Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN KEWIRAUSAHAAN PADA

ORGANISASI PEMUDA KEAGAMAAN DI DEPOK

DEVELOPING OF SOCIAL SKILLS AND ENTREPREUNERSHIP IN FAITH BASED


ORGANIZATION IN DEPOK

Sari Viciawati Machdum et.al, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, Getar
Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
Departemen Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia, 16424
E-mail: sari.viciawati@ui.ac.id

Diterima: 7 April 2016; Direvisi: 5 Oktober 2016; Disetuju: 14 Desember 2016

Abstrak
Penelitian ini mengkaji kelompok pemuda dalam organisasi Muhammadiyah sebagai Faith Based
Organization (FBO) menjadi agen perubah dalam pengembangan masyarakat lokal di Kelurahan Cinangka,
Depok, Jawa Barat. Penelitian ini membahas tentang proses intervensi kelompok pemuda dengan
mempergunakan strategi penelitian aksi (participatory action research). Tahapan penelitian aksi terdiri
dari tiga tahap, yaitu mengidentifikasi kebutuhan dan potensi (look), merancang program intervensi (think),
dan mengimplementasikan program intervensi (act). Berdasarkan identifikasi masalah dan kebutuhan
pada tahap look, penelitian ini menemukan potensi masyarakat dalam upaya menyelesaian permasalahan
lingkungan. Selain pemuda yang tergabung dalam FBO, ada juga kelompok ibu yang terlibat. Tahap look
memperlihatkan bahwa potensi pemuda dari FBO dapat maksimal apabila mendapatkan dukungan dari
elemen lain, terutama orang tua di dalam komunitas sasaran. Kemudian melalui proses perencanaan kegiatan
dalam tahap think bersama komunitas sasaran, terdapat beberapa kegiatan yang diimplementasikan dalam
penelitian ini, yaitu pengembangan keterampilan sosial dan kewirausahaan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa intervensi kelompok pemuda dalam pengembangan komunitas melalui pengembangan keterampilan
kewirausahaan, tidak dapat menanggalkan urgensi keterampilan sosial guna memperkuat peran pemuda
dari FBO di komunitas.
Kata Kunci: pengembangan masyarakat, intervensi kelompok pemuda, pengelolaan lingkungan, Faith
Based Organization, keterampilan mikro.

Abstract
This study examines the youth groups in the Muhammadiyah organization as an Faith Based Organization
(FBO) as agents of change in community development at Cinangka Village, Depok, West Java. By using a
Participatory Action Research, this study discusses the process of youth group intervention in three stages,
which covers needs and potencies assessment (look), action plan (think) and implementation (act). Based
on ‘look’ phase, this study found people’s potential at their community which are youth in FBO and groups
women. In this phase has identified that youth’s potencies in FBO could be maximized if supported by
parents. In the next stage through planning process, there were some activities that are implemented in this
study which are development of social skills and entrepreneurship. This study has found that youth group
intervention should also recognize social skills on strengthen the role of youth in FBO.

Keywords: community development, youth groups intervention, environmental management, Faith Based
Organization, micro skills.

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 75
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
PENDAHUHUAN FBO pun telah ada dalam yang beragam dari
Pemuda memiliki karakteristiknya dan keterkaitannya dengan kegiatan ekonomi mikro,
keunikannya tersendiri. Dalam konteksnya manajemen, kesehatan, dan lain-lain (Ebaugh,
di Indonesia, pemuda dapat dilihat sebagai Pipes, Chafetz, & Daniels, 2003; Ferguson,
potensi karena jumlahnya mencapai 62 juta. Wu, Spruijt-Metz, & Dyrness, 2007; Gusfahmi,
Hal ini berarti 26% dari total jumlah penduduk 2009; Kaiser, 2010; Mintarti, Kurniadi, &
di Indonesia adalah pemuda yang berusia antara Utomo, 2009; Siena, 2005).
15 tahun s.d. 29 tahun (BPS, dalam Harmadi,
Penelitian yang membahas mengenai peran
2013) Upaya-upaya yang dapat mengelola
pemuda dalam FBO juga telah ada sebagaimana
potensi pemuda penting untuk mempersiapkan
yang tuliskan oleh Ruiz, dkk (2006). Namun
mereka menghadapi berbagai perubahan sosial
Penelitian tersebut lebih terkait dengan pemuda
dalam proses pembangunan. Sebagaimana yang
dalam kegiatan pengambilan data semata. Oleh
dikemukakan oleh Fatusi & Hindin (2010),
karenanya pembahasan mengenai peran dalam
benturan nilai di masyarakat dapat menghambat
Faith Based Organization bersama masyarakat
persiapan pemuda menjadi anggota masyarakat
dalam pengembangan lingkungan di komunitas
yang produktif. Padahal potensi yang ada pada
adalah suatu hal yang menarik. Terutama pada
generasi muda sangat penting untuk mencapai
gambaran mengenai bagaimana peran pemuda
masa depan yang lebih baik. Oleh karenanya,
memiliki potensi sebagai salah satu kelompok
(Gallagher, Stanley, Shearer, & Mosca, 2005)
perubah untuk peduli dalam mengelola
mengungkapkan youth development penting
sampah di lingkungannya sebagai upaya dalam
bagi pemuda dalam menemukan potensi dirinya
mengatasi permasalahan komunitas seperti
sehingga keberadaannya di masa kini dan yang
yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah
akan datang memberikan manfaat bagi mereka
di RW 08, Kelurahan Cinangka, Depok, Jawa
dan juga lingkungan yang lebih luas.
Barat. Dinamika dalam proses pemberdayaan
Keterlibatan pemuda dalam pembangunan masyarakat menjadi unik karena keterlibatan
dapat dilihat dari berbagai kegiatan dan aktifitas orang lebih dewasa terutama tokoh masyarakat
mereka yang dapat memberikan manfaat bagi dan kelompok PKK (Catalano, Berglund, Ryan,
diri mereka sendiri maupun lingkungannya. Lonczak, & Hawkins, 2004).
Salah satu wadah yang dapat memfasilitasi
Penelitian ini mengkaji bagaimana
keterlibatan pemuda yaitu organisasi
pemuda yang aktif berorganisasi dalam Faith
kepemudaan.
Based Organization melakukan kegiatan
Dari berbagai bentuk organisasi pelayanan bersama masyarakat sekitar dalam mengelola
kemanusiaan atau dalam Ilmu Kesejahteraan lingkungannya. Partisipasi para pemuda
Sosial disebut dengan Human Service tersebut dibangun dalam sebuah proses
Organization (HSO), Faith Based Organization perubahan terencana yang dilaksanakan dalam
(FBO) memiliki peran penting dalam proses proses pemberdayaan yang menekankan peran
pembangunan (Canda & Furman, 1999; serta pemuda dan elemen lainnya yang ada di
Christens, Jones, & Speer, 2008; Conrad, 1999; komunitas. Upaya memunculkan partisipasi
Graddy & Ye, 2006; Hamilton, 2011; McLeigh, masyarakat terutama pemuda juga memiliki
2011; Payne, 2005; Wuthnow, Hackett, & Hsu, tantangan. Untuk meminimalisir hambatan
2004). Penelitian yang membahas mengenai yang kerap terjadi dalam proses pemberdayaan
masyarakat, proses perubahan terencana

