Anda di halaman 1dari 12

Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019

Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD


p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

DIALEKTIKA SISTEM SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK DAN


GAYA BERTANI (FARMING STYLES) PETANI ORGANIK (STUDI
KASUS SEMAI ORGANIK DAN ECO CAMP)
Firdarani Kirana1, Adi Nugraha2
1
Alumni Program Studi Agribsinis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadajaran.
2
Staf Pengajar Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Abstrak
Berkembangnya produk pertanian organik di Indonesia memicu dibentuknya
aturan pemerintah mengenai sistem sertifikasi organik yang bertujuan untuk melindungi
konsumen dan produsen. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, sistem ini dihadapkan pada
permasalahan sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Perkembangan polemik
tersebut menuntut petani untuk bermanuver guna mempertahankan eksistensinya. Tujuan
penelitian ini yaitu menganalisis dialektika yang terjadi antara stuktur yang berupa sistem
sertifikasi organik dengan agensi yang dimiliki oleh petani yang ditunjukkan dalam gaya
bertaninya serta hal yang melatarbelakangi keputusannya dalam menentukan gaya bertani
tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Alat analisis yang digunakan adalah micro-macro linkages. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tiap
petani memiliki cara pandang yang berbeda terhadap polemik struktur yang ada sehingga
menciptakan respon yang berbeda pula. Perbedaan respon tersebut disebabkan oleh
perbedaan kondisi struktur yang melekat pada masing-masing usaha tani. Respon petani
dapat dilihat dari perbedaan gaya bertani antara Semai Organik dan Eco Camp.
Kata Kunci: Dialektika, Sistem Sertifikasi Organik, Gaya Bertani, Farming Styles, Petani
Organik

Abstract
The development of organic products in Indonesia has triggered the formation of
government rules about organic certification systems that aim to protect consumers and
producers. However, in its implementation, this system facing problems that cause polemics
in society. Farmers need to make maneuver to maintain their existence under the
development of the polemics. The purpose of this study is to analyze the dialectics of
structures in the form of an organic certification system with the agency owned by farmer
that manifested in farming style and the background of his decision in determining the
farming style. This study uses a qualitative research design with a case study approach.
Analysis tools using micro-macro linkages. The location of this study was chosen purposely.
The results of this study show that every farmer has different perspective towards existing
polemics of the structure so that it creates its own responses. The difference in response
caused by the differences in the structural condition that belong to each farm. Those
responses can be seen from the different styles of farming between Semai Organik and Eco
Camp.
Keywords: Dialectics, Organic Certification System, Farming Styles, Organic Farmer

Pendahuluan (Kusmiadi, 2014). Penggunaan input


pertanian pupuk sintetis, pestisida sintetis, dan
Penggunaan teknologi di bidang pertanian
rekayasa genetika dalam sistem pertanian
berkembang secara perlahan, dan mulai
konvensional terbukti dapat meningkatkan
menunjukkan hasil yang signifikan sekitar
produktivitas lahan pertanian secara cepat.
tahun 1930-an, termasuk pengembangan studi
Dibalik kesuksesannya, terdapat dampak
genetika, pestisida, dan pupuk kimia sintetis

