Anda di halaman 1dari 26

i

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) ORGANIK
PADA YAYASAN BINA SARANA BAKTI-AGATHO
DI BOGOR, JAWA BARAT

MIRA ARYUNI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN


PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
i

Judul : Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Organik


Pada Yayasan Bina Sarana Bakti–Agatho di Bogor
Jawa Barat
Nama : Mira Aryuni
NIM : J3W412005

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H. M. H. Bintoro Djoefrie, MAgr


Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir H. M. H. Bintoro Djoefrie, MAgr


Koordinator Program Keahlian

Tanggal disetujui:
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah dan inayah-
Nya penyusunan proposal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berjudul
“Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Organik pada Yayasan Bina
Sarana Bakti–Agatho di Bogor Jawa Barat” dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini, rasa terimakasih diucapkan kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal praktik kerja lapangan ini
diantaranya sebagai berikut :
1. Prof Dr Ir H. M. H. Bintoro Djoefrie, MAgr selaku dosen pembimbing dan
koordinator Program Keahlian Teknologi Produksi dan Pengembangan
Masyarakat Pertanian
2. Dr Ani Kurniawati SP MSi selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan
Ilmiah
3. Pimpinan Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho yang telah memberikan izin
dan kesempatan melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan
4. Orangtua yang selalu memberi dukungan dan motivasi
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti selaku pemberi beasiswa
6. Keluarga besar Program Keahlian Teknologi Produksi dan Pengembangan
Masyarakat Pertanian 49 Diploma IPB
Semoga proposal ini nantinya banyak membantu dan berguna bagi semua
pihak. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Bogor, Januari 2015

Mira Aryuni
iii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Pertanian Organik 2
Karakteristik Tanaman Cabai 3
Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 4
Pengaturan Jarak Tanam 4
Kandungan dan Manfaat Gizi Cabai 5
Hama dan Penyakit 5
Panen 7
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 7
Tempat dan Waktu 7
Metode Pelaksanaan 7
Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 8
Metode Analisis Data dan Informasi 9
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN 9
Rencana Kegiatan 9
Rencana Anggaran Biaya 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 13

DAFTAR TABEL

1 Rencana kegiatan praktik kerja lapangan 9


2 Rincian biaya selama praktik kerja lapangan 10
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkat pendidikan dan pola pikir masyarakat akan kesadaran mengenai


pentingnya hidup sehat semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan cara
mengkonsumsi makanan yang sehat yang diproduksi secara alami tanpa
penggunaan bahan-bahan kimia seperti buah dan sayuran organik. Eliyas (2008)
mengatakan bahwa yang disebut buah dan sayuran dari hasil produksi tanaman
organik adalah hasil pertanian yang memenuhi kaidah-kaidah pertanian organik,
yang tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk kimia sintetis dan zat pengatur
tumbuh sehingga semua proses pertanian dilakukan dengan manual dengan
memanfaatkan manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Kelebihan buah dan sayuran
organik mengandung lebih antioksidan dan banyak mengandung zat nutrisi seperti
vitamin c, zat besi, magnesium, fosfor, dan mineral serta phytonutrients yaitu zat
gizi dalam buah dan sayuran yang dapat melawan kanker. Selain itu, ruang
lingkup pertanian organik ini lebih ramah lingkungan sehingga dapat
memperpanjang ekosistem alam.
Lebih lanjut Firmanto (2011) menambahkan bahwa pertanian organik
merupakan kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan
dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar dengan
ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas lokal, pupuk, dan
pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu
komoditas yang dapat dibudidayakan secara organik adalah cabai merah
(Capsicum annuum L.). Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ciri dari
jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas, sehingga bagi orang-orang
tertentu dapat membangkitkan selera makan. Permintaan cabai menunjukkan
indikasi yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
stabilitas ekonomi nasional yang mantap.
Pola permintaan cabai relatif tetap sepanjang waktu, sedangkan produksi
berkaitan dengan musim tanam. Dewasa ini produktivitas cabai masih rendah,
maka dari itu pasar akan kekurangan pasokan kalau masa panen raya belum tiba.
Produktivitas cabai di Indonesia baru mencapai 6.84 ton ha-1 pada tahun 2012,
sedangkan pada tahun 2013 produktivitas cabai mengalami peningkatan menjadi
6.93 ton ha-1 (BPS 2013). Produktivitas cabai tertinggi dicapai oleh provinsi Jawa
Barat sebesar 14.27 ton ha-1, sedangkan yang memiliki produktivitas cabai
terendah yaitu provinsi Papua Barat sebesar 1.72 ton ha-1 (BPS 2013). Padahal
potensi produktivitas cabai nasional dapat mencapai 10 ton ha-1 dan 20 ton ha -1
(Pitojo 2007). Kesenjangan produktivitas hasil cabai tersebut disebabkan oleh
budidaya yang belum intensif, pengaruh iklim dan gangguan cuaca. Selain itu
kesalahan saat perlakuan panen dan pasca panen juga turut menurunkan hasil
produktivitas cabai itu sendiri. Menurut Suyanti (2007) penanganan yang tidak
benar akan membuat cabai mudah rusak dan menyebabkan penyusutan terhadap
bobot cabai. Jumlah kerusakan yang terjadi mulai dari lapangan sampai ke tingkat
pengecer sebesar 23%.
2

