Oleh :
Nur Syarianingsih Syam
Desi Nurfita
Atikah Rahayu
i
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
Ringkasan Proposal/Abstrak
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1) Analisis Situasi
Masalah gizi merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat
perhatian karena kondisi kekurangan gizi akan menyebabkan rendahnya
satus kesehatan dan gizi yang berakibat pada rendahnya kualitas SDM,
pencapaian pendidikan dan daya saing bangsa.Pengaruh masalah gizi terhadap
pertumbuhan, perkembangan, intelektual dan produktivitas menunjukkan
besarnya peranan gizi bagi kehidupan. Apabila terjadi gangguan gizi pada masa
anak, maka pertumbuhan dan perkembangan tidak akan berlangsung optimal.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan dan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi, baik masalah gizi kurang maupun gizi lebih
(Atmarita, 2010 dan Hadi, 2005).
Studi Diet Total (SDT) 2014 termasuk dalam Riset Kesehatan Nasional
(Riskesnas) berbasis komunitas, dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa
orang Indonesia masih kurang mengonsumsi sayuran dan buah. Konsumsi
kelompok sayur dan olahannya serta buah-buahan dan olahannya masih rendah,
yaitu 57,1 gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per hari. Hal ini belum
memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh. Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang perhari,
yang terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 2 1/2 porsi atau 2 1/2 gelas sayur
setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah. (setara dengan 3 buah pisang
ambon ukuran sedang atau 1 1/2 potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk
ukuran sedang). Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-
buahan 300-400 g perorang perhari bagi anak balita/ anak usia sekolah dan 400-
600 g perorang perhari bagi remaja/orang dewasa. Konsumsi buah dan sayur akan
membantu pemenuhan serat, vitamin dan mineral (Kemenkes RI, 2015).
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan
yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula
1
dan kolesterol darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan
risiko sulit buang air besar (BAB/ sembelit) dan kegemukan/obesitas. Obesitas
(IMT>25, Usia ≥ 18 th) pada tahun prevalensinya sejumlah 14,4% dan meningkat
pada tahun 2013 menjadi sebesar 26,2%(Kemenkes RI, 2015). Hal ini
menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut
berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik. Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut dicanangkan oleh ibu menteri kesehatan suatu Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus pada 3 kegiatan yaitu :1)
Meningkatkan aktifitas fisik, 2) Konsumsi sayur dan buah, 3) Deteksi dini
penyakit.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan yang sistematis,
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuanberperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Dalam kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
salah satu hal yang dikampanyekan adalah tingkat mengkonsumsi sayur dan
buah, terutama sayur dan buah lokal. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang. Bentuk kegiatan
GERMAS dalam hal pemenuhan konsumsi sayur dan buah adalah a) Kampanye
makan buah dan sayur, b) Makan buah bersama (misal : di Sekolah atau institusi
lainnya), c) Membudayakan makan buah pada kudapan rapat, d) Lomba
menyusun menu sayuran, e) Bazar buah dan sayuran, dan f) Pemanfaatan
pekarangan (untuk sayuran dan buah).
GERMAS berfokus pada tiga aktifitas utama, yaitu: memeriksa kesehatan
secara rutin, melakukan aktivitas fisik, dan mengkonsumsi sayur dan buah. Bagi
masyarakat Indonesia terutama balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk
mengonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang per hari dan bagi
remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari.Kualitas
makanan sehat dipengaruhi oleh aspek higienis, sanitasi yang baik dan bebas
bahan beracun berbahaya.World Health Organization (2005) juga telah
melaporkan bahwa sekitar 70% kasus diare yang terjadi di negara berkembang
disebabkan oleh makanan yang telah terkontaminasi. Sementara itu, angka
2
kejadian diare termasuk dalam 10 (sepuluh) besar penyakit di Puskesmas wilayah
Kota Yogyakarta sebab ditemukan sebanyak 10.604 penderita (119,7 %) selama
tahun 2014 (Dinkes Kota Yogyakarta, 2015).
Faktor risiko ini berkaitan dengan ketidakmampuan masyarakat untuk
membeli dan memilih pangan yang memenuhi syarat kesehatan dan gizi
seimbang.Akibatnya konsumen mudah mengalami risiko diare maupun asupan
makanan yang memenuhi gizipun berkurang.Pengetahuan gizi ibu merupakan
beberapa faktor risiko yang juga turut berpengaruh. Pola konsumsi pangan rumah
tangga masih banyak didominasi beras yang berarti keanekaragaman pangan dan
gizi yang dikonsumsi tidak variatif, sehingga asupan zat gizi makanan sumber
vitamin dan mineral seperti buah dan sayur masih rendah. Hal ini karena tidak
satupun makanan yang memiliki semua komponen zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh, namun perlu makanan lainnya agar zat gizi dalam makanan dapat saling
memberikan keseimbangan satu dengan lainnya.Oleh karena itu, mengingat
kesehatan dan status gizi sangat penting dalam menentukan derajat masyarakat,
perlu dilakukan intervensi gizi berupa pemberian edukasi terkait pemanfaatan
buah dan sayur untuk mendukung program germas pada Kader ‘Aisyiyah
Banguntapan Utara yang masih belum optimal dilakukan oleh Dinkes mengingat
permasalahan tersebut diatas masih ada wilayah Banguntapan khususnya
Yogyakarta umumnya, maka penting kiranya kegiatan ini dilakukan serangkaian
yang tak terpisahkan sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
2) Permasalahan Mitra
Kecamatan Banguntapan merupakan daerah yang memiliki produksi
pertanian cukup tinggi di Kabupaten Bantul Yogyakarta, sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani yaitu 53,88%. Mestinya daerah ini berpotensi
sebagai sumber pangan yang beranekaragam yang berperan dalam penyediaan zat
gizi vitamin dan mineral seperti buah dan sayur yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk perbaikan gizi masyarakat(Dinkominfo, 2017).Berdasarkan
hasil observasi permasalahan pokok yang dihadapi masyarakat wilayah
Banguntapan Utara masih belum memanfaatkan secara optimal lahan pekarangan
3
dengan menanam makanan yang bermanfaat bagi kesehatan keluarga seperti buah
dan sayur, padahal wilayah tersebut memiliki potensi pertanian yang cukup besar
serta ditunjang dengan lahan pekarangan rumah yang memadai jika ditanam
tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan.
Sebagian besar masyarakat dengan matapencaharian sebagai petani,
seharusnya memiliki waktu yang lebih besar dirumah selepas kegiatan di sawah
yang dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan makanan untuk keluarga dengan
makanan yang memenuhi higiene sanitasi yang memadai. Namun hal ini masih
belum bisa dicapai karena berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga
lahan pekarangan tidak difungsikan untuk menanam buah dan sayur disebabkan
anggota keluarga tidak menyukai makanan tersebut, belum mencoba untuk
mengolah makanan variatif menggunakan bahan buah dan sayur agar menarik
anggota keluarga yang tidak menyukai bahan makanan tersebut. Selanjutnya bagi
anggota keluarga yang menyukai buah/sayur masih belum mengetahui cara yang
tepat agar pestisida dan zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan tersebut
apabila diproses dalam pengolahan makanan.
Oleh karenanya, mengingat kebiasaan/perilaku rumah tangga yang keliru
terkait pemanfaatan lahan pekarangan, perlakuan bahan makanan khususnya buah
dan sayur serta higiene sanitasi makanan khususnya perlakuan terhadap buah dan
sayur maka penting kiranya memperbaiki kebiasaan/perilaku masyarakat/rumah
tangga yang keliru tersebut melalui pelatihan pemanfaatan buah dan sayur untuk
mendukung Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) pada kader Aisyiyah di
Banguntapan Utara. Harapannya dengan memberikan pelatihan ini pada kader
mampu secara terampil mentransfer ilmu dan pengetahuan tentang memanfaatkan
Buah dan Sayur Untuk Mendukung Program GERMAS melalui pemanfaatan
lahan untuk menanam buah dan sayur, menerapkan higiene dan sanitasi makanan,
serta mengolah makanan buah dan sayur dengan baik kepada masyarakat.
