Habibie
presiden ke-3 dan wakil presiden ke-7
Indonesia
Prof. Dr. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng[1] (25 Juni 1936 – 11 September 2019)[2]
adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei
1998.[3][4] Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai seorang profesor
dan ilmuwan dalam teknologi aviasi internasional dan satu-satunya presiden Indonesia
berlatarbelakang teknokrat.
Prof. Dr. Ir H.
FREng
Masa jabatan
Pendahulu Soeharto
Masa jabatan
Presiden Soeharto
Masa jabatan
Presiden Soeharto
Masa jabatan
Pendahulu JB Sumarlin
Informasi pribadi
Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Jerman (kehormatan)
Thareq Kemal
Profesi Insinyur
Tanda tangan
B.J. Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid[5] (Gus Dur) yang terpilih sebagai
presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2
bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai
presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa
jabatan terpendek.[6]
B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa dan berasal
dari etnis Gorontalo, Sulawesi[7][8] dari garis keturunan ayahnya yang berasal dari Kabila,
Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dari Yogyakarta.[9]
Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menginisiasi dibangunnya Monumen B.J.
Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, di Kabupaten
Gorontalo.[10][11] Selain itu, masyarakat Provinsi Gorontalo pun sempat mengusulkan nama
B.J. Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama
Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan.
Keluarga
B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian
yang berasal dari etnis Gorontalo,[12][13] sedangkan ibunya dari etnis Jawa.[14]
Alwi Abdul Jalil Habibie (ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu marga
asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan)[15] di Gorontalo. Sementara
itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (ibu dari B.J. Habibie) merupakan anak seorang dokter
spesialis mata di Yogyakarta dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai
pemilik sekolah.[16]
Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di
Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.[17][18] Dari silsilah keluarga, kakek dari B.J.
Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majelis peradilan agama, serta salah
satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor pada saat itu.[19] Keluarga besar Habibie di
Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang banyak, serta
memiliki perkebunan kopi.
Pernikahan
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei di Bandung. Habibie
dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal
Habibie.[20]
Pendidikan
Habibie belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie
melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH
Aachen, Jerman Barat. Menerima gelar diploma insinyur pada 1960 dan gelar doktor insinyur
pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak
tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya
dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie,
lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi,
khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT IPTN, PT Pindad, dan PT
PAL.[22] Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi
negara industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi
menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.[23]
Puncak karier Habibie terjadi pada tahun 1998, di mana saat itu ia diangkat sebagai Presiden
Republik Indonesia (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai
Wakil Presiden ke-7 (menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet
Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.[24]
Prototipe pesawat nasional N-250 yang digagas Habibie, bertujuan untuk menghubungkan ribuan pulau yang
membentang di Indonesia.
Riwayat pekerjaan
1960–1965 Asisten Riset, Lehrstuhl und Institut fur Leichtbau (Pimpinan dan Lembaga
Konstruksi Ringan), Rheinisch-Westfaelische Technische Hochshule (RTWH), Aachen,
Jerman - sekarang Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen;
1966–1969 Kepala, Bagian Penelitian dan Pengembangan Analisis Struktur, HFB GmbH,
Hamburg, Jerman - 1968 Messerschmitt AG merger dengan Bolkow GmbH menjadi
Messerschmitt-Bolkow GmbH - 1969 Messerschmitt-Bolkow GmbH merger dengan
Hamburger Flugzeugbau menjadi Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) GmbH;
1969–1973 Kepala, Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Angkut Niaga dan Militer, MBB
GmbH, Hamburg, Jerman;
1974-1998 Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) - berawal dengan 5
Jan'74 menjadi Penasehat Direktur Utama PN Pertamina dan Penasehat Presiden hingga
pada Mei'74 membentuk dan menjadi Kepala Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan
(ATTP) PN Pertamina - lalu pada 1 Apr'76 ATTP menjadi Divisi Advance Teknologi PN
Pertamina (ATP) - kemudian pada 21 Agu'78 menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi;
1978-1998 Direktur Utama Perum Dok dan Galangan Kapal - dibentuk 29 Mar'78 dari
Komando Penataran Angkatan Laut (KONATAL), sebelum 1970 bernama Penataran
Angkatan Laut (PAL) - sekarang PT PAL Indonesia (Persero);
1978-1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam) -
sekarang Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
(BP Batam);
1983-1998 Direktur Utama PT Pindad (Persero) - dibentuk 29 Apr'83 dari Perindustrian TNI
Angkatan Darat (Pindad);
1984-1998 Ketua Dewan Riset Nasional - peningkatan dari Tim Perumus Program Utama
Nasional Riset dan Teknologi (PEPUNAS RISTEK) yang dibentuk 11 Mei'78;
1989-1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) dan Wakil Ketua Dewan
Pembina Industri Strategis (DPIS);
Presiden RI (1998–1999).