Proses budidaya yang benar dan baik serta berkesinambungan diperlukan


untuk memenuhi kebutuhan cabai dipasaran. Proses budidaya yang dimaksud
yakni melalui pertanian organik sehingga dapat memperbaiki sifat dari dampak
penggunaan bahan kimia yang berkepanjangan. Selain itu, kegiatan pasca panen
juga tak luput dari perhatian. Hal tersebut harus dilakukan dengan cermat
sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik pula. Apabila
produk tersebut telah memiliki kualitas yang baik maka akan meningkatkan
palatabilitas produk sehingga pangsa pasar pun akan semakin luas. Pangsa pasar
yang luas tersebut berkorelasi positif dengan tingkat keuntungan. Hal inilah yang
mendasari diambilnya aspek khusus mengenai budidaya cabai merah (Capsicum
annuum L.) organik.

Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan praktik kerja lapangan
terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis budidaya cabai merah organik
dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan tahapan yang terdapat di lokasi
praktik kerja lapangan. Tujuan khusus dari praktik kerja lapangan untuk
mempelajari teknik budidaya cabai merah (Capsicum annuum L.) organik yang
terdapat di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian Organik

Pertanian merupakan kegiatan campur tangan manusia dalam menanami


lahan atau tanah dengan tanaman yang akan menghasilkan sesuatu hasil yang
dapat dipanen (Susanto 2002). Campur tangan manusia dalam pertanian modern
dirasa semakin jauh dalam bentuk masukan bahan kimia pertanian yang akan
merusak kondisi alam. Keberlanjutan sumber daya alam perlu dipikirkan agar
lahan pertanian tidak semakin rusak atau sakit karena terlalu banyak menerima
input atau masukan bahan kimia. Pertanian organik dikembangkan sebagai upaya
untuk mengatasi kerusakan alam tersebut. Susanto (2002) mendefinisikan
pertanian organik sebagai suatu sistem produksi pertanian yang berazaskan daur
ulang secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan
ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan
struktur tanah. Pertanian organik menurut International Federation of Organic
Agriculture Movements (IFOAM) (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi
pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan
produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian (2010) dalam Road Map Pengembangan Pertanian
Organik 2008-2015 mengemukakan, bahwa pertanian organik dalam praktiknya
dilakukan dengan cara, antara lain: 1) menghindari penggunaan benih atau bibit
hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organism); 2) menghindari
3

pestisida kimia sintetis (pengendalian gulma, hama, dan penyakit dilakukan


dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman); 3) menghindari penggunaan
zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis (kesuburan dan
produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan pupuk
kandang dan batuan mineral alami serta penanaman legum dan rotasi tanaman);
dan 4) menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam
makanan.