76 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


yang dilakukan pun mempergunakan direct Pengukuran perubahan input menjadi output
provision of services: group work services bertujuan untuk memahami mengenai
dan educator yang lebih mengarah pada implementasi kegiatan yang dilakukan,
pelaksanaan peran sebagai enabler; dan system disebut sebagai process evaluation. Sedangkan
maintenance role: facilitator, team member, pengukuran outcome menjadi impact digunakan
dan supervisor (Hepworth, Rooney, Gottfried, untuk memahami impact evaluation.
& Larsen, 2006; Hepworth, 2006). Peran-
Evaluasi perubahan tersebut dapat
peran dipergunakan untuk intervensi sosial di
berada dalam dua skema tersebut: inputs-
komunitas yang bersifat bottom up (Ife, 1997)
output (process evaluation) dan outcome-
pun memperlihatkan kebermanfaatannya
impact (impact evaluation). Penelitian ini
dalam membantu proses kegiatan yang bersifat
menitikberatkan pada ruang lingkup skema
berkelanjutan.
inputs-output (process evaluation) dengan
METODE menggunakan beberapa metode diantaranya
adalah pre-post test, dan observasi yang
Metode penelitian yang dipergunakan
dilakukan selama kegiatan dilakukan.
dalam kegiatan ini adalah Participatory Action
Research karena salah satu karakteristik dari Adapun evaluasi disini hanya mengambil
penelitian ini adalah untuk pemberdayaan kasus dari dua komunitas saja, yaitu
dengan mempergunakan tiga tahapan umum: pemuda Muhammadiyah Cinangka Depok
look (wawancara mendalam, diskusi kelompok, dan ibu-ibu PKK di Cinangka Depok, dan
observasi, dan pre-test), think (wawancara tidak menggunakan control group sebagai
mendalam, diskusi kelompok, dan observasi) pembanding. Aktivitas input yang dievaluasi
dan act (wawancara mendalam, diskusi pada penelitian ini diantaranya adalah kegiatan
kelompok, observasi, dan pre-test) (Stringer, sosialisasi mengenai sampah dan pentingnya
2014). Baum, MacDougall, & Smith, (2006), pengelolaan sampah menjadi bank sampah,
menyatakan bahwa Participatory Action pelatihan komunikasi yang baik serta pelatihan
Research dapat mempergunakan pendekatan kewirausahaan, dan sosialisai up-scaling
kualitatif dan kuantitatif. Selain kualitatif, sampah menjadi produk yang berdaya guna dan
penelitian ini mempergunakan pre-test dan bernilai ekonomis.
post-test untuk memperkuat proses tahapan
look, think dan act. Jumlah partisipan dalam penelitian ini
berjumlah 33 orang. 21 orang merupakan
Melalui metode tersebut, tujuan yang pemuda yang bergabung dalam organisasi
diharapkan adalah adanya perubahan perilaku Pemuda Muhammadiyah Cinangka dan
dari komunitas yang lebih baik. Menurut 12 orang adalah para ibu dari PKK yang
(Salame, 2014) dalam theory of change: from memberikan dukungan penuh terhadap
input to impact, terdapat empat elemen penting terwujudnya kegiatan pengelohan sampah di
didalam perubahan tersebut, yaitu input, RW 08, Kelurahan Cinangka, Depok, Jawa
output, outcome dan impact. Outputs adalah Barat. Data diambil secara kualitatif dengan
segala sesuatu yang bisa dipengaruhi langsung mempergunakan wawancara mendalam, diskusi
oleh intervensi yang dilakukan, sedangkan kelompok, observasi dan studi dokumentasi.
outcomes adalah segala sesuatu yang tidak bisa
secara langsung dipengaruhi oleh intervensi.

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 77
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan dan Potensi Pemuda
Penelitian ini membahas tentang bagaimana Muhammadiyah Cinangka
peran kelompok pemuda dalam FBO dalam
Para pemuda yang tergabung dalam
pengembangan lingkungan di komunitas
organisasi Pemuda Muhammadiyah Cinangka
dan peran masyarakat (orang tua) dalam
melakukan identifikasi berbagai potensi dan
mendukung pemuda untuk peduli terhadap
permasalahan yang ada di wilayah mereka.
lingkungan. Ketika potensi pemuda dan FBO
Potensi dan permasalahan tersebut tidak hanya
melebur, tentu hasilnya diharapkan dapat
terkait dengan diri mereka dan organisasi
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
yang mereka geluti di komunitas saja, tetapi
kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana pemuda
juga potensi dan permasalahan yang ada di
yang tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah
lingkungan mereka.
Ranting Cinangka, Depok, Jawa Barat. Dengan
adanya permasalahan lingkungan, terutama Permasalahan Sampah Rumah Tangga
sampah yang belum terkelola dengan baik di yang Belum Terkelola
lingkungannya, pemuda yang tergabung dalam
Permasalahan sampah menjadi prioritas
salah satu bentuk FBO tersebut diharapkan
utama dalam kegiatan pemberdayaan
dapat memberikan kontribusinya. Untuk itu, ada
masyarakat karena beberapa alasan. Pertama,
beberapa tema besar yang akan diangkat dalam
komunitas Cinangka telah mendapatkan bantuan
proses pemberdayaan yang dikemas dalam
pemerintah berupa sarana dan prasarana untuk
action research ini. Tema yang dimaksudkan
pengelolaan sampah rumah tangga dengan
adalah pemberdayaan pemuda dalam FBO dan
alokasi biaya cukup besar. Namun, modal
pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan
tersebut belum dapat dioptimalkan dengan baik
sampah di komunitas.
karena tidak diiringi dengan pengembangan
Terkait dengan pemberdayaan pemuda, kesadaran, pengetahuan bagi komunitas untuk
Lerner et al. (2005) mengulas tentang model melakukan pengelolaan sampah rumah tangga.
yang mengedepankan 5 faktor dalam konsep Kedua, adanya potensi sampah yang dikelola
positive youth develompment (pengembangan dengan baik akan memberikan keuntungan
pemuda yang positif). Faktor tersebut yang besar baik secara sosial maupun ekonomi.
terdiri dari kompetensi, kepercayaan diri,
Permasalahan sampah rumah tangga di
koneksi, karakter dan kepedulian. Namun
komunitas ini terus meluas bersamaan dengan
pembahasannya masih bersifat teoritis.
karakteristik wilayah Cinangka sebagai
Sedangkan artikel ini membahas aplikasi
daerah sub-urban sehingga pembangunan
pengembangan kelima faktor tersebut pada
perumahan sangat berkembang. Pembangunan
pemuda, sehingga keberadaan pemuda dapat
tersebut memberikan dampak pada semakin
dirasakan kebermanfaatannya pada masyarakat
meningkatnya jumlah penduduk pendatang,
yang lebih luas. Setidaknya di lingkungan di
terbatasnya ketersediaan lahan untuk mengelola
mana mereka tinggal. Dalam kaitannya dengan
sampah di level rumah tangga, dan juga semakin
kajian ini, Pemuda Muhammadiyah Ranting
meningkatnya jumlah sampah rumah tangga
Cinangka difasilitasi untuk dapat berkontribusi
yang dihasilkan setiap harinya. Salah seorang
secara positif di lingkungannya.
Informan (Tp) mengatakan bahwa warga di
Hasil Identifikasi Potensi Dan Masalah wilayahnya memang belum terbiasa untuk
Komunitas (Tahap Look): Permasalahan mempergunakan sistem pengelolaan sampah.

78 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


Sampah-sampah rumah tangga dibuang di “sekilas tentang sampah ngadain di SD
sebuah lahan yang memang masih banyak namanya ban sampah. Ada 12 ada plastik,
tersedia di lokasi kegiatan (Januari, 2014). dijual ada penadahnya. Di lingkungan kita
Padahal, informan tersebut menambahkan buat bank sampah, RT 1 dulu, lalu diperluas..
bahwa komunitas di lingkungannya sudah Kita buat plastik ke rumah-rumah... “ (K,
mendapatkan fasilitas untuk pengelolaan Januari, 2014).
sampah. Namun fasilitas tersebut belum
Hal tersebut menunjukkan bahwa para
dipergunakan semestinya.
pemuda yang tergabung dalam diskusi kelompok
Bahkan pemuda lain yang menjadi memiliki kesadaran akan adanya permasalahan
informan dalam diskusi kelompok juga ada lingkungan di komunitas mereka. Mereka pun
yang mengatakan bahwa tempat pengelolaan metamiliki gagasan mengenai apa yang harus
sampah (gambar 1) di Kelurahan mereka mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan
akan dipergunakan sebagai sarana olah tersebut.
raga. Sehingga pada akhirnya permasalahan
kebersihan lingkungan menjadi pembahasan Potensi Kelompok Pemuda dan Komunitas
utama dalam diskusi kelompok dengan Pemuda Cinangka dalam Proses Transisi
Muhammadiyah Ranting Cinangka. Berdasarkan keterangan informan, ada
berbagai potensi di komunitas Cinangka.
Apa yang dikemukakan oleh informan Salah satunya adalah Pemuda Muhammadiyah
juga terlihat dari hasil observasi. Di lokasi Ranting Cinangka. Salah seorang informan, Tp
penelitian masih ditemukan kebiasaan dari (Januari 2014) mengatakan Pemuda lebih solid
komunitas, yaitu kebiasaan untuk membuang dari pada NA (Nasyiyatul ‘Aisyiah). Hal ini juga
atau menimbun sampah di pekarangan rumah, didukung oleh informan lain bahwa Pemuda
serta kebiasaan membakar sampah di tengah memiliki berbagai kegiatan yang membuat
pemukiman. Menanggapi permasalahan mereka solid. Selain pengajian, mereka juga
tersebut, 21 pemuda yang mengadakan diskusi masih bermain sepak bola untuk mengisi waktu
kelompok mengungkapkan permasalahan luang. (Cs (Januari 2014); Ks (Januari 2014)).
dan kebutuhan yang menjadi prioritas untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah Pemuda Muhammadiyah Ranting Cinangka
satu dari mereka mengatakan: adalah organisasi kepemudaan yang terletak
di wilayah Kelurahan Cinangka, Sawangan,
“Kita coba bareng-bareng. Kita me- Depok, Jawa Barat. Organisasi kepemudaan ini
manage dari kita sebarkan ke lainnya... Kalau dikategorikan sebagai Faith Based Organization
ada nilai ekonomisnya, alhamdulillah... karena bekerja di bawah dukungan organisasi
Kalau kita buat mainannya juga bisa kan? keagamaan yakni Muhammadyah. Faith Based
Saya belum tahu jenis limbahnya.. Apa kita Organization (FBO) merupakan salah satu
kasih tempatnya.. Apa kita terima bersih?” bentuk organisasi pelayanan. Gibelman (2003)
(S, Januari, 2014). mengatakan FBO memiliki kekhasannya
Apa yang dikemukakan oleh informan sendiri dibandingkan dengan bentuk organisasi
tersebut disepakati oleh peserta diskusi pelayanan yang lain karena bekerja di bawah
kelompok lainnya. Di antara mereka naungan atau dukungan keuangan dari organisasi
mengatakan: keagamaan atau yang berorientasi untuk
melayani kelompok agama tertentu. Meskipun

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 79
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
penjelasan tersebut memasukkan FBO pada Terlepas dari permasalahan yang muncul
lingkup yang lebih sempit yaitu pada persoalan karena sampah rumah tangga yang belum
relasi religius. Wuthnow (2004), mengutip terkelola dengan baik, RW 08 di Kelurahan
pernyataan Bush yang mengatakan bahwa Cinangka memiliki berbagai potensi. Potensi
kelompok atau kegiatan yang bersifat sukarela yang dapat dilihat antara lain adanya lahan-
berbasiskan religi dapat mengisi kekosongan lahan kosong yang luas dan tidak terpakai.
pada sistem kesejahteraan. Terutama pada saat
krisis dimana masyarakat tidak bisa memenuhi Pemuda sebagai salah satu potensi juga
peraturan birokrasi dan lebih membutuhkan dapat berperan lebih banyak di masyarakat
pertolongan lingkungan di sekitarnya. dan menjadi motor penggerak dalam
Pernyataan Bush tersebut menyiratkan bahwa merubah kondisi masyarakat.
kontribusi yang dapat diberikan oleh kelompok Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan
keagamaan sebagaimana yang dilakukan oleh dan kebutuhan pada tahap look, penelitian aksi
FBO perlu dimaksimalkan untuk perbaikan yang dilakukan sejak bulan Januari 2014 sampai
kualitas hidup komunitas di sekitar. dengan bulan November 2014 ini pun bertujuan
untuk mengembangkan kegiatan pemuda yang
FBO memiliki kontribusi besar dalam aktif bergerak di Pemuda Muhammadiyah
sistem kesejahteraan karena beberapa alasan. Ranting Cinangka dan memfasilitasi mereka
Pertama, religi yang menjadi nilai dasar untuk mengubah kondisi lingkungannya dengan
organisasi dapat dipergunakan dalam proses mengelola sampah rumah tangga, sehingga
perubahan terencana. Manfaatnya tidak kegiatan tersebut tidak hanya memberikan
hanya berguna bagi penerima layanan saja, dampak yang menguntungkan secara sosial,
tetapi juga bagi pemberi layanan (Adi, 2013; tetapi juga secara ekonomi.
Canda & Furman, 1999; Wuthnow, 2004).
Itulah mengapa komitmen personil organisasi Kemudian hasil wawancara mendalam dan
pada FBO menjadi keunikan FBO yang patut diskusi kelompok yang dilakukan bersama
diperhitungkan (Graddy & Ye, 2006). Pemuda juga menunjukkan bahwa Pemuda
Muhammadiyah Ranting Cinangka memiliki
Kegiatan yang dilakukan oleh para Pemuda kesadaran atas berbagai potensi yang ada
yang tergabung di dalam organisasi Pemuda di wilayah tempat tinggalnya. Potensi yang
Muhammadyah Ranting Cinangka salah satunya mereka sampaikan antara lain ketersediaan
adalah kegiatan pengajian yang dilakukan setiap lahan kosong yang luas, waktu luang yang
pekan. Pengajian ini membahas materi yang dimiliki oleh pemuda, kegiatan PAUD yang
beragam dan tidak hanya terbatas pada kajian dapat merangkul potensi masyarakat seperti
hubungan antara manusia dengan Allah SWT., ibu-ibu, anak-anak dan pemuda di lingkungan
tetapi juga mengkaji hubungan antara manusia sekitar, dan lain-lain.
dengan manusia dan juga lingkungannya.
Isu mengenai kondisi lingkungan di wilayah Selain adanya potensi di komunitas
Cinangka, yakni adanya sampah rumah Cinangka, pemuda Muhammadiyah Cinangka
tangga yang belum terkelola dengan baik, juga juga memahami adanya permasalahan
telah lama menjadi perhatian para Pemuda yang ada di komunitas. Permasalahan yang
Muhammadiyah Cinangka, sekitar dua tahun dimaksudkan adalah bantuan pemerintah untuk
sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan. melakukan composting sampah tidak terpakai
dan terbengkalai, peralatan lainnya untuk

80 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


pengelolaan sampah seperti tempat sampah yang Muhammadiyah Cinangka menyadari bahwa
membedakan sampah organik dan non organik permasalahan yang ada di wilayah komunitas
atau gerobak pengangkut sampah rumah tangga mereka perlu diperbaiki melalui kegiatan yang
juga tidak terpakai, sampah di lingkungan nyata. Namun keberadaan mereka sebagai
yang dihasilkan oleh rumah tangga juga tidak bagian dari komunitas juga memerlukan
terkelola dengan baik, profesi petani di sekitar dukungan yang riil dari elemen masyarakat
lingkungan yang belum dikembangkan secara yang lain seperti para orang tua. Tanpa ada
optimal, kesulitan warga yang membutuhkan keterlibatan orang tua, keberadaan pemuda
dana pinjaman usaha, belum terdapat taman juga menjadi kurang bermakna. Salah seorang
bacaan bagi warga, dan organisasi kepemudaan pemuda pada saat diskusi kelompok juga
yang belum optimal. mengungkapkan bahwa kegiatan pemuda perlu
mendapatkan izin dari orang tua (Tp, Januari
Dari berbagai permasalahan yang 2014) Hal ini sebagaimana yang dikemukakan
diidentifikasi oleh pemuda, permasalahan oleh (Catalano, 2004), peran orang tua sangat
sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah penting dalam mengoptimalkan potensi
tangga di Komunitas menjadi permasalahan pemuda. Dukungan orang tua, terutama para ibu
yang diprioritaskan untuk ditangani terlebih yang memegang peran kunci di rumah tangga
dahulu. Sedangkan permasalahan lainnya dilihat sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, proses
komunitas sasaran belum mendesak seperti halnya perubahan terencana yang bersifat sistemik
sampah. Permasalahan yang terkait dengam dapat dilakukan.
taman bacaan dipandang telah dapat dipenuhi
oleh kegiatan PAUD. Sedangkan permasalahan Proses pelibatan orang tua di dalam
pertanian dan koperasi simpan pinjam juga penelitian ini dilakukan dengan melakukan
dipandang dapat dilaksanakan apabila masalah pertemuan dengan para tokoh masyarakat.
sampah dapat terkelola dengan baik. Berdasarkan diskusi kelompok dengan tokoh
masyarakat, kegiatan pemuda dalam penelitian
Selain pemuda yang solid dan berkomitmen aksi ini perlu melibatkan kaum ibu yang juga
untuk melakukan kegiatan yang positif memiliki potensi dalam proses pemberdayaan
dilingkungannya, para ibu-ibu yang tergabung masyarakat. Salah seorang informan yang
di dalam PKK juga memiliki komitmen ikut dalam diskusi kelompok dengan tokoh
tinggi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan masyarakat juga mengungkapkan bahwa
kemasyarakatan. Kegiatan para ibu tersebut keberadaan kelompok ibu sebagai bagian
dapat dilihat dari kegiatan mereka dalam dari komunitas yang telah memperlihatkan
mengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kontribusi positifnya di komunitas juga perlu
yang telah menjangkau anak-anak disekitarnya, dihargai (R, Juni, 2014). Machdum et.al (2015)
kegiatan POSYANDU, dan kegiatan pun telah mendeskripsikan partisipasi ibu dalam
POSBINDU. pengelolaan sampah di komunitas juga sangat
diperlukan mengingat peran penting mereka di
Perencanaan Program (Tahap Think):
rumah tangga. Dalam alur proses pengolahan
Pemetaan Program Pemberdayaan Pemuda
yang Terintegrasi dengan Skema Kegiatan sampah rumah tangga, kelompok ibu-lah yang
Kelompok Ibu) pertama kali berperan memisahkan sampah
organik dan non organik dari dalam rumah
Dari hasil pemetaan masalah dan potensi
tangganya masing-masing.
yang ada di komunitas, kelompok pemuda

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 81
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
Perencanaan program yang dikembangkan Keterampilan sosial sebagai salah satu
mensinergikan potensi dari kelompok pemuda perekat dua potensi komunitas sangat
dan kelompok ibu yang ada di komunitas dibutuhkan karena terdiri dari berbagai
untuk mencapai satu tujuan kegiatan, yaitu materi dasar yang dinilai bisa meminimalisir
terkelolanya sampah rumah tangga di komunitas. berbagai permasalahan yang terjadi pada saat
Dengan mempertimbangkan perbedaan usia berinteraksi satu sama lain. Beberapa materi
dan karakteristik kedua kelompok tersebut yang dibutuhkan antara lain sikap asertif dan
juga perlu dibangunnya persepsi positif komunikasi. Kirst-Ashman & Hull (2006)
untuk meningkatkan relasi. Oleh karena itu, menjelaskan bahwa dua keterampilan dasar
dibutuhkan kegiatan pemasaran sosial yang tersebut sangat penting dalam proses menjalin
dapat merekatkan potensi ibu dan pemuda relasi antar individu yang dapat terjadi dalam
(Machdum et.al, 2014) level apapun, baik di level mikro, mezo maupun
makro.
Pengembangan Program Pemasaran Sosial
dan Kewirausahaan dalam Meningkatkan Keterampilan sosial juga penting menjadi
Peran Kelompok Pemuda (Tahap Act) perekat setiap individu yang ada di dalam
Berdasarkan proses wawancara, diskusi kelompok pemuda Muhammadiyah Cinangka,
kelompok dan observasi yang dilakukan terutama dalam proses pengembangan kerja tim
dalam tahap look, ada kegiatan utama yang (work team). Bentuk proses komunikasi yang
menjadi kebutuhan dalam proses intervensi ingin dikembangkan tentu saja berupa work
kelompok pemuda. Kegiatan tersebut adalah team dan bukan work group (Robbins, 2011;
pengembangan keterampilan sosial dan Machdum et.al, 2015a). Namun untuk mencapai
kewirausahaan. Hasil akhir dari penelitian kerjasama antar individu dalam bentuk work
aksi ini memperlihatkan output yang positif, team tentu diperlukan pemimpin kelompok
yaitu perubahan pengetahuan dan perilaku yang pandai dalam menggunakan keterampilan
pada pemuda. Tidak hanya itu, kaum ibu berkomunikasi. Seperti yang dikatakan Robbins
yang dilibatkan dalam penelitian aksi ini juga (2010), riset telah menunjukan bahwa terdapat
memperlihatkan perubahan perilaku. Mereka beberapa karakteristik pada tim yang efektif.
tidak hanya memilah sampah rumah tangga Delapan karakteristik dari tim yang efektif
saja, tetapi juga melakukan up cycling terhadap adalah tujuan yang jelas, keterampilan yang
sampah rumah tangga. relevan, adanya komitmen, komunikasi yang
baik, keterampilan bernegosiasi,kepemimpinan
Pengembangan Keterampilan sosial yang baik, dan dukungan eksternal serta internal.
Sebelum mengarah pada kegiatan utama, Selain keterampilan sosial yang terkait
pengolahan sampah, upaya mensinergikan dengan micro skill, pemuda juga membutuhkan
potensi kelompok pemuda dan kelompok ibu materi yang terkait dengan materi dasar
di komunitas membutuhkan perekat yang bisa untuk memahami kewirausahaan. Materi
menjadikan dua potensi besar tersebut mampu kewirausahaan juga penting karena tujuan
memaksimalkan perannya guna mencapai jangka panjang dari penelitian aksi ini juga
tujuan yang bersifat jangka panjang. Materi terkait dengan kebermanfaatan pengelolaan
yang dimaksudkan adalah keterampilan sosial sampah untuk kegiatan ekonomi. Sedangkan
dan kewirausahaan (Machdum et.al, 2014, menjadi proses menjadi seorang wirausaha juga
2015a, 2015b). tidak sederhana (Machdum et.al, 2015b)

82 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


Keterampilan sosial yang dikembangkan komunitas sasaran sendiri dan juga narasumber
dalam skema pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan sistem komunitas.
yang berkelanjutan ini juga diperlukan untuk Narasumber yang direkomendasikan dari
memperkuat sinergitas berbagai elemen di komunitas sasaran sangat membantu dalam
dalam komunitas dalam berjejaring. proses engagement karena proses peningkatan
rasa percaya (trust) dari komunitas sasaran
Jejaring dari lingkungan tidak hanya
menjadi terjalin. Sedangkan narasumber
membuat pemberdayaan menjadi lebih
dari sistem komunitas sangat membantu
kuat karena ada penopang keberlangsungan
dalam mengembangkan jejaring yang sangat
program seperti fasilitas yang bersifat tangible
dibutuhkan dalam memperkuat proses
berupa peralatan pengolahan sampah yang bisa
pengembangan masyarakat. Melalui kedua
didapatkan dari pemerintah. Aspek intangible
fasilitator tersebut, komunitas mendapatkan
juga sangat diperlukan dalam proses penguatan
berbagai kebermanfaatan antara lain
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
terbangunnya struktur organisasi bank sampah,
Para pelatih yang datang dari wilayah yang mengetahui apa saja yang bisa dikembangkan
dekat dengan komunitas sasaran memiliki dari sampah yang beragam, mengetahui apa
pengalaman yang dapat dijadikan sebagai saja yang diperlukan untuk mengelola bank
sumber pembelajaran bagi komunitas sasaran. sampah dan jejaring yang bisa diakses di
Proses berbagai pengalaman, para pelatih wilayahnya untuk mengembangkan bank
tersebut dapat dijadikan role model sehingga sampah (Machdum et.al, 2015b).
visi mengenai peningkatan nilai sampah secaran
Jejaring yang diperoleh dari potensi yang
ekonomis dapat lebih terlihat oleh komunitas
ada di lingkungan komunitas juga memperkuat
sasaran.
proses pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana
yang telah terjadi dalam proses penelitian aksi
Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan
ini, komunitas sasaran dapat memperoleh
Keterampilan kewirausahaan dikembangkan narasumber lain dari komunitas terdekat yang
untuk memampukan kelompok sasaran dalam telah sukses dalam mengembangkan bank
meningkatkan kembali daya guna sampah sampah dan daur ulang sampah (Machdum
yang dihasilkannya. Peningkatan nilai sampah et.al, 2015b).
pun dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah dengan mendirikan bank Perubahan Pengetahuan dan Perilaku
sampah. Oleh karenanya, materi mengenai Komunitas Sasaran
manajemen dan pengembangan bank sampah Proses pengembangan masyarakat yang
menjadi suatu hal yang penting dalam proses berangkat dari proses identifikasi masalah sampai
pemberdayaan pemuda dalam pengelolaan dengan implementasi kegiatan bertujuan untuk
sampah di komunitasnya. memberikan perubahan. Kegiatan yang dilakukan
Pengembangan bank sampah sebagai salah di RW 08, Kelurahan Cinangka, Depok, Jawa
satu materi pokok dalam pengelolaan sampah Barat ini memiliki beberapa sasaran, antara lain
dilingkungan dapat merujuk pada potensi terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku
yang ada di lingkungan komunitas sasaran. dari komunitas sasaran. Perubahan pengetahuan
Narasumber yang menjadi fasilitator akan dan perilaku komunitas ini dievaluasi melalui
jauh lebih efektif bila direkomendasikan dari beberapa metode.

