PENYELENGGARAAN PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT M. Iskandar Ishaq dan Yudhistira Nugraha Pusat Riset Tanaman Pangan-Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Disajikan dalam Diskusi Publik Penyusunan Draft Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Provinsi Jawa Barat, Bandung, 2 November 2023 OUTLINE PAPARAN 1. PENDAHULUAN 2. POTENSI PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 3. KENDALA PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 4. LOKASI PERTANIAN ORGANIK YANG HARUS DIHINDARI DI JAWA BARAT 5. STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 6. POTENSI PENERAPAN TEKNOLOGI MODERN DALAM PERTANIAN ORGANIK 7. PENUTUP PENDAHULUAN Definisi Pertanian Organik menurut USDA adalah “sistem yang menghindari dan sebagian besar mengecualikan penggunaan input buatan (misalnya: pupuk, pestisida, hormon, aditif pakan, dll.)” (Ashoka Gamage et al., 2023). Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terpadat penduduknya di Indonesia yakni 49.405.808 jiwa (BPS, 2023), memiliki potensi besar untuk mengembangkan pertanian organik yang berkelanjutan sebab memiliki lahan sawah seluas 928.218 ha (ATR/KBPN No. 686/2019). Dalam upaya menuju pertanian organik, ada beberapa potensi dan kendala yang perlu diperhatikan. Sumber: Ashoka Gamage et al. (2023) POTENSI PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 1. Keanekaragaman Agroekosistem : Jawa Barat memiliki zona agroekosistem (iklim, tanah dan ketinggian tempat) beragam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Hal ini memungkinkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik. Beberapa wilayah terutama di daerah hulu sangat cocok untuk pertanian organik. 2. Keanekaragaman Sumber Daya Genetik Tanaman: Jawa Barat memiliki keanekaragaman SDG tanaman yang sangat luas, baik tanaman pangan, tanaman hortikultura, biofarmaka maupun tanaman perkebunan. Ini menciptakan peluang besar untuk pertanian organik dengan berbagai komoditas tanaman. 3. Kearifan Lokal dan Budaya Pertanian: Masyarakat Jawa Barat memiliki budaya pertanian yang kuat, dan banyak praktek pertanian tradisional telah diterapkan selama berabad-abad (Kasepuhan di Cisolok, Sukajaya, Kamp. Naga). Budaya ini dapat mendukung peralihan ke pertanian organik dan pemahaman tentang praktik organik yang ramah lingkungan. POTENSI PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT
4. Dukungan Kebijakan : Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di
Jawa Barat telah mendukung pengembangan pertanian organik melalui kebijakan, regulasi, pelatihan, dan insentif bagi petani organik. 5. Akses ke Pasar: Jawa Barat memiliki akses yang baik ke pasar besar, termasuk pasar di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Hal ini dapat memfasilitasi pemasaran produk pertanian organik. 6. Peningkatan Kesadaran Konsumen: Kesadaran konsumen tentang keamanan pangan dan keberlanjutan telah meningkat, yang berarti ada permintaan yang lebih besar untuk produk organik. 7. Universitas dan Lembaga Penelitian: Jawa Barat memiliki universitas dan lembaga penelitian yang aktif dalam penelitian pertanian organik. Mereka dapat memberikan dukungan IPTEK kepada petani. 8. Penggunaan Teknologi Tepat Guna: Teknologi modern, seperti pengendalian hama terintegrasi, biopestisida, pupuk hayati, biodekomposer, biochar, dlsb dapat digunakan dalam pertanian organik di Jawa Barat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. KENDALA PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 1. Manajemen Hama dan Penyakit: Pertanian organik cenderung lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman karena penggunaan pestisida kimia terbatas. Petani perlu memahami dan menerapkan metode pengendalian hama dan penyakit organik yang efektif, seperti pemakaian musuh alami hama, biopestisida dan rotasi tanaman. 2. Keterbatasan Pupuk Organik: Produksi pupuk organik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian organik dapat menjadi kendala. Pupuk organik yang memadai adalah kunci untuk menjaga kesuburan tanah dan produktivitas. 3. Pendidikan dan Pelatihan: Banyak petani mungkin memerlukan pelatihan dan bimbingan dalam menerapkan praktek pertanian organik. Diperlukan pendidikan dan pelatihan tentang teknik pertanian organik dan manfaatnya. 