Anda di halaman 1dari 12

Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018

Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD


p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA KOPI LUWAK


(STUDI KASUS KOPI LUWAK MANGLAYANG, KAMPUNG PONDOK
BUAHBATU-CIKAWARI, DESA MEKARMANIK, KECAMATAN
CIMENYAN, KABUPATEN BANDUNG)
Lucyana Trimo1, Gema Wibawa Mukti2, Fauziana H3
1,2,3
Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
E-mail: lucy.trimo@gmail.com; lucyana.trimo@unpad.ac.id

ABSTRAK
Kelompok Usaha Kopi Luwak Manglayang (KLM) berusaha mengembangkan
agrowisata kopi luwak dengan menerapkan kaidah kesejahteraan hewan di kawasan kaki
Gunung Manglayang, namun saat ini belum dikembangkan secara optimal. Penelitian
dilakukan pada kelompok usaha KLM, di kaki Gunung Manglayang. Desain penelitian
yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Rancangan analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis matriks IFE, analisis
matriks EFE, dan analisis SWOT. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa kegiatan agrowisata kopi luwak yang telah dilakukan oleh KLM mulai dari
edukasi mengenai proses produksi kopi luwak dengan menerapkan kaidah kesejahteraan
satwa hingga wisata kuliner. Strategi yang telah dilakukan oleh KLM dalam
pengembangan agrowisata kopi luwak adalah membuat rencana dalam perbaikan fasilitas
di lokasi KLM, meningkatkan cita rasa kopi yang dihasilkan oleh KLM, dan melakukan
promosi agrowisata KLM melalui media sosial. Strategi yang paling tepat dan
diutamakan dalam pengembangan agrowisata KLM yaitu strategi agresif dengan
meningkatkan berbagai daya tarik agrowisata KLM serta memperluas pemasaran
agrowisata KLM.
Kata kunci: agrowisata, strategi pengembangan, analisis SWOT

ABSTRACT
Kelompok Usaha Kopi Luwak Manglayang (KLM) trying to develop civet coffee
agrotourism by applying animal welfare rules in the Manglayang Mountain, but
currently it has not been optimally developed. The study was conducted at
Kelompok Usaha Kopi Luwak Manglayang (KLM), at Manglayang Mountain. The
research design used is qualitative with case study research techniques. The data
analysis design used qualitative descriptive analysis, IFE matrix analysis, EFE
matrix analysis, and SWOT analysis. The results showed that the civet coffee
agrotourism activities conducted by KLM started from education about the
production process of civet coffee by applying animal welfare principles to
culinary tourism. Strategies that have been made by KLM in the development of
agro civet coffee is making plans in facility improvements at the site of KLM,
enhance the flavor of the coffee produced by KLM and KLM agrotourism
promotion through social media. The most appropriate strategy and priority in
the development of agro-KLM is an aggressive strategy to increase the variety of
agro-tourism appeal and expand marketing agro KLM KLM.
Keywords : agrotourism, development strategy, SWOT analysis

525
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

PENDAHULUAN Potensi pertumbuhan sektor pariwisata di


Indonesia merupakan suatu negara agraris Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari
yang memiliki potensi alam yang dapat kunjungan turis mancanegara dan
dikembangkan sebagai daya tarik potensial nusantara yang datang ke objek wisata.
untuk pengembangan pariwisata. Sektor Pada tahun 2015, jumlah wisatawan ke
pariwisata merupakan salah satu sektor objek wisata di Provinsi Jawa Barat
yang saat ini sedang di galakkan oleh mencapai 33.381.064 orang dengan
pemerintah. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Bandung yang merupakan salah
pariwisata mempunyai peran yang sangat satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat
penting dalam pembangunan Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh
khususnya sebagai penghasil devisa wisatawan mancanegara maupun
negara. Berdasarkan data yang dilaporkan nusantara. Hal tersebut terjadi karena
oleh Badan Pusat Statistik, tahun 2014 Kabupaten Bandung memiliki berbagai
sektor pariwisata menciptakan devisa objek wisata seperti wisata alam dan
sebesar US$ 11,17 miliar, meningkat dari wisata budaya yang menjadi daya tarik
US$ 10,05 miliar di tahun 2013 bagi wisatawan (Dinas Pariwisata dan
(Kementerian Pariwisata Republik Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2014).
Indonesia, 2014). Dalam laporan kinerja Salah satu kegiatan pariwisata yang sedang
Kementerian Pariwisata diketahui pula berkembang dan menjadi tren saat ini
bahwa dampak kepariwisataan di adalah agrowisata yang merupakan bentuk
Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto pariwisata dengan mengembangkan dan
(PDB) nasional di tahun 2014 sebesar Rp memanfaatkan potensi keindahan sektor
391,49 triliun atau sebesar 4,01% dari PDB pertanian, agribisnis, dan perkebunan.
nasional (Grafik 1). Selanjutnya, Jenis pariwisata ini juga menguntungkan
berdasarkan Grafik tersebut dapat dari segi ekonomi namun tetap
diketahui pula bahwa PDB pariwisata lima berorientasikan kelestarian lingkungan.
tahun terakhir (2010-2014) mengalami Kecamatan Cimenyan merupakan salah
peningkatan.
satu wilayah pegunungan atau daerah
500 perbukitan di Kawasan Bandung Utara,
400 365,02 391,49 Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
296,97 326,24 Di kecamatan tersebut, terdapat salah satu
300 261,06
usaha agribisnis kopi khususnya kopi
200 luwak di mana jenis kopi tersebut saat ini
100 sedang menjadi tren baik nasional maupun
0 internasional. Kopi luwak tidak berasal
2010 2011 2012 2013 2014* dari spesies kopi khusus, namun berasal
PDB Pariwisata (dalam triliun rupiah) dari hasil fermentasi di dalam perut
musang luwak (Paradoxurus
Gambar 1. Peningkatan PDB Pariwisata hermaphroditus) yang dikeluarkan
(Kementerian Pariwisata, 2014) bersama kotoran dalam bentuk biji.
Keterangan: *) Angka Sementara Kopi Luwak Manglayang (KLM)
merupakan usaha agribisnis kopi luwak di
526
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Kecamatan Cimenyan yang mulai satwa, dan mencicipi kuliner sederhana


mengembangkan usaha agribisnisnya yang disajikan.
dengan memproduksi kopi luwak yang Berdasarkan data yang diperoleh dari
menerapkan kaidah kesejahteraan satwa Dinas Perkebunan serta Dinas Pariwisata
(animal welfare) pada proses dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat pada
pemeliharaan luwak untuk produksi kopi tahun 2012-2014 diketahui bahwa
luwak sejak tahun 2013. Penerapan agrowisata yang terdapat di Kabupaten
kaidah kesejahteraan satwa dilakukan Bandung paling banyak merupakan
dalam rangka menghapus anggapan adanya agrowisata teh, sedangkan agrowisata kopi
pelanggaran hak kesejahteraan hewan dan luwak masih sangat sedikit. Hal ini
mengeksploitasi luwak dengan mengurung dijadikan suatu kesempatan oleh KLM
dan memaksa musang luwak memakan biji untuk meningkatkan jumlah wisatawan
kopi untuk kemudian menghasilkan jenis dengan mengembangkan agrowisata kopi
kopi luwak. KLM yang telah menerapkan luwak. Adanya kunjungan wisatawan
kaidah tersebut, ikut bergabung dalam Tim nusantara maupun mancanegara, dan
Satwa Kita pada tahun 2014, dan telah adanya paket wisata yang pernah dilakukan
mendapatkan pengakuan resmi dari Deddy oleh KLM, menunjukkan bahwa KLM
Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat pada memiliki daya tarik untuk dikembangkan
tahun 2015. menjadi kawasan agrowisata kopi luwak.
Kopi luwak yang diproduksi oleh KLM Walaupun demikian, ternyata kegiatan
memiliki beragam varian mulai dari green wisata di KLM ini belum dapat dikatakan
bean hingga kopi luwak bubuk yang di berkembang karena belum diiringi oleh
roasting dengan standar medium roast ketersediaan infrastruktur dasar dan sarana
sehingga memiliki karakter rasa low acid, prasarana pariwisata yang cukup, seperti
smooth, caramely, dan chocolaty. Selain rest area, MCK, tempat belanja, sistem
itu, saat ini KLM juga memproduksi kopi jalan, sistem telekomunikasi, dan lain
reguler dengan merk Manglayang Karlina sebagainya. Berdasarkan uraian di atas,
yang memiliki rasa manis yang khas maka perlu diteliti potensi apa saja yang
seperti rasa buah strawberry. dimiliki pleh KLM, dan bagaimana strategi
yang harus dilakukan agar KLM menjadi
Sejak tahun 2014, KLM juga menjadi salah
sebuah sgrowisata yang dapat diandalkan
satu objek wisata di kawasan kaki Gunung
dimasa mendatang.
Manglayang tetapi baru sebatas
pemanfaatan view akan kebun kopi, METODE PENELITIAN
kandang luwak, saung, dan kolam Tempat penelitian dipilih secara sengaja
pemancingan ikan. Kegiatan wisata yang (purposive) dengan pertimbangan bahwa
pernah dilakukan KLM dimulai dari KLM (kopi Luwak Manglayang)
mengelilingi kebun kopi sambil diberikan merupakan salah satu usaha budidaya kopi
edukasi mengenai budidaya tanaman kopi, luwak dengan menerapkan kaidah
menanam bibit kopi, memetik buah kopi, kesejahteraan satwa (animal welfare) dan
luwak feeding, foto bersama luwak, telah mendapatkan pengakuan dari wakil
melihat proses pembuatan kopi luwak gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar.
dengan menerapkan kaidah kesejahteraan
527
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Desain penelitian yang digunakan pada kemudian untuk merumuskan dan


penelitian ini adalah kualitatif dengan menfasirkan data yang ada sehingga
teknik penelitian studi kasus (case study). memberikan gambaran dan informasi yang
Data primer diperoleh melalui wawancara jelas. Selanjutnya, untuk merumuskan
secara langsung kepada para informan strategi pengembangan KLM maka
yang dipilih secara sengaja (purposive) dan digunakan analisa matriks IFE (Internal
ditentukan dengan menggunakan teknik Faktor Evaluation), EFE (Eksternal Faktor
snowball sampling, yaitu: pemilik Evaluation), dan analisis SWOT. Melalui
agribisnis KLM, pekerja di KLM (seperti matriks SWOT dapat menggambarkan
CEO, manajer operasional), petani kopi secara jelas bagaimana peluang dan
luwak, tokoh masyarakat atau budayawan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat
setempat, serta aparat pemerintah dihadapi dengan menggunakan kekuatan
setempat. Selain itu, wawancara juga dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks
dilakukan terhadap wisatawan dengan ini dapat menghasilkan empat set
menggunakan teknik penentuan sampel kemungkinan alternatif strategis.
berdasarkan kebetulan (incidental HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling). Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data dilaksanakan dengan Kondisi Umum KLM
menggunakan teknik triangulasi (Gambar Kopi Luwak Manglayang (KLM) adalah
2). Selanjutnya, data sekunder diperoleh suatu usaha agribisnis kopi khususnya kopi
dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa luwak yang memiliki luas lahan seluas 2
Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hektar di kaki Gunung Manglayang
Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jendral tepatnya di Kampung Pondok Buahbatu-
Perkebunan, Kementrian Perkebunan, Cikawari, Desa Mekarmanik, Kecamatan
Badan Pusat Statistik, dan studi pustaka Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa
atau laporan-laporan dari lembaga atau Barat pada ketinggian 1.200 m dpl. Pada
instansi terkait. tahun 2005, lahan seluas 2 hektar ini
dimulai dengan budidaya buah-buahan dan
Wawancara kayu-kayuan sebagai tanaman penaung.
Mendalam
Awalnya, usaha agribisnis ini dibentuk
Observasi Dokumentasi bukan untuk usaha melainkan karena hobi
Partisipatif dari pemilik KLM, Hermin Karlina, dalam
Sumber
Data melakukan budidaya tanaman dan sebagai
Sama
bentuk keprihatinan terhadap lingkungan
di sekitar kawasan Gunung Manglayang
Gambar 2. Triangulasi “Teknik”
yang mayoritas lahannya merupakan lahan
Pengumpulan Data (Sugiono, 2011)
kritis dengan ditanami tanaman sayuran
Data dari hasil lapangan, dianalisis dengan dimana komoditas tersebut menjadi salah
secara deskriktif kualitatif. Dalam satu penyebab terjadinya bencana longsor
Ramadhan (2013) dijelaskan bahwa pada musim hujan di kawasan tersebut. Hal
analisis deskriptif kualitatif adalah cara ini terjadi karena tanaman sayuran yang
untuk mencari hubungan secara dibudidayakan di kawasan Gunung
menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan,

