OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi limpahan rahmat, tuntunan dan hidayah-Nya, maka penulisan Laporan
Praktikum yang berjudul “Pengawetan Telur Asin” yang dilaksanakan pada tanggal
10 Juni 2020 dapat selesai dengan baik.
Laporan Praktikum ini disusun sebagai salah satu tugas pada Mata Kuliah
Pengawetan Makanan di Program Studi Pendidikan Biologi. Penyusunan Laporan
Praktikum ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan SoE
2. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
3. Marlince Leo., M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengawetan
Makanan
4. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi 2017, terima
kasih atas semua bantuan dan dukungan kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Praktikum ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Sebagai akhir kata, Semoga apa yang telah diperoleh dalam penyususnan
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai salah satu referensi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telur ........................................................................................................ 3
2.2. Pengawetan Telur ................................................................................... 6
2.3. Kualitas Telur Asin ................................................................................. 7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat .................................................................................. 8
3.2. Alat dan Bahan......................................................................................... 8
3.3. Prosedur Praktikum.................................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 9
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 12
5.2. Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
LAMPIRAN ........................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Berdasarkan tujuan dari praktikum “Pengawetan Telur Asin”, maka
manfaat dari laporan praktikum ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk dilaksanakannya kegiatan praktikum selanjutnya serta sebagai sarana
informasi dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telur
Telur adalah salah sautu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang
lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Kandungan gizi sebutir telur ayam
seberat 100 gram terdiri dari protein 12,8 gram, karbohidrat 0,7 gram, lemak 11,5
gram, vitamin dan mineral. Lebih lamjut dijelaskan bahwa telur merupakan
sumber protein terbaik karena mengandung semua unsur asam amino esensial
yang dibutuhkan oleh tubuh. Asam amino sangat penting untuk tubuh manusia,
karena tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi oleh
makanan. Semua asam amino tersebut terdapat dalam komponen-komponen
telur.
Telur pada dasarnya terdiri atas beberapa komponen. Menurut Ginting
2007, komponen-komponen tersebut diantaranya adlah sebagai sebagi
berikut :
1. Putih telur
Putih telur terdapat di antara kulit telur dan kuning telur. Bagian
putih telur ini sering disebut dengan albumin. Pada putih telur ini lebih
banyak mengandung protein. Putih telur mengandung lima jenis
protein, yakni ovalbumin, ovomakoid, ovomucin, ovokonalbumin, dan
ovoglobulin. ovolbumin merupakan zat protein yang paling banyak
terdapat pada bagian putih telur, yaitu dapat mencapai sekitar 75%”.
Bagian putih telur terdiri atas tiga lapisan yang berbeda, yaitu lapisan
tipis putih telur bagian dalam (30%), lapisan tebal putih telur (50%),
dan lapisan tipis telur luar (20%). Pada telur segar, lapisan putih telur
tebal bagian ujungnya akan menempel pada kulit telur. Putih telur
tebal dekat kuning telur membentuk struktur seperti label yang disebut
kalaza. Di bagian putih telur juga terdapat protein antimikroba yang
disebut lisozim. Fungsi protein tersebut adalah membantu
memperlambat proses kerusakan telur.
3
2. Kuning telur (Yolk)
Kuning telur merupakan bagian yang paling penting pada isi
telur. Kuning telur ini umumnya banyak disukai oleh masyarakat.
Karena mempunyai nilai gizi yang tinggi dan rasanya yang enak.
Menurut Sarwono (1994) bahwa “Komposisi gizi kuning telur terdiri
dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin”. Kuning
telur berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu lapisan
yang disebut membran vitelin. Membran ini tersusun oleh protein
yang disebut keratin. Keratin umumnya kuning telur berbentuk bulat,
berwarna kuning atau orange terletak pada pusat telur dan bersifat
elastis. Warna kuning pada kuning telur disebabkan oleh kandungan
santrofil yang berasal dari makanan ayam. Pigmen lain yang banyak
terdapat di dalamnya adalah pigmen karatenoid. Kuning telur pada
telur segar berbentuk utuh dikelilingi oleh membran vitelin yang kuat.