4
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
Solusi yang ditawarkan oleh Tim PKM adalah pelatihan pemanfaatan buah
dan sayur untuk mendukung Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) pada kader
Aisyiyah di Banguntapan Utara. Pelatihan ini dilaksanakan dengan harapan kader
Aisyiyah dapat memanfaatkan buah dan sayur secara lebih optimal. Selain itu
diharapkan Kader Aisyiyah dapat mengolah buah dan sayur secara benar sehingga
kandungan gizi yang terdapat dalam buah dan sayur tersebut tidak hilang. Kader
Aisyiyah dapat berperan sebagai kader di Biro Konsultasi Keluarga Sakinah
(BIKSA). BIKSA ini merupakan program Aisyiyah, yang membantu dan
mendampingi masyarakat dalam segala bidang, seperti pendidikan, hukum,
maupun kesehatan.
Tabel 1. Aktifitas dan indikator capaian kegiatan
Tujuan PKM :
1. Meningkatnya pengetahuan peserta tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
2. Timbulnya kesadaran kader dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk penanaman buah
dan sayur.
3. Meningkatkan pengetahuan kader dalam hal hygiene sanitasi makanan (HSM).
4. Kader terampil dalam mengolah buah dan sayur menjadi penganan
Aktifitas Input Output Indikator
Prepost Test Kuesioner Skor Pre Post Diketahui level
pengetahuan peserta
sebelum dan sesudah
program
Pengenalan 1. Modul Peningkatan Peserta dapat menjawab
Gerakan Pembelajaran pengetahuan terkait pertanyaan-pertanyaan
Masyarakat Sehat 2. Power point terkait GERMAS kuis terkait GERMAS
(GERMAS) GERMAS
Pelatihan 1. Bibit dan benih Menanam buah dan Peserta minimal menanam
pemanfaatan buah dan sayur sayur satu jenis buah atau sayur
lahan untuk 2. Media tanaman di sekitar lingkungannya
menanam buah 3. Rokwool untuk
dan sayur menyemai
Pelatihan 1. Dukungan dana Komitmen kader Pengolahan,
Hygiene Sanitasi pelatihan untuk melaksanakan pengangkutan, dan
Makanan 2. Food model Hygine sanitasi penyimpanan makanan
3. Modul pelatihan maskanan yang baik dan benar
Lomba memasak 1. Bahan makanan Makanan dari buah Adanya pemenang lomba
makanan dari 2. Alat masak dan sayur
buah dan sayur
Monev dan RTL Dukungan dana rapat Adanya dokumen Terjaringnya RTL
RTL
5
Luaran yang diharapkan muncul dari program ini antara lain:
1. Komitmen kader aisyiyah untuk menerapkan hygine sanitasi makanan yang
benar dan pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam buah dan sayur.
2. Komitmen kader aisyiyah untuk menularkan ilmunya ke masyarakat sekitar.
3. Modul pelatihan pemanfaatan buah dan sayur untuk mendukung Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas).
4. Artikel publikasi pengabdian masyarakat
5. Press release
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Program ini dilaksanakan di wilayah Aisyiyah Banguntapan utara.
Waktu pelaksanaan mulai bulan Januari 2018 sampai Mei 2018.
B. Bentuk Kegiatan
Adapun materi-materi yang akan disampaikan dalam kegiatan ini dan
metode penyampaian materi yang akan dilakukan dalam program ini tersaji
pada Tabel 3.
Tabel 3. Rencana Aktivitas dan Metode
Tujuan PKM :
1. Meningkatnya pengetahuan peserta tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).
2. Timbulnya kesadaran kader dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk penanaman
buah dan sayur.
3. Meningkatkan pengetahuan kader dalam hal hygiene sanitasi makanan (HSM).
4. Kader terampil dalam mengolah buah dan sayur menjadi penganan
Aktifitas Metode
Pengenalan Gerakan Masyarakat Sehat - Sosialisasi
(GERMAS) - Diskusi
- pendampingan
Pelatihan pemanfaatan lahan untuk - Workshop
menanam buah dan sayur - Praktek
- Diskusi
- Pendampingan
Pelatihan Hygiene Sanitasi Makanan - Workshop
- Praktek
- Diskusi
- Pendampingan
Lomba memasak makanan dari buah dan - Kompetisi
sayur
Monev dan RTL - Rapat
- Diskusi
7
Berikut merupakan alokasi jam pelaksanaan program pengabdian
kepada masyarakat secara detail dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Alokasi Waktu Kegiatan
Hari Kegiatan Jml
Ke- Jam
1 Persiapan 3
2 Pengenalan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
a. GERMAS 1
b. Program GERMAS pada lingkup keluarga 1
c. Makanan seimbang untuk mendukung GERMAS 1
3 Pelatihan pemanfaatan lahan untuk menanam buah dan
sayur
a. Workshop 2
b. Praktek 2x2
c. Pendampingan 2
4 Pelatihan Hygiene Sanitasi Makanan
a. Workshop 2
b. Praktek 2x2
c. Pendampingan 2
5 Monev dan RTL
a. Monev 1
b. RTL 1
Total kegiatan 25
8
BAB IV
A. Biaya
9
B. Jadwal Kegiatan
10
2018. Durasi 2x2jam 2. Praktek hyigine sanitasi
3. 19 Februari 2018. Durasi makanan
1x2jam 3. Pendampingan
4. 19 Februai 2018. Durasi 1x2jam pemanfaatn lahan
4. Pendampingan hyigien
sanitasi lahan
D. Bulan 4: Maret PCA Banguntapan
1. 17 Maret 2018. Durasi 1x1 jam Utara 1. Monitoring dan evaluasi
2. 1-30 Maret 2018 kegiatan
2. Pembuatan laporan
11
BAB V
HASIL KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM reguler) dilaksanakan di
Cabang ‘Aisyiyah Banguntapan Utara, pada 3 wilayah Ranting yakni
Banguntapan Utara 1, 2, dan 3. Jumlah Peserta tiap ranting yakni
Tabel 1. Jumlah Peserta Pengabadian Kepada Masyarakat di Ranting
‘Aisyiyah Banguntapan Utara
Nama Ranting Jumlah Peserta
Ranting Banguntapan Utara 1 23
Ranting Banguntapan Utara 2 18
Ranting Banguntapan Utara 3 35
Total 76
1. Tahap Persiapan
Kegiatan ini diawalli dengan pertemuan tim PPM untuk menyusun materi,
menentukan lokasi kegiatan PPM kegiatan PPM serta melakukan
pembagian tugas untuk masing-masing anggota tim. Seluruh anggota tim
berkewajiban untuk berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan PPM ini.
Selanjutnya Tim PPM berkoordinasi dengan pimpinan PCA Banguntapan
Uatara untuk memohon ijin melakukan kegiatan PPM dan dilanjutkan
dengan koordinasi dengan pimpinan ranting ‘Aisyiyah Banguntapan Utara
1,2, dan 3 terkait teknis pelaksanaan di 3 wilayah tersebut.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penyuluhan dengan Materi
1) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2) Pemanfaatan buah dan sayur dalam mendukung program germas
3) Keamanan Pangan dalam pemanfaatan buah dan sayur
12
4) Pemanfaatan lahan dan limbah rumah tangga sebagai media untuk
menanam buah dan sayur
b. Pelatihan /Praktik Kegiatan
1) Praktik Pengelolaan makanan berbahan sayur dan buah
Dalam praktik pembuatan makanan berbahan baku sayur dan buah,
kader diminta untuk menyediakan sayur dan buah.
2) Praktik pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai media tanam
Dalam praktik pemanfaatan lahan dan limbah rumah tangga,
fasilitator (tim PPM) menyiapka benih yang akan ditanam. Kader
diminta menyediakan limbah rumah tangga yang akan dijadikan
media tanam dan bahan praktik.
Berikut adalah table rincian kegiatan PPM yang dilakukan pada 3
wilayah PRA Banguntapan Utara.
Tabel 2. Rincian Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Ranting
‘Aisyiyah 1,2, dan 3
No Lokasi Tanggal Waktu Kegiatan PIC
1 Banguntapan 20 15.30- Pemberian materi :
Utara 2 Februari 17.45 1. Gerakan Masyarakat
(135 Hidup Sehat
menit) 2. Pemanfaatan Buah dan
Sayur dalam
mendukung Germas
3. Keamanan Pangan
4. Pemanfaatan lahan dan
limbah rumah tangga
sebagai media tanam
13
Sayur dalam
mendukung Germas
3. Keamanan Pangan
4. Pemanfaatan lahan
dan limbah rumah
tangga sebagai media
tanam
24 09.00- 1. Praktik Pengolahan
Februari 11.30 buah dan sayur
(150 2. Praktik Pemanfaatan
menit) limbah rumah tangga.
3 Baguntapan 25 15.30- Pemberian materi :
Utara 3 Februari 17.45 1. Gerakan Masyarakat
(135 Hidup Sehat
menit) 2. Pemanfaatan Buah dan
Sayur dalam
mendukung Germas
3. Keamanan Pangan
4. Pemanfaatan lahan
dan limbah rumah
tangga sebagai media
tanam
4 Marret 09.00- 1. Praktik Pengolahan
11.30 buah dan sayur
(150 2. Praktik Pemanfaatan
Menit) limbah rumah tangga.
Total Waktu 855 menit
14
berkoordinasi terlebih dahulu dengan kader. Proses pendampingan
dilakukan dengan bantuan tim mahasiswa.
Evaluasi hasil dilakukan di akhir sesi pada pertemuan setelah
pemberian materi. Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab
untuk mengetahui tingkat pemahaman kader terhadap materi yang
telah disampaikan.
Tabel. 2 Capaian Hasil Evaluasi Materi
NO Materi Skor Banguntapan Utara 1 Banguntapan Utara 2 Banguntapan Utara 3
Maks Skor % Ket Skor % Ket Skor % Ket
1 Germas 100 100 100 Sangat 100 100 Sangat 75 75 Baik
Baik Baik
2 Pemanfaatan 100 75 75 Baik 100 100 Sangat 100 100 Sangat
Buah dan Baik Baik
Sayur
3 Hygiene dan 100 100 100 Sangat 100 100 Sangat 100 100 Sangat
Sanitasi Buah Baik Baik Baik
dan Sayur
4 Pemanfaatan 100 100 100 Sangat 75 75 Baik 75 75 Baik
Lahan Baik
15
No Jenis Luaran Rencana Indikator Indikator
capaian Capaian
1 Publikasi Ilmiah Submitted Tidak ada
2 Pemakalah dalam pertemuan Tidak ada Tidak ada
ilmiah
3 Hak katas Kekayaan Tidak ada Tidak adda
Intelektual
4 Teknologi Tepat Guna Tidak ada Tidak ada
5 Karya Seni/Rekayassa Sosial Tidak ada Tidak ada
6 Buku Ajar (ISBN) Ada Modul (Belum
ISBN)
7 Publikasi pada media massa Published Ada
C. Kendala Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini kendala yang dihadapi yakni
1. jadwal kegiatan yang tidak bisa dilakukan dalam satu tempat dikarenakan
wilayah masing-masing ranting berjauhan. Sehingga kader dan pimpinan
ranting menyarankan untuk melaksanakan tetap di wilayah ranting
masing-masing.
2. Pada proses pendampingan tidak semua kader dapat difasilitasi atau
dikujungi dikarenakan waktu dari tim yang tidak memadai sehingga
pendampingan hanya dilakukan via sosial media (whatssap)
16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara garis besar Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di wilayah
Cabang ’Aisyiyah Banguntapan Utara dengan melibatkan kader pada tiga
wilayah ranting yakni Banguntapan Utara 1,2, dan 3 berlangsung baik. Kader
antusias dan kooperatif mengikuti setiap kegiatan.
Dari hasil pendampingan dan evaluasi yang dilakukan diketahui bahwa kader
memahami materi dan simulasi yang diberikan, sehingga kader bisa
mengaplikasikannya di tempat tinggal masing-masing.
B. Saran
1) Bagi pihak kader/ Mitra
Tempat pelaksanaan kegiatan sebaiknya dilakukan di satu tempat dengan
mengutus perwakilan setiap ranting
2) Bagi Tim PPM selanjutnya
Berkoordinasi tidak hanya dengan pimpinan cabang dan ranting tetapi juga
dengan perwakilan kader dalam penyusunan rencana kegiatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Atmarita. (2010) Masalah generasi penerus bangsa saat ini di Indonesia: Kurang
gizi, kurang sehat, kurang cerdas. Disampaikan pada Seminar Nasional
“Optimilisasi Potensi Anak Stunted” di Indonesia Universitas Gajah Mada,
2 Oktober 2010: Yogyakarta
Soekirman. (2000) Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional
18
Lampiran-lampiran:
1) Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota Tim
Pengusul(CuriculumVitae)
2) Lampiran 2 : Gambaran PPM yang akan ditransfer kepada Mitra
3) Lampiran 3 : Surat Kesediaan dari PWM/PDM/PCM/PRMPCA/PRA
4) Lampiran 4 : Form jadwal kegiatan PPM
5) Lampiran 5 : Surat Tugas
6) Lampiran 6 : Kontrak Pengabdian
7) Lampiran 7 : Lembar Form Kepuasaan Mitra
8) Lampiran 8 : Absensi Peserta Pengabdian
9) Lampiran 9 : Dokumentasi Kegiatan
10) Lampiran 10 : Press Release
11) Lampiran 11 : Artikel
12) Lampiran 12 : Modul
19
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul Tim Pengabdian
1. Ketua Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nur Syarianingsih Syam, S.KM., M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/No. identitas lainnya 60160975
5 NIDN 0512018901
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sungguminasa, 12 Januari 1989
7 E-mail nur.syam@ikm.uad.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 085398212428
Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta
9 Alamat Kantor
55164
(0274) 563515, 511830, 511829, 379418, Fax.
10 Nomor Telepon/Faks
(0274) 564604
11 Lulusan yg telah dihasilkan -
a. Manajemen Mutu Kesehatan
12 Mata Kuliah yg diampu b. Manajemen Sumber Daya Manusia RS
c. Sistem Informasi Manajemen RS
d. Sistem Informasi Manajemen
e. Komunikasi Kesehatan
f. Pengeorganisasian dan Pemberdayaan
Masyarakat
g. Sistem Informasi Kesehatan
B. Riwayat Pendidikan
Program: S-1 S-2 S-3
Nama PT Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan
Tahun Masuk-Lulus 2007-2011 2013-2016
Pengaruh Budaya
Analisis Pengaruh
Keselamatan Dan Tim
Kepuasan Pasien
Kerja Terhadap
Judul Terhadap Minat Kembali
Pelaporan Kesalahan
Skripsi/Tesis/Disertasi Pasien Di Instalasi Rawat
Pelayanan Oleh Perawat
Jalan RS Tingkat II
DI RS Ibnu SIna
Pelamonia Makssar 2011
Makassar 2015
Nama Dr. Syachrir A. Prof DR. dr. H.M
Pembimbingan/Promotor Pasinringi Alimin Maidin, M.PH.
1
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi,Tesis,maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun JudulPenelitian Sumber* Jml(JutaRp)
2
J. Penghargaan dalam 10tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pembuatan “Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat”
3
2. Data Diri Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Desi Nurfita, S.KM., M.Kes (Epid)
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/No. identitas lainnya 60160976
5 NIDN 0506118903
6 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 6 November 1989
7 E-mail desi.nurfita@ikm.uad.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 085643920272
Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta
9 Alamat Kantor
55164
(0274) 563515, 511830, 511829, 379418, Fax.
10 Nomor Telepon/Faks
(0274) 564604
11 Lulusan yg telah dihasilkan -
12 Mata Kuliah yg diampu 1. Dasar Epidemiologi
2. Metode Epidemiologi
B. Riwayat Pendidikan
Program: S-1 S-2 S-3
Universitas Jenderal
Nama PT Universitas Diponegoro
Soedirman
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Epidemiologi
Tahun Masuk-Lulus 2008-2012 2013-2015
Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Faktor-Faktor yang
Drop Out Pengobatan Perpengaruh terhadap
Judul pada Penderita Kejadian Askariasis
Skripsi/Tesis/Disertasi Tuberkulosis Paru BTA pada Remaja Putri
Positif di BP4 (Studi Kasus di
Purwokerto Kabupaten Rembang)
4
D. PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatdalam5TahunTerakhir
No Tahun Judul/Tema Pendanaan
Sumber* Jumlah
1.
E. PublikasiArtikel IlmiahDalamJurnalalam5TahunTerakhir
Volume/
No. JudulArtikelIlmiah NamaJurnal Nomor/Tahun
H. PerolehanHKI dalam5–10TahunTerakhir
I. PengalamanMerumuskanKebijakanPublik/RekayasaSosial Lainnya
dalam5 TahunTerakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa SosialLainnya Tempat Respon
No. yang TelahDiterapkan Tahun Penerapan Masyarakat
J. Penghargaandalam10tahun
Terakhir(daripemerintah,asosiasiatauinstitusi lainnya)
InstitusiPemberi
No. Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
5
Demikianbiodatainisayabuatdengan sebenarnyauntukmemenuhisalah
satupersyaratan dalampembuatan “Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat”
6
3. Data Diri Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Atikah Rahayu, SKM., MPH
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIY 19780420 200312 2 002
5 NIDN 0020047803
6 Tempat dan Tanggal Lahir Marabahan, 20 April 1978
7 Email atikah.rahayu@ikm.uad.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 085252256337
Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan,
9 Alamat Kantor
Yogyakarta 55164
(0274) 563515, 511830, 511829,
10 Nomor Telepon/Faks
379418, Fax. (0274) 564604
11 Lulusan yang telah dihasilkan -
1. Dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat
2. Epidemiologi gizi
Mata Kuliah yang diampu 3. Penilaian Status Gizi
4. Kesehatan Gizi AUD
5. Administrasi Kebijakan Kesehatan
6. Issu kesehatan masyarakat terkini
B. Riwayat Pendidikan
Tahun Lulus S1 S2 S3
Nama Perguruan Universitas Gadjah
Universitas Airlangga
Tinggi Mada
Bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat Gizi dan Kesehatan
Tahun masuk-lulus 2000-2002 2010-2012
JudulSkripsi/Tesis/Di Studi Pola Pemberian
sertasi ASI Eksklusif dan Non
Hubungan antara Citra
ASI Eksklusif terhadap
Tubuh dengan Perilaku
Status gizi Bayi di
Makan Remaja SMA Di
Wilayah Puskesmas
Wilayah Kota
Puhjarak Kecamatan
Banjarmasin
Plemahan Kabupaten
Kediri
Nama Pembimbing/ dr. Madarina Julia, Sp.A
Prof. dr. Bambang
Promotor (K), MPH, Ph.D
Wirdjatmadi, MSc, Phd
Susetyowati, DCN,
Nurhamidi, SKM, M.Kes
M.Kes
7
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Ketua/ Sumber Dana
Anggota
Tim
1. 2013 Analisis faktor risiko balita Ketua Hibah Fakultas
stunting periode Window of Rp 5.000.000,-
Opportunity di Wilayah
Puskesmas Cempaka
2. 2013 Kajian Persepsi Masyarakat Ketua Dikti Hibah
dengan kejadian Stunting pada peneliti pemula
anak periode Window of Rp.10.000.000,-
Opportunity di Wilayah
Puskesmas Cempaka, Banjarbaru
(Tinjauan terhadap Faktor Risiko
dan Upaya Penanggulangan)
3. 2013 Faktor-faktor yang berhubungan Ketua Mandiri
dengan perilaku makan remaja Rp. 3.500.000,-
SMA Di Wilayah Kota
Banjarmasin
4. 2013 Korelasi Tingkat Konsumsi Ketua Mandiri
energy dan protein Kabupaten Rp. 2.750.000,-
Banjar terhadap status gizi ibu
hamil di Puskesmas Pasayangan
5. 2013 Description Of Diarrhea Cases On Ketua Mandiri
The River Flow Area Of Mother Rp. 2.500.000,-
And Child Caused By Behavior
Pattern For Environment And
Public Environmental Sanitation
In The Village Of Tambak Anyar
Ulu In 2013
6. 2013 Overview Incident for acute Anggota Mandiri
Respiratory Tract Infection In The Rp. 2.500.000,-
Watershet At Melayu Ilir Village
in 2013
7. 2014 Kajian Budaya Konsumsi Ikan Ketua Hibah Fakultas
Dan Faktor Risikonya Dengan kompetitif
Kejadian Stunting Pada Baduta Di Rp. 8.700.000,-
Bantaran Sungai Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Karias
Kabupaten Hulu Sungai Utara
8. 2014 Analisis Faktor-Faktor Risiko Anggota Hibah Fakultas
Kejadian Anemia pada Remaja Rp. 5.500.000,-
Putri di SMP Wilayah Kabupaten
Banjar
8
9. 2014 Study Diet Total (SDT) Koordinat Kementerian
or Kluster Kesehatan RI
2 Wilayah
Kab.Kota
(Kab.
Banjar dan
Kab.
Tanah
Laut)
10. 2015 Analisis angka kecukupan Ketua Hibah Fakultas
konsumsi protein bersumber ikan kompetitif
dan kendala budaya dengan Rp. 7.500.000,-
kejadian stunting pada baduta di
bantaran sungai martapura
wilayah kabupaten banjar
11. 2015 Faktor risiko Kejadian kegemukan Ketua Hibah Fakultas
pada PAUD di Wilayah Kota Rp. 5.500.000,-
Banjarbaru
12. 2016 Analisis Faktor-faktor yang Ketua Hibah Fakultas
berhubungan dengan Kejadian Rp. 7.000.000,-
Pendek Pada Baduta Di Pinggiran
Sungai Pinang Wilayah
Kabupaten Banjar
13. 2016 Analisis kecukupan asupan Ketua Hibah Fakultas
protein, kalsium, dan status gizi kompetitif
dengan derajat kepadatan tulang Rp. 8.150.000,-
pada remaja puteri di wilayah
bantaran sungai, Kabupaten
Banjar
14. 2016 Penerapan Program School Health Ketua Dikti Hibah
Report Untuk Perbaikan Status bersaing
Gizi Remaja
15. 2017 Evaluasi keanekaragaman pangan Ketua Hibah dosen
dan kecukupan gizi pada makanan pemula
di kantin sekolah menengah Rp. 7.500.000,-
pertama/sederajat wilayah
Kabupaten Banjar
16. 2017 Efektifitas Model RPS (Rumah Ketua Hibah Penelitian
Pulih Stunting) dengan Strategis
pendekatan CTL (Contextual Rp. 20.000.000,-
Teaching Learning) seting TGT
(Team Games Tournament) dalam
menurunkan Kejadian Stunting
pada Baduta Wilayah Bantaran
Sungai (Studi Intervensi Gizi pada
Wilayah Kerja Sungai Pinang,
9
Kabupaten Banjar)
17. 2017 Penerapan Model Pembelajaran Ketua Hibah
Kooperatif (Cooperative manajemen
Learning)Jigsaw Sebagai pengajaran
Alternatif Strategi Pembelajaran Rp. 15.000.000,-
Aktif Berbasis Mahasiswa Di
Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat (Studi
Observasional pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan
Masyarakat)
18. 2017 Identifikasi hazard peralatan dan Ketua Hibah
penerapan prinsif hygiene dan fundamental
sanitasi makanan dikantin kampus Rp. 11.000.000,-
Universitas Ahmad Dahlan
19. 2017 Analisis pengelolaan untuk Anggota Hibah bersaing
pengembangan Kantin Peduli Rp. 11.000.000,-
Kesehatan (KPK) Di Kampus
Universitas Ahmad Dahlan
10
Mulia Landasan Ulin, 01
April 2013
5. 2013 Penyuluhan tentang mandiri 0,3
penyakit Hepatitis di Panti
Asuhan Tunas Kalimantan
Loktabat Banjarbaru, 05
April 2013
6. 2013 Pemberdayaan masyarakat mandiri 0,3
dan potensi makanan lokal
untuk peningkatan status
gizi balita
7. 2013 Pelatihan kader posyandu mandiri 0,3
8. 2013 Pemberdayaan masyarakat Hibah fakultas 5
melalui positive deviance
untuk meningkatkan berat
badan balita gizi kurang
disertai stunting periode
window of opportunity 0-2
tahun 2013di Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru
9. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“makanan jajanan sehat”
10. 2014 Penyuluhan tentang mandiri 0,3
“Pengetahuan HIV AIDS
dan upaya pencegahan
secara dini dan peran
teman sebaya (peer
Educator)”
11. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“pencegahan diare pada
anak”
12. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“perilaku hidup bersih dan
sehat”
13. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“menu makan yang sehat”
14. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“Sikap duduk yang sehat”
30 Oktober 2014
15. 2014 Bakti sosial dengan mandiri 0,3
melakukan “pengukuran
tinggi dan berat badan” 31
Oktober 2014
16. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“penggunaan air bersih”
01 November 2014
11
17. 2014 Pemeriksaan status gizi Hibah fakultas 5
melalui pengukuranIMT/U
(Indeks Massa Tubuh)
menurut umuruntuk
deteksi dini status gizi
tidak normal pada remaja
puteri
di 3 SMP wilayah
Kabupaten Banjar
18. 2014 Bakti sosial dengan tema mandiri 0,3
“kebersihan lingkungan
sekolah”
19. 2015 Skrining kejadian Hibah fakultas 5
kegemukan pada remaja
melalui pengukuranimt/u
(indeks massa tubuh)
menurut umur Di 3 smp
wilayah kota Banjarbaru
20. 2016 Konseling gizi dan Hibah fakultas 5
pemberian makanan
tambahan pada siswa
berstatus gizi kurang di
SDN wilayah banjarbaru
21. 2017 Model POSBINDU gizi Hibah fakultas 10
(Pos Bimbingan Terpadu
Gizi) untuk
menurunkananemiapada
remaja puteri di SMP
wilayah Bantaran
SungaiMartapura
12
kejadian stunting pada anak 6-23 Gizi dan makanan (Desember 2014),
bulan (maternal education as Risk page 129-136
factor stunting of child 6-23
months-old)
5. Riwayat Berat Badan Lahir dengan Jurnal kesmas: Vol. 10, No. 2,
Kejadian Stunting pada Anak Usia Jurnal Kesehatan November 2015
Bawah Dua Tahun Masyarakat
Nasional
6. Faktor risiko yang berhubungan Jurnal Kemas Vol. 11 No. 2
dengan kejadian pendek Januari 2016.
pada anak usia 6-24 bulan
7. Faktor risiko berhubungan dengan Jurnal Publikasi Vol 3 No.3,
berat bayi baru lahir di wilayah Kesehatan (Desember 2016),
kerja puskesmas Martapura Masyarakat page 100-105
Kabupaten Banjar Indonesia
8. The risk factor of mother’s IJABER Vol. 14, No. 10
nutrition (2016): 6999-
Knowledge level related to stunting 7008
in Public health center region
cempaka, Banjarbaru city
9. positive behavior management IJMTER Volume 04, Issue
model development society 1, (2017): 11-25
in reducing the status stunting
baduta in mining areas,
Cempaka Banjarbaru
13
3. Mukernas IAKMI XI “Tema Faktor yang mempengaruhi Padang, 27-29
Peran Tenaga Kesehatan perilaku makan menyimpang Oktober 2014
Masyarakat dalam pada remaja di SMA Wilayah
Pembangunan Kesehatan kota Banjarmasi
Bangsa di Era JKN”
4. Peran Organisasi profesi Peranan tenaga kesehatan Solo, 13 Mei 2017
dalam ikut serta dalam memperbaiki
meningkatkan kompetensi Indeks massa tubuh menurut
tenaga kesehatan masyarakat umur (IMT/U) remaja
melalui programschoolhealth
report
14
1. - - - -
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No. Bentuk Penghargaan Institusi Pemberi tahun
penghargaan
1. Juara terbaik presenter, bentuk Indonesia Nutrition 2013
penghargaan insentif dan piagam seminar Association dan
national tema Early Life Nutrition Nutricia
2. Sertifikat Piagam Penghargaan Penulis Universitas 2014
buku ajar Lambung Mangkurat
3. Sertifikat Piagam Penghargaan Tutor Universitas 2014
Terbaik I Lambung Mangkurat
4. Sertifikat Piagam Penghargaan Instruktur Universitas 2014
terbaik I Lambung Mangkurat
5. Sertifikat Piagam Penghargaan Penulis Universitas 2015
buku ajar Lambung Mangkurat
6. Sertifikat Piagam Penghargaan Tutor Universitas 2015
Terbaik I Lambung Mangkurat
7. Sertifikat Piagam Penghargaan Instruktur Universitas 2015
terbaik I Lambung Mangkurat
8. Sertifikat Piagam Penghargaan Penulis Universitas 2016
buku ajar Lambung Mangkurat
Demikianbiodatainisayyabuatdengan sebenarnyauntukmem
menuhisalah
satupersyaratan dalam
mpembuatan “Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat”
Atikah Rahayu,S.K.M.,MPH
NIP. 19780420 200312 2 002
15
LAMPIRAN 2. Gambaran PPM Yang Ditransfer Kepada Mitra
PPM
PELATIHAN PEMANFAATAN BUAH DAN SAYUR UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT SEHAT
(GERMAS) PADA KADER AISYIYAH BANGUNTAPAN UTARA
E
PENINGKATAN PENINGKATAN SKILL
PENGETAHUAN KADER KADER N Monev:
Administrasi: 1. Perubahan pengetahuan
a. Perizinan PCA GERMAS
b. Penentuan jadwal pelaksanaan D
2. skill dalam menyusun makanan
(tingkat kader, dosen,
mahasiswa) A gizi seimbang
c. Penentuan lokasi pengabdian 3. skill dalam mengolah makanan
pada masyarakat a. Pengenalan GERMAS a. Follow up program M dari buah dan sayur
d. Penyamaan persepsi PCA, b. Program GERMAS GERMAS 4. Status pemanfaatan lahan
dosen, mahasiswa c. Konsep makanan gizi P pekarangan
Materi: b. Praktek menyusun 5. skill dalam hyigine sanitasi
a. Germas
seimbang mendukung makanan gizi seimbang
GERMAS I makanan
b. Makanan gizi seimbang c. Praktek mengolah
mendukung GERMAS d. Manfaat buah dan makanan dari buah dan
c. Manfaat buah dan sayur ditanam N RTL:
sayur ditanam dilahan sayur a. Rekomendasi program
dilahan pekarangan rumah
pekarangan rumah intervensi bagi instansi
d. Konsep Higiene sanitasi d. Praktek pemanfaatan G
makanan e. Konsep Higiene kesehatan /PCA
lahan
Instrumen/bahan: sanitasi makanan A b. Pengayaan dalam pembuatan
a. LCD,pointer, laptop e. Praktek hyigine sanitasi modul pelatihan
b. Instrumen masak makanan c. Pembuatan Artikel pengabdian
c. Buah dan sayur untuk diolah N
pada masyarakat
d. Tanaman buah dan sayur
Gambar 1. Pelatihan Pemanfaatan Buah Dan Sayur Untuk Mendukung Program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) Pada Kader Aisyiyah Banguntapan Utara
Serta evaluasi dan output
16
Lampiran 3. Surat Rekomendasi dan keterengana menyelesaikan
pengabdian
17
18
19
20
21
Lampiran 4 :
JADWAL KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
22
Lampiran 5 : Surat Tugas dari fakultas
23
Lampiran 6 : Kontrak Pengabdian
24
25
26
Lampiran 7 : Lembar Form Kepuasan Mitra
27
28
29
Lampiran 8 : Absensi Peserta
30
31
32
33
34
35
Lampiran 9 : Dokumentasi Kegiatan
FOTO KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PEMANFAATAN BUAH DAN SAYUR UNTUK
MENDUKUNG PROGRAM GERMAS PADA KADER ‘AISYIYAH
BANGUNTAPAN UTARA
36
Foto 3.Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di PRA
Banguntapan Utara 2
37
Foto 5. Pemberian Simbolis Bibit Tananam kepada Kader PRA Banguntapan
Utara 1
38
Foto 7. Pembagian Bibit Tanaman kepada Kader PRA Banguntapan Utara 3
39
Lampiran 10 : Press Release
40
Lampiran 11. Artikel Pengabdian
PELATIHAN PEMANFAATAN BUAH DAN SAYUR UNTUK
MENDUKUNG PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT SEHAT
(GERMAS) PADA KADER AISYIYAH BANGUNTAPAN UTARA
Oleh
Nur Syarianingsih Syam, S.KM., M.Kes
Desi Nurfita, S.KM., M.Kes (Epid)
Atikah Rahayu, S.KM., M.PH
Ringkasan
Kecamatan Banguntapan merupakan daerah yang memiliki produksi
pertanian cukup tinggi di Kabupaten Bantul Yogyakarta, sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani yaitu 53,88%. Mestinya daerah ini
berpotensi sebagai sumber pangan yang beranekaragam yang berperan dalam
penyediaan zat gizi vitamin dan mineral seperti buah dan sayur yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk perbaikan gizi masyarakat. Masyarakat
wilayah Banguntapan Utara masih belum memanfaatkan secara optimal lahan
pekarangan dengan menanam makanan yang bermanfaat bagi kesehatan
keluarga seperti buah dan sayur, padahal wilayah tersebut memiliki potensi
pertanian yang cukup besar serta ditunjang dengan lahan pekarangan rumah
yang memadai jika ditanam tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan. belum
mencoba untuk mengolah makanan variatif menggunakan bahan buah dan
sayur agar menarik anggota keluarga yang tidak menyukai bahan makanan
tersebut. Selanjutnya bagi anggota keluarga yang menyukai buah/sayur masih
belum mengetahui cara yang tepat agar pestisida dan zat gizi yang terkandung
dalam bahan makanan tersebut apabila diproses dalam pengolahan makanan.
Masyarakat Indonesia masih kurang mengonsumsi sayuran dan buah, konsumsi
kelompok sayur dan olahannya serta buah-buahan dan olahannya masih
rendah, yaitu 57,1 gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per hari.
Padahal dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 g perorang
perhari bagi anak balita/ anak usia sekolah dan 400-600 g perorang perhari bagi
remaja/orang dewasa. Kondisi ini menunjukkan bahwa asupan buah dan sayur
belum memadai yang berakibat rendah pula suplai vitamin dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Perlu pelatihan pemanfaatan buah dan sayur untuk mendukung Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas) pada kader Aisyiyah di Banguntapan Utara.
Harapannya dengan memberikan pelatihan ini pada kader mampu secara
terampil mentransfer ilmu dan pengetahuan tentang memanfaatkan Buah dan
Sayur Untuk Mendukung Program GERMAS melalui pemanfaatan lahan untuk
menanam buah dan sayur, menerapkan higiene dan sanitasi makanan, serta
mengolah makanan buah dan sayur dengan baik kepada masyarakat
41
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan salah satu masalah serius yang perlu
mendapat perhatian karena kondisi kekurangan gizi akan menyebabkan
rendahnya satus kesehatan dan gizi yang berakibat pada rendahnya
kualitas SDM, pencapaian pendidikan dan daya saing bangsa.Pengaruh
masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan, intelektual dan
produktivitas menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan.
Apabila terjadi gangguan gizi pada masa anak, maka pertumbuhan dan
perkembangan tidak akan berlangsung optimal. Ketidakseimbangan
antara asupan kebutuhan dan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi, baik masalah gizi kurang maupun gizi lebih (Hadi H,
2005)(Atmarita, 2010).
Studi Diet Total (SDT) 2014 termasuk dalam Riset Kesehatan
Nasional (Riskesnas) berbasis komunitas, dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
menunjukkan bahwa orang Indonesia masih kurang mengonsumsi
sayuran dan buah. Konsumsi kelompok sayur dan olahannya serta
buah-buahan dan olahannya masih rendah, yaitu 57,1 gram per orang
per hari dan 33,5 gram per orang per hari. Hal ini belum memadai
berpengaruh terhadap suplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Badan
Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g perorang
perhari, yang terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 2 1/2 porsi atau 2
1/2 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah. (setara
dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 1/2 potong pepaya
ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang).
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan
buah-buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan
tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah. Konsumsi sayur dan
buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/
sembelit) dan kegemukan/obesitas. Obesitas (IMT>25, Usia ≥ 18 th)
pada tahun prevalensinya sejumlah 14,4% dan meningkat pada tahun
2013 menjadi sebesar 26,2% (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Hal
ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dicanangkan oleh ibu
menteri kesehatan suatu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
dengan fokus pada 3 kegiatan yaitu : 1) Meningkatkan aktifitas fisik,
2) Konsumsi sayur dan buah, 3) Deteksi dini penyakit (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan yang
sistematis, terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam
42
kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat salah satu hal yang
dikampanyekan adalah tingkat mengkonsumsi sayur dan buah,
terutama sayur dan buah lokal. Konsumsi sayuran dan buah-buahan
yang cukup merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang.
Bentuk kegiatan GERMAS dalam hal pemenuhan konsumsi sayur dan
buah adalah a) Kampanye makan buah dan sayur, b) Makan buah
bersama (misal : di Sekolah atau institusi lainnya), c) Membudayakan
makan buah pada kudapan rapat, d) Lomba menyusun menu sayuran,
e) Bazar buah dan sayuran, dan f) Pemanfaatan pekarangan (untuk
sayuran dan buah) (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Mengingat hubungan antara kesehatan dan status gizi sangat
penting dalam menentukan derajat masyarakat, perlu dilakukan
intervensi gizi berupa pemberian edukasi terkait pemanfaatan buah dan
sayur untuk mendukung program germas. Program ini dilaksanakan
pada Kader ‘Aisyiyah Banguntapan Utara. Upaya edukasi konsumsi
sayur dan buah di Banguntapan Utara masih belum, maka penting
kiranya kegiatan ini dilakukan serangkaian yang tak terpisahkan
sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
2. Profil Wilayah
Kecamatan Banguntapan berada di sebelah Timur Laut Ibukota
Kabupaten Bantul. Berada pada lintang 7°49’29” dan bujur
110°24’12” . Berdasarkan data statistik tahun 2015 luas wilayah
Kecamatan Banguntapan adalah 28,48 km2. Wilayah administrasi
kecamatan Banguntapan meliputi 8 desa :
1. Desa Banguntapan, dengan luas wilayah 8,33 km2
2. Desa Baturetno, dengan luas wilayah 3,94 km2
3. Desa Singosaren, dengan luas wilayah 0,67 km2
4. Desa Jagalan, dengan luas wilayah 0,27 km2
5. Desa Tamanan, dengan luas wilayah 3,75 km2
6. Desa Wirokerten, dengan luas wilayah 3,86 km2
7. Desa Potorono, dengan luas wilayah 3,90 km2
8. Desa Jambidan, dengan luas wilayah 3,76 km2
Wilayah Kecamatan Banguntapan berbatasan dengan :
Kecamatan Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota
Kecamatannya berada pada ketinggian 100 meter diatas permukaan
laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota)
Kabupaten Bantul adalah 15 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan
Banguntapan 100% berupa daerah yang datar sampai berombak.
1. Utara : Kecamatan Depok, Sleman;
2. Timur : Kecamatan Piyungan;
3. Selatan : Kecamatan Pleret;
4. Barat : Kecamatan Sewon.
43
Jumlah penduduk Kecamatan Banguntapan 13.925 jiwa, yang terdiri
dari laki-laki 6.970 jiwa dan perempuan 6.955 jiwa.
B. Metode Pelaksanaan
Metode program pengabdian masyarakat dengan mengadakan
pelatihan kepada masyarakat di ibu Aisyiyah Cabang Banguntapan Utara.
Metode yang digunakan antara lain sosialisasi, workshop, diskusi, dan
Pendampingan.
Adapun materi-materi yang akan disampaikan dalam kegiatan ini
dan metode penyampaian materi yang akan dilakukan dalam program ini
tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Aktivitas dan Metode
Aktifitas Metode
Pengenalan Gerakan Masyarakat Sehat - Sosialisasi
(GERMAS) - Diskusi
- pendampingan
Pelatihan pemanfaatan lahan untuk - Workshop
menanam buah dan sayur - Praktek
- Diskusi
- Pendampingan
Pelatihan Hygiene Sanitasi Makanan - Workshop
- Praktek
- Diskusi
- Pendampingan
Lomba memasak makanan dari buah dan - Kompetisi
sayur
Monev dan RTL - Rapat
- Diskusi
C. Hasil Pembahasan
D. Pelaksanaan Kegiatan
KegiatanPelatihan Pemanfaatan Buah dan Sayur Untuk
Mendukung Program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)
dilaksanakan di Cabang ‘Aisyiyah Banguntapan Utara, pada 3 wilayah
Ranting yakni Banguntapan Utara 1, 2, dan 3. Jumlah Peserta tiap
ranting yakni
44
Nama Ranting Jumlah Peserta
Ranting Banguntapan Utara 1 23
Ranting Banguntapan Utara 2 18
Ranting Banguntapan Utara 3 35
Total 76
45
No Lokasi Tanggal Waktu Kegiatan
1 Banguntapan 20 Februari 15.30- Pemberian materi :
Utara 2 17.45 5. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(135 6. Pemanfaatan Buah dan Sayur dalam
menit) mendukung Germas
7. Keamanan Pangan
8. Pemanfaatan lahan dan limbah rumah
tangga sebagai media tanam
2 Banguntapan 21 Februari 15.30- Pemberian materi :
Utara 1 17.45 5. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(135 6. Pemanfaatan Buah dan Sayur dalam
menit) mendukung Germas
7. Keamanan Pangan
8. Pemanfaatan lahan dan limbah
rumah tangga sebagai media tanam
9. Praktik Pengolahan buah dan sayur
10. Praktik Pemanfaatan limbah rumah
tangga.
3 Baguntapan 25 Februari 15.30- Pemberian materi :
Utara 3 17.45 5. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(135 6. Pemanfaatan Buah dan Sayur dalam
menit) mendukung Germas
7. Keamanan Pangan
8. Pemanfaatan lahan dan limbah
rumah tangga sebagai media tanam
9. Praktik Pengolahan buah dan sayur
10. Praktik Pemanfaatan limbah rumah
tangga.
46
Buah dan Baik Baik
Sayur
3 Hygiene dan 100 100 100 Sangat 100 100 Sangat 100 100 Sangat
Sanitasi Buah Baik Baik Baik
dan Sayur
4 Pemanfaatan 100 100 100 Sangat 75 75 Baik 75 75 Baik
Lahan Baik
D. Kesimpulan
Secara garis besar Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
di wilayah Cabang ’Aisyiyah Banguntapan Utara dengan melibatkan kader
pada tiga wilayah ranting yakni Banguntapan Utara 1,2, dan 3 berlangsung
baik. Kader antusias dan kooperatif mengikuti setiap kegiatan.
Dari hasil pendampingan dan evaluasi yang dilakukan diketahui
bahwa kader memahami materi dan simulasi yang diberikan, sehingga
kader bisa mengaplikasikannya di tempat tinggal masing-masing.
E. Daftar Pustaka
47
at: http://www.depkes.go.id/article/print/16031000001/hari-ginjal-
sedunia-2016-cegah-nefropati-sejak-dini.html.
48
49
PEMANFAATAN BUAH DAN
SAYUR UNTUK MENDUKUNG
PROGRAM GERAKAN
MASYARAKAT SEHAT
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
50
Assalalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayah Nya sehingga modul
Pemanfaatan Buah dan Sayur dalam rangka mendukung Gerakan
Masyarakat (Germas) ini akhirnya bisa sampai ke tangan para pembaca.
Modul ini dibuat sebagai pendamping dalam pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat dosen–dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Harapan kami, masyarakat sasaran
pengabdian dapat menggunakan modul ini sebagai sumber informasi
seandainya tim pengabdi sudah tidak berada lagi di lokasi.
Tim pengabdi mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor UAD, Ketua
LPM UAD yang memberi kami kesempatan dan dukungan untuk
melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Uucapan terima
kasih atas penerimaan yang terbuka dari Ibuibu kader di Cabang ‘Aisyiyah
Banguntapan Utara, khususnya pada ranting Banguntapan Utara 1,2, dan 3
serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata modul ini tidak terlepas dari ketidaksempurnaan, karena itu
dibutuhkan kritik dan masukan yang membangun dari para pembaca.
Wassalam.
Yogyakarta, 4 Maret 2018
DAFTAR ISI
51
Hal.
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
1. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 1
A. Pengenalan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 1
B. Aktivitas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 2
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan 6
A. Pengenalan Hygiene dan Sanitasi Makanan 6
B. Praktik Hygiene dan Sanitasi Makanan 10
3. Pemanfaatan Lahan Pekarangan 14
A. Bertani atau Bertanam 14
B. Media Tanam 14
Daftar Pustaka 18
52
A. PENGENALAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
Sumber : Google
GERMAS berfokus pada tiga aktifitas utama, yaitu: memeriksa
kesehatan secara rutin, melakukan aktivitas fisik, dan mengkonsumsi
sayur dan buah. Bagi masyarakat Indonesia terutama balita dan anak
usia sekolah dianjurkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan
300-400 gram per orang per hari dan bagi remaja dan orang dewasa
sebanyak 400-600 gram per orang per hari. Kualitas makanan sehat
dipengaruhi oleh aspek higienis, sanitasi yang baik dan bebas bahan
beracun berbahaya.
53
B. AKTIVITAS GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
54
1) Waktu latihan fisik 150 menit
perminggu dengan intervasl 3-5 kali
per miggu
2) Latihan diawali dengan pemanasa,
latihan iti dan pendinginan
3) Menggunakan sarana dan prasarana
yang nyaman dana man termasuk
pakaian olahraga dan alas kaki
4) Memperhatikankeseimbangan
Sumber : Google
asupan nutrisi untuk mendapatkan
hasil maksimal
55
Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan
risiko sulit buang air besar (BAB/ Sembelit) dan kegemukan.
Setiap orang dianjurkan mengkonsumsi sayuran dan buah-
buahan 300-400 gram perorang perhari bagi anak balita dan anak
usia sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan
orang dewasa. Sekitar duapertiga dari jumlah anjuran konsumsi
sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.
Pemeriksaan kesehatan
secara rutin merupakan upaya
promotif, preventif dengan
tujuan untuk mendorong
masyarakat mengenali faktor
risiko peyakit tidak menular
(PTM) terkait perilaku dan
melakukan; upaya pengendalian
segera ditingkat
individu,keluarga dan
masyarakat,
mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu
kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah
tinggi, gangguan indera dan gangguan mental; mendorong
56
percepatan rujukan kasus berpotensi ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) dan sistem rujukan lanjut (Kemenkes, 2017)
57
2. HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN
A. PENGENALAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN
58
baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam
keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan
baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan
pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah
pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin
dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas
air (water aktivity=Aw) bahan baku.
2. Penyimpanan bahan makanan:
Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri,
karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam
makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada
buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan,
benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan
dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat
dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas,
faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan
pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan
suhunya terbagi 4(empat) cara yaitu penyimpanan sejuk (cooling),
penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali
(freezing), penyimpanan beku (frozen)
Sumber : Google
3. Pengolahan makanan:
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan
mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan
harus memenuhi syarat tempat sesuai dengan teknis hygiene
59
sanitasi untuk mencegah risiko kontaminasi. Pengolahan makanan
dilakukan di dapur sehingga kebersihan lingkungan dapur harus
selalu terjaga (Sumantri, 2015). Peralatan masak dan peralatan
makan terbuat dari bahan food grade, lapisan permukaan peralatan
tidak larut dalam suasana asam, basa, atau garam yang lazim
dalam makanan dan tidak mengandung bahan berbahaya logam
berat beracun, talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat tidak
melepas bahan beracun, perlengkapan pengolahan seperti kompor,
tabung gas, lampu, harus bersih, kuat dan tidak menjadi sumber
pencemaran dan sumber bencana, Pengolahan makanan yang baik
adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan
sanitasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengolahan makanan antara lain :
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan
cara terlindung dari kontak langsung dari tubuh.
b. Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal
celemek (apron) dan penutup rambut (hair cover), khusus
untuk penjamah makanan disediakan sarung tangan plastik
yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan mulut
(mounth and nose masker).
c. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi
menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok,
garpu dan sejenisnya.
4. Pengangkutan makanan:
pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam
mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada
makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan
makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu
diperhatikan adalah pada makanan masak.
5. Penyimpanan makanan:
Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya
mikroorganisme patogen dalam makanan akibat
terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan
maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah
makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi
optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini
akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka
waktu antara 1-2 jam. Kondisi tersebut dimungkinkan karena
60
bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan sesuai
dengan karakteristik hidupnya, sehingga memungkinkan untuk
berkembang biak dengan cepat. Beberapa karakteristik lingkungan
yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain makanan
banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8-
7,5),serta suhu optimum (10°-60°C Wadah penyimpanan harus
terpisah untuk setiap jenis makanan jadi dan mempunyai tutup
yang dapat menutup sempurna tetapi berventilasi yang dapat
mengeluarkan uap air. Penyimpanan makanan harus
memperhatikan suhu berdasarkan jenis makanan. Makanan kering
disimpan pada suhu 25 oC s/d 30 oC, makanan basah yang berkuah
belum segera disajikan (-10oC), makanan cepat basi disimpan pada
suhu -5o C s/d -1oC, sedangkan makanan yang disajikan dingin
belum jika segera disajikan maka suhu penyimpanan yaitu kisaran
suhu -5o C s/d -1oC
6. Penyajian makanan:
Proses ini merupakan tahap akhir proses pengelolaan makanan.
Prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan
ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup.
Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu
makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta
memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat
kerawanan pangan.
61
2. Potong sayuran dalam bentuk besar-besar
Untuk sayuran yang banyak mengandung vitamin larut air,
seperti vitamin C, potonglah sayuran dalam bentuk besar atau
bisa memasaknya dalam bentuk yang utuh. Hal ini berfungsi
agar tidak banyak kandungan nutrisi yang hilang selama
proses pemasakan. Semakin kecil potongan sayuran, semakin
banyak nutrisi yang dapat hilang saat proses pemasakan.
Jika ingin mendapatkan potongan sayuran yang lebih kecil,
maka dapat memotongnya lagi setelah selesai dimasak.
Sebagai contoh : merebus kentang utuh dengan kulitnya, kulit
kentang juga mengandung nutrisi yang banyak sehingga
sayang untuk dibuang. Kemudian, setelah selesai direbus,
maka dapat memotong kentang menjadi bagian yang lebih
kecil agar mudah untuk dimakan.
62
3. Jaga waktu, suhu, dan air saat memasak
Pada saat memasak, sebaiknya perhatikan waktu, suhu, dan
juga jumlah air minimum yang digunakan untuk memasak.
Waktu masak yang terlalu lama, suhu yang terlalu tinggi, dan
jumlah cairan yang terlalu banyak dapat membuat semakin
banyak nutrisi yang hilang pada sayuran. Semakin sedikit air
yang dipakai untuk memasak, semakin banyak nutrisi yang
dapat dipertahankan, terutama untuk sayuran yang
mengandung vitamin larut air.
Oleh karena itu, disarankan untuk memasak sayuran,
terutama yang mengandung vitamin larut air (seperti vitamin
C dan vitamin B)- dengan cara dikukus, cara ini terbukti paling
baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa brokoli yang
dimasak dengan cara dikukus dapat mempertahankan
kandungan vitamin C-nya hingga 80%, daripada dimasak
dengan metode lain.
63
Sudah disebutkan di atas bahwa metode memasak dengan
cara dikukus adalah metode memasak yang paling baik
untuk sayuran, terutama untuk sayuran yang mengandung
vitamin larut air. Sayuran yang sebaiknya dikukus adalah
brokoli, wortel, kembang kol, kacang hijau, bayam, dan
sayuran berdaun hijau lainnya. Mengukus terbukti dapat
mempertahankan kandungan nutrisi dari sayuran lebih
banyak daripada metode memasak lainnya. Dapat
menggunakan panci khusus mengukus atau microwave
untuk mengukus sayuran.
b. Memanggang sayuran
Ketika memanggang sayuran dalam oven atau di atas
kompor, makas ayuran diberi minyak terlebih dahulu
sebelum dipanggang. Setelah sayuran dipanggang sampai
berubah warna dan teksturnya menjadi renyah. Memotong
sayuran lebih kecil dapat mempersingkat waktu
pemanggangan sampai sayuran berubah warna. Sayuran
yang bisa dimasak dengan metode ini adalah asparagus,
labu, buncis, kacang panjang, wortel, atau bawang bombay.
c. Menumis sayuran
Menumis dilakukan dengan sedikit minyak. Menumis dapat
mempertahankan vitamin dan mineral, juga rasa dan
warna sayuran. Menumis sangat cocok untuk memasak
sayuran, seperti asparagus, baby artichoke, kacang kapri,
paprika, bawang, dan jamur.
d. Merebus sayuran
Metode ini tergolong mudah dan cepat dilakukan. Jika ingin
mempertahankan rasa dan kerenyahan sayuran, bisa
menunggu air sampai mendidih baru masukkan sayuran ke
dalamnya. Metode ini dapat pula untuk untuk merebus
kacang, kentang, bit, dan sayuran akar lainnya yang
membutuhkan waktu lebih lama untuk matang.
64
Selain itu, dapat pula menggunakan metode blanching,
yaitu merebus sayuran dalam waktu yang cepat pada suhu
air yang lebih rendah, sebelum air mendidih. Agar tidak
kehilangan vitamin dan mineral yang larut dalam air selama
proses perebusan, dan dapat mengonsumsi air rebusannya,
seperti pada sup.
65
3. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN
B. MEDIA TANAM
Kegiatan berkebun sayuran di halaman rumah manfaatnya
sangat banyak. Selain mudah dilakukan, kegiatan ini dapat pula
menjadi wadah menyalurkan hobi. Secara tidak langsung, kita dapat
melakukan olah tubuh sederhana (olahraga ringan) dan yang utama
adalah memanfaatkan pekarangan rumah secara optimal.
66
Tanaman yang biasanya digunakan adalah berjenis tanaman
sayuran, tentunya sangat cocok sekali karena tanaman sayuran bisa
dipanen dengan singkat dan tidak terlalu membutuhkan terlalu banyak
biaya yang mahal.
Ada beberapa jenis penanaman di lahan sempit dan tentunya
dapat memberikan keuntungan besar dan dapat dikerjakan di rumah
dengan memanfaatkan lahan kecil. Tentunya tidak menguras biaya
yang besar. Biasanya dalam budidaya tanaman sekala kecil lebih irit
dan perawatan sangat mudah di jangkau, berikut ini adalah penanaman
yang cocok untuk lahan yang sempit :
1. Hidroponik
Hidroponik adalah sistem budidaya yang menggunakan air
sebagai media utamanya, tanaman bisa tumbuh dengan baik tanpa
menggunakan tanah. Namun pada dasarnya tanaman
membutuhkan sumber unsur hara yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya. Kandungan unsur hara yang terdapat pada
tanah sangat lengkap namun dengan nutrisi buatan bisa di terapkan
pada air, sehingga air bisa digunakan sebagai media untuk
mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman.
67
dari sistem sumbu adalah adanya aliran nutrisi dari wadah
penampung nutrisi ke akar tanaman menggunakan prinsip
kapilaritas, sehingga akar tanaman dapat menyerap nutrisi.
2. Pot
Budidaya menggunakan pot tentu sudah umum kita lakukan,
anda cukup mengkreasikan tanaman yang ada di pot. Banyak
sekali pot dipasaran dengan harga yang beragam dan banyak
sekali bentuknya. Yang ditanam pada pot ini jika anda lihat di
pekarangan rumah kebanyakan yang di tanam adalah tanaman hias
dan jarang sekali ditemukan dengan tanaman budidaya yang ada di
lahan pertanian.
Untuk media yang anda butuhkan seperti arang sekam,
tanah, pupuk kompos itu saja sudah cukup untuk media tanaman
di pot. Perbandingan campuran yang dibutuhkan adalah 1:1:1.
Penanaman yang di lakukan cukup mudah, saya rasa anda
membutuhkan pot yang berkaki agar sorkulasi udara yang masuk
68
ke dalam akar tanaman lancar dan air yang mengalir ketika di
siram benar-benar turun ke bawah.
DAFTARPUSTAKA
Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2017. Bakti Husada.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Moesa, Zulfikar. 2016. Hidropinik Keatif Membangun Instalasi Unik
Menggunakan Barang Bekas. Agromedia Pustaka, Jakarta
Permenkes No. 2 Tahun 2013 Tentang KLB Keracunan pangan dan
terlaksananya pengendalian faktor risiko penyakit bawaan
pangan dan KLB keracunan pangan di seluruh sasaran tempat
pengelolaan makanan
69
Purwiyatno, H. dan Ratih, D.H. 2009. Petunjuk Sederhana
Memproduksi Pangan yang Aman. Jakarta : Dian Rakyat
Rukmana, Rahmad. 2005. Bertanam Sayuran di Pekarangan. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Sumantri. 2015. Kesehatan Lingkungan, Edisi Ketiga, Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup
70