatan kualitas telur 3 :


No. Nilai HU (haugh unit)
1. 25,32
2. 25,48
Dokumentasi kegiatan praktikum :
Telur dan mengukur telur bersama kerabangnya

Mengukur tinggi dan panjang lebar telur

Mengukur tinggi kuning telur


BAB V PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Telur adalah makanan atau olahan peternakan yang dimana tidak dapat bertahan lama jika
tidak di awetkan dan ada beberapa telur yang bisa di komsumsi dan di tetaskan
SARAN
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik
serta saran untuk melengkapi segala kekurangan yang ada dalam laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai