Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riyan (2017) dengan cara mewawancarai 11 siswa dari
kelas VII dari SMP Negeri 6 Purworejo tahun ajaran 2016/2017 diperoleh hasil bahwa kesulitan-
kesulitan belajar yang dialami siswa dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan subyek 11 siswa, sebab kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa saling berkaitan meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Skripsi : identifikasi kesulitan belajar siswa dan upaya guru bk mengatasinya melalui bimbingan
kelompok oleh Riyan Asdhi Wibowo tahun 2017 universitas sanata dharma yogyakarta
Penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2013) pada seorang siswa kelas V dari SD N No.29
Gunung Sarik yang memiliki nilai yang lebih rendah dari KKM pada beberapa mata pelajaran.
Setelah melakukan berbagai instrumen dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar
siswa, maka faktor peneyebab kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
b. Diri pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.
2. Faktor eksternal
a. Keadaan hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa tidak
disayangi, dan dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b. Hubungan sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan
c. Pendidikan dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan ada
ulangan atau ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran dalam
bidang matematika, tidak menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut akan
tinggal kelas, nilai banyak yang buruk, sering tidak masuk sekolah, di dalam kelas
sering merasa mengantuk, takut berbicara di depan umum, sering tidak mengerti yang
diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran, malas mengulang pelajaran,
dan kekurang alat pelajaran.
http://fauzizdeslav.blogspot.com/2013/12/tugas-kuliah-laporan-diagnosis_26.html
Syntia melakukan penelitian pada seorang siswa di SMP ISLAM UNGARAN dan memperoleh
hasil penelitian sebagai berikut :
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru BK pada sekolah tersebut diperoleh
hasil bahwa masalah kesulitan belajar yang dialami oleh sebagian besar peserta didik adalah
karena lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung, metode belajar dirumah yang kurang
efektif, tidak ada motivasi belajar, kurangnya pengawasan orang tua yang berakibat mereka lebih
banyak bermain dari pada harus belajar, dan kurangnya sarana prasarana yang mendukung saat
belajar di rumah.
Hasil dari wawancara peneliti dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dari hasil
angket, diperoleh hasil bahwa siswa tersebut mengalami masalah kesulitan belajar yaitu sulit
dalam memahami suatu materi pelajaran terutama pada mata pelajaran yang bersifat hafalan.
Siswa tersebut juga kurang percaya diri dalam teman-teman dan gurunya. Siswa tersebut takut
dimarahi guru dan ditertawakan oleh teman-temannya apabila bertanya mengenai materi yang
belum dipahami. Dalam keseharian siswa tersebut jarang mengikuti belajar kelompok karena
merasa tidak nyaman dengan teman-temannya. Teman siswa tersebut sering mengganggunya di
dalam kelas. Siswa tersebut juga belum memiliki manajemen waktu yang baik terutama untuk
belajar dirumah, waktu belajar tidak teratur dan belajar jika hanya ada PR saja dan lebih sering
menghabiskan waktu di rumah dengan menonton TV.
https://afreliansristiyani.wordpress.com/2014/01/16/laporan-diagnosis-kesulitan-belajar/
PEMBELAJARAN REMEDIAL
Penelitian yang dilakukan oleh Nur, dkk (Tanpa Tahun) mengenai implementasi pelaksanaan
pembelajaran remedial oleh guru IPS di SMP Negeri 2 Batang yang dilakukan dengan pemberian
soal-soal pada siswa yang mengikutinya. Sebelumnya siswa telah diberi motivasi berupa
dorongan bahwa setiap siswa harus dapat memproleh nilai mencapai KKM. Tujuannya agar ada
kesetaraan pada siswa-siswa yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar.
Selain itu sebelum pelaksanaan pembelajaran remedial guru IPS juga telah memberikan waktu
kepada siswa untuk belajar. Menurut Sugihartono, dkk (2007:178) metode-metode yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan remedial teaching yaitu, pemberian tugas, diskusi, tanya jawab,
kerja kelompok, tutor sebaya dan pengajaran individual. Metode yang digunakan guru IPS dalam
pelaksanaan pembelajaran remedial adalah metode pemberian tugas. Tugas yang dimaksud
dalam pelaksanaan pembelajaran remedial oleh guru IPS adalah dengan memberikan soal-soal.
Soal-soal yang diberikan oleh guru berdasarkan analisis letak kesalahan siswa ketika menjawab
soal ulangan. Ulangan harian yang dibuat oleh guru IPS merupakan kumpulan dari indicator-
indikator materi yang dirangkum menjadi soal. Oleh karena itu guru dapat dengan mudah
mengetahui dimana letak siswa masih belum memahami materi. Dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial guru IPS tidak langsung memberikan soal-soal, tetapi guru IPS juga
memberikan penjelasan ulangan berdasarkan letak kesalahan atau kesulitan pemahaman materi
yang dialami siswa. Artinya siswa yang mengikuti pembelajaran remedial tidak serta merta
hanya memperbaiki nilai hasil belajar, tetapi juga mengulang kembali materi yang telah
diajarkan. Berdasarkan uraian diatas, dari apa yang dilaksanakan guru IPS terkait pembelajaran
yang dilakukan sudah baik tetapi belum optimal. Karena pembelajaran remedial yang dilakukan
oleh guru IPS terfokus untuk memperbaiki nilai hasil belajar siswa pada materi saat itu. Guru
belum memberikan penanganan tambahan atau alternative tindakan bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Herma dkk (2018) melakukan penelitian mengenai proses pelaksanaan pembelajaran remedial
terhadap ketuntasan belajar pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kadudampit yang dilakukan
oleh guru matematika untuk mencapai ketuntasan dalam mengatasi masalah belajar dengan 6
proses. Enam proses dalam pelaksanaan pembelajaran remedial yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran matematika adalah sebagai berikut: