buku pintar
pengasuhan &
pendidikan anak
Pertemuan Peningkatan
Kemampuan Keluarga (P2K2)
Program Keluarga Harapan (PKH)
Bawa Buku ini
pada kegiatan
P2K2 Sesi
pengasuhan
& pendidikan
anak
©2018
Nama:
Alamat:
Menyampaikan kepada
suami atau anggota
keluarga lain apa yang
telah dipelajari pada
pertemuan ini.
Meminta bantuan
pasangan untuk
ikut mengasuh anak.
Membelai rambut
anak atau mengusap
kepalanya.
Mengucapkan
“tolong” ketika ingin
meminta anak
melakukan sesuatu.
Mengucapkan
“maaf” jika orangtua
melakukan kesalahan
Tidak membentak/
memarahi anak
dengan kata-kata
kasar.
Ketika merasa
kesal terhadap
perilaku anak, anda
mengatakan “Ibu
sedih/kecewa karena
kamu melakukan.....”.
Membuat peraturan
bersama anak.
Membacakan buku
cerita sebelum tidur
Memberikan
kesempatan pada
anak untuk terlibat
dalam kegiatan ibu di
rumah (mencuci,
memasak).
Mengajak suami
dan anak-anak untuk
bermain bersama;
misalnya main tebak-
tebakan, main rantai
kata.
Meminta anak
bercerita tentang
pelajaran di sekolah.
Bertanya kepada
anak “Apa yang kamu
pelajari hari ini di
sekolah, Nak?”
Bertanya kepada
anak “Apa yang kamu
lakukan saat jam
istirahat di sekolah
Nak?”
Memastikan anak
mengerjakan tugas dari
sekolah.
Membuatkan bekal
makanan untuk
pengganti jajan di
sekolah.
Mengajarkan kepada
anak untuk berani
mengatakan “jangan
ganggu saya.” Jika ada
yang mengganggunya.
Menyampaikan
pada anak untuk
berani mengatakan
“Tidak” jika ada yang
mengajaknya melakukan
hal buruk.
“Aduh malu rasanya, bajuku jelek “Yang penting bajuku bersih, rapi,
sekali, aku harus menghindar dari daripada beli baju yang bagus dan
mereka” mahal, lebih baik untuk tabungan
anak-anak”
“Aku sering marah pada anak- “Aku kelelahan hari ini, makanya
anak, tidak sabar menghadapi jadi marah-marah, lain kali aku
mereka” tidak akan begini, aku akan minta
maaf pada anakku, karena sudah
marah-marah tadi”
“Adaptasi dari Resources Pack For Parenting Education, UNESCO, Bangkok, 2012"
saat memasak
• Bagi anak yang baru bisa duduk atau merangkak, berikan
benda yang dapat didorong/ditarik/dipukul dan menimbulkan
bunyi berbeda, seperti baskom, panci dan sendok
• Bagi anak yang sudah lebih besar, minta anak untuk
mengambilkan bahan-bahan yang akan dimasak dengan
jumlah yang ditentukan atau warna yang disebutkan. Misal:
mengambilkan 7 bawang merah dan 3 bawang putih,
mengambilkan daun yang berwarna hijau yang memiliki 5
lembar daun seperti telapak tangan di tiap tangkainya (daun
singkong)
• Berbicaralah kepada anak (berapa pun usia mereka) saat
memasak, beritahukan apa yang Anda lakukan kepada anak
SESI 1
Cerita 1.a. Ibu Lili Yang Sadar Telah Berlaku
Kasar Kepada Anaknya
1 2
3 4
1 2
Ibu Lili memasak, Agus dan Ita Tangan Agus tidak sengaja
memperebutkan sendok. mengenai gelas, sehingga gelas
terjatuh dan air tumpah.
5 6
1 2
3 4
Pak Rusli: Ibumu benar, Ita. Tentu Pak Rusli: Cup cup cup!
saja Ita boleh minum es. Tapi
sekarang Ita makan dulu ya.
1 2
5 6
1 2
2 3
1 2
Bu Lili: Ibu tahu kamu merasa Pak Rusli: Jadi kamu sudah
menyesal karena sudah menentukan sendiri sanksi
berkelahi. Kamu tahu kan, kamu buatmu Agus? Itu bagus.
tidak boleh berkelahi, itu
tidak baik.. Itu artinya, kamu Agus: Bapak tidak marah?
sudah melanggar peraturan,
Agus. Kamu tahu, ada sanksi
kalau melanggar peraturan.
nah, menurutmu apa sanksinya?
Pak Rusli: Yang penting kamu Bu Lili: Aduhh Itaa.. coba lihat
sudah tahu kealahanmu, dan Nak, kamu menggambari apa ini?
sudah berjanji untuk memperbaiki
diri. Selama tidak bermain dengan Ita: Tembok.
teman-teman, kamu akan punya
lebih banyak waktu untuk
membaca, mengerjakan
pekerjaan rumah, dan membantu
Ibu atau Bapak.
5 6
1 2
3 4
Bu Lili: Kalau kamu beranjak dari Bu Lili: Sudah Ita, cup cup.. yuk
situ, kamu harus kembali berdiri di main sama Ibu.
situ 7 menit lagi! Nanti Ibu beri
tahu kalau waktumu sudah 7
menit.
1 2
Bu Lili: Ita, hari ini kan bukan Ita: Nggak mau! Maunya
hari Jumat. Jadi Ita belum boleh sekarang! Aku mau
minum es. Ita harus tunggu es!! Mau esss!!! Es Buuu... Esss...!!!
sampai hari Jumat. Kalau sudah
hari Jumat, baru Ita bleh minum Bu Lili: Maaf Ibu-ibu, saya duluan
es. ya.
5 6
1 2
Pak Rusli: Ke mana sih Dewi, Bu Lili: Ya Tuhan.. Dewi! Ibu lega
sudah jam segini belum pulang, sekali kamu sudah pulang
kita harus bisa lebih tegas dengan selamat nak.
dengan Dewi, Ibu juga Bu, jangan
gampang saja memberikan ijin Dewi: Dewi tadi mencari bahan
kepada Dewi. Kalau sudah begini, untuk tugas sekolah di
kita yang repot! internet, Pak. Terus, setelah itu
Dewi main game online,
Bu Lili: Ibu juga cemas Pak karena jadi lupa waktu.
Dewi belum pulang. Ibu
setuju kita harus tegas kepada
Dewi, tapi bukan berarti
harus marah atau kasar ya Pak,
kita harus bisa tenang dan
mengendalikan emosi.
Pak Rusli: Bapak dan Ibu khawatir Bu Lili: Kami tidak mau hal seperti
sekali karena kamu belum pulang ini terulang lagi, ini sudah yang
dan tidak ada kabar. Jika ada ketiga kalinya. Ibu dan Bapak
sesuatu dengan kamu, kami tidak telah memberikan kebebasan dan
tahu harus mencari kamu dimana. kepercayaan kepada kamu untuk
bisa melakukan kegiatan yang
mendukung keperluan sekolah
dan masa depanmu kelak. Tapi
kebebasan dari kami harus
disertai dengan rasa tanggung
jawab dari kamu.
Cerita A
Cerita C
1 2
3 4
Pak Rusli: Hewan apa yang huruf Ita: Monyet! Pak Rusli: Ita benar!
pertamanya M, senang berayun di Sekarang waktunya ti...durr
pohon dan suka makan
pisang?
“Hahahahaahahaha.....", sang
Buaya tertawa terpingkal-
pingkal mendengar perkataan
si Tikus. “Memakanmu? Mana
bisa aku memakanmu? Tubuhmu
sangat kecil dan tidak bisa
membuatku kenyang.
Ketahuilah aku adalah makhluk
yang paling ganas dan tidak
butuh pertolongan siapapun,
karena aku makhluk yang paling
besar dan mempunyai gigi-
gigi yang tajam, makananku
semuanya besar-besar dan
sekali gigit langsung kutelan hidup-
hidup, mengerti kau tikus?". Kali ini buaya
mempertegas keberadaan posisinya di
hadapan si Tikus.
Hikmah yang bisa diambil dari dongeng ini adalah agar kita selalu
menghormati dan saling menolong kepada sesama makhluk
lainnya dan tidak boleh sombong karena kita memiliki kelebihan
dari makhluk lainnya.
Gambar 1
Ibu Lili tampak antusias
menyambut Agus
Gambar 2
Ibu Lili bertanya pada
Agus yang baru pulang
sekolah: “Apa kabar
nak? Bagaimana di
sekolah hari ini?”
1, 2, dan 3:
kegiatan bermain
sambil belajar
di luar ruangan
bersama teman-
teman dan diawasi
oleh guru.
Agus: Teman-temanku
menertawakan aku waktu
aku bilang ke mereka, aku ingin
sekolah yang tinggi sampai jadi
sarjana.
1 2
Pak Rusli: Agus, kenapa kamu Agus: Nggak mau! Aku mau pakai
belum berangkat sekolah? Ayo tas baru ke sekolah. Tasku ini
cepat berangkat! Mumpung jelek!
masih pagi.
3 4
Bu Lili: Agus, kami tahu kamu Bu Lili: Ibu sudah buatkan ubi
ingin tas baru. Tapi goreng untukmu. jadi kamu
tas ini kan masih bisa dipakai. bisa tabung uang jajanmu untuk
membeli tas baru.
Pak Rusli: Ibumu benar Nak.
Kamu harus tetap pergi sekolah,
meskipun belum punya tas baru.
Bu Lili: Bu Guru, saya ingin Bu Lili: Ada Bu. Saya mau minta
bertanya, bagaimana Agus di tolong nasihati Agus supaya
sekolah? Apakah dia baik-baik dia tidak malu membawa
saja? bekal ke sekolah, supaya dia
bisa menabung uang jajannya.
Bu Guru: Setahu saya Agus Saya harap Ibu tidak keberatan
baik-baik saja, Bu. Nilainya menasihati Agus.
selalu bagus di semua mata
pelajaran. Apa ada lagi yang perlu Bu Guru: Wah! Tentu saja saya
dibicarakan tentang Agus? tidak keberatan, Bu. Itu justru
contoh yang sangat baik untuk
temantemannya. Saya pasti akan
bicara pada Agus nanti.
Cara membuat:
• Campurkan tepung “kasih sayang” dan margarin “kerja
sama” ayah dan ibu, lalu aduk dengan “konsisten”. Masukan
telur “perhatian pada sikap baik anak” secara teratur, satu
persatu, agar adonan Kue ENAK mengembang dengan baik
• Lalu segera masukan adonan ke dalam cetakan “pendidikan
di sekolah”, lalu dipanggang dalam oven sampai
“pendidikan tertinggi”
Tips:
• Perhatikan dengan seksama adonan tersebut, Jika ada
kulit telur yang masuk ke dalam adonan maka ambil
“kesempatan untuk membuat peraturan bersama”
• Sambil memanggang, luangkan waktu untuk sesekali
“bermain bersama, berbicara, bercerita” agar Kue tidak
gosong.
Oleh: Dorothy