1
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

negatif yang ditimbulkan oleh sistem berbagai pandangan dan gaya baru dalam
pertanian konvensional (Esje dan Daniel, bertani (farming styles).
1998). Sejauh ini, sistem pertanian organik mendapat
Bahaya penggunaan bahan kimia sintetis yang respon positif dari berbagai kalangan
berlebihan pada produk pangan, masyarakat di Indonesia. Selain pemerintah,
meningkatkan kesadaran masyarakat dunia lembaga non pemerintah pun turut serta
akan membangun sektor pertanian yang berkontribusi dalam pembangunan pertanian
mengedepankan aspek ekologi dan organik (Husnain et. al, 2005). Sayangnya,
lingkungan. Salah satu alternatif untuk masih banyak masyarakat maupun pelaku
memperbaiki lahan pertanian adalah dengan agribisnis yang kurang tepat menafsirkan
mengaplikasikan praktek pertanian organik makna pertanian organik (Pusat Standardidasi
(Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Akreditasi, Deptan 2002).
Kementrian Pertanian, 2016). Pertanian Dalam upaya menyeragamkan persepsi
organik adalah suatu sistem manajemen pelaku agribisnis mengenai pertanian organik,
pertanian yang holistik atau menyeluruh yang pemerintah menyusun pedoman melalui
mengedepankan kesehatan agroekosistem Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-
termasuk biodiversitas, siklus biologi, dan 6729-2002 mengenai Sistem Pertanian
aktivitas biologi tanah (FAO/WHO Codex Organik. Hal-hal yang diatur dalam SNI ini
Alimentarius Commission, 1999). Sistem berupa aturan mengenai lahan, saprodi,
pertanian organik tidak memperbolehkan pengolahan, labelling, hingga pemasaran
penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk, produk pangan organik (Pusat Standardisasi
pestisida, dan zat pengatur tumbuh) pada dan Akreditasi Pertanian, 2002).
proses produksi tanaman (Sugiyanta dan
Sandra, 2016). Setiap petani organik di Indonesia harus
mengikuti prosedur sistem pertanian organik
Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia
minimal sesuai dengan SNI pertanian organik
mengenai pola hidup sehat yang akrab dengan yang paling baru, yaitu SNI No.01-6729-
kelestarian lingkungan, meningkatkan 2016. Cara untuk memastikan petani organik
permintaan produk organik dunia (Direktorat memproduksi produknya sesuai kaidah
Jenderal Tanaman Pangan, 2016). organik dan mengacu pada SNI No.01-6729-
Berdasarkan data statistik yang bersumber
2016 adalah dengan memberlakukan sistem
dari Fur Biologischen Landbau (FiBL, 2018), sertifikasi organik.
menunjukkan data dari tahun 1999 hingga
tahun 2016 jumlah penjualan produk organik Pada kenyataannya, masih banyak produsen
secara global mengalami peningkatan. organik yang tidak mau mensertifikasi
produknya dikarenakan tingginya biaya
Perkembangan atau kembalinya sistem sertifikasi dan rumitnya prosedur serta sistem
pertanian secara organik pun terjadi di dokumentasi yang ada (Sulaeman, 2009).
Indonesia. Berakhirnya masa Orde Baru pada Biaya sertifikasi organik meliputi biaya
tahun 1998 menandakan juga berakhirnya surveilance, honor inspektur, transportasi dan
program Revolusi Hijau yang sangat akomodasi inspektur, serta biaya uji
menggenjot pemakaian bahan kimia sintetis di laboratorium. Biaya-biaya tersebut
sektor pertanian. Petani memasuki babak baru dibebankan pada klien atau petani organik
dalam era Reformasi dimana terdapat (Sustainable Development Services, 2016).
kebebasan untuk bertani. Dampak negatif dari Marketing & Business Support PT. Sufocindo,
program Revolusi Hijau pun turut Aidilfitri (2013) mengungkapkan bahwa
meningkatkan kesadaran produsen dan biaya sertifikasi organik rata-rata sekitar 15-
konsumen untuk menerapkan sistem 30 juta rupiah dan hanya berlaku selama 3
pertanian yang ramah lingkungan tahun. Pada setiap tahunnya harus dilakukan
(Mayrowani, 2012). Hal ini pun menciptakan

2
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

surveillance (pengawasan) dengan biaya Metode Penelitian


sekitar separuh biaya sertifikasi awal atau Penelitian ini didesain secara kualitatif,
senilai 7,5 – 15 juta rupiah. menggunakan pendekatan studi kasus. Dalam
Permasalahan di atas pun dirasakan oleh menganalisis proses dialektika yang
Semai Organik dan Eco Camp dalam meraih mendasari gaya bertani di Semai Organik dan
sertifikat organik. Semai Organik merupakan Eco Camp, peneliti menggunakan teknik
usaha tani organik yang pernah mendapatkan analisis berdasarkan teori struktur-agensi
sertifikat organik pada tahun 2010. Giddens. Tidak seperti teori pembentukan
Sayangnya, Semai Organik tidak melakukan perilaku terdahulu yang condong ke aspek
resertifikasi setelah masa aktifnya berakhir di struktur atau agensi seperti teori Durkheim,
tahun 2013 karena terkendala biaya. Di lain Levi Strauss, Weber, dan Schutz, peneliti
sisi, Eco Camp merupakan usaha tani organik menilai teori Giddens lebih seimbang karena
yang sama sekali belum melakukan sertifikasi menepis sekaligus menghubungkan teori
organik. Selain dipicu permasalahan di atas, terdahulunya.
Eco Camp memiliki pandangan tersendiri dan Peneliti juga menggunakan teori micro-macro
menilai usahanya belum membutuhkan linkages dari Paul Hebinck dan Van der Ploeg
sertifikat organik. sebagai alat analisis untuk mendalami proses
Ketiadaan sertifikat organik dan pembentukan gaya bertani sebagai bentuk
permasalahan lain yang berkembang terkait interaksi antar struktur dan agensi yang di
sistem pertanian organik membuat Semai miliki petani di Semai Organik dan Eco
Organik dan Eco Camp harus bermanuver Camp. Teori ini digunakan peneliti karena
dalam mempertahankan usahanya. Manuver dapat memetakan hubungan timbal balik
tersebut lahir dari proses dialektika antara antara faktor makro dan mikro yang dimiliki
struktur yang mengikat petani dengan agensi petani terhadap keputusan petani yang
petani. Menurut Giddens (1979), struktur termanifestasi dalam gaya bertani.
merupakan aturan dari sistem sosial,
sedangkan agensi yaitu kekuatan individu Hasil dan Pembahasan
dalam bertindak. Manuver tersebut
termanisfestasi dalam gaya bertani. Struktur dalam Konteks Pertanian
Organik di Semai Organik dan Eco Camp
Menurut Hegel dalam Suyahmo (2007),
dialektika merupakan proses kompromi Peneliti mengklasifikasikan struktur yang
antara dua pandangan yang bertentangan satu mempengaruhi keputusan petani Semai
sama lainnya. Sebagai contoh, petani beras Organik dan Eco Camp dalam menentukan
organik di Ganjuran, Kabupaten Bantul gaya bertaninya berdasarkan teori micro-
melakukan kecurangan dengan mengemas macro linkages dari Hebinck & Ploeg (1997).
kemasan beras non organik menjadi beras Struktur tersebut terdiri dari struktur
organik. Struktur yang berupa peraturan kebijakan (sistem pasar, kebijakan
pemerintah melarangnya untuk melakukan pemerintah, sistem sertifikasi organik,
hal tersebut, tetapi kebutuhan ekonominya kebijakan LSO, kekuatan permodalan dan
berkata lain (Khoirulika, 2014). Atas dasar hal teknologi), budaya (komunitas, agama, dan
tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis jaringan), dan ekologi (sumber daya alam).
lebih dalam terkait proses pembentukan gaya Adapun polanya sebagai berikut.
bertani di Semai Organik dan Eco Camp
sebagai hasil dari proses dialektika antar
struktur dan agensi.

3
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Gambar 4.5. Pola micro-macro linkages di Semai Organik

Gambar 4.6. Pola micro-macro linkages di Eco Camp

Berbeda dengan Semai Organik, model


Sistem Pasar dan Permintaan Konsumen pemasaran di Eco Camp tidak terlalu
Sistem pasar Semai Organik menuntutnya mensyaratkan kehadiran sertifikat organik
untuk melakukan sertifikasi organik. Hal ini pada produknya. Sebagian besar produk Eco
dikarenakan Semai Organik mengandalkan Camp dipasarkan lewat sistem CSA. Dengan
pihak ketiga seperti supermarket dan supplier sistem CSA, konsumen dapat menilai sendiri
sayuran dalam memasarkan sebagian keorganikan produk yang ia konsumsi.
produknya. Keterbatasan akses konsumen Konsumen memiliki akses untuk melihat dan
akhir terhadap Semai Organik mensyaratkan membantu proses budidaya organik produk
adanya sertifikat organik dalam menjamin yang dikonsumsinya.
keorganikan produk. Pengelola Semai Lambat laun, sistem CSA ini memiliki
Organik pun menyatakan bahwa keberadaan kelemahan ketika member CSA tidak
sertifikat organik sudah menjadi syarat wajib memiliki kesegaraman konsep. Menurut
jika ingin memasarkan produk organik di Suster Kristiana sebagai penanggungjawab
supermarket. kebun Eco Camp, semakin banyak member
4
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

CSA, maka penyeragaman konsep dan kesempatan kepada petani untuk


informasi semakin sulit. Akibatnya, ada memperbaikinya dalam tenggat waktu 1
beberapa member CSA yang menuntut Eco bulan. Apabila tidak, sertifikat organik akan
Camp untuk melakukan sertifikasi. dibekukan. Petani yang sertifikat organiknya
dibekukan, diberikan kesempatan lagi untuk
Kebijakan Pemerintah memperbaiki kesalahannya dalam waktu 2
Berkembangnya sistem pertanian organik di bulan. Apabila petani berhasil memperbaiki,
Indonesia yang diiringi tuntutan masyarakat, maka status sertifikat organiknya diaktifkan
memicu pemerintah untuk mengambil andil kembali. Sebaliknya, jika hasilnya tidak
dengan membuat standar dan peraturan terkait memuaskan, sertifikat organiknya bisa
hal tersebut. Untuk itu, pemerintah lewat dicabut.
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Sistem Permodalan
menyusun SNI 6729-2002 tentang sistem
pertanian organik sebagai pedomannya. Terdapat perbedaan sistem permodalan di
Selain membuat standar, pemerintah pun Semai Organik dan Eco Camp. Perbedaan ini
menegaskan dasar hukum pertanian organik disebabkan perbedaan bentuk usaha. Seperti
lewat Permentan No.64 Tahun 2013. yang sudah dijelaskan sebelumnya, Semai
Organik merupakan salah satu unit usaha dari
Tujuannya intervensi pemerintah tersebut
KK-SPFKK, sedangkan kebun Eco Camp
adalah untuk mengatur pengawasan organik
merupakan salah satu divisi dari Yayasan
Indonesia, memberikan penjaminan dan
Sahabat Lingkungan Hidup. Walaupun
perlindungan kepada masyarakat, dan
sempat didanai oleh KK-SPFKK pada tahap
meningkatkan nilai tambah serta daya saing
awal, kini sistem keuangan di Semai Organik
produk pertanian. Selain mengatur sertifikasi
sudah dikelola secara mandiri. Seluruh
organik, peraturan pemerintah tersebut pun
kepentingan produksi dan gaji pegawai
mengatur teknik budidaya, sarana produksi
bersumber dari pendapatan Semai Organik.
dan pengolahan, pelabelan, pembinaan dan
Bahkan, Semai Organik dan unit produksi
pengawasan, serta sanksi pertanian organik.
lainnya lah yang mendanai kegiatan SPFKK.
Sistem Sertifikasi Organik (LSO Inofice) Berbeda dengan Semai Organik, Eco camp
Setiap petani organik yang ingin mendapatkan masih belum mandiri secara pengelolaan
sertifikat organik harus mengikuti prosedur keuangan. Menurut Nugrah, yayasan masih
yang ada. Prosedur sertifikasi organik terdiri terus men-support dana untuk kebun Eco
dari pengajuan formulir permohonan, audit Camp. Hal ini dikarenakan pendapatan kebun
kecukupan dokumen, proses inspeksi, sidang perbulan yang belum memenuhi biaya usaha
komisi sertifikasi, pemberian keputusan tani. Menurut Pastur Ferry, dari semua divisi
sertifikasi, dan pemberian sertifikat organik. yang dibawahi Yayasan Sahabat Lingkungan
Alur sertifikasi digambarkan pada diagram Hidup, pemasukan yang paling besar berasal
berikut. dari divisi program.

Ketika petani organik sudah mendapat Teknologi


sertifikat organik dari Inofice, Inofice akan Perbedaan keberadaan teknologi pendukung
menerapkan survailen pada petani organik dan kemampuan untuk memproduksi sebuah
tersebut. Survailen merupakan bentuk sistem teknologi pertanian di Semai Organik dan Eco
pengawasan dari Inofice untuk memastikan Camp menjadi struktur yang mempengaruhi
pelaku organik tetap bertani sesuai kaidah gaya bertani di kedua usaha tani tersebut.
organik. Sebagai contoh, hal ini bisa terlihat dalam
Apabila saat survailen ditemukan lama pembuatan pupuk organik. Perbedaan ini
ketidaksesuaian dengan prosedur organik dikarenakan Eco Camp memanfaatkan bahan
yang ditetapkan, LSO akan memberikan pengurai bernama bio compound untuk

5
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

mempercepat waktu penguraian dan Tak dapat dipungkiri, peran agama dan nilai-
fermentasi pupuk, sedangkan Semai Organik nilai spiritual cukup kentara terlihat dari
hanya memanfaatkan MOL untuk bahan pandangan petani dan gaya bertani di Eco
pengurai. Proses pencacahan bahan pupuk di Camp. Dapat disimpulkan demikian karena
Eco Camp pun lebih singkat karena berdasarkan wawancara, beberapa pengelola
menggunakan mesin chrusher, sedangkan Eco Camp kerap menjelaskan hubungan nilai-
proses pencacahan di Semai Organik nilai ketuhanan dengan sistem pertanian di
dilakukan manual menggunakan golok karena Eco Camp. Hal ini dipengaruhi oleh peran
rusaknya mesin chrusher. seorang pastur dan suster yang menjadi
pengelola di Eco Camp. Di sela-sela kegiatan
Budaya Petani
Eco Camp pun selalu disisipi waktu-waktu
Latar budaya memiliki pengaruh yang untuk berdoa yang ditandai dengan bunyi
signifikan dalam menentukan gaya bertani di lonceng.
Semai Organik dan Eco Camp. Pengelola
Bentuk kuatnya nilai spiritualitas di Eco
Semai Organik tidak memiliki latar belakang
Camp terlihat dari kepercayaannya terhadap
pertanian, melainkan kumpulan mantan
cairan pengurai yang bernama bio compound.
insinyur dan teknisi pesawat terbang. Menurut
Bio compound digunakan hampir pada
Schlossberger (1995), seorang insinyur
seluruh input produksi di Eco Camp seperti
cenderung memiliki tanggungjawab lebih
pembuatan media tanam, pupuk, pestisida,
dalam mentaati sebuah aturan. Keunikan latar
dan perendaman benih. Bahkan, bio
belakang itulah yang memberi kelebihan pada
compound diminum dan dipercaya
Semai Organik, yaitu dalam mentaati
menyembuhkan berbagai penyakit. Menurut
prosedur budidaya organik sesuai SNI 6729-
Suster Kristiana, Bio compound mengandung
2016 dan kedisiplinannya dalam
mikroorganisme pengurai yang dapat
pendokumentasian usaha tani. Ibu Yusi juga
mengembalikan kondisi suatu objek seperti
menyatakan bahwa profesinya yang terdahulu
ketika Tuhan menciptakannya.
memiliki andil sehingga dirinya terbiasa
bekerja dengan teliti, sesuai prosedur, dan Bio compound sendiri dibuat oleh Pak Budi,
mencatat segala yang dilakukan. Kebiasaan seorang penggiat lingkungan. Menurut Suster
dalam pendokumentasian usaha tani menjadi Kristiana, Pak Budi melewati berbagai
nilai lebih Semai Organik dalam meraih perjalanan spiritual dalam menemukan bio
sertifikat organik. compound. Bahan dasar bio compound adalah
kotoran sapi yang difermentasi. Menurut
Berbeda dengan Semai Organik, budaya yang
Nugrah yang merupakan KS, kotoran sapi
mempengaruhi penentuan gaya bertani
dipilih karena sapi termasuk hewan yang
organik di Eco Camp adalah budaya kecintaan
disebut dalam semua kitab suci.
terhadap lingkungan. Hal ini didasari oleh
latar belakang pendiri Eco Camp yang Kekuatan Jaringan Sosial Petani
merupakan pemerhati lingkungan dan
pendidikan. Pada dasarnya, bentuk Eco Camp Semai Organik dan Eco Camp memiliki
pun bukanlah usaha tani melainkan yayasan jaringan sosial yang berbeda-beda. Perbedaan
edukasi berbasis lingkungan hidup. Jadi, dasar jaringan ini menimbulkan dampak yang
sikap organik yang diterapkan di Eco Camp berbeda bagi keduanya. Pihak Semai Organik
bukan semata-mata untuk meningkatkan nilai memiliki akses yang cukup baik terhadap
tambah produk, melainkan untuk kepentingan lembaga-lembaga pemerintahan, seperti dinas
edukasi dalam menciptakan model pertanian pertanian dan kementerian pertanian. Hal ini
yang memiliki kontribusi seminimal mungkin dikarenakan peran Ibu Yusi selaku pengelola
terhadap kerusakan lingkungan. yang tergabung dalam Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) I.
Peran Agama dan Nilai Spiritualitas Petani

6
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Berbeda dengan Semai Organik, kebanyakan Implementasi sistem sertifikasi pertanian


jaringan Eco Camp adalah jaringan sosial organik di Indonesia dihadapkan pada
berlandaskan aspek lingkungan dan agama. berbagai permasalahan. Permasalahan
Jaringan sosial di Eco Camp sangat luas. Eco tersebut menuai pro dan kontra sehingga
Camp bahkan memiliki relasi ke Soho Global menimbulkan polemik di berbagai kalangan
Health, Teh Kotak, Ultra Milk, Campina Es masyarakat. Berdasarkan sudut pandang dari
Krim, The Body Shop, William Soeryadjaya petani organik yaitu Semai Organik dan Eco
Foundation, Martha Tilaar Group, dan Camp, serta didukung pandangan dari Dinas
Borma. Salah satu keuntungan yang didapat Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat
Eco Camp dari relasi terhadap perusahaan dan LSO Inofice, didapat beberapa masalah
tersebut yaitu terkait dana dan publikasi. dan perdebatan mengenai:
Eco Camp pun mendapat banyak bantuan dari 1. Keutamaan sertifikasi organik di
relasi Pastur yang terbentuk atas dasar Indonesia
keagamaan. Bentuk bantuan yang dimakasud 2. Biaya sertifikasi organik
berupa donasi berupa pupuk jitu, Bapak Henri 3. Penyusunan dokumen sistem mutu
dan benih organik dari Pastur Agatho, dan (Doksistu)
akses terhadap pasar. Eco Camp juga 4. Komitmen petani
mengandalkan relasinya dalam memasarkan 5. Sistem pengawasan produk organik
produk ke restoran Bornga dan Veggie
Kitchen. Walaupun belum bersertifikat, kedua Keutamaan Sertifikasi Organik di
restoran percaya akan keorganikan produk Indonesia
sayuran yang dibeli. Keduanya pun bersedia Pada dasarnya, para petani sudah mengerti
membeli sayuran dengan harga yang cukup esensi diberlakukannya program sertifikasi
mahal yaitu sekitar 40.000/kg. Kepercayaan pertanian organik. Mereka menyadari bahwa
tersebut bisa terjadi karena faktor kedekatan sertifikasi merupakan tuntutan masyarakat
personal dan adanya kepercayaan berbasis dunia. Meskipun demikian, para petani
agama pada pengelola Eco Camp. tersebut memiliki pandangan tersendiri terkait
keutamaan sistem sertifikasi organik di
Struktur Ekologi Indonesia.
Secara geografis, kondisi alam di Semai Menurut Pastur Ferry dari Eco Camp, alasan
Organik dan Eco Camp tidak jauh berbeda. hingga kini ia tidak melakukan sertifikasi
Baik Eco Camp maupun Semai Organik organik yaitu karena Ia merasa Eco Camp
berada di wilayah lerengan dan lembahan belum membutuhkannya. Ia menyatakan
yang lokasinya berdekatan dengan usaha tani bahwa orientasi utama Eco Camp bukanlah
konvensional. Lokasinya tersebut penjualan, melainkan edukasi. Pastur Ferry
memudahkan sebaran kontaminasi bahan pun menyatakan bahwa selembar sertifikat
kimia sintetik melalui udara dan air karena tidak bisa menjamin kejujuran petani. Sistem
lokasinya lebih rendah dari usaha tani pengawasan seperti survailen dinilai kurang
konvensional. Lokasi yang berada di daerah maksimal karena hanya dilakukan setahun
lembahan menguntungkan Semai Organik dan sekali. Menurutnya, kejujuran petani
Eco Camp terkait kemudahan akses terhadap tergantung moral dari petani itu sendiri.
air. Selain kontaminasi, kendala lain yang
dirasakan Semai Organik dan Eco Camp Lain halnya dengan Eco Camp, alasan Semai
adalah kesulitan memperoleh benih organik Organik tidak melakukan sertifikasi atau
yang bersertifikat atau memproduksi benih resertifikasi adalah kendala biaya. Semai
organik dari kebun sendiri. Organik tetap mencantumkan logo organik
Indonesia dan nomor sertifikat yang sudah
Polemik Sistem Sertifikasi Organik habis masa aktifnya pada kemasan. Meskipun

7
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

demikian, Semai Organik mengaku tetap Pendokumentasian menjadi syarat yang


mempertahankan keorganikan produknya dan sangat penting dalam mengajukan sertifikasi
menyatakan akan selalu siap apabila ada karena sertifikasi organik harus melihat
inspeksi dadakan. Pernyataan Semai Organik keseluruhan proses. Petani harus
pun dikonfirmasi peneliti setelah melakukan melampirkan dokumen yang disusun dalam
observasi di lapangan. Semai Organik masih dokumen sistem mutu (Doksistu) yang terdiri
berkomitmen dalam menjaga kualitas dan dari:
keorganikan produknya. 1. Aplikasi permohonan dan kuisioner
permohonan awal yang telah diisi
Biaya Sertifikasi Organik
pemohon
Seperti yang sudah pernah disinggung 2. Sistem manajemen produksi pangan
sebelumnya, biaya sertifikasi organik dinilai organik atau organic control point
cukup tinggi terutama bagi petani system
organik/petani. Tingginya biaya sertifikasi 3. Sejarah/riwayat lahan dan peta lahan
menjadi hambatan bagi petani organik dalam 4. Peta fasilitas dan jenis peralatan yang
meraih sertifikat organik sehingga bisa digunakan
berdampak pada pemasaran produknya. Hal 5. Jenis dan dosis input yang digunakan
ini sesuai dengan pernyataan Ibu Yusi dari seperti pupuk, pestisida, antibiotika
Semai Organik. Menurutnya tanpa bantuan dan
dana dari pemerintah, petani akan sangat 6. Bahan kemasan yang digunakan
kesulitan membayar semua biaya yang 7. Bagan alir proses produksi dan/atau
dibebankan, termasuk dirinya. proses pascapanen
Tingginya biaya sertifikasi organik 8. Program pergiliran/rotasi tanaman
sepenuhnya ditentukan oleh LSO, sehingga 9. Data dan jenis produksi yang telah
pemerintah tidak bisa ikut campur dalam dilakukan.
menentukan biaya. Untuk meringankan beban Berdasarkan pengalaman Ibu Yusi, petani
petani terkait biaya, pemerintah memiliki pada umumnya akan kesulitan untuk
program bantuan dana sertifikasi organik. menyusun dokumen-dokumen tersebut karena
Bukan hanya membantu secara dana, mereka belum terbiasa untuk mencatat.
pemerintah pun memiliki program Bahkan saat pertama kali menyusun, Ibu Yusi
pengawalan petani hingga layak disertifikasi yang notabene berlatarbelakang pendidikan
LSO. Induk program ini yaitu program ‘Go tinggi, memerlukan tenaga ekstra untuk
Organik’ tahun 2010 dan program ‘1000 Desa menyusun dokumen-dokumen tersebut.
Organik’ tahun 2014. Dari Tahun 2010 hingga
Menanggapi permasalahan tersebut, pihak
2018, pemerintah Jawa Barat berhasil
membantu proses sertifikasi 26 petani organik dinas lewat Ibu Chakrawati menjelaskan
bahwa sudah ada program dinas yang
untuk komoditas hortikultura. Masing-masing
membantu petani dalam pendokumentasian,
kelompok didanai 20-25 juta rupiah.
yaitu bimbingan teknis (bimtek). Bimtek
Sayangnya, program bantuan dana sertifikasi
merupakan pendampingan pemerintah kepada
ini terhenti di tahun 2018
petani organik mengenai teknis budidaya
Penyusunan Dokumen Sistem Mutu organik yang benar dan penyusunan doksistu
(Doksistu) sebagai syarat sertifikasi. Bimtek
Selain tingginya biaya sertifikasi, salah satu dilaksanakan oleh petugas dinas teknis dari
kendala petani yaitu pendokumentasian usaha Dinas Provinsi. Akan tetapi, pelaksanaan
tani. Hal ini dikonfirmasi oleh penyataan dari Bimtek dirasa masih terkendala biaya dan
Semai Organik, LSO Inofice, maupun pihak SDM.
dinas yang menyatakan hal serupa. Komitmen petani

8
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Pihak pemerintah lewat Ibu Chakrawati menghasilkan pemikiran baru atau sintesis.
mengatakan bahwa komitmen petani organik Pemikiran baru tersebut terlihat dari gaya
terkait sertifikasi masih rendah. Inkonsistensi bertani yang dilakukan petani. Gaya bertani
petani dalam bertani organik ini diakui sangat yang akan dibahas di sub bab ini tidak hanya
menyulitkan pihak pemerintah yang ingin yang berkaitan dengan budidaya, melainkan
membantu petani. Hal ini pun akan seluruh manuver petani dalam menghadapi
menyebabkan target tercapai. Kerja keras dan struktur yang ada. Gaya bertani di Semai
dana yang telah digulirkan pemerintah pun Organik dan Eco Camp memiliki perbedaan
akan sia-sia. Kejadian ini sudah cukup sering yang tercermin dalam berbagai aspek yang
terjadi, bahkan dikonsiderasikan sebagian akan dijelaskan pada tabel berikut.
kejadian “biasa”. penciptaan petani organik Gaya bertani Gaya bertani
yang tersertifikat tak kunjung No Kegiatan
Semai Organik Eco Camp
Sistem Pengawasan Produk Organik 1 Pemiliha • Benih
n benih • Benih komersial
Pihak Inofice menyatakan masih banyak komersial direndam
modus-modus penyalahgunaan sertifikat direndam semalaman
semalaman menggunaka
organik oleh petani terutama di toko besar, menggunakan n bio
seperti supermarket. Dalam menangani air mineral) compound
beberapa kasus penyalahgunaan sertifikat • Beberapa • Menggunaka
organik seperti di atas, Inofice mengaku tanaman n benih yang
kewalahan. Menurut Rizky, SDM LSO tidak menggunakan diklaim
benih hasil organik dari
akan mampu melakukan pengawasan secara
pembenihan Pastur
intensif di tiap toko. Maka, Ia sangat sendiri dari Agatho
mengandalkan laporan dari distributor, kebun organik (hanya
konsumen, dan masyarakat lainnya. sedikit)
Meskipun jarang, Inofice sudah pernah 2 Proses • Media semai • Media semai
beberapa kali mendapat laporan dari penyema dibuat dari menggunaka
ian pupuk bokashi, n pupuk
masyarakat terkait penyalahgunaan sertifikat. tanah, dan kompos yang
Selain LSO, pihak lain yang berwenang untuk sekam bakar diayak dan
(1:1:1) dicampur
melakukan sanksi seperti pencabutan baglog
sertifikat adalah Penyidik Pegawai Negeri 3 Pembibit • Seluruh bibit • Bibit yang
Sipil (PPNS) dari Kementerian Pertanian. an yang digunakan
Menurut Rizky, LSO sudah beberapa kali digunakan sebagian
mengirimkan surat terkait penyalahgunaan adalah bibit merupakan
sertifikat organik tetapi tidak pernah ada organik hasil bibit organik
produksi hasil
tanggapan. Pihak dinas melalui Ibu sendiri produksi
Chakrawati pun menyatakan tidak ada sendiri, dan
lembaga khusus dari pemerintah yang sebagian
mengawasi pemasaran produk organik. kecil
membeli dari
Hasil Dialektika Struktur dan Agensi pihak luar
4 Pengolah • Tanah diolah • Tanah diolah
Semai Organik dan Eco Camp an lahan secara manual dengan
Setiap petani memiliki agensi tersendiri dalam menggunakan teknik
cangkul double
menanggapi struktur yang ada. Agensi petani
• Tanah digging
tersebut dipengaruhi oleh latar belakang dicampur • Media tanam
pengetahuan dan pengalamannya selama dengan pupuk terbuat dari
bertani. Proses dialektika yang terjadi antar bokashi olahan
agensi petani dengan struktur yang mengikat • Apabila pH sampah
tanah asam, rumah

9
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Gaya bertani Gaya bertani Gaya bertani Gaya bertani


No Kegiatan No Kegiatan
Semai Organik Eco Camp Semai Organik Eco Camp
tanah dicampur tangga, sekaligus
dolomit dedaunan, sebagai
kotoran sapi, pestisida.
dan bio 5 Sistem • Sumber air yang • Sumber air
compound irigasi digunakan berasal dari
5 Pemupuk • Input produksi • Eco Camp berasal dari mata sungai yang
an harus terjamin masih air yang terletak cukup
keorganikkany kurang ±150 m dari tercemar
a memperhatik kebun (kualitas limbah warga
• Terdapat dua an air baik) • Eco Camp
jenis pupuk keorganikan menyaring air
yang asal input sungai dengan
digunakan produksi membuat
yaitu pupuk pupuk beberapa
bokashi dan • Eco Camp kolam dan
POC melakukan disaring
• Proses beberapa menggunakan
pembuatan percobaan ijuk dan eceng
pupuk ±30 sehingga gondok
hari. memiliki 6 Sistem • Sistem • Sistem
banyak jenis Pemasara pemasaran pemasaran di
pupuk n Semai Organik Eco Camp
• Penggunaan mensyaratkan tidak terlalu
cairan bio sertifikat organik mewajibkan
compound • Agar tetap bisa keberadaan
bertujuan memasarkan sertifikat
untuk produknya, organik
mempersing Semai Organik • Eco Camp
kat proses tetap tidak memiliki
fermentasi melampirkan kemasan
• Lama proses sertifikat yang khusus yang
pembuatan masa berlakunya mencantumka
pupuk ±5-7 sudah berakhir n kata-kata-
hari ditambah kata
6 Pengend • Pengendalian •Pengendalian sertifikat LSP I “organik”. Jadi
alian OPT OPT pengelola. ketiadaan
OPT menggunakan menggunakan • Semai Organik sertifikat
Trichoderma bahan-bahan tetap organik di Eco
sp. (dari akar organik yaitu mencantumkan Camp tidak
bambu), dengan nomor registrasi menyalahi SNI
membuat bio menanam dan logo organik 6729-2016
pestisida bunga-bunga, dalam kemasan • Pengelola Eco
dengan Trichoderma • Pengelola Semai Camp mulai
memanfaatkan sp. (dari Organik mempertimban
tumbuhan di baglog), menyadari gkan
kebun (kacang membuat bio tindakan yang sertifikasi
babi, bawang pestisida dilakukan kurang organik sejak
putih, daun dengan benar, tetapi ia meluasnya
surian, kipahit, menggunakan mengaku tidak jaringan
dsb.) minyak nimba memiliki pilihan konsumen Eco
yang karena Camp
diproduksi keterbatasan
sendiri yang ada.
•Pupuk jitu • Meskipun masa
juga berlaku sertifikat
digunakan organiknya

10
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

No Kegiatan
Gaya bertani Gaya bertani 2016 dan lebih berhati-hati dalam
Semai Organik Eco Camp menentukan bahan input produksi dibanding
sudah berakhir,
Eco Camp. Jadi walaupun input produksi
pengelola
menengaskan tersebut belum ada kejelasan dalam SNI,
bahwa pihak Eco Camp tanpa ragu akan
keorganikan menggunakan bahan tersebut selama
produknya tidak menurutnya tidak merusak alam.
berubah
Ucapan Terimakasih
Kesimpulan
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya saya
Adanya ketentuan yang tertuang dalam sampaikan kepada seluruh pihak yang
Permentan 64 tahun 2013 dan SNI 6729- membantu penulis hingga jurnal ini bisa
2002 mengenai kewajiban petani organik diselesaikan. Adapun berbagai pihak yang
untuk mensertifikasi produknya telah bersedia menjadi informan dalam jurnal
menimbulkan berbagai macam polemik. ini yaitu pihak Semai Organik, Eco Camp,
Menanggapi polemik tersebut, seharusnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
pihak pemerintah, LSO, petani dan pihak Provinsi Jawa Barat, dan pihak Inofice.
akademisi bersinergi untuk mendiskusikan
polemik tersebut dalam suatu forum yang Daftar Pustaka
nantinya akan menghasilkan revisi kebijakan
dan program riil seperti kebijakan biaya Badan Standardisasi Nasional, 2016. Sistem
sertifikasi dan perbaikan sistem pengawasan Pertanian Organik SNI 6729:2016.
produk organik. Creswell, J. W. 1998. Research Design
Qualitative and Quantitative
Keberadaan sertifikat organik pada usaha tani Approaches. London. Sage
organik belum tentu menentukan Publications.
keorganikan produk yang dihasilkannya. Daniel. Gudon Esje. 1998. Menggugat
Sebagai contoh di Semai Organik yang masa Revolusi Hijau Order Baru. Wacana
berlaku sertifikat organiknya sudah berakhir No.12/Juli-Agustus
sejak tahun 2013 dan Eco Camp yang sama Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian
sekali tidak pernah melakukan sertifikasi Pertanian. 2016. Dukungan
organik. Keduanya tetap menjaga Perlindungan Perkebunan
keorganikan produk yang dihasilkannya. Hal Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2016.
yang membuat Semai Organik tetap Petunjuk Teknis Pengembanga Desa
mempertahankan keorganikkan produknya Pertanian Organik Padi Tahun 2016.
yaitu harapan untuk resertifikasi dan budaya Fibl. 2018. Organic Agriculture Worldwide
pengelola. Di Eco Camp, prinsip pelestarian 2016: Current Statistics.
lingkungan dan nilai agama yang kuat Hebinck, PGM, and JD Van der Ploeg. 1997.
menjadikan Eco Camp tetap bertani secara Dynamics of Agricultural Production.
organik. An Analysis of Micro-Macro
Terdapat perbedaan gaya bertani dan cara Linkages". in: Haan, de H and N. Long
pandang petani yang pernah disertifikasi (eds.), Images and realities of rural
(Semai Organik) dan petani yang belum life. Wageningen perspectives on rural
pernah disertifikai (Eco Camp). Perbedaan transformations, Assen, Royal van
ini disebabkan oleh perbedaan struktur dan Gorcum, 1997, pp. 202-226.
agensi yang dimiliki petani Semai Organik Husnain.Et.Al.2005. Mungkinkah Pertanian
dan Eco Camp. Petani di Semai Organik Organik Di Indonesia? Peluang Dan
cenderung lebih menaati peraturan budidaya Tantangan. Inovasi
organik yang tercantum dalam SNI 6729- Vol.4/XVII/Agustus 2005
Inofice. 2017. Biaya Sertiffikasi.

11
Agricore Volume 4 Nomor 2, Des 2019
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

http://Inofice.Com/Index.Php/Biayas
ertifikasi (Diakses 23 November
2018 pk. 07.32)
Khoirulika.Rizka. 2014.Dialektika Petani
dalam Memilih Melakukan Pertanian
Organik.Skripsi. Universitas Gajah
Mada.
Mayrowani, Henny. 2012. Perkembangan
Pertanian Organik di Indonesia.
Bogor. Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor.
64/Permentan/OT.140/2013 Tentang
Sistem Pertanian Organik
Pusat Standardisasi Dan Akreditasi
Departemen Pertanian.2002.
Sertifikasi Bertahap Menuju
Pertanian Organik. Infomutu: Berita
Standardisasi Mutu Dan Keamanan
Pangan
Statistik Pertanian Organik Indonesia. 2013.
Bogor. Aliansi Organis Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai