Dewi Melinda
Dewi Melinda
O 121 18 258
Tenak unggas
KELAS : PTK 7
KELOMPOK : 01 (satu)
UNIVERSITAS : Tadulako
Mengetahui Penyusun
unggas peternakan ini guna melengkapitugas mata kuliah ilmu produksi tenak
tadulako. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Dosen mata kuliah ilmu produksi ternak ungga fakultas peternakan &
2. Teman – teman dan semua pihak yang telah memberi bantuan dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurngan oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan
dimasa akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
spesies burung (aves). Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik,
puyuh, dan burung merpati. Unggas air memilki perbedaan yang spesifik dengan
unggas darat dari luarnya yang menunjukan perbedaan habitat, makanan, cara
pertahanan diri dan kebiasaannya. Ransum merupakan pakan yang siap diberikan
kepada ternak terdiri dari campuran bahan – bahan untuk memenuhi kebutuhan
biaya yang dikeluarkan untuk pakan tetapi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak tersebut. Ransum yang baik membutuhkan beberapa data seperti bahan
pakan yang meliputi kandungan gizi serta adanya zat anti nutrisi atau zat
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum Produksi Ternak Unggas adalah mengenal
kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ
terdiri atas saluran yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan
papillae.
sepasang testes
sepasang saluran deferens (ductus deferens)
kloaka
pembentuk telur dan dilengkapi dengan oviduct (saluran telur). Selain alat-alat
Proses reproduksi ayam betina adalah sebagai berikut (Etches, R.J 1996).
yang jumlahnya cukup banyak (20.000 sel waktu embrio, setelah ayam
dewasa kelamin ada sekitar 400 calon telur yang siap matang selama hidup
ayam). Folikel yang telah terbentuk makin lama makin besar. Ketika
kental dan melapisi kuning telur. Panjang magnum kurang lebih 33 cm.
Di uterus isi telur ditambah dengan air dan larutan mineral yang terdiri
terjadi proses pembentukan kulit telur yang sebagian besar terdiri dari
kalsium karbonat.
waktunya dikeluarkan dari tubuh ayam. Sesaat sebelum keluar, kulit telur
dilapisi oleh lapisan mukosa yang akan mengering begitu telur dikeluarkan
dari tubuh ayam. Lapisan mukosa ini berguna melindungi permukaan kulit
telur dari bibit penyakit/zat-zat halus lain yang dapat masuk ke dalam
saluran pencernaan ayam untuk memanfaatkan nutrien dari pakan atau bahan
bereproduksi. Sistem pencernaan ayam terdiri atas rongga mulut, esofagus dan
temboloknya, lambung kelenjar, lambung otot, usus halus, usus besar, kloaka dan
unggas ada tiga macam, yaitu pencernaan secara mekanik (fisik) dilakukan oleh
kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh
pencernaan yang dihasilkan kelenjar salivadi mulut, enzim yang dihasilkan oleh
halus, dan pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi
di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan unggas meliputi aspek tiga aspek,
(empedal/ guisar), usus halus, usus besar dan ceca, absorbsi yang terjadi pada usus
halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus), metabolisme yang terjadi
pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa dan hasil lain
mengandung semua gizi dibutuhkan oleh unggas untuk berproduksi sesuai umur
yang dipelihara (Rasyaf, 2008). Ayam broiler fase finisher membutuhkan protein
kasar 18 – 20% dan energi metabolis 3000 – 3200 kkal/kg (Yuwanta, 2004).
Protein dijadikan sebagai patokan karena kualitas suatu bahan dan harga pakan
ransum yaitu pertama tama, bahan pakan disusun berlapis secara vertikal yang
jumlahnya paling besar diletakkan pada lapisan paling bawah dan bagian kecil
beberapa bahan pakan yang diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan ternak
bujur sangkar) dan sistem komputer (Suprijatna dkk., 2005). Metode formulasi
ransum yang mudah untuk mendapatkan ransum yang murah dan berkualitas
diperlukan yang betujuan untuk digunakan, lebih cepat dan akurat dalam
cara pencampurannya atau formulasinya antara lain linear programming, trial and
disesuaikan sesuai dengan kebutuhan ternak, mudah dicerna agar efisiensi pakan,
bahan pakan tidak mengandung racun yang dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian, mudah diperoleh dan harganya murah (Devani dan Basriati, 2015).