528
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Manglayang tidak memiliki akar yang kuat menggunakan sistem sanitasi kandang
untuk dijadikan sebagai penahan air hujan. optimal agar luwak dapat bergerak secara
leluasa. Selain itu, kandang dibuat tinggi
Selain itu, berdasarkan data dari Badan
yaitu 3 m dengan menempatkan tangga dan
Perencanaan Lingkungan Hidup Daerah
jembatan dari kayu yang menyerupai
(BPLHD) tahun 2012, kondisi mata air di
pohon untuk menyesuaikan kondisi alami
Desa Mekarmanik mengalami penurunan,
tempat tinggal luwak.
sekitar tiga dari enam belas mata air
menghilang akibat adanya kegiatan
penambangan di daerah tersebut. Pada
tahun 2010, komoditas perkebunan seperti
tanaman kopi pun mulai dibudidayakan di
kebun KLM dengan tujuan mengajak para
petani sayuran di kawasan tersebut untuk
mengubah pola pikirnya agar mau beralih
ke komoditas perkebunan khususnya kopi
dalam rangka mencegah terjadinya
bencana longsor dengan cara membagikan
bibit kopi secara gratis untuk
dibudidayakan di lahan para petani
tersebut, mengembalikan sumber mata air,
dan dapat meningkatkan kesejahteraan
petani di kawasan Gunung Manglayang.
Budidaya tanaman kopi yang dipadukan
dengan tanaman buah-buahan dan kayu-
kayuan di kebun KLM ternyata
memberikan dampak positif yaitu sumber
air di kawasan tersebut tetap mengalir
meskipun di saat kemarau. Gambar 3. Kandang Luwak Tertutup (Kiri)
dan Kandang Luwak Terbuka (Kanan)
Pada tahun 2013, KLM mulai
mengembangkan usaha agribisnisnya Kandang luwak dibersihkan setiap pagi
dengan memproduksi kopi luwak. KLM hari agar luwak yang dikembangbiakan
menerapkan kaidah kesejahteraan satwa dapat terbebas dari rasa sakit, luka, dan
(animal welfare) dalam proses produksi penyakit. Luwak yang dikembangbiakan
kopi luwak. Hal tersebut dibuktikan tidak dipaksa untuk mengonsumsi kopi
dengan melakukan manajemen kandang agar luwak tersebut dapat terhindar dari
dan pakan. Manajemen kandang dilakukan rasa stres dan tertekan.
dengan pemeliharaan luwak yang Pada tahun 2014, KLM tergabung dalam
mengikuti kaidah kesejahteraan satwa Tim Satwa Kita yang berperan sebagai
seperti adanya dua jenis kandang luwak pendamping dalam pembuatan kandang,
yang terdiri dari satu buah kandang terbuka manajemen kandang, dan manajemen
dan satu buah kandang tertutup. Bentuk pakan luwak. Dalam manajemen pakan
kandang dibuat luas dan nyaman dengan luwak, KLM telah memenuhi syarat yang
529
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

disesuaikan dengan habitat alaminya yaitu Farmer’s Harvest) dan beberapa cafe di
memberikan pakan luwak sebanyak dua Bandung seperti Armor Kopi Bandung
kali sehari pada sore dan malam hari yang sebagai penyuplai utama berbagai kopi
terdiri dari pakan daging (kornet), buah- yang diproduksinya, Morning Glory dan
buahan (pisang, pepaya, mangga, Yellow Truck.
rambutan, dan salak), kopi, dan air bersih. Potensi Agrowisata yang dimiliki KLM
Pada tahun ini pula, KLM menjadi salah Pada awalnya, kegiatan wisata ini
satu objek wisata di kawasan kaki Gunung dilakukan karena adanya keinginan pecinta
Manglayang tetapi baru sebatas kopi luwak yang penasaran dengan cara
pemanfaatan view akan kebun kopi, pembuatan kopi luwak yang diproduksi
kandang luwak, saung, dan kolam ikan. oleh KLM. Selain itu, KLM juga sering
Pada bulan November 2015, KLM sedang dijadikan rekomendasi oleh Dinas
dalam proses pembuatan usaha Perseroan Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Komanditer (Commanditaire Jawa Barat sebagai salah satu usaha
Vennootschap atau CV) agar menjadi suatu agribisnis kopi luwak di Kabupaten
badan hukum yang legal dengan Bandung yang memiliki kebun kopi
menggunakan nama CV. Kiwari Farmers beserta kandang luwaknya di lokasi yang
yang berarti petani modern. sama, dan telah mengikuti kaidah
Bidang Usaha KLM kesejahteraan satwa sehingga KLM sering
Kopi luwak yang diproduksi oleh KLM dikunjungi oleh wisatawan nusantara dan
memiliki beragam varian mulai dari green mancanegara seperti Amerika, Meksiko,
bean hingga kopi luwak bubuk yang di Bangladesh, Madagaskar, Poland, Swedia,
roasting dengan standar medium roast Korea, dan Cina.
sehingga memiliki karakter rasa low acid, 1. Obyek Wisata yang dimiliki
smooth, caramely, dan chocolaty. Selain KLM
memproduksi kopi luwak, KLM juga Kegiatan wisata yang dilakukan KLM
memproduksi kopi reguler dengan merk adalah: (1) mengelilingi kebun kopi seluas
Manglayang Karlina yang diambil dari 2 hektar sambil diberikan pengarahan dan
nama pemilik KLM yaitu Hermin Karlina edukasi mengenai budidaya tanaman kopi
mulai dari penyiapan lahan dan pohon
dan adanya rasa manis yang khas seperti
penaung, pembibitan tanaman kopi,
rasa buah strawberry di dalam kopi reguler pemeliharaan tanaman kopi (penyulaman,
Manglayang tersebut. Kopi reguler pemupukan, dan pemangkasan),
Manglayang Karlina ini diproduksi dalam pengendalian hama dan penyakit pada
bentuk green bean dan telah mendapatkan tanaman kopi, dan panen. Selain itu,
juara kedua dalam kompetisi Golden Cup wisatawan diajak untuk menanam bibit
di ajang West Java Coffee Festival yang kopi di lahan yang telah disediakan KLM
dalam rangka membantu melestarikan
diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan
lingkungan kawasan Gunung Manglayang
dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat pada dan menjadi kenang-kenangan bagi
bulan November 2015. KLM juga sudah wisatawan maupun KLM. (2) melihat
mulai bekerja sama dengan Universitas kandang luwak terbuka dan kandang luwak
Padjadjaran dalam salah satu program tertutup sambil berinteraksi secara
unggulan UNPAD yaitu Locarvest (Local langsung dengan luwak yang

