Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii
Daftar Tabel .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ............................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Ayam ........................................................................................... 3
2.2 Biji Alpukat ................................................................................. 3
2.3 Senyawa Metabolit Sekunder ...................................................... 4
BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................. 4
3.1 Alat .............................................................................................. 4
3.2 Bahan ........................................................................................... 4
3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 4
3.4 Diagram Alir................................................................................ 5
3.5 Tahapan Penelitian ...................................................................... 5
3.6 Luaran dan Indikator Capaian ..................................................... 6
3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ..................................... 8
3.8 Penafsiran Data ............................................................................ 8
3.9 Penyimpulan Hasil Penelitian ..................................................... 8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................. 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ....... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................... 20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Capaian PKM-PE ........................................ 7


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PE ............................................ 8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-PE.............................................................. 9

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi daging ayam akan terus meningkat dari tahun ke tahunnya
karena daging ayam memiliki gizi yang tinggi dan harganya yang relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan daging-daging lain, sehingga banyak
dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Kandungan gizi yang tinggi
pada daging ayam dapat menjadi media yang cocok untuk pertumbuhan
bakteri sehingga mudah membusuk, rusak dan tercemar bakteri. Daging ayam
disebut aman ketika jumlah koloni bakteri tidak melebihi 1 x 106 CFU/g
(SNI, 2009). Terkait permasalahan tersebut, diperlukan proses pengolahan
tertentu untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Pengolahan makanan dan minuman tidak bisa lepas dari penggunaan
zat-zat aditif yang meningkatkan mutu suatu produk, zat aditif tersebut salah
satunya adalah bahan pengawet. Penggunaan bahan pengawet digunakan
untuk menghambat perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada bahan
pangan seperti pembusukan dan ketengikan. Proses pembusukan terjadi
karena adanya reaksi kimia yang bersumber dari dalam dan luar bahan pangan
tersebut karena adanya bakteri pembusuk (Purba dkk., 2014). Selain itu,
pembusukan dapat disebabkan oleh reaksi enzimatis dan reaksi kimia dalam
bahan pangan (Mentari dkk., 2016).
Proses pembusukan berhubungan dengan water activity (Aw) yaitu
jumlah air yang tersedia untuk reaksi metabolik dalam sel. Mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan pembusukan pada
makanan hanya dapat tumbuh pada nilai Aw tertentu dimana pada makanan
segar adalah 0,99. Bakteri paling berpengaruh dalam pembusukan makanan
tumbuh pada Aw diatas 0,91, sehingga, dengan mengurangi nilai Aw ke nilai
di bawah nilai optimal akan mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab
pembusukan (Húngaro dkk., 2014).
Pengawetan dibedakan menjadi pengawetan menggunakan bahan kimia
dari bahan aktif alamiah dan bahan kimia (sintetis). Bahan pengawet sintetis
yang biasa digunakan untuk mencegah pembusukan makanan diantaranya
adalah butylated hydroxyanisole (BHA) atau butylated hydroxytoluene
(BHT) (Sallam dkk., 2004) sebagai pengawet pada lemak dan minyak. Pada
dosis yang diizinkan, kedua bahan tersebut aman digunakan namun dalam
jangka waktu panjang akan memberi efek samping diantaranya sifatnya yang
karsinogenik, meningkatkan sintesis enzim pencernaan di hati, menimbulkan
resiko alergi, serta resiko akumulasi di jaringan adiposa. Sehingga, BHA dan
BHT kurang aman digunakan dalam makanan untuk bayi dan anak-anak
(Silva dan Lidon, 2016).
Penggunaan bahan pengawet alami lebih disarankan daripada
menggunakan bahan pengawet kimia sintetis yang memiliki efek samping
terhadap kesehatan. Bahan pengawet alami yang telah banyak dikembangkan
2

adalah bahan-bahan yang mengandung zat antioksidan. Antioksidan


didefinisikan sebagai zat yang dapat menunda, mencegah, atau
menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target. Penambahan
antioksidan pada makanan untuk menghambat peroksidasi lipid dalam
makanan (Halliwell dan Gutteridge, 2015).
Beberapa senyawa kimia dalam tumbuhan dapat berkhasiat sebagai
antioksidan, diantaranya berasal dari golongan polifenol, flavonoid, vitamin
C, vitamin E, dan β-karoten (Hani dan Milanda, 2016). Persea americana
Mill. (alpukat) terdiri dari 65% daging buah (mesokarp), 20% biji (endocarp),
dan 15% kulit buah (pericarp) (Prasetyowati dkk., 2010). Berdasarkan hasil
penapisan fotokimia ekstrak biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat
mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin,
monoterpenoid dan seskuiterpenoid sehingga biji alpukat memiliki
kandungan antioksidan yang cukup tinggi (Zuhrotun, 2007).
Ekstrak biji alpukat dapat mencegah pembusukan dengan aktivitas
antibakteri dan aktivitas antioksidan dari senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada biji alpukat. Selain itu, alpukat merupakan salah satu buah yang
produksi setiap tahunnya selalu meningkat, maka dari itu perlu penanganan
terhadap limbah biji yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, biji
alpukat dapat dikembangkan sebagai sumber antioksidan untuk pengawet
alami daging ayam potong tanpa efek samping yang mengatasi limbah biji
alpukat di lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan ekstrak biji alpukat yang dapat digunakan
sebagai pengawet alami?
2. Bagaimana karakteristik ekstrak biji alpukat?
3. Bagaimana pengaruh pengaplikasian ekstrak biji alpukat sebagai pengawet
alami terhadap umur simpan daging ayam potong?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses pembuatan ekstrak biji alpukat yang dapat digunakan
sebagai pengawet alami
2. Mengetahui karakteristik dari ekstrak biji alpukat
3. Mengetahui pengaruh pengaplikasian ekstrak biji alpukat sebagai
pengawet alami terhadap umur simpan daging ayam potong
1.4 Luaran yang diharapkan
1. Produk pengawet alami daging ayam potong dari ekstrak biji alpukat
2. Artikel ilmiah PKM-PE tentang Aplikasi Ekstrak Biji Alpukat (Persea
americana Mill.) sebagai Pengawet Alami Daging Ayam Potong
3. Publikasi artikel ilmiah yang akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah nasional
terakreditasi S2 (Jurnal Teknologi dan Industri Pangan) pISSN 1979-7788
eISSN 2087-751X www.journal.ipb.ac.id/index.php/jtip dengan judul
3

“Aplikasi Ekstrak Biji Alpukat sebagai Pengawet Alami Daging Ayam


Potong”
4. Presentasi artikel ilmiah dalam seminar internasional 15th Joint
Conference on Chemistry di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2020
1.5 Manfaat Penelitian
1. Mengoptimalkan kearifan lokal sekaligus meningkatkan nilai ekonomis
biji alpukat
2. Meningkatkan daya tahan daging ayam potong selama proses
penyimpanan
3. Memberikan kontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pangan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ayam
Daging ayam adalah otot skeletal dari karkas ayam yang aman, layak,
dan lazim dikonsumsi manusia (BSN, 2009). Daging ayam dipilih masyarakat
karena kandungan gizi yang lengkap yaitu protein, karbohidrat, vitamin,
mineral dan kandungan gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Kandungan gizi yang tinggi pada daging ayam menjadi media yang cocok
untuk pertumbuhan bakteri yang menyebabkan daging mudah busuk, rusak
dan tercemar bakteri. Daging ayam dapat dikatakan aman jika total koloni
bakteri tidak melebihi 1 x 106 CFU/g (SNI, 2009). Bakteri patogen pada
daging ayam diantaranya adalah Salmonella sp., Bacillus cereus, Bacillus
subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas
fluorescens (Kusumaningrum dkk., 2013). Kualitas daging adalah suatu
kombinasi dan variasi sifat-sifat daging sehingga produk daging dapat
dimakan. Kualitas daging dapat tercermin dari sifat nutrisi, fisik dan sensori.
Sifat nutrisi daging ditunjukkan dengan kandungan air, protein dan lemak
(Hidayah dkk., 2019).
2.2 Biji Alpukat
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman yang dapat
tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia dan merupakan salah satu
jenis buah yang digemari masyarakat karena rasanya enak dan memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi (Halimah dkk., 2014). Produksi alpukat
di Indonesia cukup tinggi dimana data produksi buah alpukat di Indonesia
pada tahun 2014 dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu mencapai 307.326 ton
per tahun. Dari data BPS, produksi alpukat di Indonesia terus meningkat
setiap tahunnya, seiring dengan meningkatnya produksi alpukat, maka limbah
biji alpukat yang dihasilkan juga meningkat. Oleh karena itu, perlu
penanganan terhadap limbah biji alpukat dengan dilakukan penelitian
4

