A. TUJUAN
Untuk mengetahui kebutuhan benih dan pupuk dalam kegiatan budidaya
tanaman
B. DASAR TEORI
Salah satu syarat keberhasilan budidaya tanaman pangan adalah penggunaan
benih unggul bermutu tinggi. Benih bermutu adalah benih dari varietas unggul
yang dihasilkan melalui proses pemuliaan tanaman. Varietas unggul ditandai
dengan sifat – sifat yang lebih baik daripada jenis – jenis lainnya. Sifat – sifat atau
karakteristik varietas unggul kacang – kacangan adalah sebagai berikut :
1. Daya hasil tinggi, antara 1,2 ton – 3,4 ton polong kering per hektar.
2. Kualitas buah (polong) dan bijinya baik
3. Tanaman berumur pendek (genjah), antara 80-110 hari
4. Tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan tumbuh
Tidak semua benih unggul adalah benih bersertifikat, karena tidak semua varietas
unggul melalui proses sertifikasi. Prosedur sertifikasi benih bermutu meliputi tahap
– tahap sebagai berikut :
1. Permohonan sertifikasi
2. Pemeriksaan lapangan (pemeriksaan pendahuluan, fase vegetative, fase
berbunga dan fase masak)
3. Pemeriksaan alat panen (prosesing benih)
4. Pengawasan pemasangan label
Benih yang memenuhi standar mutu ditandai dengan label benih bersertifikat yang
dikeluarkan oleh BPSBTPH. Label memuat keterangan terinci tentang : nomor seri
label, nama dan alat produsen, nama jenis tanaman, dan varietas, nomor kelompok,
berat benih perwadah (container) dan data benih (presentase kadar air), kemurnian
benih, kotoran atau varietas lain, daya tukbuh, tanggal berlakunya benih, dan cap
BPSBTPH). Manffaat penggunaan benih bermutu (bersertifikat) dari suatu varietas
unggul adalah sebagai berikut :
1. Benih
Hal penting yang diperlukan dalam perhitungan kebutuhan benih adalah
informasi berat 100 benih. Untuk mendapatkan infomrasinya bisa dengan
menghitung dan menimbang berat 100 benih atau bisa melihat dari keterangan
kemasasan benih.
2. Luas lahan
Informasi luas tanam diperlukan karena penanaman akan dilakukan diatas
bidang yang akan dibagi dengan jarak tanam. Hasil pembagian akhirnya berupa
jumlah populasi tanaman. Menggunakan satuan meter persegi atau hectare.
3. Jarak tanam
Penggunaan jarak tanam untuk mengetahui jumlah populasi tanaman atau
jumlah titik tanam dalam suatu luasan. Jarak tanam teratur dapat mempermudah
proses budidaya. Jarak tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan
budidaya. Penananaman dengan jarak tanam terlalu rapat akan beresiko rentan
terhadap penyakit karea populasi padat menyebabkan kelembaban meningkat.
Sedangkan jarak tanam yang terlalu renggang maka produktivitasnya kurang
optimal. Oleh sebab itu perlu mengetahui jarak tanam ideal setiap varietas.
4. Daya Tumbuh
Dalam perhitungan kebutuhan benih informasi daya tumbuh untuk memastikan
jumlah benih yang dapat tumbuh ketika ditanam. Informasi tersebut juga
sekaligus untuk menentukan jumlah benih yang dip1erlukan untuk
penyulaman.
Rumus menghitung kebutuhan benih :
Luas petak
× berat 1000 biji × jumlah benih per lubang × daya tumbuh
luas jarak tanam
C. PELAKSANAAN
Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara I menghitung kebutuhan sarana
produksi yang dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa pada tanggal 2 November 2018 secara teoritis.
Cara Kerja :
Jika didalam budi daya tanaman dianjurkan menggunakan urea (45%) sebanyak
100g
Padahal yang terjadi adalah pupuk ZA (26%). Maka pupuk ZA yang diperlukan :
Kita hitung kadar N nya yaitu 45/100 x 100g = 45g
ZA yang diperlukan : 100/ 26 x 45 g = 173g
Maka untuk memasok 150g N diperlukan urea sebanyak : 100/36 x 150 g =333g
1. Populasi
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Populasi = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 × benih/lubang × daya tumbuh
1 ×10 8𝑐 𝑚2 80
= ×2×
1200 𝑐𝑚2 100
= 83.333,33 × 2 × 0,8
= 133.333,33
2. Kebutuhan Benih
Luas lahan
= jarak tanam × berat 1000 biji × jumlah benih per lubang ×
daya tumbuh
1 ×10 8𝑐 𝑚2 80
= × 15,8 gr × 2 ×
1200 𝑐𝑚2 100
= 2.106.666,58
3. Kebutuhan Pupuk
Berapa dosis yang diperlukan untuk menggantikan pupuk NPK perbandingan
15-15-10. Jika diketahui 1 kg pupuk NPK 15-15-10 per lahan yang tersedia
adalah urea (45 %), SP36 (36%), KCl (60%).
15
Pupuk N = 100 × 1000 gr = 150 gram
15
Pupuk P = 100 × 1000 gr = 150 gram
15
Pupuk K = 100 × 1000 gr = 100 gram
E. PEMBAHASAN
Dari praktikum acara 1 menghitung kebutuhan sarana produksi yang
dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
dilakukan secara teoritis. Untuk hasil dan analisis dibuat pemisalan hanya untuk
supaya mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menghitung kebutuhan benih
dan kebutuhan pupuk yang benar dan tepat dosis. Selain itu, juga untuk mengetahui
faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan benih dan kebutuhan
pupuk.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan benih yaitu luas lahan, jarak
tanam, berat 100 biji benih, jumlah benih per lubang dan daya tumbuh tanaman.
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk yaitu
perbandingan pupuk NPK, kandungan pada pupuk Urea, SP36, dan KCl dan
jumlah pupuk yang digunakan
F. KESIMPULAN
Pada praktikum acara I menghitung kebutuhan sarana produksi yang dilakukan
secara teoritis dengan pemisalan soal dapat disimpulkan bahwa pada luas petak 1
hektar dengan jarak tanam 40 x 30 cm dan daya tumbuh 80% maka dibutuhkan
benih sebanyak 2.106.666,58 dan populasinya sebanyak 133.333,33.
Untuk kebutuhan pupuk yaitu dimisalkan pupuk yang direkomendasikan
sebanyak 1000 gram dengan perbandingan NPK 15-15-10 dan pupuk urea (45%),
SP36 (36%) dan KCl (60%) maka diperoleh kebutuhan pupuk N = 150 gram,
pupuk P = 150 gram dan pupuk K = 100 gram. Sedangkan untuk memasok pupuk
N diperlukan Urea sebanyak 333,33 gram, memasok pupuk P diperlukan SP36
sebanyak 471 gram, dan memasok pupuk K diperlukan KCL sebanyak 166,67
gram.
G. DAFTAR PUSTAKA
Susilaningsih, Sri Endah Prasetyowati. 2018. Petunjuk Praktikum Budidaya
Tanaman Panagn. Yogyakarta: Fakultas Pertanian UST