530
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

dikembangbiakan oleh KLM. Wisatawan kecil buatan dengan jembatan yang terbuat
diberikan edukasi mengenai cara dari bambu yang dilengkapi pegangannya,
mengembangbiakan luwak mulai dari hal ini menambah daya tarik bagi
pembuatan kandang, manajemen kandang,
wisatawan, karena wisatawan dapat
dan manajemen pakan luwak. Selain itu,
wisatawan juga dapat ikut serta melihat arus air sungai kecil buatan
memberikan pakan luwak seperti nasi, tersebut sekaligus menikmati keindahan
kornet, dan buah-buahan, serta dapat kebun kopi di KLM. (2) Adanya listrik dan
berfoto bersama luwak-luwak tersebut. (3) air bersih yang bersumber dari mata air
edukasi mengenai proses produksi kopi yang terdapat di Gunung Manglayang. (3)
luwak dengan menerapkan kaidah KLM menyediakan sebuah saung yang
kesejahteraan satwa. (4) wisata kuliner,
dapat digunakan sebagai tempat menginap
yaitu berupa sajian kopi luwak hangat
sebagai cupping test, makanan ringan, dan para wisatawan tersebut. (4) Tersedianya
makanan khas sunda sebagai makan siang. mushola dan mck (mandi, cuci dan kakus).
Wisatawan dapat menikmati hidangan (5) jalan raya yang semakin menyempit
kuliner tersebut di saung yang terdapat di pada saat menuju KLM, dan (6) kendaraan
sekitar kebun kopi sambil menikmati motor (ojek), srta (7) rumah dan villa milik
pemandangan kebun kopi dan suara penduduk yang dapat dimanfaatkan
gemercik dari kolam ikan sebesar 15x12x1
sebagai penginapan.
m. Selain itu, terdapat atraksi wisata yang
terdapat dimasyarakat sekitar wilayah Strategi Pengembangan Agrowisata
KLM yaitu: kuda renggong, marawis, KLM
pencak silat, dan sisingaan. Strategi yang tepat untuk pengembangan
2. Sarana Pelengkap dan agrowisata KLM berdasarkan faktor
Penunjang Obyek Wisata di KLM kekuatan, kelemahan, peluang, dan
Fasilitas rekreasi yang ada di KLM, ancaman yang telah dianalisis melalui
adalah: (1) kolam pemancingan ikan yang matriks IFE dan EFE, dapat dilihat dalam
dapat dinikmati oleh para wisatawan yang Tabel Matrik SWOT berikut:
memiliki hobi memancing ikan sebagai
salah satu kegiatan yang menyenangkan
dan dapat menenangkan pikiran dan (2)
kandang hewan ternak seperti ayam,
kambing, dan kelinci, disini wisatawan
juga dapat bermain dengan hewan ternak
tersebut sambil memberi pakan yang telah
disediakan dan berfoto bersama kelinci.
Sarana pelengkap lainnya, yang dimiliki
KLM, yaitu: (1) letak kebun kopi yang
berada di lembah menyebabkan wisatawan
harus menuruni 119 anak tangga untuk
sampai ke kebun kopi di KLM, ini menjadi
salah satu daya tarik bagi wisatawan.
Setelah melewati anak tangga, wisatawan
juga harus menyebrangi saluran sungai

531
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Matriks SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Tenaga kerja KLM mampu 1. Jabatan pengelola KLM masih
menerima wisatawan dengan merangkap dan belum
baik. memiliki tenaga kerja yang
2. Terdapat wisata kuliner dan bertanggung jawab sebagai
cupping test. pramuwisata.
3. Objek wisata yang 2. Terbatasnya dana dalam
IFE ditawarkan bersifat rekreasi mengembangkan agrowisata
yang edukatif. KLM.
4. Terdapat fasilitas rekreasi. 3. Prasarana umum di KLM
5. Kebun KLM cocok sebagai masih belum lengkap.
tempat menenangkan diri 4. Belum memiliki sarana
dan refreshing. penunjang di sekitar KLM.
6. Terdapat berbagai objek 5. Sarana transportasi umum
wisata pendukung. menuju KLM masih kurang
7. Promosi yang dilakukan dari memadai.
mulut ke mulut (word of 6. Kurangnya atraksi wisata yang
mouth) dan melalui media ditawarkan oleh KLM.
sosial. 7. Masyarakat sekitar belum
dapat menerima wisatawan
dengan baik.
EFE
Peluang (O) S-O W-O
1. Masyarakat siap untuk 1. Meningkatkan berbagai daya 1. Meningkatkan sarana dan
bekerjasama dengan tarik agrowisata KLM. prasarana yang mendukung
agrowisata KLM dalam (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, kegiatan agrowisata KLM.
menampilkan atraksi O1, O2, O3, O4) (W2, W3, W4, W5, W6, O1,
wisata. 2. Memperluas pemasaran O4)
2. Lokasi kebun KLM dekat agrowisata KLM. 2. Memberikan penyuluhan
dengan pusat kota. (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, kepada masyarakat.
3. Dapat berkolaborasi O1, O2, O3) (W1, W7, O1)
dengan berbagai objek
wisata pendukung di
Kawasan Gunung
Manglayang.
4. Terdapat dukungan
pemerintah dalam
pengembangan agrowisata.
Ancaman (T) S-T W-T

532
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

1. Masuknya pendatang baru 1. Menjalin kerja sama dengan 1. Merekrut profesional


agrowisata sejenis di biro perjalanan wisata atau pengelola pariwisata ke dalam
daerah Kabupaten travel dan berbagai cafe manajemen pengelola
Bandung. yang menyediakan kopi agrowisata.
2. Adanya peningkatan harga dalam menunya untuk (W1, T1, T2)
sarana dan faktor produksi menarik lebih banyak
dalam usahatani atau wisatawan.
budidaya tanaman kopi. (S2, S3, S4, S5, S7, T1, T3) 2. Memberi pelatihan kepada
3. Sulitnya menemukan setiap tenaga kerja dan
wisatawan yang sesuai masyarakat sekitar yang turut
dengan segmentasi pasar serta mengembangkan
yang telah ditentukan. agrowisata KLM untuk
meningkatkan kemampuan
dalam mengelola agrowisata
dan menghadapi persaingan.
(W1, W3, W4, W5, W6, W7,
T1, T2)
Opportunit

Berdasarkan analisis matriks IFE matriks


EFE, dapat diketahui pula bahwa nilai total III Putar Arah I Agresif

skor yang diperoleh dari masing-masing


Weakness Strengt
faktor adalah:
Faktor kekuatan (strengths) : 2,035
IV Defensif II Diversifikasi
Faktor kelemahan (weaknesses) :
0,743
Threat
Faktor peluang (opportunities) : Gambar 4. Posisi Agrowisata KLM
2,426
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui
Faktor ancaman (threats) : 1,072 bahwa agrowisata KLM berada pada posisi
Selisih dari faktor internal yang terdiri dari kuadran I (satu) yaitu strategi S-O atau
kekuatan dan kelemahan adalah sebesar agresif. Oleh karena itu, strategi yang tepat
1,292 yang didominasi oleh kekuatan. dan diutamakan dalam melakukan upaya
Sedangkan selisih dari faktor eksternal pengembangan agrowisata KLM adalah
yang terdiri dari peluang dan ancaman meningkatkan berbagai daya tarik
adalah sebesar 1,354 yang didominasi oleh agrowisata KLM dan memperluas
peluang. Nilai skor pada kekuatan dan pemasaran agrowisata KLM. Strategi
peluang menjadi koordinat posisi strategi untuk meningkatkan daya tarik agrowisata
perusahaan yang tepat yaitu pada koordinat KLM dapat dilakukan dengan merancang
X=1,292 dan Y=1,354, yang selanjutnya paket wisata dengan menambahkan
dimasukkan ke dalam diagram SWOT , beberapa paket wisata yang disediakan
sehingga dapa dalam t diketahui posisi oleh agrowisata KLM. Sedangkan strategi
agrowisata KLM (Gambar 4): untuk memperluas pemasaran agrowisata
KLM dapat dilakukan dengan melakukan

533
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

kerja sama dengan berbagai objek wisata Program Studi Pendidikan Ekonomi
pendukung. STKIP PGRI Sumatera Barat”, Vol. 1,
No. 2.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Arminsyurita. 2014. Analisis Strategi
KLM mempunyai potensi agrowisata yang
Pemasaran Jamur Rimba Jaya
cukup baik, namun terdapat pula beberapa Mushroom. “Jurnal Ilmiah Ilmu
kelemahan, seperti: keterbatasan dana, Administrasi”. Vol. 6, No. 2.
kurangnya sarana dan prasarana
Astuti, NI Wayan Wahyu. 2013. Prospek
penunjang, serta kurangnya atraksi wisata Pengembangan Agrowisata sebagai
yang ditawarkan. Faktor kekuatan Wisata Alternatif di Desa Pelaga.
agrowisata KLM yang paling menonjol “Soshum Jurnal Sosial dan
adalah objek wisata yang ditawarkan Humaniora”, Vol. 3, No. 3.
bersifat rekreasi yang edukatif. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa. 2015. Data
Strategi yang paling tepat dan diutamakan Monografi Desa Mekarmanik.
dalam pengembangan agrowisata KLM Pemerintah Kabupaten Bandung.
yaitu strategi agresif dengan meningkatkan David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis
berbagai daya tarik agrowisata KLM serta Konsep. Jakarta: Salemba Empat.
memperluas pemasaran agrowisata KLM.
Dharmawan, I Made Adi, I Made Sarjana,
dan I Dewa Ayu Sri Yudhari. 2014.
Strategi Pengembangan Desa Wisata di
Desa Belimbing Kecamatan Pupuan
Kabupaten Tabanan. “E-Journal
Agribisnis dan Agrowisata”, Vol.3 No.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan
Adnyani, Ni Nym Dewi, Ni Wyn Sukerti,
Kementerian Pertanian. 2015.
dan Luh Masdarini. 2015. Strategi
Kebijakan Pengembangan Agrowisata
Pengembangan Agrowisata Salak di
di Lahan Perkebunan. Direktorat
Desa Sibetan Kabupaten Karangasem.
Jenderal Perkebunan Kementerian
Dalam
Pertanian.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JJPKK/article/view/4784. Diakses pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
tanggal 01 Januari 2016 pukul 18.11 Jawa Barat. 2013. Info Wisata-Agro.
WIB. Dalam:http://www.disparbud.jabarprov.
go.id/applications/frontend/index.php?
Andini, Nurulitha. 2013.
mod=objek-
“Pengorganisasian Komunitas Dalam
wisata&act=showDetail&catid=17.
Pengembangan Agrowisata di Desa
Diakses pada tanggal 24 November
Wisata (Studi Kasus: Desa Wisata
2015 pukul 00.00 WIB.
Kembangarum, Kabupaten Sleman).”
Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
24, No. 3. Jawa Barat. 2014. Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Barat Dalam Angka
Ansofino. 2013. Pengembangan Kawasan
Tahun 2014. Dinas Pariwisata dan
Agrowisata BBI Lubuak Minturun
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
sebagai Destinasi Utama Pariwisata
Sumatera Barat. “Economica, Jurnal

534
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Puspito, Atras Radifan dan Dian
2014. Potensi Agrowisata Perkebunan Rahmawati. 2015. Faktor-Faktor yang
di Jawa Barat. Dalam Berpengaruh terhadap Pengembangan
http://disbun.jabarprov.go.id/index.php/ Kawasan Agrowisata melalui
artikel/detailartikel/38. Diakses pada Pendekatan Community Based Tourism
tanggal 13 November 2015 pukul 11.00 di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
WIB. “Jurnal Teknik ITS”, Vol. 4, No. 2.
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. Putra, Suwardhana Adyaksa Anak Agung,
2003. Manajemen Strategis. Igusti Ngurah Apriadi Aviantara, dan I
Yogyakarta: Andi. Wayan Widya. 2015. Strategi
Hurriyati, Yaumil dan Sujianto. 2014. Pengembangan Agrowisata Berbasis
Program Pengembangan Pariwisata Air Analisis SWOT di Unit Usaha Agro
Terjun Guruh Gemurai di Kabupaten Mandiri. “BETA (Biosistem dan Teknik
Kuantan Singingi. “Jurnal Online Pertanian)”, Vol. 3, No. 2.
Mahasiswa Bidang Ilmu Sosial dan Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT:
Ilmu Politik”, Vol. 1, No. 2. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cet.
Kementerian Pariwisata. 2014. Laporan Ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka
Kinerja Kementerian Pariwisata 2014. Utama.
Dalam:http://www.kemenpar.go.id/user ________. 2015. Analisis SWOT: Teknik
files/file/LAPORAN%20KINERJA%20 Membedah Kasus Bisnis. Cet. Ke-20.
KEMENTERIAN%20PARIWISATA%
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
20TAHUN%202014%20v4.pdf.
Diakses pada tanggal 05 Februari 2016 Rianse, Usman, dan Abdi. 2009.
pukul 20.00 WIB. Metodologi Penelitian Sosial dan
Ekonomi. Edisi Pertama. Bandung:
Pinata, I Gede dan Putu G. Gayatri. 2005.
Alfabeta.
Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Andi. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pitana, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. Kuantitif, Kualitatif, dan R&D. Cet. Ke-
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. 12. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: Andi. Supadi, Rahab, dan Rusmusi. 2014. Kajian
Prabandari, Wijayanti Dewi. 2012. Analisis Mengenai Potensi dan Prospek
Pengembangan Potensi Agrowisata Pengembangan Agrowisata di
“Kopi Luwak” di Daerah Kintamani, Kecamatan Karangreja Kabupaten
Bangli, Bali. Dalam: Purbalingga.Dalam:http://jp.feb.unsoed
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager .ac.id/index.php/jeba/article/viewFile/35
/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_701556 4/357. Diakses pada tanggal 03 Januari
173097.pdf. Diakses pada tanggal 16 2016 pukul 15.30 WIB.
Januari 2016 pukul 07.00 WIB. Suriadikusumah, Abraham. 2014.
Primadany, Sefira Ryalita, Mardiyono, dan Ekowisata dan Agrowisata (Eko-
Riyanto. 2013. Analisis Strategi Agrowisata) Alternatif Solusi untuk
Pengembangan Pariwisata Daerah. Pengembangan Wilayah Pada Lahan-
Dalam: Lahan Berlereng di Jawa Barat.
http://www.administrasipublik.studentjo “Student e-Journal”, Vol. 3. No. 3.
urnal.ub.ac.id/index.php/jap/article/.../1 Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar
10. Diakses pada tanggal 01 Januari Pariwisata. Cet. 6. Yogyakarta: Andi.
2016 pukul 20.00 WIB.

535
Agricore Volume 3 Nomor 2, Desember 2018
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
p-ISSN No. 2528-4576 / e-ISSN No. 2615-7411

Utama, I Gusti Bagus Rai. 2011.


Agrowisata Sebagai Pariwisata
Alternatif. Dalam:
http://research.amikom.ac.id/index.php/
KIM/article/view/3521/1853. Diakses
pada tanggal 1 Januari 2016 pukul
19.00 WIB.
Windia, Wayan, dkk. 2007. Model
Pengembangan Agrowisata di Bali.
“SOCA (Socio-Economic of Agriculture
and Agribusiness)”, Vol. 7, No. 1.
Yodharya, Putu Decky, I Ketut Satriawan,
Amna Hartiati. 2013. Strategi
Pengembangan Usaha Agroindustri
Kopi Luwak sebagai Atraksi Wisata
pada Agrowisata di Kabupaten
Tabanan. “Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri”, Vol. 2, No.
2.

536

Anda mungkin juga menyukai