DESI ANDINI
Desi Andini
NIM A34120029
ABSTRAK
Kata kunci: cendawan terbawa benih, hot water treatment, IPB-3S, PGPR
ABSTRACT
DESI ANDINI. Seed-Borne Fungi of IPB-3S Rice Variety and Its Potencial
Control Physical and Biological Treatment. Supervised by EFI TODING
TONDOK.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
CENDAWAN TERBAWA BENIH PADI IPB-3S SERTA
POTENSI PENGENDALIANNYA DENGAN PERLAKUAN
FISIK DAN BIOLOGI
DESI ANDINI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Cendawan Terbawa Benih Padi IPB-3S dan Potensi
Pengendaliannya dengan Perlakuan Fisik dan Biologi. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Efi Toding Tondok, SP,
M.Sc. Agr. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu,
arahan, motivasi, dan bimbingan selama ini. Terima kasih kepada Dr. Ir. I Wayan
Winasa, M.Si. selaku dosen penguji. Terima kasih kepada Dr. Ir. Kikin Hamzah
Mutaqin, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Ulung Jamaludin dan Ibu
Dasih Setiawati serta kedua adik penulis Muhammad Danuludin dan Muhammad
Diaz Ilyasa atas doa dan dukungan yang diberikan.
Terima kasih kepada teman-teman di Laboratorium Mikologi (Nur Annisa,
Jauharoh, Ikbal, Rodliyatun, Eka, Farida, Afifah, Umi, Hasan, Fiqri, Ulfah) atas
kerja sama, saran, dan semangat yang diberikan. Terima kasih kepada seluruh
sahabat dan teman-teman Proteksi Tanaman 49 untuk persahabatan dan
kebersamaannya selama ini.
Penulis berharap saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Desi Andini
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
BAHAN DAN METODE 3
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Bahan dan Alat Penelitian 3
Metode Penelitian 3
Rancangan Percobaan dan Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Uji Kesehatan Benih dengan Pengamatan Biji Kering 6
Uji Kesehatan Benih dengan Metode Blotter Test 7
Uji Patogenisitas 9
Perlakuan Benih dengan Metode Hot Water Treatment 10
Perlakuan Benih dengan PGPR 13
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 22
DAFTAR TABEL
1 Tingkat infeksi awal cendawan pada pemeriksaan kesehatan benih padi
varietas IPB-3S 7
2 Hasil uji patogenisitas cendawan terhadap benih padi 9
3 Pengaruh kombinasi perlakuan suhu dan perendaman awal terhadap
tingkat infeksi cendawan pada benih padi varietas IPB-3S 11
DAFTAR GAMBAR
1 Gejala perubahan fisik yang abnormal pada benih padi varietas IPB-3S 6
2 Mikroskopis cendawan hasil pemeriksaan kesehatan benih padi IPB-3S
dengan perbesaran 40x10 8
3 Pengaruh infeksi cendawan terhadap kecambah padi 10
4 Pengaruh kombinasi perlakuan suhu dengan perendaman awal terhadap
daya berkecambah (DB), keserempakan tumbuh (Kst), dan potensi
tumbuh maksimum (PTM) benih padi varietas IPB-3S 13
5 Pengaruh perlakuan PGPR terhadap tingkat infeksi cendawan pada
benih padi varietas IPB-3S 13
6 Pengaruh perlakuan PGPR terhadap daya berkecambah (DB),
keserempakan tumbuh (Kst), dan potensi tumbuh maksimum (PTM)
pada benih padi varietas IPB-3S 14
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Mengetahui berbagai cendawan yang dapat terbawa benih padi varietas IPB-
3S, melakukan uji patogenisitas dari cendawan tersebut, serta mengetahui potensi
pengendaliannya dengan perlakuan benih padi baik secara fisik maupun biologi.
Manfaat Penelitian
Alat yang digunakan adalah laminar air flow, autoklaf, pinset, gelas ukur,
sprayer, cawan petri, water bath, tabung reaksi, mikroskop, freezer, gelas objek,
cover glass, kain kasa, baki, plastik, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah
benih tanaman padi varietas IPB-3S yang didapatkam dari Gudang Penyimpanan
Benih di Sawah Baru Dramaga, Bogor, akuades, NaOCl 1%, media kertas, media
agar, dan PGPR.
Metode Penelitian
Uji Patogenisitas
Cendawan yang didapatkan dari hasil pengujian kesehatan benih kemudian
dibiakkan di dalam media agar. Sebanyak 25 benih ditanam pada koloni murni
cendawan tersebut. Pengujian setiap koloni murni cendawan diulang sebanyak
4
a b
Gambar 1 Gejala perubahan fisik yang abnormal pada benih padi varietas IPB-
3S; gejala bercak coklat (a); gejala keriput pada benih (b)
7
Uji kesehatan benih dengan metode blotter test menggunakan kertas sebagai
media pertumbuhan. Blotter test termasuk ke dalam uji kesehatan benih dengan
metode inkubasi. Prinsip dari metode inkubasi adalah memberikan kondisi
tumbuh yang optimum bagi patogen terbawa benih. Keuntungan dari pengujian
kesehatan benih dengan metode inkubasi yaitu patogen terbawa benih baik yang
terdapat di permukaan maupun di dalam jaringan benih dapat teramati.
Mutu patologis benih menunjukkan tingkat kesehatan benih. Informasi
mengenai status kesehatan benih diperlukan sebagai dasar dalam memberikan
perlakuan yang tepat pada benih. Patogen terbawa benih yang berada
dipermukaan maupun dalam jaringan benih dapat menurunkan perkecambahan
atau mengakibatkan penyakit pada tanaman. Hal tersebut dapat berpengaruh
negatif terhadap mutu dan hasil tanaman. Pengujian kesehatan benih dan
perlakuan benih dalam mengendalikan patogen terbawa benih serta menghasilkan
tanaman sehat menjadi sangat penting (Ilyas 2012).
Hasil pengujian kesehatan benih dengan metode blotter test pada perlakuan
sterilisasi dan tanpa sterilisasi permukaan didapatkan tujuh genus cendawan
terbawa benih yaitu Aspergillus, Rhizoctonia, Curvularia, Fusarium,
Colletotrichum, Penicillium, dan Rhizopus. Tingkat infeksi cendawan pada benih
padi tanpa sterilisasi dan dengan sterilisasi permukaan memperlihatkan perbedaan
yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa cendawan yang terdapat pada
benih padi varietas IPB-3S ini sebagian besar adalah cendawan pada permukaan
kulit benih atau termasuk cendawan kontaminasi. Fusarium tidak terdeteksi pada
perlakun benih dengan sterilisasi permukaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Fusarium hanya terbawa pada permukaan benih (Tabel 1).
Tabel 1 Tingkat infeksi awal cendawan pada pemeriksaan kesehatan ibenih padi
ivarietas IPB-3S
Tingkat Infeksi (%)
Genus Cendawan Tanpa sterilisasi Sterilisasi
permukaan permukaana
Aspergillus 3.75 3.25
Rhizoctonia 1.75 0.50
Curvularia 2.50 0.50
Fusarium 2.00 0.00
Colletotrichum 3.00 0.50
Penicillium 9.25 0.75
Rhizopus 6.50 0.50
a
Sterilisasi permukaan dengan NaOCl 1% selama 1 menit.
cendawan gudang mampu tumbuh pada benih padi yang disimpan dengan kadar
air yang seimbang dengan lengas nisbi udara 65-90 persen. Cendawan gudang
juga dapat menginfeksi jaringan benih melalui luka pada pericarp atau testa
(Agarwal dan Sinclair 1996).
Fusarium, Rhizoctonia, Curvularia, dan Colletotrichum merupakan
cendawan yang terdapat di lapangan (field fungi). Cendawan lapang dapat
menginfeksi benih pada saat pertumbuhan tanaman maupun pada saat panen.
Infeksi cendawan ini biasanya melalui tanah atau sisa tanaman sakit. Umumnya
kerusakan yang disebabkan oleh cendawan lapang terjadi di lapangan, dengan
sedikit atau tanpa kerusakan yang terjadi selama penyimpanan (Agarwal dan
Sinclair 1996).
Aspergillus, Penicillium, Fusarium, Rhizoctonia, Curvularia, dan
Colletotrichum termasuk kelompok cendawan dalam filum Deuteromycota,
kelompok ini dikenal sebagai fungi imperfect. Keenam cendawan tersebut berada
dalam kelas Coleomycetes. Struktur cendawan Aspergillus terdiri atas vesikel,
fialid, dan konidium. Penicillium terdiri atas konidiofor yang mempunyai metula
dan membawa fialid berbentuk botol (Gianina 2015). Fusarium memiliki struktur
yang terdiri atas makrokonidium dan mikrokonidium. Rhizoctonia memiliki
miselium yang membentuk percabangan tegak lurus. Ciri khas dari cendawan
genus Curvularia yaitu mempunyai konidium yang membengkok, dan terdiri atas
3-5 sel. Struktur cendawan Colletotrichum terdiri dari aservulus, seta, dan
konidiumnya yang bersel satu. Masa konidiumnya jika dilihat secara makroskopis
umumnya tampak sebagai koloni berwarna jingga (Gunawan et al. 2011).
Sedangkan Rhizopus merupakan cendawan dalam filum Zygomicota. Struktur
cendawan ini terdiri atas sporangiofor sebagai tangkai yang menyangga
sporangium (Gambar 2) (Gianina 2015).
a b c
d e f g
Uji Patogenisitas
a b c
Perkecambahan (%)
100
80
60
40
20
0
Kontrol S50R0 S50R3 S50R8 S54R0 S54R3 S54R8 S57R0 S57R3 S57R8
Perlakuan
4
Tingkat infeksi (%)
PGPR Kontrol
3
0
Aspr Rztn Crvl Pncl Rzps Fsrm Cltr
Jenis cendawan
100
80
60
40
20
Kontrol PGPR
Perlakuan
Simpulan
Cendawan yang ditemukan pada benih padi varietas IPB-3S yaitu genus
Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, Rhizoctonia, Curvularia, Fusarium dan
Colletotrichum. Cendawan-cendawan tersebut bersifat patogenik pada tanaman
padi. Perlakuan benih dengan metode hot water treatment pada suhu 54°C selama
15 menit, serta perlakuan PGPR dapat mengurangi infeksi cendawan dan
meningkatkan perkecambahan pada benih padi varietas IPB-3S.
Saran
Agarwal VK, Sinclair JB. 1996. Principles of Seed Pathology Second Edition.
New York (US): CRC Press.
Agustining D. 2012. Daya hambat Saccharomyces cerevisiae terhadap
pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum [Skripsi]. Jember (ID):
Universitas Jember
Astuti D. 2009. Pengaruh matriconditioning plus minyak cengkeh terhadap
viabilitas, vigor, dan kesehatan benih padi (Oryza sativa) yang terinfeksi
Alternaria padwickii (Ganguly) M. B. Ellis [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
[BBPPTP] Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. 2013.
Ancaman penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) pada
tanaman kakao dan pengendaliannya [Internet]. [diunduh 2016 Agustus 4].
Tersedia pada: http://ditjenbun.deptan.go.id/BBPPTPmed/.
Chailani SR. 2010. Penyakit-Penyakit Pascapanen Tanaman Pangan. Malang
(ID): UB press.
Gianina P. 2015. Inventarisasi cendawan terbawa benih padi pada varietas Pare
Lotong, Pare Pulu Lia dan padi Sentani asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan
[Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.
Gunawan AW, Rahayu G, Dharmaputra OS, Sudirman LI, Sukarno N, Listiyowati
S. 2011. Cendawan dalam Praktik Laboratorium. Bogor (ID): IPB Press.
Harahap AS, Yuliani TS, Widodo. 2015. Deteksi dan identifikasi cendawan
terbawa benih Brassicaceae. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 11(3): 97-103.
Ilyas S. 2012. Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor (ID): IPB Press.
[IRRI] International Rice Research Institute. 2002. A Handbook of Rice
Seedborne Fungi. Manila (PH): IRRI.
[IRRI] International Rice Research Institute. 1994. A Manual of Rice Seed Health
Testing. Manila (PH): IRRI.
[ISTA] International Seed Testing Association. 2014. International Rules of Seed
Testing. Switzerland (CH): ISTA.
Kabir MA. 2004. Standarization of hot water treatment for important seed borne
pathogens of rice, wheat, and jute seeds [Tesis]. Mymensingh (BD):
Bangladesh Agricultural University.
Kader AA, Kitinoja L. 2002. Postharvest Horticulture Series No. 8. California
(US): University of California.
Lizansari KN. 2013. Perlakuan benih dan perendaman akar bibit dengan agens
hayati untuk mengendalikan serangan Xanthomonas oryzae pv. Oryzae serta
meningkatkan pertumbuhan tanaman padi di rumah kaca [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Mahmud Y, Nurlenawati N, Sugiarto. 2010. Pengaruh macam perlakuan benih
terhadap terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas unggul baru
tanaman padi (Oryza sativa L.) di lahan sawah irigasi Kecamatan Tempuran
Kabupaten Karawang. Solusi. 9(17): 53-63.
Marthen, Kaya E, Rehatta H. 2013. Pengaruh perlakuan perendaman terhadap
perkecambahan benih sengon (Paraserianthes falcataria L.). Jurnal Ilmu
Budidaya Tanaman. 2(1): 10-16.
17
Lampiran 1 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Aspergillus dan
ikontrol pada perlakuan hot water treatment
Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Rhizoctonia dan
ikontrol pada perlakuan hot water treatment
Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Curvularia dan
ikontrol pada perlakuan hot water treatment
Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Penicillium dan
ikontrol pada perlakuan hot water treatment
Lampiran 5 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Rhizopus dan
iikontrol pada perlakuan hot water treatment
Lampiran 6 Hasil analisis sidik ragam tingkat infeksi cendawan Fusarium dan
iikontrol pada perlakuan hot water treatment
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 9 April 1994 dari ayah Ulung
Jamaludin dan ibu Dasih Setiawati. Penulis adalah putri pertama dari tiga
bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 10 Bogor dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) dan diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi di
Departemen. Penulis menjadi anggota divisi PSDM dalam Himpunan Mahasiswa
Proteksi Tanaman (Himasita) tahun 2013-2014. Penulis juga mengikuti beberapa
club seperti Entomology, Organic Farming, dan Metamorfosa. Selain itu, penulis
juga aktif menjadi panitia dalam beberapa kegiatan seperti Masa Perkenalan
Fakultas (MPF), Masa Perkenalan Departemen (MPD), dan National Plant
Protection Event pada tahun 2013, 2014, dan 2015. Penulis juga pernah menjadi
asisten praktikum Dasar-Dasar Proteksi Tanaman tahun ajaran 2014/2015, dan
Ilmu Hama Tumbuhan Dasar pada tahun ajaran 2015/2016.