4. Akses ke Sumber Daya dan Modal: Beberapa petani mungkin kesulitan dalam mengakses modal untuk mengadopsi pertanian organik. Mereka juga memerlukan akses yang lebih baik ke sumber benih dan peralatan yang sesuai untuk pertanian organik. KENDALA PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT LOKASI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK YANG HARUS DIHINDARI DI JAWA BARAT 1. Industri Tekstil: Limbah pabrik tekstil, khususnya limbah berbahaya dan polutan kimia yang mungkin terkandung di dalamnya, dapat memiliki dampak negatif terhadap penerapan pertanian organik dan lingkungan secara umum. 2. Industri Semen: limbah pabrik semen terutama jika mengandung polutan berbahaya seperti debu halus dan limbah kimia, memiliki potensi untuk mempengaruhi penerapan pertanian organik dan lingkungan secara negatif. 3. Industri Kilang Minyak: Kilang minyak memiliki potensi untuk memengaruhi praktek pertanian organik dan lingkungan sekitarnya. Dampaknya tergantung pada berbagai faktor, termasuk lokasi kilang, jenis kilang, manajemen limbah, dan praktik perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh kilang tersebut. 4. Industri Kimia: Beberapa industri kimia, termasuk yang memproduksi baterai, cat, dan produk kimia lain yang mengandung logam berat, dapat menghasilkan limbah yang mengandung logam berat. Misalnya, baterai timbal-asam bekas adalah sumber residu logam berat yang signifikan. LOKASI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK YANG HARUS DIHINDARI DI JAWA BARAT
6. Industri Pertambangan: Pertambangan, terutama
pertambangan logam seperti timbal, seng, nikel, kadmium, dan tembaga, dapat menghasilkan limbah berupa tanah yang mengandung logam berat. Logam-logam ini bisa terlepas ke lingkungan selama proses ekstraksi dan pemrosesan mineral. 7. Industri Peleburan Logam: Industri peleburan logam, seperti pabrik peleburan timah dan aluminium, dapat menghasilkan emisi logam berat ke lingkungan udara dan air. 8. Industri Pencetakan dan Cat: Industri yang mencetak dan melapisi permukaan dengan cat seringkali menggunakan cat yang mengandung logam berat seperti kromium dan timbal. Proses ini dapat menghasilkan limbah berbahaya. LOKASI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK YANG HARUS DIHINDARI DI JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT
• Pengembangan pertanian organik di
Jawa Barat memerlukan strategi yang komprehensif dan terkoordinasi. • Pertanian organik bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. • Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan pertanian organik di Jawa Barat: STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT
1. Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan pelatihan dan
pendidikan kepada petani tentang praktek pertanian organik. Hal ini meliputi teknik pengelolaan tanah, pengendalian hama dan penyakit, dan penggunaan pupuk organik. Pemerintah provinsi dan lembaga riset pertanian dapat memainkan peran penting dalam penyelenggaraan pelatihan. 2. Pendampingan Teknis: Membentuk tim pendampingan teknis yang dapat memberikan bimbingan langsung kepada petani dalam menerapkan praktek pertanian organik. Tim ini juga dapat membantu dalam pemecahan masalah yang mungkin timbul. 3. Sumber Benih dan Pupuk Organik: Memastikan ketersediaan benih organik yang berkualitas dan pupuk organik. Ini dapat mencakup pembuatan dan distribusi pupuk kompos serta pemantauan kualitas benih. 4. Sertifikasi Organik: Mendorong petani untuk mendapatkan sertifikasi organik. Ini akan membantu meningkatkan akses ke pasar nasional dan internasional yang lebih luas. 5. Diversifikasi Tanaman: Mendorong petani untuk beralih dari monokultur ke polikultur. Diversifikasi tanaman dapat membantu dalam manajemen hama dan penyakit serta memperbaiki produktivitas dan keberlanjutan ekosistem. STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI JAWA BARAT 6. Pengelolaan Sampah Organik: Mendorong praktik pengelolaan sampah organik yang efisien dan pengomposan. Sampah organik dapat diubah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk pertanian organik. 