Karakteristik Tanaman Cabai

Dalam sistematika tumbuhan, tanaman cabai diklasifikasikan sebagai berikut:


Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotil
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflora
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L. (Pitojo 2007)
Tanaman cabai merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri (self–
pollinated crop). Namun demikian, persilangan antar varietas secara alami sangat
mungkin terjadi di lapangan yang dapat menghasilkan ras-ras cabai baru dengan
sendirinya (Cahyono 2003), sehingga bisa juga terjadi penyerbukan silang.
Beberapa sifat tanaman cabai yang dapat digunakan untuk membedakan antar
varietas di antaranya adalah percabangan tanaman, pembungaan tanaman, ukuran
ruas, dan tipe buahnya (Prajnanta 1999).
Perakaran cabai merupakan akar tunggang yang terdiri dari akar utama
dengan panjang 35 sampai 50 cm dan akar lateral yang cukup kuat dengan
panjang 35 sampai 45 cm (Prajnanta 1997). Dengan demikian untuk budidaya
cabai pembenihan harus memperhatikan kesuburan tanah ( Pitojo 2007). Bunga
pada tanaman cabai terdapat pada ruas batang dan jumlahnya bervariasi antara 1
sampai 8 bunga tiap ruas tergantung pada spesiesnya. Capsicum annuum
mempunyai satu bunga tiap ruas sedangkan cabai rawit (Capsicum frutescens)
mempunyai 1 sampai 3 bunga tiap ruas. Ukuran ruas tanaman cabai bervariasi dari
pendek sampai panjang. Makin banyak ruas makin banyak jumlah bunganya, dan
diharapkan semakin banyak pula produksi buahnya. Buah cabai bervariasi antara
lain dalam bentuk, ukuran, warna, tebal kulit, jumlah rongga, permukaan kulit dan
tingkat kepedasannya. Berdasarkan sifat buahnya, terutama bentuk buah, cabai
besar dapat digolongkan dalam tiga tipe, yaitu : cabai merah, cabai keriting dan
cabai paprika (Prajnanta 1999). Karakteristik agronomi cabai merah (besar)
buahnya rata atau halus, agak gemuk, kulit buah tebal, berumur genjah, kurang
tahan simpan dan tidak begitu pedas. Tipe ini banyak diusahakan di Jawa Timur,
Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi. Cabai merah keriting buahnya bergelombang
atau keriting, ramping, kulit buah tipis, berumur lebih lama, lebih tahan simpan,
dan rasanya pedas. Tipe ini banyak diusahakan di Jawa Barat dan Sumatera.
Sementara itu cabai paprika buahnya berbentuk segi empat panjang dan biasa
dipanen saat matang hijau (Nawangsih et al. 1999).
4

Batang tanaman cabai licin, berkayu pada bagian pangkal dan tegak (Pitojo
2007). Tinggi batang utama mencapai 30 sampai 37.5 cm dengan diameter 1.5
sampai 3 cm serta berwarna coklat kehijauan (Prajnanta 1999). Daun cabai
berdaun tunggal sederhana dan terletak berselang serta tidak memiliki penumpu.
Daun cabai berwarna hijau muda sampai gelap dengan bentuk lonjong dengan
ujung daun meruncing (Prajnanta 1999). Daun cabai memiliki panjang 5 sampai
12 cm dengan lebar 1.5 sampai 4 cm serta panjang tangkai daun berkisar 1 sampai
1.25 cm (Pitojo 2007).
Umur cabai sangat bervariasi tergantung jenis cabai. Tanaman cabai besar
dan keriting yang ditanam di dataran rendah sudah dapat dipanen pertama kali
umur 70 sampai 75 hari setelah tanam. Waktu panen di dataran tinggi lebih lambat
yaitu sekitar 4 sampai 5 bulan setelah tanam. Panen dapat terus-menerus
dilakukan sampai tanaman berumur 6 sampai 7 bulan. Pemanenan dapat dilakukan
dalam 3 sampai 4 hari sekali atau paling lama satu minggu sekali (Nawangsih et
al. 1999).

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Tanaman cabai akan tumbuh baik pada lahan dataran rendah yang tanahnya
gembur dan kaya bahan organik, tekstur ringan sampai sedang, pH tanah berkisar
antara 5.5 sampai 6.8, drainase baik dan cukup tersedia unsur hara bagi
pertumbuhannya. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhannya adalah 18 sampai
30oC (Cahyono 2003). Secara geografis tanaman cabai dapat tumbuh pada
ketinggian 0 sampai 1 200 m di atas permukaan laut (dpl). Ketinggian diatas 1
300 m dpl cabai tumbuh sangat lambat dan pertumbuhan buah terhambat karena
dataran tinggi mempunyai suhu harian rendah yang berkisar < 20oC (Syukur
2012). Selain itu, pada dataran tinggi yang berkabut dan kelembabannya tinggi,
tanaman cabai mudah terserang penyakit. Cabai akan tumbuh baik pada daerah
yang rata-rata curah hujan tahunannya antara 600 sampai 1 250 mm dengan bulan
kering 3 sampai 8.5 bulan dan pada tingkat penyinaran matahari lebih dari 45%
(Suwandi et al. 1997).

Pengaturan Jarak Tanam

Jarak tanam yang terlalu padat menyebabkan populasi tanaman per satuan
tanaman lebih banyak namun meningkatkan kelembapan udara disekitar tanaman
dan mendukung kehidupan organisme pengganggu, selain itu juga menyebabkan
penerimaan cahaya matahari oleh tanaman tidak merata dan kompetisi yang
terlalu tinggi dalam memanfaatkan ruang tanah. Sebaliknya, jarak tanam yang
terlalu lebar juga kurang menguntungkan karena jumlah tanaman menjadi lebih
sedikit sehingga penggunan lahan tidak optimal. Jarak tanam yang ideal adalah 50
cm x 60 cm dengan populasi 2 300 sampai 27 000 ha-1. Jika lahan subur, gunakan
jarak tanam 70 cm x 60 cm dengan populasi 18 000 sampai 20 000 ha-1 (Syukur
2012).
5

Kandungan dan Manfaat Gizi Cabai

Nilai gizi bahan adalah merupakan komponen-komponen kimia terbanyak


yang diduga terdapat pada bahan tersebut. Dalam hal menentukan komponen
kimia bahan makanan, kadar golongan zat gizi yang dimaksud biasanya meliputi
karbohidrat, protein, lemak dan senyawa organik tertentu, vitamin dan mineral zat
besi (Fe), kalsium (Ca), yodium (I), fosfor (P) dan lain-lain (Syarief dan Irawati
1988).
Menurut Depkes RI (1981), Kandungan Gizi Cabai Merah Segar per 100 g
Bahan yaitu :
Kandungan Gizi Nilai Satuan Kadar air 90.9%, Kalori 31.0 kal, Protein 1.0 g,
Lemak 0.3 g, Karbohidrat 7.3 g, Kalsium 29.0 mg, Fosfor 24.0 mg, Besi 0.5
mg,Vitamin A 470 SI, Vitamin C 180.0 mg, Vitamin B1 0.05 mg. Berat yang
dapat dimakan 85%
Kandungan capcaisin pada cabai bersifat sebagai pembangkit selera.
Capcaisin menstimulus hormon ebdophrin yang memberi efek nikmat. Makanya
ketika seseorang menyantap makanan berbumbu cabai biasanya cenderung
menambah porsi makan. Selain sebagai pembangkit selera makan, cabai dengan
rasa pedasnya telah lama diyakini berkhasiat bagi kesehatan. Rasa pedas pada
cabai ditimbulkan oleh zat capcaisin. Capcaisin terdapat pada biji cabai dan pada
plasenta, yakni kulit cabai bagian dalam yang berwarna putih tempat melekatnya
biji. Rasa pedas tersebut bermanfaat untuk mengatur peredaran darah,
memperkuat jantung, nadi dan syaraf, mencegah flu dan demam, membangkitkan
semangat dalam tubuh (tanpa efek narkotik), serta mengurangi nyeri encok dan
rematik. Penelitian akhir di Washington, USA mengatakan bahwa mengkonsumsi
cabai secara teratur dapat menunda kerentaan tubuh. Zat capcaisin ini juga mampu
merangsang burung berkicau untuk gemar bernyanyi (berkicau) dan konon juga
dapat merangsang ayam atau itik untuk bertelur. Capcaisin juga mengandung zat
expetoron yang aktif meredakan batuk, mengencerkan lendir, dan meringankan
asam (Prajnanta 1999).

Hama dan Penyakit

Menurut Harpenas (2010) salah satu faktor penghambat peningkatan


produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Strategi
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai dianjurkan penerapan
pengendalian secara terpadu. Beberapa hama yang paling sering menyerang dan
mengakibatkan kerugian yang besar pada produksi cabai sebagai berikut:

Ulat Grayak (Spodoptera litura)


Hama ulat grayak merusak pada musim kemarau dengan cara memakan
daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bagian bawah daun cabai.
Serangan ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan sehingga
proses fotosintesis terhambat. Ulat grayak terkadang memakan daun cabai hingga
menyisakan tulang daunnya saja. Otomatis produksi buah cabai menurun.
6

Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)


Lalat buah menyerang buah cabai dengan cara meletakkan telurnya didalam
buah cabai. Telur tersebut akan menetas menjadi ulat (larva). Ulat inilah yang
merusak buah cabai.

Trips (Thrips sp)


Hama trips menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan
gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Serangan yang
berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Trips ini kadang-kadang
berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus.
Menurut Hewindati (2006) selain hama, musuh tanaman cabai adalah
penyakit yang umumnya disebabkan oleh jamur atau cendawan maupun bakteri.

Bercak Daun (Cercospora capsici)


Cendawan ini merusak daun dan menyebabkan timbul bercak bulat kecil
kebasahan. Dikendalikan dengan pembersihan daun yang terkena, disemprot
fungisida tembaga misal vitagram blue 5 sampai 10 gram/liter.

Busuk Phytoptora (Phytoptora capsici Leonian)


Cendawan ini hidup di batang tanaman, menyebabkan busuk batang dengan
warna cokelat hitam. Dikendalikan dengan manual atau fungisida sanitasi
lingkungan

Antraknosa atau Patek


Cendawan ini hidup didalam biji cabai. Cendawan ini menyebabkan bercak
hitam yang meluas dan menyebabkan kebusukan. Dikendalikan dengan menanam
benih bebas patogen, cabai yang terkena dibuang atau dimusnahkan, pemberian
fungisida Derasol 60 WP dicampur dengan Dithane M-45 dengan komposisi 1:5
dan dosis 2.5 gram liter-1.

Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum)


Bakteri ini hidup didalam jaringan batang, menyebabkan pemucatan tulang
daun sebelah atas, tangkai menunduk. Dikendalikan dengan mengkondisikan
bedengan selalu kering atau pencelupan bibit ke larutan bakterisida misal
Agrymicin 1.2 gram liter-1.

Rebah Semai (Phytium debarianum Hesse dan Rhizoctonia soloni Kuhu)


Menyebabkan bibit tidak berkecambah dan rebah lalu mati. Dikendalikan
dengan pembenaman bibit dengan furadan. Media semai diberikan Basamid G,
lalu disemprot fungisida (Vitagram Blue 0.5 sampai 1.0 gram liter-1 diselingi
Previcur N 1.0 sampai 1.5 ml liter-1).
7

Panen

Pemanenan tanaman cabai menurut Bambang (2010) adalah pada saat


tanaman cabai berumur 75 sampai 85 hari setelah tanam (HST) yang ditandai
dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabai siap dilakukan
pemanenan pertama. Umur panen cabai tergantung varietas yang digunakan,
lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan
tanaman. Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 sampai 5 hari sekali tergantung
dari luas penanaman dan kondisi pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih
lama. Buah cabai yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar
tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabai sehat. Pisahkan buah cabai
yang rusak dari buah cabai yang sehat. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada
pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada
malam hari dan belum terjadi penguapan.
Penanganan pasca panen cabai dapat dilakukan berdasarkan prinsip GHP
(Good Handling Practices). GHP adalah cara penanganan pasca panen yang baik
yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemanfaatan sarana dan
prasarana yang digunakan. GHP meliputi pelaksanaan kegiatan penanganan
pascapanen produk pertanian secara baik dan benar, sehingga mutu produk dapat
dipertahankan, menekan kehilangan karena penyusutan, kerusakan dan
memperpanjang masa simpan dengan tetap menjaga status produk yang ditangani
(Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan 2013).

METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Tempat dan Waktu

Kegiatan Praktik kerja lapangan akan dilaksanakan selama 4 bulan dimulai


dari 02 Februari 2015 hingga 30 Mei 2015. Kegiatan praktik kerja lapangan
berlokasi di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho yang terletak di Jl. Gandamanah
no. 74 Desa Tugu Selatan, Kampung Sampay Kecamatan Cisarua Kabupaten
Bogor Jawa Barat.

Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan yang akan dilakukan selama kegiatan praktik


kerja lapangan meliputi :

Pengenalan Umum
Pengenalan umum mengenai tempat yang dijadikan lokasi praktik kerja
lapangan, dalam hal ini adalah Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho. Dalam
8

pengenalan umum ini ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai sejarah


yayasan, keadaan umum yayasan, struktur organisasi yayasan, visi, misi dan
sistem yang berlaku dalam yayasan sehingga dapat menyesuaikan dan mengikuti
budaya yayasan selama melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan. Kegiatan
pengenalan umum dilaksanakan di kantor yayasan atau menyesuaikan.

Praktik Kerja di Lapangan


Praktik kerja lapangan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
selama di lokasi Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho. Aspek khusus praktik kerja
lapangannya meliputi kegiatan budidaya cabai merah (Capsicum annuum L.)
organik yang terdapat di Yayasan Bina Sarana Bakti–Agatho. Kegiatan budidaya
meliputi pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, penyulaman, penyiraman,
pemupukan, pengendalian hama penyakit tanaman dan panen cabai merah
(Capsicum annuum L.) organik.

Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan mengikuti penyuluhan yang
dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho kepada karyawan maupun
petani binaan ataupun kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Balai Pertanian.
Tujuan kegiatan tersebut untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam
dunia kerja.

Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data

Metode pengamatan dan pengumpulan data yang akan dilakukan terdiri atas
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
didapat dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan. Data primer yang
akan diamati sebagai berikut :
1. Pertumbuhan vegetatif tanaman yang terdiri atas tinggi tanaman dan
jumlah cabang produktif. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah
hingga pucuk. Jumlah cabang produktif dihitung pada cabang yang
menghasilkan buah. Tiap peubah diukur pada 10 tanaman contoh yang
diambil secara acak.
2. Jenis, dosis dan waktu pemupukan
3. Identifikasi hama penyakit dan cara pengendaliannya
4. Bobot buah per tanaman yang dihitung dengan menimbang buah cabai
yang terdapat pada masing-masing tanaman contoh setiap panen
5. Panjang buah yang diukur dari pangkal hingga ujung buah pada 10
tanaman contoh yang diamati
6. Diameter buah diukur pada pangkal, tengah dan ujung buah pada 10
tanaman contoh
7. Penanganan pasca panen dan pemasaran
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengamatan tidak langsung
atau dari arsip yayasan mengenai sejarah yayasan, visi dan misi, keadaan umum
serta data-data umum yang berkaitan dengan aspek praktik kerja lapangan.
9

Metode Analisis Data dan Informasi

Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif yaitu menganalisis data yang berupa kumpulan angka dengan
menghitung data secara matematis. Analisis data kualitatif yaitu menganalisis data
tersebut dengan literatur terkait.

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN

Rencana Kegiatan

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan praktik kerja
lapangan di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho tercantum pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rencana kegiatan praktik kerja lapangan

Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pengenalan
Umum
Yayasan
Pengolahan
lahan
Penyemaian
Penanaman
Pemeliharaan
Panen
Pasca panen
dan
pemasaran
Kegiatan
Penyuluhan
10

Rencana Anggaran Biaya

Adapun perkiraan biaya yang akan dikeluarkan selama kegiatan praktik


kerja lapangan selama 4 bulan tercantum dalam Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Rincian biaya selama praktik kerja lapangan

Harga
No Komponen biaya Satuan satuan Jumlah Biaya (Rp)
(Rp)

 Bogor-cisarua
Transportasi
1 300 000 2 600 000
 Transportasi
Trip
Bulan 60 000 4 240 000
lokal
Akomodasi dan
2
 Tempat tinggal/
Konsumsi
Bulan 500 000 4 2 000 000
 Perlengkapan
penginapan
Set 300 000 1 300 000
 Biaya makan
PKL
Bulan 800 000 4 3 200 000
Fotokopi data dan
3 Lembar 250 400 100 000
informasi
4 Dokumentasi Lembar 2 000 30 60 000
Pengolahan Data dan
5
 Pembuatan
Informasi
Lembar 200 120 24 000
 Pembuatan TA
jurnal

 Perbanyakan
Buah 350 000 1 350 000
Rangkap 25 000 3 75 000
 Jilid hard cover
laporan

 Burning laporan
Jilid 15 000 8 120 000
Unit 5 000 1 5 000
ke CD
6 Biaya Tidak Terduga 500 000 500 000
Total biaya 7 569 000
11

DAFTAR PUSTAKA

Bambang P. 2010. Budidaya dan pascapanen cabai merah (Capsicum annuum


L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.

[BPS] Badan Pusat Statistik.2013. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas


Cabai, 2009-2013. Jakarta. [internet]. [diunduh 2014 Okt 1]; Tersedia pada :
http://www.bps.go.id.
Cahyono B. 2003. Teknik Budidaya Cabai rawit dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta (ID): Kanisius.
[Dishutbun] Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan. 2013. Fasilitasi Pasca
Panen Buah Mendukung Peningkatan Mutu Produk Komoditas Hortikultura.
Portal Banyuwangi [internet]. [diunduh 2014 Nov 8]; Tersedia pada:
http://portal.banyuwangikab.go.id.
Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta
(ID): Bhratara Karya Aksara.
Eliyas S. 2008. Pertanian Organik Solusi Hidup Harmoni dan Berkelanjutan.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Firmanto B H. 2011.Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung (ID):
Angkasa.
Harpenas A, Dermawan R. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Hewindati Y T . 2006. Hortikultura. Jakarta (ID): Universitas Terbuka.
[IFOAM] International federation of organic agriculture movements. 2005.
Prinsip-prinsip pertanian organik. In: IFOAM General assembly, 2005
Adelaide (AU). 1-4.
[Kementan] Kementrian pertanian. 2010. Road Map Strategi Sektor Pertanian
Menghadapi Perubahan Iklim. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian.
Nawangsih AA, Purwanto H, Agung W. 1999. Budidaya Cabai Hot Beauty.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Pitojo S. 2007. Benih Cabai. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Prajnanta F. 1999. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Prajnanta F. 2009. Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Susanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta (ID): Kanisius.
12

Suyanti. 2007. Membuat Aneka Olahan Cabai. Jakarta (ID): Penebar


Swadaya.
Suwandi N, Nurtika, Sahat S. 1997. Bercocok tanam sayuran dataran rendah.
Lembang (ID): Balai Penelitian Hortikultura Lembang dan Proyek ATA
395.pp: 3.1-3.6.
Syukur M, Yunianti R, Dermawan R. 2012. Sukses Panen Cabai Tiap Hari.
Jakarta(ID): Penebar Swadaya.
13

LAMPIRAN
15

LAMPIRAN

Lampiran Rincian rencana kegiatan praktik kerja lapangan di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho
Minggu ke- Kegiatan Tujuan

 Melihat-lihat kondisi dan lingkungan


Pengenalan umum yayasan

 Berkenalan dengan staf yang terdapat di


yayasan Agar mahasiswa mengetahui visi, misi
serta struktur organisasi yayasan sehingga

 Mengunjungi kebun dilapangan


yayasan prinsip pertanian organik dapat tertanam

 Pengenalan jenis tanaman yang


dalam jiwa mahasiswa. Selain itu, agar
1
mahasiswa tidak merasa canggung

 Mengikuti sistem yang berlaku


dibudidayakan oleh yayasan terhadap lingkungan baru sehingga dapat
melaksanakan kegiatan praktik kerja

 Penyampaian materi yang akan


diyayasan lapangan dengan baik.

dimagangkan

 Menentukan luasan lahan yang akan


Pengolahan lahan meliputi

 Mencangkul tanah membentuk


ditanam Agar mahasiswa mengerti teknik
pengolahan yang benar sesuai dengan

 Menghitung kebutuhan pupuk kandang


bedengan kaidah pertanian organik

 Menghitung kebutuhan tenaga kerja

 Pencampuran pupuk kandang


2 -3 (HOK)

 Pemasangan mulsa jika diperlukan


 Evaluasi
 Draft dan Pelaporan

15
16
16

Lampiran Rincian rencana kegiatan praktik kerja lapangan di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho (lanjutan)
Minggu Kegiatan Tujuan

 Penyiapan media tanam


Penyemaian meliputi

 Pemilihan bibit yang baik


Agar mahasiswa mengerti bagaimana
 Melakukan penyemaian
4-5 teknik menyemai sehingga menghasilkan
 Menghitung daya kecambah benih
bibit yang siap untuk ditanam dilapang
 Evaluasi

 Menghitung kebutuhan bibit tanaman


Penanaman meliputi

 Menghitung intensitas lahan


 Menentukan jarak tanam
 Pembuatan lubang tanam
 Transplanting
Agar mahasiswa mengetahui teknik

 Penyiraman
penanaman yang baik dan benar sehingga
6
 Mengitung daya tumbuh bibit
didapatkan populasi tanaman yang optimal

 Menentukan 10 tanaman contoh untuk


bagi pertumbuhan tanaman cabai

 Evaluasi
diamati

 Kegiatan penyuluhan

 Penyiangan gulma
Pemeliharan meliputi

 Penyiraman tanaman
Agar mahasiswa mengetahui cara

 Penyulaman
pemeliharaan tanaman cabai yang baik
4 - 12
 Pemangkasan tunas wiwilan
dan benar serta sesuai dengan prinsip

 Pemupukan lanjut ( waktu, dosis, cara)


pertanian organik.
17

Lampiran Rincian rencana kegiatan praktik kerja lapangan di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho (lanjutan)

 cabang pada tanaman contoh


Minggu Kegiatan Tujuan

 Mengidentifikasi jenis HPT yang

 Melakukan pengendalian HPT dengan


muncul

 Menghitung tingkat kejadian dan


cara organis

 Evaluasi
keparahan penyakit

 Draft dan Pelaporan

 Menentukan tanaman yang akan


Panen meliputi

dipanen sesuai dengan kriteria panen


yang dilihat secara verbal maupun
Agar mahasiswa dapat melakukan panen
 Memanen buah cabai
melalui komputasi atau penghitungan
dengan baik sehingga mengurangi
 Membawa buah cabai yang telah
berkurangnya hasil panen

 Menghitung produktivitas panen


dipanen ke rumah produksi

 Draft dan Pelaporan


11 - 16

 Kegiatan pembersihan buah dari tanah


Pasca panen meliputi
Agar mahasiswa dapat menentukan
 Melakukan sortasi buah cabai. Buah
atau pengotor lainnya
kualitas cabai yang sesuai standar pasaran
dan bisa melakukan kegiatan sortasi dan
 Melakukan grading buah cabai sesuai
yang rusak dipisahkan
grading
kriteria yayasan

17
18
18

Lampiran Rincian rencana kegiatan praktik kerja lapangan di Yayasan Bina Sarana Bakti-Agatho (lanjutan)

 Melakukan packing buah cabai


Minggu Kegiatan Tujuan

 Evaluasi

 Mengumpulkan data yang diperlukan


Draft dan Pelaporan meliputi
Agar mahasiswa dapat menyelesaikan
 Membuat laporan TA
dalam pembuatan tugas akhir (TA)
14 - 16 tugas akhir tepat waktu
 Evaluasi kegiatan PKL

Anda mungkin juga menyukai