Sebenarnya, kuning telur tersusun atas dua lapisan yaitu lapisan putih
dari kuning telur dan lapisan kuning dari kuning telur. Kedua lapisan
tersebut memiliki pusat yang sama.
3. Kulit telur (Shell)
Kulit telur merupakan bagian telur yang paling keras,
permukaannya halus dan juga mempunyai warna kulit yang berbeda-
beda (kulit telur ayam berwarna putih, kuning, sampai coklat, telur itik
berwarna kehijauan dan warna kulit telur burung puyuh ditandai
dengan adanya bercak-bercak dengan warna tertentu). Kulit telur
terdiri dari 4 bagian yaitu lapisan kutikula, lapisan kulit terang, lapisan
mamilaris, dan lapisan membran. Menurut Sarwono (1994) bahwa
“Lapisan kutikula merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi
seluruh permukaan telur”.
Kulit telur selain terdiri dari bagian yang sangat kuat dan kaku,
juga kulit telur berfungsi sebagai penghalang atau penjaga isi telur
dari serangan bakteri perusak dari luar. Kulit telur yang sedikit saja
mengalami kerusakan (retak/berlubang), akan memudahkan mikroba
masuk dan dapat membusukkan seluruh isi telur. Pada bagian kulit
telur terdapat banyak pori-pori dengan ukuran yang berbeda-beda.
4
Menurut Winarno 2002 mengatakan bahwa “Jumlah pori-pori telur
bervariasi antara 100-200 buah per cm”. Setiap cm kulit telur ayam
atau bebek terdapat 7500 buah pori dengan penyebaran yang berbeda-
beda. “Ukuran pori telur ayam dan bebek memiliki lebar 9-38 mikron
dan panjang 13-54 mikron”. Dengan banyaknya pori-pori dan ukuran
bakteri lebih kecil dari pori menyebabkan bakteri dapat masuk ke
dalam bagian telur.
4. Rongga udara (Air Cell)
Telur memiliki dua selaput pelindung diantara kulit telur dan
putih telur. Sesudah telur diletakkan, rongga udara terbentuk diantara
selaput telur. Semakin telur bertambah tua, kehilangan uap basah
(moisture), & menyusut maka rongga udara akan semakin membesar
yang mengakibatkan telur yang sudah lama akan melayang apabila
diletakkan ke dalam air. Selengkapnya akan dijelaskan di bagian
tanda-tanda kerusakan telur.
5. Chalazae
Chalazae adalah tali dari putih telur yang mempertahankan
kuning telur agar tetap ditengah – tengah telur. Telur ayam ras
memiliki fisik terdiri dari 10% kerabang (kulit telur, cangkang), 60%
putih telur dan 30% kuning telur. Akan tetapi secara umum telur
terbagi atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang
(11% dari bobot tubuh), putih telur (57% dari bobot tubuh) dan kuning
telur (32% dari bobot tubuh). Telur sangat tahan terhadap kehilangan
isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusup zat cair atau
perbanyak jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa komponen
yaitu air 66% dan bahan kering 34% yang tersusun atas protein 12%,
lemak 10%, karbohidrat 1% dan abu 11%. Kuning telur adalah salah
satu komponen yang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur.
Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%. Kuning
telur juga mengandung vitamin, mineral, pigmen, & kolestrol. Putih
telur terdiri atas protein terutama lisosin yang memiliki kemampuan
anti bakteri untuk membantu mengurangi kerusakan telur.
5
2.2. Pengawetan telur
Usaha pengawetan telur sangat penting untuk mempertahankan kualitas
telur ayam ataupun bebek. Hal tersebut dikarenakan telur merupakan jenis bahan
makanan yang tergolong dalam bahan pangan mudah ruasak. Salah satu
penyebab kerusakan telur adalah karena terjadinya pertumbuhan mikroba pada
telur tersebut. Supaya telur dapat bertahan kualitasnya serta memperpanjang daya
simpannya, maka dilakukan proses pengawetan. Tujuan pengawetan telur adalah
untuk mengurangi jumlah awal sel jasad renik didalam telur, memperpanjang
fase adaptasi semaksimum mungkin sehingga pertumbuhan mikroba diperlambat,
memperlambat fase pertumbuhan logaritmik , dan mempercepat fase kematian
mikroba. Prinsip pengawetan telur adalah untuk :
1. Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur.
2. Mencegah keluarnya air dari dalam telur.
6
erat kaitannya dengan karakteristik organoleptik telur asin yang dihasilkan. Kulit
telur ayam yang lebih tipis jika dibandingkan kulit telur bebek membuat garam
lebih mudah masuk ke dalam telur ayam jika dibandingkan ke dalam telur bebek,
sehingga untuk telur ayam seharusnya tidak perlu menggunakan waktu yang
sama dengan pengasinan pada telur bebek.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
Peristiwa dehidrasi osmosis adalah sutu proses pengurangan air dari suatu
bahan dengan cara membenamkan atau membaluti bahan bahan tersebut dalam suatu
larutan berkonsentrasi tinggi, larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis tinggi.
Menurut Kastaman 2005, dehidrasi osmosis (osmotic dehydration) merupakan
proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent flows) antara keluarnya
air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke dalam bahan. Aplikasi
dehidrasi osmosis dalam proses pengasinan telur, terlihat dengan keluarnya air dari
dalam telur bersamaan dengan masuknya larutan garam ke dalam telur.
Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-
pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Garam NaCl mula-
mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah
yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat
pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan, makin
banyak garam yang merembes masuk ke dalamnya, sehingga telur menjadi semakin
awet dan asin.
10
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analsis pada kegiatan praktikum “Pengawetan Telur
Asin” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara pengawetan telur asin dapat dilakukan melalui 2 cara yakni
perendaman dan pemeraman.
2. Berdasarkan cita rasa dan warna. Telur yang diasinkan dapat menghailkan
warna merah yang disebabkan oleh ketikmasimalan pencampuan garam
pada proses pembuatan adoan. Sedangkan rasa asin yang diperoleh
disebabkan oleh adanya perostiwa dehidrasi osmosis selama proses
pemeraman.
5.2. Saran
Berdasarkan penjabaran materi serta hasil yang telah dibahas dalam
laporan praktikum ini, maka melalui kesempatan ini, adapula beberapa saran
yang diberikan diantaranya :
1. Bagi mahasiswa : Melakukan kegiatan praktikum lanjutan mengenai
Pengawetan Telur Asin dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan proses pembuatan adonan pengasinan dan waktu
pemeraman dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk (telur
asin) yang baik.
2. Bagi masyarakat umum : Mengaplikasikan teknik pengawetan telur
asin dalam kehidupan sehari-hari guna memperpanjar daya simpan
serta meminimalisir terjadi kerusakan pada telur yang hendak
dikonsumsi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fadhila, Tri Marta. 2011. Studi eksperipen pembuatan roti tawar dengan substitusi
tepung ubi jalar ungu (Ipomea batatas).
http://martafadhilah.blospot.com/2011/10/studi-eksperimen-
pembuatan-roti-tawar.html. [Diakses 19 Juni 2020]
12
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar 1.
Proses Persiapan Bahan Pengasin
Gambar 2.
Proses Pencampuran Bahan Pengasin
Gambar 3.
Proses Pembuatan Adonan Pengasin
13
Gambar 4.
Proses Pembalutan Telur Menggunakan Adonan
Gambar 5. Gambar 6.
Proses Pemeraman Hasil Akhir (Telur Asin)
14
15