7. Kemitraan dengan Sektor Pemerintah dan Swasta: Membangun kemitraan dengan instansi dan/atau perusahaan swasta terkait dengan pengelolaan sampah organik dan membeli produk organik. Ini dapat membantu memastikan ketersediaan bahan organik dan akses ke pasar yang stabil dan harga yang adil bagi petani. 8. Perencanaan Lanskap Pertanian: Mendorong perencanaan lanskap pertanian yang berkelanjutan. Hal ini melibatkan pemetaan wilayah yang cocok untuk pertanian organik, perlindungan area konservasi, dan penerapan praktek pertanian organik di wilayah tersebut. 9. Pendanaan dan Insentif: Memberikan insentif dan bantuan keuangan kepada petani yang ingin beralih ke pertanian organik. Program subsidi atau hibah dapat membantu dalam membiayai peralihan ke praktek organik. 10. Pengawasan dan Evaluasi: Menerapkan sistem pengawasan dan evaluasi yang kuat untuk memantau dan mengevaluasi dampak dari praktek pertanian organik. Ini membantu dalam perbaikan berkelanjutan dan perencanaan ke depan. POTENSI PENERAPAN TEKNOLOGI MODERN DALAM PERTANIAN ORGANIK 1. Sensor dan IoT (Internet of Things): Sensor tanah, cuaca, dan lingkungan yang terhubung ke sistem IoT dapat memberikan data real-time tentang kondisi pertanian. Ini dapat membantu petani dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait irigasi, pengendalian hama, dan manajemen pertanian secara keseluruhan. 2. Pemantauan drone: Penggunaan drone untuk pemantauan lahan pertanian memungkinkan petani untuk mendeteksi masalah seperti penyakit tanaman, gulma, atau kekurangan unsur hara dengan cepat. Hal ini memungkinkan tindakan yang lebih tepat waktu. 3. Aplikasi pertanian: Aplikasi mobile yang dirancang khusus untuk pertanian dapat membantu petani dalam perencanaan, pencatatan, dan pengelolaan pertanian. Beberapa aplikasi dapat memberikan informasi tentang jadwal tanam, pemupukan, dan perawatan tanaman. 4. Teknologi jaringan nirkabel: Akses internet yang cepat dan stabil di perdesaan memungkinkan petani untuk mengakses informasi, sumber daya, dan pasar secara online. Ini membantu dalam pemasaran produk organik dan pemantauan pasar. 5. Manajemen persediaan dan rantai pasokan: Sistem manajemen persediaan yang terintegrasi dengan teknologi modern dapat membantu dalam mengelola bahan organik, seperti pupuk organik, pupuk hayati, dan benih organik dengan lebih efisien. PENERAPAN TEKNOLOGI MODERN DALAM PERTANIAN ORGANIK 6. Penggunaan traktor dan mesin modern: Traktor dan mesin modern yang lebih ramah lingkungan dapat digunakan dalam pertanian organik. Misalnya: traktor listrik atau mesin tanam listrik yang dapat meminimalkan dampak lingkungan. 7. Penggunaan energi terbarukan: Sumber energi terbarukan seperti panel surya dan tenaga angin dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di pertanian organik. Ini dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. 8. Pengolahan data dan analitik: Analisis data pertanian dapat membantu petani mengidentifikasi tren, merencanakan panen, dan mengoptimalkan operasi mereka. 9. Pendekatan sertifikasi digital: Sertifikasi pertanian organik dapat dikelola secara digital, memudahkan petani dalam memenuhi persyaratan sertifikasi organik. 10.Sistem manajemen kebun dan pertanian berbasis aplikasi: Aplikasi khusus dapat membantu petani dalam memantau dan mengelola pertanian organik mereka dengan lebih efisien. POTENSI DUKUNGAN RISET BRIN TERHADAP PERTANIAN ORGANIK MODERN PENUTUP Meskipun Jawa Barat memiliki potensi besar dalam penerapan pertanian organik, tetapi masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi, terutama terkait dengan manajemen hama dan penyakit, pendidikan dan pelatihan petani, permodalan serta akses pasar. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, pertanian organik di Jawa Barat dapat berkembang pesat serta dapat memberikan manfaat bagi petani, lingkungan, dan konsumen. Keberhasilan pertanian organik di Jawa Barat akan ditentukan oleh dukungan pemerintah, lembaga riset, dan partisipasi aktif petani, sehingga pertanian organik dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Penggunaan teknologi modern dalam pertanian organik dapat
membantu petani organik meningkatkan kualitas dan produktivitas dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip organik yang berkelanjutan. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam perkembangan pertanian organik. TERIMA KASIH