mengenai biji alpukat. Ekstrak biji alpukat dapat diperoleh dengan metode
ekstraksi maupun metode pengepresan. Metode ekstraksi menyebabkan
kehilangan ekstrak dalam proses lebih sedikit, sehingga ekstrak yang
dihasilkan lebih banyak (Risyad dkk., 2016).
2.3 Senyawa Metabolit Sekunder
Tanaman memiliki dua jenis senyawa metabolit, yaitu metabolit primer
dan sekunder. Metabolit primer digunakan tanaman untuk pertumbuhan,
sedangkan metabolit sekunder tidak berperan secara langsung untuk
pertumbuhan tanaman. Metabolit sekunder diproduksi tanaman dalam jumlah
tertentu pada kondisi tercekam. Contoh metabolit sekunder di antaranya
adalah antibiotik, pigmen, toksin, efektor kompetisi ekologi dan simbiosis,
feromon, inhibitor enzim, agen immunomodulasi, reseptor antagonis dan
agonis, pestisida, agen antitumor, dan promotor pertumbuhan hewan dan
tumbuhan (Setyorini dan Yusnawan, 2017). Senyawa metabolit sekunder
yang bersifat antioksidan diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, senyawa
fenol, steroid dan terpenoid (Juniarti, 2011).
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas biologi yang sitotoksik terhadap
sel kanker, menghambat pelepasan histamin, anti peradangan, antijamur dan
antibakteri. Antioksidan merupakan suatu senyawa kimia yang pada konsentrasi
rendah secara signifikan dapat mencegah oksidasi substrat dalam reaksi rantai.
Senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C merupakan senyawa antioksidan
yang berperan aktif dalam penangkapan radikal bebas (Adawiah dkk., 2015).
Antioksidan memainkan peran penting dalam kemampuan tanaman untuk
melawan polutan udara pengoksidasi seperti O3 dan nitrogen dioksida (NO2)
(Halliwell dan Gutteridge, 2015).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat alat
gelas, hotplate, rangkaian peralatan destilasi soxhlet, cawan aluminium, pH
meter, oven, desikator, vortex, dan neraca.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu daging ayam segar, biji alpukat, serta
reagen kimia yang meliputi : n-heptana, akuades, larutan buffer berpH 4 dan
7, serta 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental laboratorium.
5

3.4 Diagram Alir


Biji alpukat di
ekstraksi dan Uji LC-MS,
Daging ayam yang didestilasi hingga antioksidan, dan
telah disortasi dan diperoleh ekstrak antibakteri
dicuci biji alpukat