Masa kepresidenan
Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto
pada masa Orde Baru sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir
seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan, Presiden Habibie segera
membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan
dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk
program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi
kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.[26][27]
Pada era pemerintahannya yang singkat, ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi
Indonesia. Pada eranya, dilahirkan UU Anti-Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan
UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU Otonomi Daerah. Melalui penerapan UU
Otonomi Daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam
dan akhirnya dituntaskan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanpa adanya UU
Otonomi Daerah, bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet
dan Yugoslavia.
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi
masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah
konstitusional.[28] Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa "bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak
yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional.
Hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa
"Sebelum presiden memangku jabatan, maka presiden harus mengucapkan sumpah atau
janji di depan MPR atau DPR".
Kebijakan politik
Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota
DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan
(pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan
tahun 1994)
2. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang
Pancasila Sebagai Asas Tunggal
3. Tap MPR No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang
Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan kebijakan di luar
batas perundang-undangan
4. Tap MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden maksimal hanya dua kali periode.
1. Tap MPR No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
2. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme
3. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia
5. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
11. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada
Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
12. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4)
Kebijakan ekonomi
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar
antara Rp10.000 – Rp15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah
pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp6.500 per
dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi pada era pemerintahan selanjutnya. Selain
itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ
Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
yang Tidak Sehat
Akhir jabatan
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai
Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang
Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu
mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih
tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada
tanggal 30 Agustus 1999.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie
semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil saat Sidang Umum 1999, ia
memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya
ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat
negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan
Habibie. Salah satu pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya
Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.[31]
Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan ketika masa kepemimpinan
Presiden Joko Widodo. Habibie aktif memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi
pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.[33] Kesibukan lain dari B. J. Habibie
adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya di Batam.
Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT Regio Aviasi Industri, sebuah
perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan kemudian menyerahkan pucuk pimpinan
perusahaan tersebut kepada anaknya, Ilham Habibie.[34]
Wafat
Prosesi upacara pemakaman kenegaraan Habibie di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta
Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 pukul
18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya, Habibie telah menjalani perawatan intensif
sejak 1 September 2019.[2] Sehari sebelum dimakamkan, Jenazah B.J. Habibie dibawa dari
RSPAD menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No.5,
kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia kemudian dimakamkan di samping istrinya
yaitu Hasri Ainun Besari di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120 pada tanggal 12
September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo sebagai inspektur upacara.
Penghargaan
Penghargaan internasional
Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM), Malaysia
Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga Penerbangan &
Ruang Angkasa), Jerman
Tanda kehormatan
Indonesia
Potret kenegaraan resmi Presiden Habibie dengan semua bintang tertinggi yang telah didapatkan.
Sebagai wakil presiden, dan kemudian presiden Indonesia, Habibie secara otomatis
menerima semua Tanda Kehormatan Bintang (sipil maupun militer) dengan kelas tertinggi,
yaitu:[35]
Jerman
Salib Agung Orde Jasa Republik Federal Jerman (11 November 1980)
Lower Saxony
Salib Komandan (Großes Verdienstkreuz) Orde Jasa Niedersachsen (1
Desember 1980)
Yordania
Barisan Agung Orde Kemerdekaan (Wisam al-Istiqlal) (14 April 1986)
Belanda
Salib Agung Kesatria Orde Oranye-Nassau (25 Mei 1983)
Spanyol
Salib Agung Orde Jasa Sipil (14 Mei 1980)
Chili
Salib Agung Jasa Penerbangan (3 Oktober 1985)
Gorontalo merupakan daerah asal dari keluarga besar B.J. Habibie di Sulawesi. Daerah ini
begitu erat kaitannya dengan jejak historis Habibie sewaktu kecil. Adapun beberapa bentuk
apresiasi pemerintah daerah di Gorontalo atas jasa dan pengabdian Habibie bagi bangsa dan
negara selama ini, diantaranya adalah:
Pemberian Gelar Adat Pulanga (sebuah gelar adat tertinggi) dari Dewan Adat dan
Pemangku Adat 5 Kerajaan di Gorontalo (Limo lo Pohala'a)
Pembangunan dan Peresmian Rumah Sakit Provinsi dr. Ainun Habibie di Limboto[40]
Usulan penggunaan nama Universitas B.J. Habibie, menggantikan nama Universitas Negeri
Gorontalo[41]
Usulan penggunaan nama Bandar Udara B.J. Habibie, menggantikan nama Bandar Udara
Djalaluddin Gorontalo[42]
Usulan Pembangunan Museum Habibie yang berlokasi di Rumah Keluarga Besar Habibie,
Gorontalo
Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Gorontalo[43]
Tanah kelahiran
B.J. Habibie dilahirkan di salah satu kota tua di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Parepare. Kota
Parepare merupakan tempat tinggal Habibie sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya.
Karena kenangannya kecil berada di kota tersebut, maka pemerintah daerah pun begitu tinggi
mengapresiasi sosok Habibie sebagai tokoh kebanggaan Parepare yang diwujudkan dalam
beberapa kebijakan pemerintah, diantaranya:
Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Kota Parepare
Filmografi
Dalam film Habibie & Ainun dan Rudy Habibie, Habibie diperankan oleh Reza Rahadian,
sementara Bima Azriel berperan sebagai Habibie kecil[47] dan Esa Sigit juga berperan
sebagai Habibie remaja dalam film Rudy Habibie.
Dalam film Habibie & Ainun 3, Habibie muda diperankan kembali oleh Reza Rahadian.[49]
Publikasi
Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter beliebigen
Belastungen und Vergleiche mit entsprechenden Versuchsergebnissen, Presentasi pada
Simposium DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
Detik-detik Yang Menentukan – Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir
mengenai peristiwa tahun 1998)
Habibie dan Ainun, The Habibie Center Mandiri, 2009 (memoir tentang Ainun Habibie)
Anwar, D.F., 2010. The Habibie presidency: Catapulting towards reform. Soeharto’s New
Order and its Legacy, p. 99.
Amir, S., 2007. Symbolic power in a technocratic regime: The reign of BJ Habibie in New
Order Indonesia. Sojourn: Journal of Social Issues in Southeast Asia, 22(1), pp. 83–106.
Hosen, Nadirsyah, Indonesian political laws in Habibie Era : Between political struggle and
law reform, Nordic journal of international law, ISSN 0029-151X, Bd. 72 (2003), 4, hal. 483-
518
Rice, Robert Charles, Indonesian approaches to technology policy during the Soeharto era :
Habibie, Sumitro and others, Indonesian economic development (1990), hal. 53-66
Makka, Makmur. A, The True Life of HABIBIE Cerita di Balik Kesuksesan (http://books.goog
le.co.id/books?id=FpvvYN1LjVMC&dq=Habibie+dan+Ainun&hl=id&source=gbs_navlinks_
s) , PUSTAKA IMAN, ISBN 978-979-3371-83-2, 2008
Lihat pula
Referensi
1. "List of Fellow: Habibie, Professor Dr Ing Bacharuddin Jusuf FREng: 1990" (https://web.archive.or
g/web/20160424030753/http://www.raeng.org.uk/about-us/people-council-committees/the-fello
wship/list-of-fellows?q=Habibie) . Royal Academy of Engineering. 1990. Diarsipkan dari versi asli
(http://www.raeng.org.uk/about-us/people-council-committees/the-fellowship/list-of-fellows?q=H
abibie) tanggal 2016-04-24. Diakses tanggal 2014.
2. https://nasional.kompas.com/read/2019/09/11/18162731/bj-habibie-meninggal-dunia-di-rspad
6. Fawzia, D., Noor, F., Bhakti, I.N., Gayatri, I.H., Nurdin, N., Haris, S. and Raharjo, W., 4.1. Transisi
Politik Pasca Soeharto.
9. Supriyadi, H., 2018. Gaya Kepemimpinan Presiden Indonesia. Jurnal Agregasi: Aksi Reformasi
Government dalam Demokrasi, 6(2).
10. Tim (2018-09-11). "BJ Habibie Setuju Desain Patung Dirinya Dimonumenkan" (https://web.archive.
org/web/20190702102918/https://humas.gorontaloprov.go.id/bj-habibie-setuju-desain-patung-diri
nya-dimonumenkan/) . Humas Protokol (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (http
s://humas.gorontaloprov.go.id/bj-habibie-setuju-desain-patung-dirinya-dimonumenkan/) tanggal
2019-07-02. Diakses tanggal 2019-07-02.
11. https://beritagar.id/artikel/laporan-khas/patung-perunggu-dan-jejak-singkat-bj-habibie-di-
gorontalo
13. ICMI: Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia dalam sorotan pers, Desember 1990-April 1991
14. Hendrowinoto, N.K.S. ed., 2004. Ibu Indonesia dalam kenangan. Bank Naskah Gramedia bekerja
sama dengan Yayasan Biografi Indonesia.
15. IHLAS, Y.I., 2014. Cagar Budaya di Gorontalo sebagai Laboratorium Pembelajaran Sejarah dan
Kearifan Lokal(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).
16. Makka, Makmur.A, The True Life of Habibie Cerita di Balik Kesuksesan, PUSTAKA IMAN, 2008
17. "BJ Habibie : Saya Orang Kabila | RGOL Radar Gorontalo RGOL" (https://web.archive.org/web/2019
0702102916/https://radargorontalo.com/bj-habibie-saya-orang-kabila/) . RGOL. 2017-09-05.
Diarsipkan dari versi asli (https://radargorontalo.com/bj-habibie-saya-orang-kabila/) tanggal
2019-07-02. Diakses tanggal 2019-07-02.
18. Haji, Mersin (2019-02-08). "Keluarga Habibie Hibahkan Tanah Untuk TPU Gorontalo" (https://web.a
rchive.org/web/20190702102916/https://humas.gorontaloprov.go.id/keluarga-habibie-hibahkan-ta
nah-untuk-tpu-gorontalo/) . Humas Protokol (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (htt
ps://humas.gorontaloprov.go.id/keluarga-habibie-hibahkan-tanah-untuk-tpu-gorontalo/) tanggal
2019-07-02. Diakses tanggal 2019-07-02.
19. Noer, G.S., 2015. Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner. Bentang Pustaka.
20. "Bachruddin Jusuf Habibie, Masa Bakti 1998–1999" (https://web.archive.org/web/201207290841
27/http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/biography/?box=detail&presiden=habibie&presiden_id
=4) . Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (http://kepustakaan-pr
esiden.pnri.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=4&presiden=habibie) tanggal 2012-07-29.
Diakses tanggal 10 Mei 2015.
21. Atma, Weda S. (2017). Kisah, Perjuangan, & Inspirasi B. J. Habibie. Checklist. hlm. 236.
22. Habibie, B.J., 1990. Sophisticated technologies: taking root in developing countries. International
Journal of Technology Management, 5(5), pp.489-497.
24. https://nasional.kompas.com/read/2018/06/22/11462431/infografik-serial-presiden-bj-habibie?
page=all
25. Takashi Shiraishi.1996.Rewiring the Indonesian State, dalam Daniel S. Lev & Ruth T. McVey
(Editors).Making Indonesia - Essays on Modern Indonesia in Honor of George McT.Kahin, pp.165,
New York: Cornell Southeast Asia Program
26. http://www.kedaipena.com/cerita-habibie-bebaskan-tahanan-politik-di-era-soeharto-beda-
pendapat-itu-normal/
27. https://republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/12/ml4fgy-ini-alasan-habibie-bebaskan-pers-
saat-jadi-presiden
28. Wijaya, J.H. and Permatasari, I.A., 2018. Capaian masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie dan
Megawati di Indonesia. CAKRAWALA, 12(2), pp.196-207.
29. Hidayat, L.M., 2007. Reformasi administrasi: Kajian komparatif pemerintahan tiga presiden:
Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Soekarnoputri. Gramedia Pustaka Utama.
30. Wijaya, A., 2014. Demokrasi dalam Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. al-Daulah: Jurnal
Hukum dan Perundangan Islam, 4(01), pp.136-158.
33. https://nasional.tempo.co/read/1164933/jokowi-minta-saran-soal-pengembangan-sdm-ke-
habibie
36. "Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Tahun 1959–
Sekarang" (https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_
kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf) (PDF). Sekretariat Negara Republik
Indonesia. Diakses tanggal 2021-10-29.
37. "Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera
Tahun 1959 s.d. 2003" (https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang
_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf) (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Diakses tanggal 2021-10-29.
38. "Daftar Pemilik Bintang Budaya Parama Dharma Tahun 1988–2003" (https://cdn.setneg.go.id/_mul
timedia/document/20180910/50406-Bintang_Budaya_Parama_Dharma_tahun_1988-2003.pdf)
(PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-10-29.
39. Liputan6.com (2019-01-07). "Patung BJ Habibie Senilai 1,7 Miliar Berdiri Megah di Jalan Trans
Sulawesi" (https://www.liputan6.com/regional/read/3864894/patung-bj-habibie-senilai-17-miliar-b
erdiri-megah-di-jalan-trans-sulawesi) . liputan6.com. Diakses tanggal 2019-09-10.
40. "Izin Operasional Terbit, RSUD Ainun Habibie Kini Bertipe C" (https://dinkes.gorontaloprov.go.id/izi
n-operasional-terbit-rsud-ainun-habibie-kini-bertipe-c/) . Website Resmi Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo. Diakses tanggal 2019-09-10.
44. "Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, Ikon Kota Parepare yang Mempesona" (https://kumparan.co
m/@kumparantravel/monumen-cinta-sejati-habibie-ainun-ikon-kota-parepare-yang-mempesona) .
kumparan. Diakses tanggal 2019-09-10.
45. "Gubernur Sulsel Pantau Pembangunan RS Hasri Ainun Habibie Parepare" (https://makassar.tribun
news.com/2019/08/22/gubernur-sulsel-pantau-pembangunan-rs-hasri-ainun-habibie-parepare) .
Tribun Timur. Diakses tanggal 2019-09-10.
46. News, Rakyatku (2019-04-16). "Begini Progres Pendirian Institut Teknologi Habibie Parepare" (htt
p://news.rakyatku.com/read/147717/2019/04/16/begini-progres-pendirian-institut-teknologi-habib
ie-parepare) . Rakyatku News (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-09-10.
47. https://www.brilio.net/film/kenalan-yuk-sama-bima-pemeran-habibie-kecil-di-film-rudy-habibie-
160630y.html
48. https://www.idntimes.com/hype/entertainment/stella/mengingat-kembali-film-dibalik-98-kisah-
fiksi-berlatar-reformasi-1
49. Liputan6.com (2019-11-02). "Reza Rahadian Jadi Muda di Habibie & Ainun 3 Berkat CGI" (https://
m.liputan6.com/showbiz/read/4100088/reza-rahadian-jadi-muda-di-habibie-amp-ainun-3-berkat-
cgi) . liputan6.com. Diakses tanggal 2019-12-22.
Pranala luar
Didahului oleh:
Presiden Indonesia
Diteruskan oleh:
Jabatan lowong
Didahului oleh:
Wakil Presiden Indonesia
Didahului oleh:
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Diteruskan oleh:
Soemitro Indonesia
Rahardi Ramelan
Djojohadikoesoemo 1978–1998
Jabatan pemerintahan
Rahardi Ramelan
1974–1998
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=B._J._Habibie&oldid=20506164"
Terakhir disunting 1 hari yang lalu oleh InternetArchiveBot