disusun oleh:
Palupi Triska Ambaruti
2016010082
Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN KERJA LAPANGAN
Disusun oleh:
Nama : Palupi Triska Ambaruti
NIM : 2016010082
Program Studi : Agribisnis
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Puji serta syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
hidayah dan rahmat-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga
kami bisa merampungkan laporan Kerja Lapangan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Kerja Lapangan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis
dalam meningkatkan peran serta para mahasiswa.
Dalam melakukan penyusunan laporan ini, kami sangat sadar sepenuhnya
bahwa laporan Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bimbingan, semangat, serta
dukungan dari banyak pihak, baik bersifat moril ataupun materil, maka dari itu kami
mengucapkan banyak terima kasih antara lain kepada :
1. Ir. Sri Endah Prasetyowati S., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
2. Ir. Ign Suprih Sudrajat, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
3. Eska Stefani, S.P M.Si selaku dosen Pembimbing Pendamping yang telah
berkenan meluangkan waktu, pikiran, sekaligus motivasi untuk memberikan
dukungan dan arahan dalam penyusunan Laporan Kerja Lapangan ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen, dan seluruh staff serta karyawan Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanwiyata Tamansiswa, khususnya Program Studi Agribisnis
atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh pekuliahan di Fakultas
Pertanian.
5. Ir. Agung Wahyudi selaku Pemilik Simply Fresh Organics yang telah
memberikan ijin serta membantu dalam proses Kerja Lapangan.
6. Agus Setyarso selaku Koordinator Lapangan dengan jabatan Kepala Produksi
Kemitraan Petani di Simply Fresh Organics yang telah memberikan ijin,
membantu dan membimbing dalam proses Kerja Lapangan.
7. Bapak Dadang dan Bapak Nugroho selaku karyawan Kebun Kemitraan Petani
di Simply Fresh Organics yang telah membantu dan membimbing dalam proses
Kerja Lapangan.
8. Asep Hidayat selaku Koordinator Lapangan dengan jabatan Kepala Gudang di
Simply Fresh Organics yang telah memberikan ijin.
9. Bu Rika selaku Administrasi di Simply Fresh Organics yang telah membantu
dalam proses Kerja Lapangan
10. Aa Wahyu dan Teh Ai selaku Karyawan di Simply Fresh Organics yang telah
membantu dan membimbing dalam proses Kerja Lapangan.
11. Orangtua penulis yang tercinta yaitu ayah Triyanto dan ibu Riswanti yang telah
berjuang mendidik, memberikan do’a, kasih sayang, materi, pengorbanan, dan
dukungan yang tiada henti.
12. Seluruh teman-teman Agribisnis 2016, spesial teman-teman yang tempat Kerja
Lapangannya sama atas persahabatan dan kenangan indah yang selalu menjadi
tempat tersendiri di hati penulis dalam proses Kerja Lapangan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja
Lapangan ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk laporan ini.
Penyusun juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,
kandungan nutrisi yang relatif tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja
yang relatif banyak. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk
dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral
dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tumbuh manusia. Sayuran
merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek,
permintaan sayurnya pun cukup tinggi karena merupakan kebutuhan dapur
sehari – hari (Setyaningrum dan Saparinto, 2011)
Salah satu komoditas sayuran yaitu buncis perancis merupakan salah satu
jenis tanaman sayuran polong yang memiliki banyak kegunaan. Sebagai bahan
sayuran, polong buncis dapat dikonsumsi dalam keadaan muda atau
dikonsumsi bijinya ( Cahyono, 2014). Buncis merupakan salah satu komoditas
yang memiliki prospek cukup tinggi di pasaran. Tidak hanya dalam negeri saja
permintaan akan sayuran buncis perancis juga sangat tinggi di berbagai Negara.
Buncis dengan penanaman sistem organik memiliki peluang lebih tinggi
dibandingkan dengan buncis sistem penanaman anorganik. Permintaan buncis
perancis umumnya berasal dari restoran, hotel, dan supermarket yang
kebanyakan konsumennya adalah kalangan tingkat menengah keatas (Muslihin
dkk, 2015).
Departemen Pertanian telah mencanangkan program “Go Organik 2010”.
Program ini diarahkan agar masyarakat, baik petani sebagai produsen maupun
masyarakat luas sebagian konsumen untuk hidup sehat. Misi dalam program
Go Organik 2010 ini adalah meningkatkan mutu hidup masyarakat dan
kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan mendorong berkembangnya
pertanian organik yang berdaya saing dan berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah
terus mendukung secara aktif pertanian organik di Indonesia dengan
membentuk aturan/regulasi yang meliputi standarisasi, sertifikasi dan
pengawasan. Sistem pangan organik itu telah diatur oleh pemerintah dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang pangan organik yang tertuang dalam
SNI 01-679-2010 (Badan Standarisasi Nasional, 2010).
Pengendalian kualitas merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mengontrol segala sesuatu yang dapat merugikan
perusahaan, saat ini pengendalian mutu tidak hanya dilakukan oleh perusahaan
besar saja tetapi mulai diterapkan juga pada perusahaan kecil untuk mencapai
mutu yang standar dengan mutu yang maksimal dan waktu yang minimal.
Setiap perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terus-
menerus terhadap proses produksinya sehingga dapat menghasilkan sayuran
organik dengan mutu yang maksimal dan mempunyai daya tarik terhadap
konsumen sehingga dapat bertahan (Meriza, 2017). Mutu dalam suatu usaha
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan,
dimana produk berkualitas dan diolah secara efisien oleh perusahaan
merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan.
Salah satu cara agar tanaman organik dapat diterima oleh masyarakat luas
adalah melakukan pengendalian mutu terhadap sayuran organik yang di
produksinya. Sebuah perusahaan pertanian pasti telah berkomitmen melakukan
kegiatan pembudidayaan sayuran organik sebaik mungkin agar menghasilkan
sayuran organik yang sesuai dengan harapan konsumen. Ini berarti perusahaan
PT Simply Fresh Organik dalam budidaya sayuran organik dituntut untuk
menumbuhkan daya saing produk yang dihasilkan, sehingga diperlukan cara
untuk menghasilkan produk organik yang bermutu. Upaya pengendalian mutu
buncis perancis dan okra hijau organik dari awal budidaya hingga pascapanen
perlu juga dikaitkan dengan kualitas kerja, bahan baku, metode dan lingkungan
tempat pembudidayaan terjaga kualitasnya maka kualitas produk sayuran
organik yang dihasilkan akan terjaga (Primawati, 2017).
Menurut Aliansi Organis Indonesia (AOI) pada tahun 2011 Jawa Barat
menjadi propinsi yang memiliki produsen organik tersertifikasi terbanyak di
Indonesia yaitu 34 produsen organik yang telah disertifikasi oleh berbagai
lembaga LSPO yang berada di Indonesia (AOI,2011). Setidaknya sudah ada
delapan Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO) di Indonesia yang telah
terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu LSPO PT.
Sucofindo, LSPO Inofice, LSPO PT Mutuagung Lestari Bogor, LSPO
Sumatera Barat, LSPO Bio Cert, LSPO Lesos Surabaya, LSPO Persada
Yogyakarta, dan LSPO SDS Jember. Adapun salah satu gabungan kelompok
tani yang mendapatkan sertifikasi dari LSO Inofice (Indonesian Oorganic
Farming Certification) adalah Kelompok Tani Mandiri atau sebagai pemasok
sayuran organik di PT Simply Fresh Organik (SFO).
SFO merupakan sebuah perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang
pasca panen komoditas organik yang berkembang pesat di Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada Agustus 2011 berdasarkan perjanjian
kerjasama antara dua orang yaitu Bapak Agung Wahyudi dan rekannya, Bapak
Hence Toeante. Kegiatan yang dilakukan SFO antara lain pendampingan
budidaya, pengawasan pengadaan sayuran organik, penanganan pasca panen
dan distribusi. Jumlah sayuran organik yang dibudidayakan petani mitra dan
perusahaan berjumlah 98 jenis sayuran, terdiri atas jenis sayuran daun, sayuran
buah seperti buncis perancis dan okra hijau, sayuran bunga, sayuran akar,
sayuran batang, dan sayuran herbal. Secara keseluruhan terdapat 62 jenis
sayuran yang telah mengantongi sertifikat organik seperti buncis perancis dan
okra hijau, sisanya belum tersertifikasi.
PT Simply Fresh Organik juga mendirikan packing house sebagai tempat
pengemasan sayuran sekaligus kantor untuk urusan administrasi. Selain itu
perusahaan juga memiliki kantor pemasaran di daerah Sentul, Jakarta.
Perusahaan menerapkan dua jenis sistem pembayaran dari retail, yaitu kontrak
konsinyasi dan kontrak putus. Kontrak konsinyasi yaitu perusahaan menitipkan
produk ke retail atau toko pada kurun waktu tertentu dan produk yang dihitung
untuk dibayar hanya produk yang laku terjual di retail. Sedangkan kontrak
putus adalah semua produk yang dipasok perusahaan ke retail dihitung laku
terjual. Sistem putus merujuk bahwa risiko produk cenderung ditanggung oleh
retail.
Pengadaan sayuran organik di PT SFO selalu disesuaikan dengan jumlah
kebutuhan retail per hari. Pihak perusahaan baru bisa melakukan order ke
petani setelah mendapat permintaan dari retail. Sayuran organik dari petani ke
PT SFO jika tidak sesuai kualitas yang sudah disepakati (busuk atau rusak)
dikembalikan lagi ke petani. Kemudian jika sudah lulus tetapi dalam perjalanan
mengalami hambatan dan sayuran organik mengalami kerusakan pada saat
diberikan kepada perusahaan retail maka sayuran organik tersebut dapat
dikembalikan ke PT SFO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengendalian kualitas produk yang telah dijalankan di perusahaan PT
SFO untuk tetap menjaga mutu, kepercayaan konsumen dan memuaskan para
konsumennya yang dapat diukur melakui Standar operasional Prosedur (SOP)
dari perusahaan PT SFO.
Direktur Utama
Bapak Hence Toeante, M.Eng.
Kepala Keuangan
Ibu Ellen Victor Toeante, M.Sc
Kontrol Kualitas
Bapak Ayi Rusmana
Pengadaan
Bapak Dede
A. Tempat Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di salah satu petani mitra PT Simply
Fresh Oorganik dan di Gudang PT Simply Fresh yang berlokasi di Jalan Loji,
Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
B. Waktu Pelaksanaan
Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2019 sampai 25
Januari 2019.
C. Pelaksanaan
No Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
1. 30 November Observasi ke lokasi untuk menentukan Melalui Bapak Drajad
2018 tempat dan kegiatan yang akan selaku teman dari owner
dilaksanakan PT Simply Fresh Organik
2. 4 Desember Konsultasi ke dosen pembimbing Mengajukan judul dan
2018 Kerja Lapangan tempat
3. 20 Desember Konsultasi Usulan Kerja Lapangan
2018
4. 3 Januari Pelaksanaan Kerja Lapangan Keberangkatan menuju
2019 lokasi Kerja Lapangan
5. 4-17 Januari Pelaksanaan Kerja Lapangan Berlokasi di kebun yang
2019 bermitra dengan PT SFO
6. 18-25 Januari Pelaksanaan Kerja Lapangan Berlokasi di Gudang PT
2019 SFO
7. 26 Januari Selesai Pelaksanaan Kerja Lapangan Pulang ke rumah
2019
8. Konsultasi Laporan Kerja Lapangan
9. Ujian Kerja Lapangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KERJA LAPANGAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengendalian
mutu okra hijau dan buncis perancis organik pada PT Simply Fresh Organik
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tahapan budidaya okra hijau dan buncis perancis organik dari pengolahan
lahan sampai pasca panen relatif hampir sama tahapannya, perbedaannya
tidak terllau signifikan.
2. Proses pengendalian mutu yang telah berlangsung di PT Simply Fresh
Organik dibagi menjadi 4 tahap yaitu pengendalian tenaga kerja,
pengendalian bahan baku, pengendalian saat budidaya, dan pengendalian
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Muslihin, Rino dkk. 2015. Budidaya Buncis Perancis Berorientasi Pasar Global.
Proposal PKM. Universitas Sebelas Maret, Solo.