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 83
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
Salah satu hal mendasar yang ingin diperoleh Hasil observasi juga memperlihatkan
dari komunitas adalah keterampilan komunikasi adanya perubahan perilaku dari komunitas
yang baik. Melalui keterampilan komunikasi sasaran. Tidak hanya pemuda, kelompok ibu
yang baik, proses pengembangan masyarakat juga terlihat mau berkerja sama untuk memilah
diharapkan dapat berkelanjutan. Dari 13 sampah rumah tangga.
orang partisipan yang mengikuti pelatihan
Kemudian melalui kegiatan penelitian yang
keterampilan sosial, 6 orang diantaranya
dilakukan dari sejak bulan Januari 2014 sampai
mengatakan bahwa mereka tidak memiliki
dengan bulan November 2014, keterampilan
keterampilan berkomunikasi dengan individu,
sosial yang ditujukan sebagai alat perekat
kelompok, maupun komunitas yang lebih luas.
antar individu dan kelompok diupayakan
Setelah mengikuti pelatihan, 12 partisipan dari
untuk bisa memiliki dampak yang aplikatif
13 orang partisipan mengatakan bahwa mereka
pada pemuda dalam mengorganisir dirinya.
mengetahui hal-hal mendasar yang perlu
Berdasarkan hasil observasi, para pemuda
dilakukan dalam melakukan komunikasi.
kerap tidak dapat berkomunikasi dengan baik
Pelatihan yang ditujukan kepada para dengan orang yang lebih tua. Keterampilan
pemuda sebagai komunitas sasaran yang utama berkomunikasi dan keterampilan sosial lainnya
menunjukkan adanya perubahan. Namun pun menjadi kebutuhan dasar bagi kelompok
perubahan yang diharapkan melalui kegiatan pemuda sebagai untuk memperteguh 5 faktor
pemasaran sosial tidak hanya terhenti pada dalam konsep positive youth develompment
pengetahuan, tetapi juga perilakunya. Hal ini (pengembangan pemuda yang positif), yang
dapat dilihat pada hasil pre test dan post test terdiri dari kompetensi, kepercayaan diri,
berikut ini: koneksi, karakter dan kepedulian (Lerner,
2005).

Hasil nyata dari penelitian aksi ini adalah


memaksimalkan potensi kelompok pemuda
sebagai pelaku penggerak perubahan di
masyarakat melalui bank sampah. Berbeda
dengan keadaan sebelum intervensi
diaksanakan, para pemuda cenderung tidak
mendapatkan peran aktif dalam masyarakat.
Kini para pemuda tersebut memiliki peran
yang penting dalam upaya pemecahan masalah
pengolahan sampah yang sempat membuat
warga RW 08 menjadi resah. Peran kelompok
pemuda ini memperlihatkan kemampuannya
dengan adanya dukungan dari kelompok ibu-
ibu sebagai pendukung komunitas sasaran
melalui upaya daur ulang sampah yang dikelola
oleh kelompok pemuda. Dimana produk daur
ulang tersebut dapat menjadi hasil produk
Grafik 1. Kebiasaan Mengelola Sampah kreatif yang bernilai ekonomis (Machdum et.al,
Sumber: Dokumen Penelitian CEGS (2014)
2014).

84 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


Dalam monitoring pertama yang dilakukan, dan kesadaran terhadap pentingnya pengolahan
para pemuda antusias untuk mencoba dan sampah yang berkelanjutan (Machdum et.al,
melakukan simulasi pengelolaan bank sampah. 2014).
Simulasinya terdiri dari beberapa tahapan,
Keterampilan dasar kewirausahaan juga
antara lain melakukan penyetoran sampah
memberikan perubahan pada komunitas sasaran
sampai dengan pencatatannya. Selain itu, setiap
pemuda. Dalam prosesnya, dampak kasat
partisipan (pemuda) juga mencoba bagaimana
mata secara ekonomi belum terlihat secara
cara menggunakan dari masing-masing jenis
materiil, karena proses kegiatan pengembangan
timbangan yang ada. Pada saat dilaksanakannya
masyarakat ini baru dimulai. Terlepas hasil
monitoring implementasi Bank Sampah RW 08
pre test dan post test yang dilakukan dalam
yang ke dua, para pemuda terlihat bersemangat
pemberian pelatihan, pemberian wawasan
dalam melaporkan kegiatan bank sampah
mengenai kewirausahaan untuk pemuda
yang telah berjalan. Ada peningkatan rasa
merupakan suatu hal yang penting karena
kepercayaan diri. Pada awalnya tidak muncul
kegiatan kewirausahaan yang ingin diusahakan
namun kemudian mereka terlihat lebih antusias
dalam jangka panjang bukan suatu hal
dalam mengelola bank sampah. Pada pelatihan
yang sederhana. Sebagai pondasi, pelatihan
pertama mengenai pengelolaan sampah
kewirausaaan menjadi suatu kebutuhan
dan pengenalan bank sampah, para pemuda
untuk dilakukan tergantung pada kebutuhan
bersikap pesimis dalam menanggapi partisipasi
komunitas sasaran.
masyarakat RW 08 terhadap kehadiran bank
sampah. Pada saat pelatihan tersebut, para Namun di luar dampak yang diharapkan
pemuda juga masih merasa khawatir apabila terjadi pada pemuda sebagai sasaran, rangkaian
mereka gagal dalam mengelola bank sampah kegiatan yang telah dilaksanakan juga telah
dan bank sampah tidak seperti yang diharapkan. membawa dampak yang positif terhadap
Namun pada saat penelitian aksi ini berakhir, perubahan kebiasaan masyarakat dalam
partisipan sebagai para pengurus bank sampah mengelola sampah yang dapat membawa
menjadi lebih percaya diri. Kepercayaan diri perubahan pada kualitas lingkungan hidup.
mereka juga terlihat pada saat mengenalkan Keberadaan kelompok pemuda yang kini
Bank Sampah ke masyarakat sekitar. Skema menjadi aktif sebagai agen perubahan juga
penyimpanan saldo tabungan sampah telah membawa dampak bagi pengembangan
disosialisasikan. kemampuan sosial pemuda dalam berorganisasi,
berelasi, dan sebagai warga lingkungan yang
Rasa kepemilikan terhadap program ini
aktif. Peningkatan ketrampilan para ibu
juga terlihat dari kemauan partisipan sebagai
dalam membuat produk daur ulang sampah
pengurus bank sampah untuk mencari nama dan
dalam jangka panjang diharapkan dapat juga
membuat logo bagi bank sampah. Dimana log
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui
tersebut disampaikan oleh peneliti ditujukan
peningkatan pendapatan dari hasil penjualan
untuk membuat kaos sebagai seragam saat
barang-barang yang diproduksi oleh para ibu-
bertugas. Pada akhirnya mereka memutuskan
ibu PKK (Machdum et.al, 2014).
nama Komunitas Peduli Nilai Sampah
(KPNS) sebagai nama bank sampahnya.
KESIMPULAN
Rasa kepemilikan ini merupakan salah satu
pendukung bagi terciptanya perubahan perilaku Permasalahan lingkungan di lokasi
penelitian terlihat sederhana, namun akan

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 85
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
berdampak negatif jika tidak ditangani sedini masyarakat pun bisa terjamin keberlanjutannya
mungkin. Oleh karenanya perlu dilakukan karena elemen-elemen dasar di komunitas dapat
perubahan berencana dengan melakukan berperan sebagai pondasi program yang kuat.
identifikasi potensi dan permasalahan untuk
perencanaan kegiatan pengelolaan lingkungan SARAN
yang mengena kebutuhan dan permasalahan Keterampilan Sosial sangat penting dalam
masyarakat yang sebenarnya. Penelitian aksi intervensi kelompok pemuda sebagai perekat
dalam proses intervensi sosial dapat menjadi hubungan antar individu dan kelompok.
alternatif dalam pengembangan keterampilan Apalagi pemuda dengan kekhasannya
dan pengetahuan para praktiksi kesejahteraan tersendiri membutuhkan pendampingan yang
sosial dan pekerja sosial dalam mengembangkan bisa memberikan mereka keleluasan untuk
sebuah program pelayanan. bisa mengoptimalkan berbagai potensi yang
dimilikinya. Untuk itu, dukungan berbagai
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam
pihak, terutama orang tua sangat dibutuhkan.
proses pemberdayaan masyarakat. Melalui
Sinergi antara kelompok pemuda dan elemen
kegiatan pengajian yang telah menjadi kegiatan
lainnya di masyarakat perlu di dukung berbagai
rutin dari kelompok Pemuda Muhammadiyah
“keterampilan mikro” yang kerap luput dalam
Ranting Cinangka dapat dijadikan sebagai titik
proses intervensi kelompok pemuda. Untuk
masuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
penelitian yang akan datang, pengembangan
Namun, kegiatan organisasi pemuda tersebut
intervensi sosial yang mengembangan
diperlukan intervensi yang dapat dikembangkan
keterampilan sosial bagi penerima layanan
menjadi kegiatan yang kebermanfaatannya
sangat dibutuhkan untuk pengayaan ilmu
lebih luas pada komunitas sasaran.
kesejahteraan sosial.
Sinergi Pemuda, Para Ibu dan Jejaring
Keterampilan dasar kewirausahaan
Komunitas sebagai tahap act memperlihatkan
merupakan pondasi dasar menuju perubahan
bahwa pengembangan potensi kelompok
yang lebih besar karena kewirausahaan
pemuda dalam kegiatan pengembangan
pada dasarnya merupakan pekerjaan besar.
masyarakat nyatanya membutuhkan dukungan
Pelaksanaannya perlu disertai dengan
elemen lain di komunitas sasaran karena
komitmen untuk melibatkan berbagai macam
meskipun kelompok pemuda yang tergabung
pihak dan tidak hanya elemen komunitas
dalam organisasi ini memiliki karakteristik
sasaran saja. Lebih jauh dari itu, pengembangan
FBO serta potensi besar, keberadaan mereka
masyarakat yang dilaksanakan juga perlu
dalam proses pemberdayaan masyarakat tetap
melibatkan elemen sistem sosial yang lebih
membutuhkan penguatan peran kelompok lain
luas seperti sektor privat, lembaga pemerintah
seperti kelompok ibu dan juga tokoh-tokoh
dan lembaga non pemerintah. Oleh karenanya,
masyarakat lain di komunitas.
pekerjaan besar tersebut perlu diiringi dengan
Penguatan potensi yang ada dalam rangka langkah sederhana dengan menyampaikan hal-
merengkuh potensi yang lebih luas sangat hal dasar yang selama ini luput dari pelatihan
penting untuk pengembangan kegiatan sosial kewirausahaan yang instan, bahwa konsep
yang berkelanjutan karena mempertimbangkan dasar dari kewirausahaan pada hakikatnya
kapasitas elemen masyarakat sebagai agen merupakan jalan panjang yang berliku, butuh
perubah utama Artinya, program pemberdayaan konsistensi dan kerja keras.

86 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


UCAPAN TERIMA KASIH Catalano, R. F., Berglund, M. L., Ryan, J.
Artikel ini ditulis berdasarkan A., Lonczak, H. S., & Hawkins, J. D.
kegiatan Pengabdian Masyarakat berjudul (2004). Positive youth development in
“Pengembangan Keterampilan Sosial dan the United States: Research findings
Ekonomi Mikro Pemuda melalui Pemasaran on evaluations of positive youth
Sosial” dari program Community Engagement development programs. The Annals of
Grants yang dibiayai oleh Direktorat Riset the American Academy of Political and
dan Pengembangan Masyarakat Universitas Sosial Science, 591(1), 98–124.
Indonesia (CEGs DRPM UI) Tahun Anggaran
Christens, B., Jones, D. L., & Speer, P. W.
2014 yang dilaksanakan oleh Divisi Pengabdian
(2008). Power, conflict, and spirituality:
Masyarakat, Pusat Kesejahteraan Sosial,
A qualitative study of faith-based
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP
community organizing (Vol. 9).
UI di salah satu wilayah binaannya. Oleh
Presented at the Forum Qualitative
karenanya, penulis mengucapkan terima kasih
Sozialforschung/Forum: Qualitative
kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
Sosial Research.
pengambilan data penelitian aksi ini, antara
lain Community Engagement Direktorat Riset Clemson University, Ann Arbor. Retrieved
dan Pengembangan Masyarakat Universitas from ProQuest Dissertations & Theses
Indonesia (CEGs DRPM UI), Ibu Dra. Global. (919007537)
Djoemeliarasanti, M.A. sebagai Ketua Pusat
Kajian Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Conrad, A. (1999). Professional tools for
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, religiously and spiritually sensitive
Pengurus dan para pelatih dari Ibu Ratu (Ikatan sosial work practice. Human Behavior
Ibu Pitara RT Satu), Ibu Decy Widhiyanti Theory and Sosial Work Practice, 63–
(Pimpinan Lembaga Kursus Ketrampilan 71.
“FEBRIN Karya Pratama”), Bapak H. Ebaugh, H. R., Pipes, P. F., Chafetz, J. S.,
Daud Maulana (Koordinator Bank Sampah & Daniels, M. (2003). Where’s the
Sawangan, Depok, Jawa Barat), Bapak Sofyan Religion? Distinguishing Faith฀Based
Cholid, S.Sos., M.Si., Bapak Cece Sutisna, para from Secular Sosial Service Agencies.
tokoh masyarakat di Kelurahan Cinangka dan Journal for the Scientific Study of
pemuda yang telah berpartisipasi, serta berbagai Religion, 42(3), 411–426.
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Baum, F., MacDougall, C., & Smith, D. (2010).
DAFTAR PUSTAKA Participatory action research. Journal
Adi, I. R. (2013). Intervensi Komunitas dan of Epidemiology and Community
Pengembangan Masyarakat: Sebagai Health. 60, 854-857. doi: 10.1136/
Upaya Pemberdayaan Masyarakat. jech.2004.028662
Depok: Rajawali Pers.
Fatusi, A. O., & Hindin, M. J. (2010).
Canda, E. R., & Furman, L. D. (1999). Spiritual Adolescents and youth in developing
Diversity in Sosial Work Practice: The countries: Health and development issues
Heart of Helping. New York: The Free in context. Health and Development
Press. of Young People in Lower Income

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 87
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti
Countries, 33(4), 499–508. http://doi. Generalist Practice with Organizations
org/10.1016/j.adolescence.2010.05.019 and Communities. Belmont: Thomson
Higher Education.
Ferguson, K. M., Wu, Q., Spruijt-Metz, D.,
& Dyrness, G. (2007). Outcomes Lerner, R. M., Lerner, J. V., Almerigi, J. B.,
evaluation in faith-based sosial services: Theokas, C., Phelps, E., Gestsdottir,
Are we evaluating faith accurately? S., … Ma, L. (2005). Positive
Research on Sosial Work Practice, Youth Development, Participation
17(2), 264–276. in community youth development
programs, and community contributions
Graddy, E. A., & Ye, K. (2006). Faith-based of fifth-grade adolescents findings
versus secular providers of sosial from the first wave Of the 4-H study
services—differences in what, how, and of Positive Youth Development. The
where. Journal of Health and Human Journal of Early Adolescence, 25(1),
Services Administration, 309–335. 17–71.
Gusfahmi. (2009). Rekonstruksi prakrek Machdum, S. V., Harisoesyanti, K. S.,
zakat dan pajak untuk menanggulangi Daryanti, S., Agastya, N. L. P., Hati,
kemiskinan. Zakat & Empowering, 39– G., Sutisna, C., & Wardani, L. K.
46. (2015a). Pengembangan keterampilan
Hamilton, M. (2011). The impact of sosial pemuda: urgensi sikap asertif dan
organizational culture on communities kerja tim. Depok: Pascasarjana Ilmu
of practice within a faith-based Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu
organization (Ph.D.). Southern Illinois Sosial dan Politik.
University at Carbondale, Ann Arbor. Machdum, S. V., Harisoesyanti, K. S.,
Retrieved from ProQuest Dissertations Daryanti, S., Agastya, N. L. P., Hati, G.,
& Theses Global; ProQuest Sociology. Sutisna, C., & Wardani, L. K. (2015b).
(876935413) Pengembangan potensi ekonomi
Hepworth, D.., Rooney, R.., Rooney, G. D., pemuda: daur ulang sampah dan
Gottfried, K. S., & Larsen, J. (2006). kewirausahaan. Depok: Pascasarjana
Direct Sosial Work Practice. Singapore: Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas
Thomson Brooks/Cole. Ilmu Sosial dan Politik.

Ife, J. (1997). Rethinking Sosial Work. South McLeigh, J. D. (2011). Does faith matter?
Melbourne: Longman. A comparison of faith-based and
secular international nongovernmental
Kaiser, A. A. (2010). Bridging sosial capital organizations engaged in humanitarian
formation in a faith-based organization assistance (Ph.D.).
(Ph.D.). Wayne State University,
Ann Arbor. Retrieved from ProQuest Mintarti, N., Kurniadi, A. R., & Utomo, P. U.
Dissertations & Theses Global. (2009). Kajian Perumusan Performance
(305232864) Indicator Bagi Program Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Zakat. Zakat Dan
Kirst-Ashman, K., & Hull, G. (2006). Empowering, 19–31.

88 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 01, September - Desember, Tahun 2016


Payne, M. (2005). Modern sosial work theory.
New York: Palgrave Macmillan.

Robbins. S. P. (2011). Management.: 12 edition.


Prentice Hall.

Robbins, S.P. (2010). Organizational Behavior.


USA: Pearson.

R. (Juni 2014). Diskusi kelompok

S.(Januari, 2014). Diskusi kelompok

Salame, H.. (2014, November). Measuring


Community participation. Presented at
the Asia Engage Conference, Bali.

Siena, I. (2005). Analisis Pengaruh Dana Zakat,


Infak, Sedekah (ZIS), Tingkat Pendidikan
dan Lama Usaha Mustahiq Terhadap
Peningkatan Pendapatan Usaha (Studi
Kasus Para Peserta Program Ikhtiar
Peramu Periode 1999-2004). Universitas
Indonesia, Depok. Retrieved from http://
lib.ui.ac.id/opac/ui/.

Stringer, E. T. (2014). Action Research. London:


Sage.

Wuthnow, R., Hackett, C., & Hsu, B. Y. (2004).


The Effectiveness and Trustworthiness
of Faith฀Based and Other Service
Organizations: A Study of Recipients’
Perceptions. Journal for the Scientific
Study of Religion, 43(1), 1–17.

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kewirausahaan pada Organisasi Pemuda Keagamaan


di Depok, Sari Viciawati Machdum, Kania Saraswati Harisoesyanti, Ni Luh Putu Agastya, 89
Getar Hati, Lucky Kusuma Wardani, dan Sri Daryanti

Anda mungkin juga menyukai