Daging ayam yang


belum dan sudah
direndam dengan
ekstrak biji alpukat

Uji organoleptik
(warna, tekstur, dan
aroma), pH, kadar
air
3.5 Tahapan Penelitian
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder dari Biji Alpukat
Ekstraksi senyawa metabolit sekunder biji alpukat dilakukan dengan
metode destilasi soxhlet. Sebelum dilakukan ekstraksi dilakukan pre-
treatment yaitu dengan penghancuran, pengeringan dan pengayakan. Biji
alpukat yang telah menjadi tepung kemudian ditimbang sebanyak 30 g dan
dimasukkan ke dalam rangkaian ekstraktor. Kemudian, diikuti dengan
penambahan pelarut n-heptana sebanyak 250 mL. Ekstraktor kemudian
dipanaskan hingga suhu 98,4 °C selama 150 menit hingga diperoleh
campuran ekstrak biji alpukat dan pelarut n-heptana. Destilasi dilakukan
untuk memisahkan campuran dan diperoleh ekstrak biji alpukat (Risyad dkk.,
2016).
Penambahan Ekstrak Biji Alpukat pada Daging Ayam Potong
Ayam sebelumnya disortasi dan dicuci bersih dengan akuades untuk
menghilangkan kotoran dan menghilangkan bagian yang rusak. Potongan
ayam kemudian diletakkan pada cawan berlabel. Ekstrak biji alpukat yang
telah diperoleh dari proses ekstraksi kemudian ditambahkan pada potongan
ayam dengan lama waktu perendaman 30 menit dan 60 menit dengan variasi
konsentrasi ekstrak. Parameter pengamatan tersebut terdiri dari warna,
tekstur, aroma, pH, kadar air, serta massa ayam. Ayam kemudian disimpan
pada suhu kamar untuk dilakukan selanjutnya dilakukan uji organoleptik, pH,
dan kadar air dalam variasi penyimpanan 6, 12, 24, 36, dan 48 jam.
Uji LC-MS Ekstrak Biji Alpukat
Uji Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS) digunakan
untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak biji
alpukat. Larutan disaring menggunakan filter syringe 0,22 mikron,
6

dimasukkan ke dalam vial 2 mL, dan diinjeksikan ke sistem LC-MS.


Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Alpukat
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak biji alpukat diukur dengan metode
Gaulejac dkk. dalam Kiay dkk. (2011). Sebanyak 0,5 mL ekstrak 200 mg/L
biji alpukat ditambahkan dengan 2 mL larutan DPPH dan divortex selama 2
menit. Tingkat berkurangnya warna dari larutan menunjukkan efisiensi
penangkap radikal. Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada λ 517
nm setelah diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkap radikal bebas
dihitung sebagai persentase berkurangnya warna DPPH.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Alpukat
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
dengan cara bakteri S. aureus dan E. coli yang telah diremajakan disebar
dalam media NA padat. Penentuan nilai MIC kemudian dilakukan untuk
mengetahui konsentrasi terbaik dari ekstrak yang dapat menunjukkan
aktivitas antibakteri (zona bening) (Astiani dkk., 2014).
Uji Organoleptik
Uji organoleptik meliputi pengamatan warna, tekstur, dan aroma
dilakukan dengan menggunakan Hedonic skala 7 dalam jangka waktu 6, 12,
24, 36, dan 48 jam setelah perlakuan (Jaelani dkk., 2014).
Uji pH
Uji pengukuran pH terhadap ayam potong dilakukan pada waktu
sebelum perlakuan, setelah diberi perlakuan, dan setelah disimpan dalam
jangka waktu 6, 12, 24, 36, dan 48 jam. Sebelum dilakukan pengukuran,
sampel ayam 25 g ditambahkan dengan 50 mL akuades kemudian diblender
hingga homogen. Sebelum digunakan, pH meter dikalibrasi dengan
menggunakan larutan buffer berpH 4 dan 7. Pengukuran dilakukan dengan
cara mencelupkan elektroda pada larutan ayam hingga diperoleh pembacaan
yang stabil (Wala dkk., 2016).
Uji Kadar Air
Cawan aluminium dipanaskan dengan oven dengan suhu 105 ˚C selama
30 menit kemudian didinginkan dengan desikator dan ditimbang.
Pengeringan dan penimbangan cawan diulang hingga diperoleh massa cawan
yang stabil. Setiap sampel ayam sebanyak 2 g diletakkan dalam cawan
kemudian ditimbang. Sampel tersebut kemudian dipanaskan dalam oven
dengan suhu 105 ˚C selama 6 jam. Sampel dan cawan kemudian didinginkan
pada desikator selama 30 menit dan ditimbang kembali. Proses pengeringan
diulang hingga diperoleh massa seimbang bahan dan diperoleh persentase
kadar air (Wala dkk., 2016).
3.6 Luaran dan Indikator Capaian
Luaran dan Indikator capaian dari penelitian ini adalah sebagaimana
Tabel 3.1 berikut.
7

Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Capaian PKM-PE


No. Tahap Penelitian Target Luaran Indikator Luaran
Ekstraksi
Diketahui proses Diperoleh
Senyawa Produk
ekstraksi senyawa karakteristik mutu
1 Metabolit ekstrak biji
metabolit sekunder ekstrak biji
Sekunder dari alpukat
dan kandungannya alpukat
Biji Alpukat
Diketahui pengaruh
Penambahan Diperoleh data Ayam dengan
pemberian ekstrak
Ekstrak biji karakteristik Uji pengawetan
2 terhadap umur
Alpukat pada organoleptik, pH, ekstrak biji
simpan ayam
Ayam Potong dan kadar air alpukat
potong
Senyawa
Diketahui senyawa Diperoleh data
aktif yang
aktif yang spektra senyawa
3 Uji LC-MS terkandung
terkandung dalam dalam ekstrak biji
dalam ekstrak
ekstrak biji alpukat alpukat
biji alpukat
Diketahui
Diperoleh data Pengaruh
konsentrasi terbaik
persentase penambahan
pemberian ekstrak
Uji Aktivias aktivitas ekstrak
4 yang menghasilkan
Antioksidan antioksidan terhadap
aktivitas
ekstrak biji aktivitas
antioksidan
alpukat antioksidan
tertinggi
Pengaruh
Diketahui Diperoleh data uji
penambahan
konsentrasi terbaik dan sifat
Uji Aktivitas ekstrak
3 pemberian ekstrak antibakteri
Antibakteri terhadap
terhadap aktivitas ekstrak biji
aktivitas
antibakteri alpukat
antibakteri
Pengaruh
Diketahui
penambahan
perbandingan
Diperoleh data ekstrak dalam
perubahan warna,
Uji warna, tekstur, hal
4 tekstur, dan aroma
Organoleptik dan aroma ayam perubahan
ayam potong yang
potong warna,
diberi perlakuan
tekstur, dan
dan yang tidak
aroma
Diketahui Pengaruh
Diperoleh data
perubahan pH penambahan
5 Uji pH pH ekstrak dan
sebelum dan ekstrak dalam
pH ayam
sesudah pemberian hal
8

perlakuan perubahan
pH ayam
Pengaruh
Diketahui kadar air
penambahan
sebelum dan Diperoleh data
ekstrak
6 Uji Kadar Air sesudah perlakuan kadar air dan
terhadap
dan besar berat susut bahan
kadar air
penyusutan
ayam potong
3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengujian skala
laboratorium meliputi uji LC-MS, uji aktivitas antioksidan, uji aktivitas
antibakteri, uji organoleptik, uji pH, dan uji kadar air. Data akan dianalisis
menggunakan One Way ANOVA untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan perlakuan pada taraf signifikansi 5% kemudian untuk mengetahui
seberapa tingkat perbedaan dari masing-masing perlakuan maka dilanjutkan
dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
3.8 Penafsiran Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari parameter uji LC-MS, aktivitas antioksidan,
aktivitas antibakteri, pH, serta kadar air. Adapun data kualitatif diperoleh dari
uji organoleptik yang merepresentasikan tingkat efektivitas pengawetan pada
ayam potong.
3.9 Penyimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan metode penelitian yang telah dirancang maka diharapkan
aplikasi pengawet alami dari ekstrak biji alpukat dapat meningkatkan umur
simpan ayam potong.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini
tercantum pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PE
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Bahan Habis Pakai 7.440.000
2 Lain-lain 5.050.000
Jumlah 12.490.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan pelaksanaan penelitian ini tercantum pada Tabel 4.2
berikut.
9

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-PE


Bulan ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Pengajuan perizinan peminjaman
laboratorium
2 Persiapan alat dan bahan
3 Ekstraksi biji alpukat
4 Destilasi dan karakterisasi ekstrak biji
alpukat
5 Uji LC-MS
6 Uji aktivitas antioksidan
5 Uji aktivitas antibakteri
6 Uji organoleptik
7 Uji pH
8 Uji kadar air
9 Analisis data dan penyusunan draft
luaran
10 Pembuatan laporan akhir

DAFTAR PUSTAKA
[BSN]. Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 3924:2009 Mutu Karkas dan
Daging Ayam. Jakarta: BSN.
[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI 7388:2009 Batas Maksimum
Cemaran Bakteri dalam Pangan. Jakarta : BSN.
Adawiah, Sukandar, D., dan Muawanah, A. 2015. Aktivitas Antioksidan dan
Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam. Jurnal Kimia
VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 1(2) : 130-136.
Astiani, D. P., Jayuska, A., dan Arreneuz, S. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Eucalyptus pellita terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 3(3): 49-53.
Halimah, A. D. N., Istiqomah, dan Rohmah, S. S. 2014. Pengolahan Limbah Biji
Alpukat untuk Dodol Pati sebagai Alternatif Pengobatan Ginjal. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa, 4(1): 32-37.
Halliwell, B. dan Gutteridge, J. M. 2015. Free Radicals in Biology and Medicine
Fifth Edition. Oxford, U. K. : Oxford University Press.
Hani, R. C. dan Milanda, T. 2016. Review: Manfaat Antioksidan pada Tanaman
Buah di Indonesia. Farmaka, 14(1): 184-190.
Hidayah, R., Ambarsari, I., dan Subiharta. 2019. Kajian Sifat Nutrisi, Fisik, dan
Sensori Daging Ayam KUB di Jawa Tengah. Jurnal Peternakan Indonesia,
21(2): 93-101.
10

Húngaro, H. M., Peña,W. E. L., Silva, N. B. M., Carvalho, R. V., Alvarenga, V. O.,
dan Sant’Ana, A. S. 2014. Food Microbiology. Encyclopedia of Agriculture
and Food Systems, 3: 213-231.
Jaelani, A., Dharmawati, S., dan Wanda. 2014. Berbagai Lama Penyimpanan
Daging Ayam Broiler Segar dalam Kemasan Plastik pada Lemari Es (Suhu 4
˚C) dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik. Ziraa’ah, 39(3):
119-128.
Juniarti, F. K. 2011. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Metanol
Daun Surian yang Berpotensi sebagai Antioksidan. Makara Journal of
Science, 15(1): 48-52.
Kiay, N., Suryanto, E., dan Mamahit, L. 2011. Efek Lama Perendaman Ekstrak
Kalamansi (Citrus microcarpa) terhadap Aktivitas Antioksidan Tepung
Pisang Goroho (Musa sp.). Chemistry Progress, 4: 27-33.
Kusumaningrum, A., Widiyaningrum, P., dan Mubarok, I. 2013. Penurunan Total
Bakteri Daging Ayam dengan Perlakuan Perendaman Infusa Daun Salam
(Syzygium polyanthum). Jurnal Mipa, 36(1): 14-19.
Mentari, N. L., Safrida, dan Khairil. 2016. Potensi Pemberian Ekstrak Daun Sirih
(Piper Betle L.) sebagai Pengawet Alami Ikan Selar (Selaroides leptolepis).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, 1(1): 1-9.
Prasetyowati, Pratiwi, R., dan Tris, F. 2010. Pengambilan Minyak Biji Alpukat
(Persea americana Mill.) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Teknik Kimia,
17(2): 16-24.
Purba, R., Suseno, S. H., Izaki, A. F., dan Muttaqin, S. 2014. Application of Liquid
Smoke and Chitosan as Natural Preservatives for Tofu and Meatballs.
International Journal Of Applied Science And Technology, 4(2): 212- 217.
Ristanti, E. W., Kismiati, S., dan Harjanti, D. W. 2017. Pengaruh Lama Pemaparan
pada Suhu Ruang Terhadap Total Bakteri, pH dan Kandungan Protein Daging
Ayam di Pasar Tradisional Kabupaten Semarang. Agromedia, 35(1): 50-57.
Risyad, A., Permadani, R. L., dan Siswarni, M. Z. 2016. Pengambilan Minyak dari
Biji Alpukat (Persea americana Mill.) menggunakan Pelarut n-Heptana.
Jurnal Teknik Kimia USU, 5(1): 34-39.
Sallam, K. I., Ishioroshi, M., dan Samejima, K. 2004. Antioxidant and
Antimicrobial Effects of Garlic in Chicken Sausage. LWT-Food Science and
Technology, 37(8): 849-855.
Setyorini, S. D. dan Yusnawan, E. 2017. Peningkatan Kandungan Metabolit
Sekunder Tanaman Aneka Kacang sebagai Respon Cekaman Biotik. Iptek
Tanaman Pangan, 11(2): 167-174.
Silva, M. M., dan Lidon, F. C. 2016. An Overview on Applications and Side Effects
of Antioxidant Food Additives. Emirates Journal of Food and Agriculture,
28(12): 823-832.
Wala, J., Ransaleleh, T., Wahyuni, I., dan Rotinsulu, M. 2016. Kadar Air, pH, dan
Total Mikroba Daging Ayam yang Ditambahkan Kunyit Putih (Curcuma
mangga Val.). Jurnal Zootek, 36(2): 405-416.
Zuhrotun. 2007. Aktifitas Antidiabetes. Bandung : Unpad.
11
12
13
14

4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Prof. Venty Suryanti, S.Si., M.Phil., PhD.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kimia
4. NIP/NIDN 19720817 199702 2001/0017087206
5. Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 17 Agustus 1972
6. Alamat E-mail venty@mipa.uns.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 085890284241
B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Universitas The University of The University
Tinggi Gadjah Mada Leeds, Inggris of New South
Wales, Australia
Bidang Ilmu Kimia Biokimia Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1991-1996 1999-2002 2009-2013
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Kimia Organik I dan 2 Wajib 3 SKS
2. Biokimia Wajib 3 SKS
3. Kimia Bahan Alam Hayati Pilihan 2 SKS
4. Kimia Ekstrak Pilihan 2 SKS
5. Kimia Enzim Pilihan 2 SKS
C.2. Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Sumber
Pendanaan

1. 2008 Isolasi dan Elusidasi Struktur Senyawa Insentif Riset


Antibakteri, Antijamur dan Antioksidan Dasar KNRT
pada Famili Cucurbitaceae yang Telah
Digunakan sebagai Obat Tradisional
(Ketua Peneliti)
2. 2008 – 2009 Sintesis Biosurfaktan Secara HIBAH
Biotransformasi oleh Pseudomonas BERSAING
fluorescens Menggunakan Substrat DP2M DIKTI
Limbah Agroindustri dan Aplikasinya
Sebagai Emulsifier
(Ketua Peneliti)
3. 2009 Uji Aktivitas Antimalaria Senyawa HIBAH
Bahan Alam dari Tumbuhan Genus STRATEGIS
Calophyllum (Clusiaceae) – (Anggota NASIONAL
Peneliti) DP2M DIKTI
4. 2015 Sintesis Beberapa Senyawa baru Turunan Riset
15

Eugenoksi Asetamidadari Eugenol Mandatory


Minyak Cengkeh untuk Aplikasi PNBP UNS
Reseptor/Sensor Anion
(Ketua Peneliti)
5. 2015-2016 Sintesis Senyawa Turunan Sinamamida PU-PT
dari Bahan dasar Sinamaldehida Ekstrak
Kayu Manis sebagai Reseptor/Sensor
yang Selektif dan Efektif
(Ketua Peneliti)
6. 2015-2106 Eksplorasi Senyawa Antimalaria dari PU-PT
Tumbuhan Genus Calophyllum
(Clusiaceae)
(Anggota Peneliti)
7. 2016 Aplikasi Tepung Buah Keluwih Riset
(Artocarpuscommunis) pada Pembuatan Mandatory
Plastik Biodegradable PNBP UNS
(Ketua Peneliti)
8. 2016 Peningkatan Aktivitas Antioksidan dan Hibah
Kandungan Senyawa Bioaktif Biji Maintenance
Lamtoro (Leucaena leucocephala (lmk.) Group (MRG)
de Wit) melalui Fermentasi dengan PNBP UNS
Rhizopus oligosporus
(Ketua Peneliti)
9. 2016-2017 Produksi, Karakterisasi dan Formulasi INSINAS
Biosurfaktan Berbasis Minyak Mentah
Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) untuk
Aplikasi Enhanced Oil Recovery (EOR)
(Ketua Peneliti)
10. 2017 Sintesis Beberapa Senyawa Heterosiklis PU-PT
Baru dari Sinamaldehida Minyak Kayu
Manis sebagai Antioksidan Berbasis
Bahan Alami dengan Aktivitas Tinggi
(Ketua Peneliti)
11. 2017 Aplikasi Senyawa Nitrofenil Sinamamida Riset
sebagai Sensor Kation dalam Larutan dan Mandatory
Penentuan Jenis Ikatan serta Model PNBP UNS
Konformasi Interaksinya dengan Metode
Komputasi Kimia
(Ketua Peneliti)
12. 2017 Analisa Senyawa Potensial pada Beras Penelitian
Hitam (Oriza Sativa L cv. Cempo Ireng Unggulan
Hasil Iradiasi Gamma UNS (PNBP)
(Anggota Peneliti)

C.3. Pengabdian kepada Masyarakat


No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber
Pendanaan
1. 2014 Serat Pangan sebagai Pangan Fungsional -
16

2. 2014 Sosialisasi Modifikasi Proses Produksi IbM


Bioetanol untuk Mengeliminasi Limbah
Berbahaya di Bekonang, Sukoharjo
3. 2015 Bahan Kimia Berbahaya pada Makanan -
Jajanan di
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan
1. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
(Rp)
- Ayam 2 45.000/kg 90.000
- Aquades 20 10.000/L 200.000
- n- heptana 1 1.600.000/L 1.600.000
- DPPH (50 g) 2 2.500.000/botol 5.000.000
- Alpukat 2 20.000/kg 40.000
- Larutan buffer pH 4 1 210.000/500 mL 210.000
- Larutan buffer pH 7 1 300.000/500 mL 300.000
SUB TOTAL (Rp) 7.440.000

Harga Satuan
2. Lain-lain Volume Nilai (Rp)
(Rp)
- Uji LC-MS 1 350.000 350.000
- Uji UV-Vis 10 50.000 500.000
- Uji Bakteri 2 250.000 500.000
- Publikasi artikel di 1 700.000 700.000
Jurnal Teknologi
dan Industri
Pangan
- Registrasi 1 3.000.000 3.000.000
konferensi JCC
2020
SUB TOTAL (Rp) 5.050.000
TOTAL 1+2 (Rp) 12.490.000
(Terbilang Dua Belas Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah)
18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang
No. Nama/NIM Waktu (Jam/ Uraian Tugas
Studi Ilmu
Minggu)
1. Aulia Kimia Kimia 10 jam/ Konsep ide,
Azizah/M0 minggu plotting tugas,
318021 pre-treatment
biji alpukat,
pembuatan
ekstrak, aplikasi
pada daging
ayam potong,
pengujian pH,
pengujian
organoleptik,
pengujian
aktivitas bakteri,
mencari
referensi,
analisis data,
penyusunan
laporan dan
draft publikasi

2. Rahmat Kimia Kimia 10 jam/ Pembuatan


Untung minggu ekstrak, aplikasi
Prasetya/ pada daging
M0318052 ayam potong,
pengujian kadar
air, pengujian
organoleptik,
pengujian
aktivitas
antibakteri,
pengujian LC-
MS, pengujian
UV-Vis,
mencari
referensi,
analisis data,
penyusunan
laporan dan
draft publikasi
3. Dyah Kimia Kimia 10 jam/ Pre-treatment
Ellyawati minggu biji alpukat,
Kusumanin pembuatan
gtyas ekstrak, aplikasi
Maharani/ pada daging
19

M0317021 ayam potong,


pengujian
organoleptik,
pengujian
aktivitas
antibakteri,
pengujian UV-
Vis, mencari
referensi,
analisis data,
penyusunan
laporan dan
draft publikasi
20

Anda mungkin juga menyukai