Standar kebutuhan akan energi metabolis pada ayam periode starter adalah 2800 -
3200 kkal/kg dan pada unggas fase finisher energi metabolisme sebesar 2800 -
3300 kkal/kg, standar protein kasar untuk periode starter adalah 18 - 23 % dan
periode finisher adalah 18 - 22% (Rasyaf, 1995). Serat kasar dalam ransum ayam
ada bermacam macam antara lain crumble yang merupakan tipe ransum yang
dihasilkan dari campuran bahan pakan, pellet yang merupakan bahan pakan yang
dipadatkan menggunakan mesin pellet dan mash (Jahan dkk., 2006). Pemberian
pakan dapat dilakukan dengan cara adlibitum atau secara terus - menerus
(Manurung, 2011). Pemberian pakan sesuai interval yaitu dengan mengatur jarak
pemberian pakan secara force feeding yaitu dengan mempuasakan ayam terlebih
dahulu dan kemudian ayam dipaksa untuk memakan pakan (Hidayati, 2006).
terlebih dahulu sebagai tempat untuk ternak hidup setiap harinya dan berproduksi
dan konstruksi bentuk kandang serta daya tampung seberapa banyak jumlah ayam
dalam suatu kandang (Nadzir dkk., 2015). Kondisi kandang yang baik
merupakan kandang yang berada jauh dari pusat keramaian (Muslim, 2006).
Syarat kandang dikatakan baik juga harus dapat memberikan rasa aman dan
dkk., 2004).
Kandang ideal yang baik dan sehat memiliki ciri - ciri antara lain
kandang menghadap timur dengan ventilasi yang baik (Ustomo, 2016). Jarak
kandang dari pemukiman yang baik minimal 500 m dari pemukiman supaya tidak
terjadi pencemaran udara, air dan kotoran disekitar kandang (Yuwanta, 2004).
Standar jarak antar kandang ayam yang baik adalah 10 m (Artianingsih, 2011).
2.4.2. Konstruksi kandang
kandang, atap kandang, lantai kandang, dan sistem kandang (Marconah, 2012).
Tipe atap kandang ayam petelur dibagi menjadi beberapa jenis meliputi tipe atap
miring, tipe A, tipe monitor, dan semi monitor (Udjianto, 2016). Berdasarkan tipe
dinding kandang ayam di bagi menjadi dua yaitu kandang terbuka dan kandang
tertutup (Rahayu dkk., 2011). Tipe alas yang baik terbuat dari semen yang ditutup
dengan sekam, pasir kering dan kapur, dan ukuran mencukupi kebutuhan gerak
ukuran ayam, dan umur ayam merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat kepadatan kandang (Suprijanta dkk., 2005). Daya dukung kandang juga
kandang dapat menjaga kondisi lingkungan unggas aga tidak muda stress, daya
dukung kandang meliputi tempat makan, tempat minum, alat pemanas, alat
ayam jantan dan betina, itik jantan dan betina. Mengukur organ reproduksi ayam
jantan dan betina. Mengukur organ pencernaan ayam dan itik ( jantan dan betina ).
Pengenalan bahan pakan penyusun ransum. Pengenalan jenis – jenis kadang yang
dilakukan disibalaya
4.2 PEMBAHASAN
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Unggas jantan umumnya memiliki tampilan yang cenderung menarik
cenderung memiliki pundi - pundi udara yang besar utuk meringankan saat
terbang. Bentuk paruh dan organ pencernaan lain pada unggas di sesuaikan
suatu ternak. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi suatu ternak juga dapat mencari
sistem kandang yaitu dapat mengetahui keadaan kandang yang diatur untuk
membuat ternak menjadi nyaman dengan konstruksi kakandang yang dapat diatur
5.2 SARAN
Saran untuk praktikum sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti, hati-hati,
Horhoruw, W. M. 2012. Ukuran saluran reproduksi ayam petelur fase pullet yang
diberi pakan dengan campuran rumput laut (Gracilarria edulis). J. Ilmu Ternak
dan Tanaman. 2 (2) : 75 – 80.
Nadzir, A. Tusi, A. Haryanto. 2015. Evaluasi desain kandang ayam broiler di desa
rejo binangun, kecamatan raman utara, kabupaten lampung timur. J. Teknik
Pertanian Lampung. 4 (4) : 255-266.
Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.